heartkokok: Sosok
Tampilkan postingan dengan label Sosok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosok. Tampilkan semua postingan

Sabtu, Juli 03, 2021

Ini Passion atau Demen? Ngobrol bareng Osa ngomongin tentang Passion
Juli 03, 20210 Comments
"Osa, lagi di hutan atau tidak?"


Ada yang kangen obrolan kita bareng 'sosok' anak kedokteran hewan yang menginspirasi? 
Kali ini obrolan kita bakal seru banget nih, karena kita akan ngobrol bareng orang yang dulunya bercita-cita jadi polisi eh tapi kok sudah lulus jadi dokter hewan.

Auzan Zihni Sukaton yang akrab dipanggil Osa merupakan dokter hewan yang baru saja menetas. Seorang yang lahir pada 11 Juni 1997 ini dikenal sebagai orang yang jarang banget ada di daratan alias sering banget di hutan.

Lho kok gitu, sih? Apakah Osa tinggal di sana?

Ngomongin soal itu, penasaran ga sih kalian kenapa Osa sampai dikenal di kalangan teman-teman sejawat menjadi penghuni hutan? 

"Osa, lagi di hutan atau tidak?" Wawancara pun dimulai dengan menanyakan keberadaan Osa. Syukurlah wawancara dilakukan pada waktu yang tepat, ia sedang tidak ada di hutan hehe. Tapi wawancara harus segera dilakukan, karena tidak lama lagi, ia akan kembali melakukan aktivitasnya di hutan. wkwk. 

Los geht's!

Milenial yang berasal dari Malang ini mulai tertarik akan dunia petualangan sejak SMP. Ia mulai serius dengan kegiatannya setelah masuk kuliah di FKH IPB. Keseriusannya dibuktikan dengan mengikuti kegiatan mahasiswa bernama 'UKF' Uni Konservasi Fauna IPB. 




Kok, awalnya pengen jadi polisi malah jadi dokter hewan? 

Oiya teman teman, Osa baru banget menjalankan UASDH atau kompre yang menjadi syarat sebelum akhirnya dinyatakan sebagai dokter hewan. Tapi kok bisa ya kuliah di kedokteran hewan IPB, fakultas yang terkenal sulit dan banyak hafalan serta praktikumnya itu? 

"Jadi dulu, aku sempat daftar polisi, udah ikut tes juga, tapi belum berkesempatan masuk. Saat ada seleksi masuk perguruan tinggi aku telat tahu mau masuk apa, karena Poster FKH IPB yang tersebar di sma aku ada gambar hewannya akhirnya aku milih kuliah di fkh deh.. hehe"  Btw, wah jadi penasaran ga sih, dulu poster FKH IPB semenarik apa?  wkwk

Meski awalnya tidak terpikirkan akan berkuliah di kedokteran hewan, ia tidak mau melewatkan tugas atau pekerjaan diskusi kelompok. Dan pada akhirnya dia telah menuntaskan apa yang ia mulai, yakni lulus dengan gelar dokter hewan. 

Alasannya pun begitu menyentuh, teman-teman. Ia yakin bahwa tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting. Terlebih lagi, selama ini orang tuanya telah membiayayai kuliah dan merestui apapun kegiatan yang dilakukannya. 

"Prioritas sama tanggung jawab itu beda." "Sebenarnya kita lulus di IPB itu merupakan tanggung jawab terhadap orang tua dan negara, walau mengejar passion itu bisa jadi merupakan prioritas kita." 

Lebih lanjut lagi dia pun menambahkan, "Meski jujur kalau kuliah di FKH itu bukan prioritasku, melainkan mengejar passion dengan aktif mengikuti kegiatan ukf [red], aku tetap harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan pendidikanku, dan aku pun udah membuktikannya dengan lulus sebagai dokter hewan." 


"Ada pernyataan seperti ini sa, kejar uang dulu passion nanti, atau 
kejar passion dulu uang nanti mengikuti, kamu lebih setuju yang mana?

"Kalau untuk saat ini sampai kira-kira 4-5 tahun kedepan, aku memilih mengejar passion agar aku bisa mengembangkan potensi diri. Untuk ke depanya aku belum tahu, yang pasti aku juga nanti harus memikirkan masa depanku, terlebih jika sudah memiliki orang yang harus aku kasih nafkahi misalnya, hehe."

Kita tidah usah takut teman-teman. Memilih antara passion dan mengejar pendapatan memang tidak bisa langsung nilai baik buruknya. Karena tiap individu memiliki pertimbangannya masing-masing. Selain itu menurutnya, sebagai anak muda kita perlu menggali potensi kita, terlebih lagi saat menjadi seorang mahasiswa. Seperti yang kita tahu bahwa di kampus terdapat berbagai macam organisasi maupun komunitas yang mendukung perkembangan diri kita masing-masing. Bebaskan diri kita, dengan lebih tahu bagaimana potensi diri serta cara kita bersosialisasi dengan teman maupun masyarakat . Tentunya dengan tetap bertanggung jawab terhadap kewajiban kita ya, teman, harus dengan dibarengi melakukan time management dengan baik.  

Kegiatan Osa di UKF ngapain aja?

Ngomong-ngomong soal kegiatan yang dilakukan oleh Osa di UKF ini sebenarnya beragam, sebagian besar kegiatan yang dilakukan adalah melakukan kegiatan lapang di hutan untuk mencari keragaman, keanekaragaman, kepadatan, dan kelimpahan jenis fauna. Untuk seseorang yang tingkatannya sudah seperti Osa masa bisa lebih mendalam lagi, seperti mempelajari ekologi jenis spesies tertentu, seperti perilaku, pakan, masa berkembang biak dan lain-lain yang lebih spesifik. 

Sebetulnya, kegiatan konservasi yang lengkap meliputi kegiatan perlindungan, pengawetan atau pelestarian, dan pemanfaatan yang tidak berlebihan. Namun, kegiatan yang saat ini ia lakukan belum seluas itu. Kalau teman-teman mau tahu lebih lanjut bisa kepoin lembaga yang memiliki wewenang tersebut ya.. 

Sebelum melakukan pengamatan di lapang, banyak hal yang harus dipersiapkan. Yang pertama adalah tekad atau kemauan yang besar. Kegiatan di lapangan memiliki banyak tantangan. Kondisi cuaca pun tidak menentu.  Tekad atau kemauan yang besar membantu kita untuk terus melakukan kegiatan hingga akhir dengan baik. Yang kedua adalah studi literatur untuk mengetahui kondisi lapangan, seperti perkiraan cuaca, fauna yang sering ditemukan dan lain lain. Saat di lapang kita harus benar-benar memperkiraan jauh ke depan sebagai persiapan untuk kegiatan yang dilakukan selama di lapang, tentunya agar tidak pulang dengan tangan hampa. Melainkan memiliki hasil pengmatan yang kita harapkan. Selanjutnya pengetahuan dasar tentang cara bertahan  juga merupakan hal penting yang harus dimiliki jauh-jauh hari sebelum kita terjun ke lapangan. 


Tahu gak temen-temen semua, kalau Osa dan beberapa kawannya telah menulis buku. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa ia benar-benar mengejar apa yang ia yakini sebagai pilihannya dengan sangat baik. Untuk lebih detailnya, teman-teman bisa kunjungi instagram @yayasankiara ya.. 

Buku Karya Osa dkk

Osa tertarik jadi dokter hewan satwa liar?

