Kala Aku Tak Menulisnya - heartkokok

Minggu, September 29, 2019

Kala Aku Tak Menulisnya

29 September 2019


Saat ini, tubuhku, hatiku, telah terpasung memadu dan memintal untaian, menjamu diri dengan segelas kosong, lantaran ingin mengejar ilmu setinggi-tingginya. Jadi ingat, bahwa sat dulu masuk ke SMA, aku pun tak menyangka bisa sejauh itu. Saat masuk kuliah, aku pun tak menyangka bisa sejauh ini. Saat lulus, dan akhirnya masuk menjadi mahasiswa koas atau PPDH, aku pun tak menyangka bisa sejauh ini. 

Ada hal yang mungkin ingin disampaikan pepohonan yang setiap hari kusaksikan saat aku berangkat ke kampus. Mungkin ia selalu berpesan padaku bahwa setinggi tingginya aku mencari ilmu, aku harus tetap merendah. Layaknya sebuah persimpangan, aku pun terus dilatih memutuskan suatu perkara, memilih kemana arah yang harus kutempuh, sehingga aku pun harus memiliki tujuan dan rencana-rencana yang matang. Akan kemanakah diri ini? Akan kemanakah aku beranjak?

Setiap hari, ku selalu termenung di tengah kesepian (tapi aku sering nyetel radio sih hehe), aku selalu mendorong diri untuk selalu berbuat yang lebih baik. Dan.. Banyak hal yang harus aku perbaiki di setiap harinya. 


Ada beberapa memori yang tidak aku tuliskan, tidak mampu kuceritakan. Yaitu kenangan baik suka maupun duka yang mengiringi jalan hidupku. Dari liku-liku perjalanan hidup penuh tangis yang membawaku menjadi lebih tegar dan rajin, kesenangan yang malah memanjakan, kepedihan yang membunuh kepercayaan diri, Kesedihan yang memacuku untuk terus bertahan, kesakitan yang mengajariku arti persahabatan dan keluarga serta nikmatnya kesehatan, kesusahan dalam bekerja yang menjadikanku terus berusaha, setidaknya walaupun itu sulit aku bersyukur dapat bertahan dan berjanji akan terus bertahan. Aku menjadi tambah yakin, bahwa hal yang membuatku semakin tetap bertahan adalah suatu kepasrahan yang ditujukan kepada Zat Yang Maha Agung. 



Skripsi, seminar, sidang, wisuda. Semua itu telah kutempuh. Ada banyak orang di balik semua pencapaian tersebut. Ada banyak tangisan, tenaga, pikiran, uang dan kasih yang menyelimutinya. 


Saat aku berpikir dan beranjak menuju rehat, aku ingin hanya mencoba membuat diri ini tenang, seperti di nirwana. Hiburan, liburan ke berbagai belahan bumi, yang selalu menjadi impian, aku ingin suatu saat ke sana. Yaaa, untuk sekedar menyelam di antara bintang-bintang. 

Ilmu tidak akan didapat oleh orang yang bermalas-malasan. 
Tetap saja, godaan kesenangan dunia yang hanya sementara ini sulit terbendung. Bisa saja, jika dapat emas sekarung, akan berpikir untuk mendapatkan sekarung yang lain. Pada dasarnya, kita semua tidak puas terhadap apa yang kita punya. Ingin itu, dan ingin lagi. 
Bilamana aku diberi keberkahan dan keridhoanMu, aku ingin hidupku, ibadahku, ilmuku, pekerjaanku, menjadi bermanfaat ya Allah, hanya dengan Rahmatmu lah aku dapat seperti orang-orang terdahulu, orang yang Engkau beri Keridhoan. Aamiin. 

Tidak ada komentar:

A word from you is a gift for me...

@way2themes