Bicara soal menjadi dokter hewan yang ahli di bidang satwa liar bukan hal yang mudah menurutnya. Jika sebagai dokter hewan yang dimaksud di sini ialah tentang tindakan dokter hewan sebagai medik veteriner, yang kegiatannya mencakup pengobatan hewan. Namun, tentunya dokter hewan juga bukan mengenai pengobatan saja ya teman, ada yang lebih luas dari itu. 

"Dokter hewan itu tidak selamanya bicara tentang medis, kalau selamanya belajar tentang medis, buat apa kita belajar perilaku hewan?" "Saat kita mempelajari perilaku keseharian satwa, sebagai dokter hewan kita mungkin kita memiliki manfaat tersendiri, seperti misalnya saat melakukan pengematan perilakunya juga akan mengamati bagian yang sudah mengarah ke arah medis tentunya, karena kita sudah mempelajarinya sewaktu kuliah dan sudah menjadi bagian dari cara berpikir kita sebagai dokter hewan. "

Tidak diragukan lagi deh, teman-teman kalau ditanya soal pengalaman Osa dalam melakukan kegiatannya. Aku harap setelah membaca kisah Osa yang inspiratif ini, kita jadi lebih percaya diri mengenai apapun yang kita sedang usahakan, meski itu berbeda dari kebanyakan orang. Kita juga harus terus mengasah potensi diri tentunya, tidak lelah untuk belajar. Entah itu mengejar passion atau mengejar karir, lakukanlah itu yang menurut kita baik, tapi harus bertanggung jawab sehingga kita melakukannya dengan maksimal :)

Sebagai bonus, kalian bisa lho mengunjungi situs https://www.inaturalist.org/people/auzansukaton


sebagian hasil jepretan Osa saat pengamatan ada di sini lho!



Teman-teman semua, terima kasih ya sudah meluangkan waktunya mengunjungi heartkokok.site yang memiliki tampilan baru (meski masih b aja tapi aku baru bikin domain lho wkwk). Oiya, sebagai penutup kita dapet closing statement menarik nih dari Osa. 

"Lebih baik berdarah-darah mengejar impian kita daripada tergerus dengan impian orang lain akan diri kita"

See you, 
namaste! 
Reading Time:

Sabtu, Agustus 29, 2020

Dokter Hewan Juga Jago Seni, Kenapa Engga?
Agustus 29, 20200 Comments

Menggeluti karir di kedokteran hewan, tentunya adalah prioritas utama kita sebagai lulusan dokter hewan, karena kita telah dididik untuk menjadi seorang dokter hewan yang memiliki tugas dan tanggung jawab tertentu.

Namun, bagaimana jika tidak hanya keren di bidang dokter hewan saja?

Hari itu kami disambut dan telah resmi diterima di fakultas kedokteran hewan dalam acara Intravena. Saat intravena kami begitu menikmati lagu yang sedang kami nyanyikan. Sesuai nama acaranya, kami seperti mendapatkan suntikan semangat melalui nadi kami dari sebuah lagu. Lagu tersebut berkisah tentang persahabatan, tentang kerja keras, dan juga kebersamaan.

Setelah beberapa tahun di fkh, suntikan semangat yang didapat sejak intravena tersebut terus membersamai kami, angkatan 52. Ternyata di balik lagu yang sangat menyentuh tersebut adalah seorang lulusan dokter hewan, yakni kak Denis Sutrisno bersama tim.

Jika bicara mengenai seni, pada postingan bertajuk 'Sosok' sebelumnya telah hadir Diyu, seorang mahasiswa fkh yang juga jago seni.

| Baca juga: Mahasiswa fkh Jago Seni, Kenapa Engga?

Kali ini, saya mendapatkan kesempatan yang luar biasa nih karena bisa ngobrol bareng kak Denis, sosok di balik pencipta lagu intravena tersebut. 

Kak Denis Sutrisno yang akrab disapa Kak Denis atau Kak Densus menggeluti telah bidang seni musik sejak tahun pertama kuliah. 

Saat ini Kak Denis tengah bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai seorang TSR (Technical Service Representative).

Kak Denis merupakan seorang penikmat seni sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Saat menjadi penikmat seni, sejak itulah sebenarnya bakatnya terlatih dalam membuat lagu lho. 

Lalu, apa ya pendapat kak Denis mengenai seni itu sendiri?

‘Seni menurutku adalah sebuah bentuk ekspresi diri’

‘Seni menjadi sebuah hal yang sangat menenangkan dan penuh inspirasi di dalamnya.’

Karir bermusiknya berawal dari lagu jingle buatan ka Denis yang terpilih untuk dijadikan jingle resmi pada suatu acara perkenalan kampus. Karena harus melakukan rekaman dan sebagainya, dari situlah ia mulai membentuk band yang beranggotakan lebih dari 16 orang dan berasal dari berbagai fakultas di IPB.

Ia baru benar-benar aktif manggung bersama teman-teman band-nya sejak tahun pertama kuliah. Bersama band-nya yang bernama ‘Denis and The Non-Essential' inilah kak Denis bisa mengejar mimpinya saat itu, yakni ‘Perform di seluruh auditorium yang ada di IPB’.

Seni musik selain ia geluti karena hobi, juga dijadikan kak Denis sebagai ajang untuk meraih prestasi. Kak Denis membuktikan keseriusan dan kekonsistennya dalam bermusik. Selain sering diundang untuk tampil di panggung bersama tim nya, kak Denis juga membentuk sebuah grup bernama Klinik Nada, yang selama beberapa tahun belakangan terus ikut membuat harum nama fkh. 

Sejak dibentuk di tahun 2012, Klinik Nada berkali-kali menyabet juara di IAC, sebuah kontes seni IPB. Tak hanya itu, Klinik Nada juga sering meramaikan acara seni musik yang diselenggarakan oleh fkh sendiri maupun yang diadakan oleh fakultas lain.

Klinik Nada

Seperti yang telah disinggung di awal, Kak Denis pun telah berkontribusi besar pada lagu-lagu intravena, yang khusus dipersembahkan untuk angkatan baru di fkh. Berikut cuplikannya 

Ada  kalanya kita kan saling menyebalkan

Terkadang juga kita kan saling membosankan

Saling membantu bukti sebuah persahabatan

Sungguh bangga kawan

Tetaplah jadi yang terbaik

-Tetaplah Jadi yang Terbaik (Intravena 52)

Coba kita hayati lirik pada lagu tersebut. Sama seperti lagu ini, setiap lirik yang ada di lagu karya kak Denis pun selalu sukses menjadi suntikan semangat untuk para mahasiswa baru yang akan masuk ke fakultas.

Well, tahu gak kalian kalau sebuah lagu perlu melewati beberapa proses yang panjang sebelum dapat di-publish. Proses tersebut meliputi penciptaan lagu, aransemen, rekaman, mixing, dan mastering. 

Yang unik dari lagu ciptaan Kak Denis adalah bahwa pada penciptaan lagu-lagu karyanya adalah berdasarkan pengalaman pribadi Kak Denis.Pengalaman dari yang pahit hingga manis saat berjuang di kuliah dengan hanya berpangku pada uang beasiswa, harus menunggak uang koas, namun tetap manis karena selalu ditolong oleh teman-teman, serta kebersamaan merupakan hal yang membuat lagu kak Denis terasa lebih bernyawa. 

Selain lagu bertemakan perjuangan dan semangat, ternyata kak Denis juga menciptakan lagu romantis, lho dengan judul 'Sendu'. Berikut cuplikan liriknya

Ku rasakan ku suka padamu 

Ku pastikan kau juga rasakan yang sama 

Semuanya begitu indah 

Tapi semuannya berubah 

Saat ku lihatkau

Bersama dia membuatku jatuh

Lagu Sendu tersebut, seperti lagu ciptaan lainnya, merupakan pengalaman pribadi kak Denis. hehe.. Untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan langsung ya, dan jangan lupa kunjungi kanal YouTube Denis Sutrisno untuk menikmati karya-karya kak Denis bersama tim.  

Lagu yang menurutku juga penuh makna adalah Perjuangan Hebat.

'Lagu Perjuangan Hebat merangkum cerita perjuangan yang saya lakukan dari awal kampus hingga lulus kuliah....'

Untuk kalian yang mau berterima kasih kepada diri sendiri yang telah berjuang melewati masa-masa sulit, cocok banget menjadikan lagu ini sebagai sebuah lagu favorit. Tak hanya itu, lagu ini juga memiliki beberapa pesan yang tentunya berdasarkan pengalaman pribadi kak Denis. 

Menjadi seorang dokter hewan, tidak membuat kak Denis lupa akan hobinya. Begitu pula sebaliknya, ia pun tetap menjadikan pekerjaan dokter hewan sebagai priotias utama. 

Untuk itu kak Denis membagi waktunya seperti, bekerja dari Senin hingga Jumat. Untuk Sabtu dan Minggu ia gunakan sebagian besar waktunya di studio pribadi miliknya. Namun tentunya, saat hari Sabtu jika ada tugas yang mengharuskannya untuk menyelesaikan urusan pekerjaan, maka ia pun lebih mengutamakannya. 

‘Banyak orang mengira kalau saya tidak bangga pada profesi dokter hewan, padahal tidak benar sama sekali, saya kan sudah disumpah dokter hewan, jadi tetap mengutamakan kesehatan hewan,’

Dari cerita kak Denis kita tahu bahwa seni dapat memengaruhi kita dalam mejalani kehidupan. Pengalaman yang pahit atau buruk, dapat kita ubah menjadi sebuah semangat untuk tetap terus mengejar mimpi. Bahkan, kita pun tahu lagu yang diciptakan olehnya dapat menjadi sebuah semangat bahwa kita semua dapat mengejar apa yang telah kita perjuangkan, apa yang ingin kita raih, dan apa yang terus kita impikan dan doakan. 

Di akhir obrolan kak Denis berpesan, 

'Passion mungkin memang sangat penting, tapi kesempatan yang di depan mata perlu kita manfaatkan...'

Lantas, tidak salah kan jika seorang dokter hewan juga jago seni? Kalau bisa keduanya, mengapa tidak?

 

 


Reading Time:

Selasa, Agustus 18, 2020

Berbincang bersama Fadies: Ini Pilihanku dan Jalan Hidupku
Agustus 18, 2020 2 Comments

 Setiap orang memiliki jalan masing-masing, berbeda satu sama lain, terkadang bahkan tidak terpikirkan sama sekali


Menjadi seorang mahasiswa kedokteran hewan, tidak selalu mulus jalannya. Bukan hanya permasalahan tentang kegiatan belajar mengajar. Ternyata kita juga bisa saja memiliki berbagai ujian kehidupan.

Cerita sosok kali ini menghadirkan Fadies, seorang lulusan sarjana kedokteran hewan yang tengah bekerja di salah satu perusahaan swasta. Seseorang yang bernama lengkap Fadies Ammar Zulfikar ini sangat fenomal lho dan merupakan ketua BEM fakultas pada masanya. 


Pilihan kuliah kedokteran hewan

Saat membuat pilihan, mau tidak mau kita harus menjalankan pilihan tersebut dengan baik. Meskipun kita akan dihadapkan dengan penyeselan dan berbagai jenis perendaian, seperti jika saja aku tidak memilih ini. Seperti itulah saat Fadies pertama kali memutuskan untuk mengambil pilihan untuk mengambil jurusan kedokteran hewan. Sebetulnya, pilihan untuk mengambil jurusan ini, bukanlah satu-satunya pilihan yang harus ia ambil. Pasalnya, ada beberapa universitas yang menerimanya, dengan tawaran biaya kuliah yang lebih murah dan ada kesempatan mendapatkan beasiswa. 

Namun, takdir sepertinya membawanya hingga sampai detik ini. Ia pun akhirnya resmi menjadi mahasiswa kedokteran hewan dengan cara meminjam uang untuk biaya masuk. 'Saat itu, aku meyakinkan diri untuk mengambil fkh, dan percaya masalah biaya aku bisa mengatasinya, dengan memenangkan lomba karate misalnya'. 

Ternyata keputusan memilih jurusan ini dirasakan sebagai sebuah usaha yang sangat memaksa, sempat pada saat itu ia tidak lagi bisa memenuhi semua ekspektasi yang ia miliki. Harapannya untuk bisa kuliah sambil bekerja tidak dapat terpenuhi dengan mudah. 'Aku sempat berpikir jika kampus ini tidak cocok untukku yang tidak memiliki banyak uang'.  Ia menambahkan, 'Bahkan di masa itu, di tahun pertama aku kuliah, aku hanya memiliki uang 5000 rupiah, dan aku makan nasi teman yang  tidak jadi dimakan karena bekas dimakan kucing, dan nasi tersebut berair hampir basi'. 


Ketika hampir putus asa

Merasakan kesusahan yang luar biasa, Fadies sempat diam-diam ingin bergegas pergi meninggalkan asrama. Semua barang telah ia kemas. Tapi, usahanya untuk pergi digagalkan oleh orang yang tiba-tiba memberitahunya untuk membantu membayarkan uang kuliah. Lantas, ia pun menunda kepergiannya. Melihat ada orang yang ingin membantunya, ia pun kembali semangat.

Namun apa daya, biaya kuliah yang harusnya dibantu tidak jadi ia terima secara penuh karena ada masalah yang sedang dihadapi oleh pihak pemberi bantuan. Lagi-lagi ujian datang, namun setelah ujian itu datang banyak orang-orang baik yang mengulurkan bantuan untuknya.  Setelah dapat beasiswa ikatan alumni, ia merasa dapat mencari beasiswa lain, dan akhirnya ia memutuskan untuk mencoba mendapatkan beasiswa dari salah satu lembaga zakat.

Fadies saat wisuda


'Aku bisa sampai seperti ini, bisa kuat, mandiri, ceria, dan lain-lain berkat bantuan orang lain, orang-orang sangat berpengaruh terhadap hidupku. Saat melewati hari-hari menyusahkan, ada orang-orang  yang memberi bantuan'.  Tapi saat tidak mendapatkan bantuan dari orang lain bukan berarti kita boleh patah semangat, kita harus yakin bahwa diri kita mampu mengatasi suatu masalah. 


Permasalahan dalam belajar

Bukan hanya masalah finansial, ia juga memiliki kendala dalam belajar. Memang benar bahwa mata kuliah kedokteran hewan tidak mudah, namun ia membuktikan diri bahwa ia mampu dan nyatanya ia dapat berhasil hingga mendapat gelar sarjana. Tidak hanya itu, semangat dan motivasi dalam belajar dapat diambil saat kita ingin memperjuangkan suatu hal. Waktu itu, peningkatan motivasi ia dapat saat hendak mendaftarkan diri menjadi ketua BEM. 

Saat berpidato sebagai Ketua BEM


'Ternyata motivasiku untuk dapat beradaptasi dapat membantuku meningkatkan prestasi juga'. 'Waktu itu organisasi jalan, dan seiring berjalannya waktu IPK aku juga berujung naik'. Walau pun kegiatan belajar tidak begitu lancar dan berbagai kendala ia alami, namun ia tekadkan diri untuk berkontribusi menjadi seorang ketua BEM. Selain itu, ia juga mendapatkan banyak relasi, dapat lebih mengatur waktu, dan juga semakin mudah beradaptasi dalam menerima pembelajaran di kelas. 'Kalau kita ngga nyebur langsung ke kesibukan itu kita ga akan bisa merasakan pembelajaran langsung'. 'Berkontribusi merupakan jalan terbaikku untuk menebarkan kebaikan', imbuhnya.  

Berkontribusi merupakan jalan terbaikku untuk menebarkan kebaikan

 

Sempat diremehkan beberapa kali  

'Beberapa orang mungkin bercanda dengan mengusikku, seperti meremehkan orang sepertiku dapat menjadi ketua BEM, tidak punya cukup uang, dan sebagainya, namun aku tidak ambil pusing dari semuanya, aku hanya ikut tertawa bersama mereka'.

Saat bercanda, terkadang kita sulit membedakan, apakah itu wajar atau melebihi batas wajar hingga dapat menyakiti orang tersebut. Beberapa kali Fadies pun sempat mendapatkan berbagai kritikan, saran, atau bercandaan yang terkadang meremehkannya. Namun tentunya, ia tidak memasukannya ke dalam hati, tapi menjadikannya sebagai pacuan untuk ke depannya dapat menunjukkan kepada orang-orang tersebut bahwa ia dapat menjadi lebih baik lagi.


Merasa berbeda dengan yang lain

Saat ini Fadies tengah bekerja dan ia tinggal bersama istrinya di Bandung. Pilihan yang ia ambil tersebut sangat berbeda dengan kebanyakan lulusan fkh. Jika biasanya setelah lulus sarjana, orang-orang akan melanjutkan koas, ia banting stir dengan memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu baru kemudian melanjutkan koas. 

'Aku khawatir dana tabungan orangtuaku dihabiskan hanya untuk aku, padahal aku memiliki banyak adik. Maka aku memutuskan untuk bekerja dulu setelah sarjana, sembariu mengumpulkan uang untuk koas, dan membantu adik-adik dan orang tuaku.'


Fadies bersama kekasih halalnya :D


Mengambil pilihan yang berbeda dari kebanyakan orang tentunya bukan pilihan yang mudah. Sempat ia ragu namun akhirnya ia menjalani pilihannya dengan penuh tekad. 'Aku sempat ngerasa beda saat teman-teman yang lain setelah lulus meneruskan koas, namun aku harus bekerja'. 'Sekalian beda, aku juga memutuskan untuk menikah muda, walau awalnya tidak terpikirkan sampai sana, tapi ternyata menikah muda merupakan salah satu daftar impianku saat tahun pertamaku dulu'. 

Seperti orang lain yang berumur 20-an, menikah muda bukan keputusan yang mudah. Namun dengan hal itu, ia dapat berlatih menjadi seseorang yang bertanggung jawab, tetap membantu keluarga dan orang tua, serta melatih kemampuan yang ia dapat langsung dari lapangan. 

'Mungkin ini adalah jalan terbaikku, tidak terpikirkan sama sekali setelah lulus sarjana langsung bekerja, bahkan menikah. Namun, setiap orang memiliki jalan masing-masing. Kita tidak dapat membandingkannya dengan orang lain.' 

Tetap semangat ya kalian, cayo!

Reading Time:

Sabtu, Juli 18, 2020

Mahasiswa FKH tapi Jago Seni, Kenapa Engga?
Juli 18, 2020 2 Comments
Menurut kalian emang salah ya kalau mahasiswa FKH suka seni? 

Eits.. tunggu dulu, simpan dulu jawabannya ya karena pada kesempatan ini, tentunya di blog heartkokok.blogspot.com, aku ingin mengajak kalian ngobrol bareng bersama Diyu. 

Siapa sih Diyu? 
Di FKH Diyu ini merupakan mahasiswa 2016, atau setara satu tingkat di bawahku. Selain berprestasi di bidang akademik (Finalis Mahasiswa Berprestasi IPB 2019), Diyu juga aktif di berbagai bidang non-akademik. Sosok yang bernama lengkap Rizky Diyu Purnama ini gemar melakukan kegiatan yang berbau seni lho, terutama sastra. Bahkan tak heran jika kita lihat di akun media sosialnya, kita bakal sering melihat Diyu menyanyi, berpuisi, dan main musik. Tak hanya itu, seorang pelajar yang berasal dari Sumbawa Barat ini sekarang aktif magang di klinik Hewan di Bogor karena belum dapat pulang ke kampung halamannya, selain itu juga sedang aktif melakukan riset untuk mempersiapkan buku ketiganya, serta aktif nyiptain lagunya sendiri juga!!

Sosok Diyu saat sedang di Amerika

Kali ini, jawaban dari pertanyaan di atas kita bahas dulu ya bersama Diyu. Sebelum berbicara lebih lanjut, mari kita simak pendapat Diyu mengenai Seni!
"Menurut saya seni itu susah dijelaskan karena sesuatu yang benar-benar kompleks dan mencakup beberapa hal, jadi saya kurang setuju ada yang membagi seni menjadi seni rupa, seni musik, ada seni tari. Karena seni itu satu kesatuan, jadi semua unsur tadi itu masuk dalam seni. Dan seni juga dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, seperti cara kita berbicara, kemudian cara kita berperilaku itu semua punya seni sendiri. Jadi seni itu bagaimana kita menjalani hidup dan bagaimana kita menyukai hal yang kita kerjakan''. 

Bagi yang hendak kuliah di FKH IPB, gaperlu khawatir lho untuk kalian penikmat seni atau yang suka berkecimpung di dunia seni. Suka seni bukan berarti harus ahli, contohnya beberapa orang seperti aku misalnya, sangat menikmati seni tapi bukan ahli dalam bidangnya. Banyak kegiatan yang mewadahi untuk itu. Seperti halnya bagi kita yang lebih suka merangkai acaranya, dapat terlibat sebagai salah satu anggota yang berperan dalam penyelenggaraan kegiatan seninya, bahasa kerennya sih event organizer (EO). 

Untuk FKH sendiri, ada komunitas Steril dan juga Gita Klinika. Beberapa kegiatan Steril juga turut melibatkan orang-orang di luar komunitas. Jadi jangan ragu-ragu ya buat kalian yang bosan di kosan dan ingin ikut nongki bareng mereka. Steril juga beberapa kali menggelar pementasan teater dan pagelaran seni yang sangat terbuka bagi siapa saja. Tapi, bagi yang nyaman melakukannya sendiri bisa juga dilakukan di rumah atau kosan. 

Salah satu buku hasil karya sastra Diyu 👏


Sebenarnya karya seni itu tidak terbatas bagi beberapa orang saja. Kita semua bisa melakukannya. Terkadang kita ingin seperti orang-orang yang punya suatu karya seni atau karya-karya lain. Tapi tidak tahu bagaimana harus memulai. Berkaca dari itu, aku pun tidak lupa menanyakan tips dari Diyu mengenai cara dia dapat menghasilkan berbagai karya, terutama karya sastra. Simak nih tipsnya!

Tips Membuat Suatu Karya dari Diyu 
1. Riset 
   Riset diperlukan untuk mengetahui jenis karya yang akan kita buat, genre yang tepat, dan segementasi atau untuk siapa karya kita ditujukan.
2. Punya Pengalaman dan Emotional Reason untuk Menciptakan Suatu Karya. 
  Pastinya kita harus memahami karya apa yang kita buat, mengenai hal apa. Bisa juga kita mengerjakan mengenai tema yang ada di sekitar kita. Jangan sekali-kali menghasilkan karya yang kita tidak paham benar dengan hal tersebut. Memang tidak dipungkiri bahwa kita tetap bisa menghasilkan karya tersebut, tapi jadinya karya yang kita hasilkan tidak memiliki ruh. 
3. Jangan Khawatir Orang Tidak Menyukai Karya Kita 
   Pada prinsipnya karya itu kita tujukan untuk diri sendiri. Sama seperti Diyu, kalau menurut Feni suatu karya itu dikerjakan karena kita memang suka melakukannya. Pada awalnya Feni juga khawatir kalau blog ini akan sepi, tapi lebih dari itu banyak hal yang membuatku terus semangat melakukannya. Karena bagaimanapun, orang-orang bakal ada yang suka atau tidak suka dengan karya kita. 
4. Take Action and be Consistent!
  Karena jika sudah memiliki banyak ide atau kemauan tapi jika tidak dikerjakan karena malas atau menunda-nunda pekerjaan, well tidak akan ada hasil.. hehe.. 

Bicara soal seni, bahkan beberapa lulusan kedokteran hewan sampai terkenal ahli dalam bidang sastra. Usut punya usut nih, karena beban kuliah yang sangat berat? Hehe .. Well, menurutku tidak sepenuhnya benar lho pernyataan itu 😆.  
Mengenai hal itu, Diyu pun menambahkan, "Sebenarnya seni itu tidak ada batasan, entah itu polisi, dokter hewan, karyawan atau yang lainnya, aktivitas seni itu akan selalu ada. Seni itu bergantung dari pribadi masing-masing. "
"Untuk ke depannya saya tetap akan jadi dokter hewan karena profesi ini sangat unik dan untuk kegiatan seni akan seperti biasa, tetap menjadi bagian dari hidup." 

Seperti kata Diyu, bahwa kita itu belajar bisa dimana saja,  termasuk kegiatan volunteer, magang, baik itu aspek seni, kedokteran hewan, jadi kita bisa membuktikan teori yang kita dapat dengan melakukan kegiatan lapang. 

So, jadi gimana pendapat kalian guys? Hehe

Reading Time:

Senin, Juni 15, 2020

Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Ala Nike dan Giam
Juni 15, 2020 2 Comments
Bagaimana kabar teman- teman sekalian? Sudah lama ya kita menjalani koas maupun kuliah secara daring di rumah. Tentunya sebagian ada yang masih di Dramaga, seperti teman kita Giam dan Nike. 

Giam dan Nike merupakan mahasiswa FKH IPB yang sedang menjalani koas. Mereka berdua mahasiswa internasional yang berasal dari Malaysia tapi sangat lancar berbahasa Indonesia lho dan tentunya mereka terkenal aktif di dunia olahraga IPB, baik di OMI (Olimpiade Mahasiswa IPB) atau di OLIVE (Olimpiade Veteriner).
 
Giam dan Nike saat di OMI 2019

   Sebelum ngobrol lebih lanjut Feni mau cerita sedikit nih tentang kehidupan mahasiswa kedokteran hewan. Jadwal kami yang padat dari Senin hingga Jumat, terkadang hingga Sabtu mengakibatkan badan terasa lebih mudah lelah. Banyak waktu dihabiskan di kampus untuk praktikum, kuliah, dan melakukan kegiatan lainnya seperti organisasi dan mengerjakan laporan. Dan kondisi pandemi yang mengharuskan kami di rumah terkadang menjadikan kami terlalu nyaman alias lebih banyak menghabiskan waktu untuk rebahan hehe... 

    Sebenarnya kita ga perlu khawatir lho, karena pada kesempatan ini kita mendapatkan kesempatan mengetahui rahasia Giam dan Nike tentang bagaimana cara mereka menjaga kesehatan badan. Yang sedang scrolling timeline twitter atau nongki di story ig boleh mampir dulu di sini, barangkali bisa semangat seperti mereka. hehe

    Setelah berbincang via Google Meet dengan mereka, Feni jadi tahu banyak nih tentang mereka dan  harus kita ketahui bahwa mereka ini selalu melakukan olahraga dengan rutin.  Jadi, rumus pertama untuk menjaga kesehatan dari mereka adalah Memiliki Jadwal Rutin Berolahraga. Kali pertama memang sulit dilakukan, sama halnya membangun sebuah kebiasaan. Kalau sudah dijadikan sebuah rutinitas, lama-kelamaan kita akan terbiasa dengan aktivitas yang telah kita jadwalkan tersebut. Kalau pepatah Jawa bilan Alon alon asal klakon (pelan-pelan asal terjadi). Kalau bahasa inggrisnya apa nih? Slow slow let it happen wkwk (Just kidding  :p)

    Nike dan Giam menambahkan bahwa kita tidak perlu seperti para ahli yang sudah sering melakukan olahraga berat, kita dapat memulai dari olahraga yang ringan, bahkan olahraga yang bisa dilakukan di rumah sekalipun tidak apa-apa. Lagipula saat ini merupakan kesempatan yang baik bagi kalian untuk lebih intens melakukannya bukan? Sooo... ayo kita Memulai olahraga ringan yang kita sukai atau yang bisa dilakukan dari rumah. Kita bisa melakukannya dengan minimal 30 menit setiap harinya. Kalau pas di kampus Feni suka ikut Giam lari di Gym lho hehe.. FYI, Nike punya channel Youtube nya sendiri juga lho. 

Bersepeda ke Curug Nanka 👏

    Sama halnya dengan kita, terkadang rasa malas pun juga bisa menghampiri mereka. Akan tetapi Giam selalu menekankan bahwa kita harus bisa Set Goals masing-masing. Kalau sudah punya tujuan maka kita akan lebih termotivasi untuk tetap melakukannya dengan rutin. Tentunya ga selalu tentang keinginan untuk kurus. Olahraga yang kita lakukan tidak lain berguna untuk menjaga kesehatan badan kita sendiri. 

Giam memasak 😍
Salah satu hasil masakannya

    Hal lain yang perlu dilakukan adalah Menjaga pola makan. Saat koas intramural, Giam bahkan sering membawa bekal lho. Karena kos Giam dan Nike berdekatan, mereka masak untuk berdua dan sesekali membawa masakan tersebut sebagai bekal. Memasak sendiri berarti kita telah menentukan mana yang lebih sehat untuk kita makan. Jadi kita dapat menjamin makanan tersebut bersih dan bergizi bagi kita. Ditambah lagi seringkali saat membeli makanan di luar porsi sayurannya sedikit. Tahu ga kalian mengenai update kekinian soal porsi makan ideal? 

50 persen porsi di piring kita adalah buah-buahan dan sayuran, untuk 50 persen selanjutnya adalah 1/3 lauk dan 2/3 nya makanan pokok yakni sumber karbohidrat.

      Mungkin masih susah ya buat kita lakukan. Apalagi jika bertemu makanan yang ramah bagi kantong mahasiswa, yakni gorengan. Saat aku tidak sempat sarapan, terkadang aku suka membeli gorengan. Kalau kalian gimana? Suka beli gorengan juga kan buat mengganjal perut? Haha..  Kata Nike dan Giam sama halnya di Indonesia, banyak juga dijajakan berbagai jenis gorengan di Malaysia. Perbedaannya terletak pada gaya hidup atau life style nya. Kalau di kita kan cenderung sangat bersahabat dengan gorengan. Saat di rumah pun hampir setiap hari Ibuk buat tempe goreng. hehe.. Tapi katanya kebiasaan makan gorengan kita bisa kurangin sedikit demi sedikit. Kurangin gorengan ya, fighting!

    Selain menjaga pola makan kita juga dapat mengonsumsi vitamin tambahan untuk mencapai daily fruits and vegetable intake. Ada tambahan nih dari Giam, dia memakai produk dari Nutrilite  untuk vitaminnya (bukan iklan yak wkwk) jika temen-teman ada yang mau beli produk yang sama, Giam juga mau ikut beli. Lebih lanjut bisa hubungin Giam yaa,,

    Bagi pejuang deadliners maupun SKS pasti ga asing sama begadang. Nyadar ga sih kalau tidur terlalu larut membuat tubuh kita engga bugar keesokan harinya? Untuk Nike, dia harus tidur minimal 5 jam agar keesokan harinya ia segar kembali. Tapi teman-teman semua harus tau kalau yang paling penting adalah bagaimana kita dapat membuat tidur kita menjadi lebih berkualitas

Banyak dari kita memiliki jadwal yang padat. Aktivitas yang dilakukan pun banyak menguras energi. Namun, sering lupa bahwa kita harus dapat menyeimbangkannya. Heatlhy lifestyle is based on EARN. Excercise, attitude, rest, and nutrition. 

Sekian jumpa kita kali ini, stay safe at home yaa. 







Reading Time:
Bincang dengan Bang Gembul: Ngasih Makan Kucing-Kucing Liar dengan Tim IPB Peduli Kucing
Juni 15, 20201 Comments
Bagaimana ya keaadaan kucing-kucing liar di IPB?
Apakah teman-teman juga memiliki pertanyaan yang sama?

    Terhitung sudah 4 bulan lamanya kampus IPB terkunci karena seluruh mahasiswa diharuskan menjalankan kuliah secara daring. Kondisi tersebut tidak hanya berdampak buruk bagi mahasiswa dan juga warga sekitar. Selama kampus kosong, kucing-kucing liar tidak mendapatkan sumber pakan. Artinya mereka bisa saja sangat kelaparan bila terus-menerus tidak makan. 

Tim IPB Peduli Kucing

    Kekhawatiran tersebut dijawab oleh  Prakoso Muslim Sembodo atau yang kerap disapa Bang Gembul. Bang Gembul saat ini aktif sebagai mahasiswa koas FKH, namun sama halnya dengan yang lain harus menjalankan aktivitas perkuliahan secara daring. Bang Gembul memutuskan untuk tidak pulang ke kampung halamannya, sehingga saat ini masih berada di kosannya yang berada di perumahan dosen, di dalam kampus IPB.  Bang Gembul sangat aktif mengikuti organisasi dan komunitas, dan saat ini menjadi Koordinator IPB Peduli Kucing. 

Bang Gembul

Sebetulnya apa sih IPB Peduli kucing itu? Dan kenapa bisa terbentuk? 
    Pada mulanya Bang Gembul merasakan sedikit kegabutan dan berusaha keliling-keliling kampus dan  melihat kondisi hewan liar di lingkungan kampus. Bang Gembul khawatir karena kampus kosong sehingga tidak ada sumber makanan bagi kucing-kucing liar. 
"Walaupun aku bukan cat person atau cat lovers tapi melihat kondisi tersebut hati nurani ku jadi tersentuh", imbuhnya. 
  Bang Gembul tergerak untuk membagikan pakan kucing yang ia dapat dari seseorang. Mulai dari membagikannya untuk kucing-kucing di kampus, akhirnya ia pun bertemu dengan seorang dosen  bernama Pak Iyep yang melakukan hal yang sama. Pak Iyep merupakan seorang cat lover, di rumahnya beliau memiliki sekitar 20 kucing. Pak Iyep ini memprakarsai adanya open donation, sehingga banyak yang memberikan donasi dan dapat digunakan untuk memberikan pakan bagi kucing-kucing di lingkungan kampus.  
    Bang Gembul membagikan makanan kucing yang berasal dari donasi orang-orang yang dikumpulkan Pak Iyep. Saat bertugas Bang Gembul kerap membagikan kegiatan yang ia lakukan di akun sosial media pribadinya. Lama-kelamaan antusiasme teman-teman begitu tinggi, sehingga banyak juga yang ingin bergabung melakukan kegiatan tersebut. Maka dari itu, Bang Gembul pun mengambil jatah pakan lebih banyak dari Pak Iyep. 


 Apakah sejauh ini efektif pemberiannya?  
     Sistem pemberian pakan kucingnya adalah dengan menempatkan toples pakan yang tersebar di 25 titik. Toples ditaruh di post satpam dengan note sehingga saat pengisian tahu berapa jumlah yang perlu dimasukkan dalam toples. Hal tersebut mengingat pandemi dapat berlangsung lama sehingga kucing-kucing pun akan tetap butuh pakan tambahan selama ini dan harapannya pemberiannya dapat berjalan secara efektif. 


                                   

Stok pakan kucingnya apakah aman?
       Menurut sensus sejauh ini ada sekitar 200 ekor kucing di IPB dan butuh total dua karung untuk setiap minggunya.  Jika keadaannya terus seperti ini ditakutkan dua karung tidaklah cukup. Muncul lah ide baru yang digagas oleh Bang Gembul bersama tim, yakni pembentukan akun sosmed khusus bernama IPB Peduli Kucing. Saat ini IPB Peduli Kucing memiliki akun instagram, twitter, dan channel Youtube. Tujuan dibuatnya akun ini adalah agar orang-orang yang sedang berada di rumah tidak khawatir akan keadaan kucing-kucing liar di lingkungan kampus. Ternyata efek dari sosmed begitu besar. Saat dibuka donasi banyak yang tergugah untuk memberikan donasi. Bahkan setiap minggunya makin banyak yang tertarik untuk berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dengan cara ikut berdonasi. 

Pengendalian populasi kucing liar di IPB?
    Karena kebetulan juga bergerak juga di ranah medis, Bang Gembul dan tim menggagas sterilisasi kucing IPB Bertahap 2020. Gagasan tersebut mendapatkan banyak dukungan dari para dosen, dokter, dan alumni. Jika lancar kegiatan tersebut akan dimulai pada akhir bulan ini atau awal Juli nanti. Mohon doanya ya teman-teman! 
    Sterilisasi yang fokus pada betina ini bertujuan agar tidak menarik jantan yang berada di luar kampus sehingga diharapkan dapat menekan jumlah populasi kucing liar di dalam kampus. Nantinya, Bang Gembul dan tim juga akan memberi tanda berupa kalung handmade bagi kucing yang sudah disterilisasi. 


                                   

Perubahan sebelum dan setelah ada kegiatan ini?
    Saat kondisi normal biasanya kucing liar di IPB cari tulang atau sisa makanan di tempat sampah. Insting kucing liar kuat buat nyari makanan seperti itu. Sering pula mahasiswa membawa pakan kucing yang ditaruh di dalam botol kecil sehingga muat untuk dibawa dalam tas. Pakan tersebut lalu diberi ke kucing yang mereka lihat di jalanan. Kucing-kucing liar yang berada dalam kampus di sekitar kantin terlihat cukup sehat. Saat pandemi dengan adanya kegiatan seperti ini terlihat kucingnya jadi lebih gemuk-gemuk. 

Apakah hanya diperuntukkan untuk kucing saja?
    Ternyata tidak lho. Kegiatan IPB Peduli Kucing ini tidak terbatas hanya untuk kucing saja. Di lingkungan kampus menurut sensus yang dilakukan tim ada sekitar belasan hingga duapuluhan anjing. Maka dari itu disediakan pula pakan khusus anjing, terkadang disediakan nasi dan kepala ayam. 

Kalau ada yang ingin ikut?
    Anggota IPB Peduli Kucing dengan Pak Iyep sebagai pembina ini merekrut anggotanya dari kegiatan yang dilakukan setiap hari Minggu yang dimulai dari jam 08.00 di FKH. Peserta yang datang akan didata untuk kemudian dimasukkan ke WA grup agar mendapatkan update info seputar kegiatan ini. Jika kita hanya ikut sesekali pun tidak masalah. Kegiatan ini sangat terbuka bagi siapapun. 

Kalau ada yang takut anjing atau kucing bisa tetap ikut?
      Saaaangat bisa. Teman-teman yang ingin membantu tapi masih tidak terlalu berani untuk dekat-dekat dengan kucing atau anjing tetap bisa datang lho. Bisa datang untuk foto-foto atau sekedar membantu membawa pakan. Kalau tidak bisa juga teman-teman tetap bisa berkontribusi dengan ikut berdonasi, atau dengan ikut menyebarluaskan kegiatan ini. 
    Bang Gembul juga berpesan seperti ini, "Jika temen-teman hanya ikut sesekali tidak apa-apa. Aku ingin orang orang merasakan feelnya, ketika orang-orang nge-share akan banyak yang tahu kegiatan ini. Sebenarnya aku sendiri saja bisa untuk ngisi toples di 25 titik di IPB. Tapi kalau aku sudah ga bisa nanti siapa yang gantiin? Maka dari itu aku ngajak teman-teman buat ikutan peduli."

Cara berdonasi?
    Untuk info lengkap cara berdonasi ada di bawah ini gengs... so cekidot!


Tanggapan  tentang kondisi kampus lain?
    Sebenarnya Feni sangat penasaran dengan kondisi kampus lain nih gengs. Gimana ya keadaan kucing-kucing di tempat tersebut kalau lagi kondisi pandemi ini? Nah kalau menurutku sih bakal sama ya kondisinya. Semoga saja ada yang memiliki niatan seperti temen-temen IPB Peduli Kucing. Bang Gembul pun berpesan seperti ini, "Jika kondisi sama di-lockdown, kampus dikunci, pasti bakal banyak kucing yang seperti itu. Kalau ada niatan bisa dilakukan. Walaupun bukan cat lovers tapi bisa bermodalkan untuk melakukan kegiatan dan itu tidak merugikan ya bisa saja dilakukan. Selagi ada niat baik yang mau dilakukan akan ada jalan." 
    Nah walaupun Feni mahasiswa kedokteran hewan, tapi Feni bukan seorang cat person lho. Tapi kalau lihat ada kucing mendekat dan mencari makan setidaknya mengusirnya secara halus apabila dirasa mengganggu. Jika sedang makan ikan atau ayam ya bisa disisakan untuk mereka. Kalau ada yang masih suka pukul kucing atau ngasih racun anjing tidak sepatutnya hal tersebut terjadi. Kita bisa lho mengajak orang-orang tersebut secara personal agar tidak mengulangi perbuatannya. 
    Pesan Bang Gembul pada akhir wawancara nih, "Pada hakikatnya manusia dan hewan itu dapat hidup berdampingan, tinggal bagaimana manusianya menyikapi hal tersebut. Karena manusia yang dikaruniai akal, maka manusialah yang harusnya berfikir bagaimana agar terciptanya keharmonisan antar kedua makhluk ini, bukan malah menyalahkan hewan liar yang menggangu." 



Gimana teman-teman? Sangat menginspirasi bukan? Ayo kunjungi lama sosial media IPB Peduli Kucing ya untuk tahu info terbaru!





Reading Time:

Minggu, Mei 31, 2020

Ngobrol Bareng Nita, Mahasiswa FKH IPB yang Aktif di Organisasi Internasional
Mei 31, 20200 Comments
Hai, kembali lagi di sekilas 'Sosok', tentunya di  blog ini! Kali ini, sangat disayangkan jika kalian tidak membacanya dengan lengkap, karena setiap kata yang diucapkan Nita sangatlah menginspirasi. 

Mari berkenalan terlebih dahulu dengan Nita. Seorang lulusan Fakultas Kedokteran Hewan IPB ini lulus sarjana di umurnya yang masih sangat muda, yakni 20 tahun. Sosok yang kerap disapa Nita atau Cahyani ini bernama lengkap Cahyani Fortunitawanli. Selain berprestasi dengan hasil yang memuaskan, cumlaude, dia ini juga sangat aktif di berbagai organisasi lokal maupun internasional, lho! FYI, Nita ini teman seangkatanku di kampus hehe ^^

Nita saat Wisuda
Karena WFH, wawancara yang aku lakukan ini melalui Whatsapp via voice note. Ayo simak wawancara lengkapku dengan Nita, Le ets Cekidottttt!

Oiya satu lagi nih, selayang pandang tentang Nita. Nita saat ini menjabat sebagai Public Relations Coordinator di IVSA Global. IVSA (International Veterinary Students Association) itu merupakan organisasi mahasiswa kedokteran hewan internasional yang memiliki anggota dari 73 negara. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di sini. Untuk ke depannya Nita akan melanjutkan koas agar ia tahu bagian mana yang kira-kira cocok buat dia nanti. Rencana jangka panjangnya, ia ingin melanjutkan S2. 

Penasaran nih sama alasan Nita. Apa yang membuat Nita kuliah jurusan kedokteran hewan. Dan memilih di dalam negeri alih2 di luar negeri?
Jadi dulu pas masih kecil berangan-angan kalau dewasa nanti kerja jadi apa ya? Kalau menurutku kalau kita suka apa yang kita lakukan, kerja itu bukan untuk hidup, jadi pekerjaan akan gak kerasa seperti pekerjaan.  Selain itu memang dari kecil aku suka hewan dan sudah pengen jadi dokter hewan, makanya pilih ini. 
Kalau alasan milih dalam negeri itu karena dari SMA memang memilih di IPB, jadi daftar SNMPTN di IPB, karena IPB yang menurutku nomor satu di Indonesia. Tapi sembari nunggu aku juga coba-coba ke luar negeri. Tapi ternyata pas nunggu hasil SNMPTN, yang di luar negeri udah tutup semua untuk bidang medis, seperti kedokteran umum dan kedokteran hewan. Akhirnya aku tetap nyoba dan dapet di jurusan konservasi satwa liar di Inggris. Tapi sistemnya ada foundation dulu, kalau di Amerika itu sama seperti college.  Di foundation kita perlu untuk 3 tahun dulu setelah lulus SMA, baru bisa masuk kuliah setelah itu. Alasan lain juga, karena kedua kakakku udah di luar negeri dan aku sendiri yang di Indonesia, jadi bisa nemenin orang tua di rumah. Sebenarnya alasan yang paling utama itu karena perlu 3 tahun dulu dan biayanya sangat tinggi, meskipun udah dapat beasiswa tapi masih tetap tinggi biayanya. Maka dari itu aku memutuskan untuk di Indonesia aja, dan akhirnya bisa masuk FKH IPB keterima lewat jalur SBMPTN. 

Kalau boleh tau kesibukan Nita waktu masih aktif di kampus itu apa aja sih? 
Kesibukan waktu masih di kampus itu dari awal masuk aku aktif di IAAS dan UKF,  lumayan aktif di keduanya dan di IAAS aku juga pernah berkesempatan jadi panitia IAAS World Congress. Selesai dari itu, aku daftar IMAKAHI dan kepilih jadi kadep Infokom, lalu jadi BPIC  (Badan pengawas IMAKAHI cabang IPB), pernah juga jadi kadiv Mukernas IMAKAHI IPB. Aku memang lebih banyak geliatnya di IMAKAHI tapi aku juga bantu-bantu di HKSA juga. 
Waktu itu aku ikut kegiatan volunteer di Singapura waktu kongres WSAVA (World Small Animal Veterinary Association). Pernah juga ikut sebagai delegasi di Polandia dan Di Krakow pada The 67th Congress IVSA. Di kongres tersebut aku ngajuin jadi sekretaris, jadi sekalian jalan BPIC aku juga menjabat jadi sektretaris. Awalnya ga mau lanjut, tapi aku akhirnya jadi Public Relations Coordinator, dan kebetulan aku satu-satunya yang dari Asia yang ada di excecutive committeenya, waktu itu mikirnya karena pas jadi sekretaris aku udah satu tahun, tapi belum bisa ngelepas karena ngerasa belum ada calon yang pas, jadi sekalian buka jalan juga biar dari Asia bisa ada yang masuk IVSA Global. 

Waktu ikut volunteer

Pas di masa-masa akhir kuliah, aku sempat bantuin proyek membuat video, dan mulai jadi freelancer ngerjain desain di ICO IPB, terus akhirnya dari situ aku bantu translate artikel ke Bahasa Inggris di ICO dan masih berjalan sampai sekarang. 
Oiya satu lagi, aku juga ikut kegiatan WWF, dari tahun ketiga kuliah aku daftar jadi volunteer bagian Panda Mobile. Kegiatannya kita ke sekolah atau ke tempat-tempat tertentu buat ngasih edukasi tentang konservasi  ke anak-anak dengan truk Panda dari WWF. 


 Kegiatan Panda Mobile

Bagaimana sih caranya punya kepercayaan diri buat jd volunteer di acara-acara besar bahkan jadi bagian organisasinya? 
Sebenarnya ngga ada alasan buat ngga percaya diri sih, asalkan kita selalu mau belajar dan memiliki mindset yang baik, di sana ngga mengharapkan dibayar atau apa. Sebenarnya tujuan utama ikut karena kita ingin bermanfaat. Memang ada satu bekal, yakni pemahaman Bahasa Inggris yang baik jika ingin ikut kegiatan IVSA, tapi bukan jadi halangan untuk buat kita ngga PD. Justru jadi kesempatan bagi kita untuk belajar. 
Kalau acara-acara PDHI misalnya Indopet Show atau Indo Livestock, itu juga kan acara IMAKAHI karena volunteernya juga dari mahasiswa. Acara tersebut bagus karena menjadikan kita dapat bertemu dengan calon kolega kita yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia. 
Yang aku suka dari ikut acara maupun organisasi ini adalah aku dapat bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, mereka semua punya perspektif masing-masing, jadi bisa belajar. Karena jika saat nanti kita bertemu kolega di luar sana, bisa timbul mindset bersaing, jadi kalau ikut kegiatan-kegiatan seperti ini menjadikan kita lebih mengedepankan solidaritas karena kita berasal dari bidang yang sama, meskipun berasal dari alumni yang beda. 

Acara Indo Livestock

Volunteering itu sangat asik, walaupun ngga dibayar karena kita bisa belajar. Aku juga senang karena ketemu banyak teman, semakin luas jaringan kita semakin banyak pula kesempatan yang bisa kita dapetin. Mana tau kita akan dapat kesempatan baik dari teman yang kita kenal di acara tersebut. Jika kita daftar, terus kita lolos kan sebenarnya banyak orang yang ga punya kesempatan yang sama. Embrace the opportunity, yah step up and embrace it! Kalau ngga keterima kan ngga masalah, kita ngga pernah dikasih batas buat nyoba lagi. Kalau misal ga dapet mungkin kita ditunjukkan kesempatan lain. So, have good mindset, you don't have to overthink it! Jadi sekarang kuatkan tekad kalau kita itu mau belajar, mau ketemu temen, dan be like a sponge, bisa nyerap semua yang aku alamin, karena kesempatan itu biasanya ngga lama kan, 1 minggu atau berapa hari, jadi maksimalkan kesempatan itu buat jadi the best version of ourselves so we can get the most of the experience. 

Embrace the opportunity, yah step up and embrace it!

Aku juga mau nambahin, sebenarnya kita ngga usah merasa inferior ya, karena sebenarnya mereka semua yang asalnya entah dari Eropa, Amerika, atau negara Asia lain, mereka sama seperti kita, kita sebenarnya mempelajari hal-hal yang sama, walaupun kurikulumnya sedikit berbeda, dan kita sama-sama seorang pelajar. Ngga usah merasa lebih rendah, mereka juga calon kolega kita. Jadi, santai aja asalkan kita punya niat yang baik, jadi ngga ada masalah, walaupun ada masalah tapi kita bisa ngehadapinya. Sekali lagi, kita ngga boleh takut akan hal yang berbau internasional, karena sama seperti aku, awalnya aku juga ngga tahu kalau sesuatu itu aku pikir terlalu tinggi levelnya buat aku, tapi pas dilakuin ternyata itu masih di batas kapasitas aku. Jadi kalau kita ngga nyoba kita ngga bakal tau apa yang bisa atau yang benar-benar ngga bisa kita lakuin.

Nita bersama Excevutive Committee IVSA Global

Kalau untuk tau update kegiatan atau acara-acaranya, bagaimana Nit?
Bisa di media sosial atau website mereka karena pasti ada update kegiatannya. Kalau misal ngga buka khusus, bisa kirim email ke perusahaan atau lembaga yang kita tuju. Oiya, kalau di kampus kan juga banyak kegiatan volunteer, maksimalkan kesempatannya. 

Oiya, bagaimana sih Nita ngatur waktu antara organisasi dan kuliah, sama ngejalanin hobinya Nita? 
Ngatur waktu antara organisasi dan kuliah itu tergantung masing-masing orang. Kalau aku, jangan ngelakuin hal lain apabila besok ada ujian selain belajar. Kalau pas kuliah biasa, aku itu termasuk orang yang harus melakukan sesuatu hal, kalau habis kuliah langsung pulang ngga ada yang dilakuin aku malah ngga ngelakuin apa-apa. Mungkin ga bisa diem kali ya, makanya ikut organsisasi. Memang iya, kalau ikut organisasi itu bisa bikin sibuk banget tapi mending karena menurut aku bisa membuat waktu kita lebih produktif. 


Waktu di IAAS menurutku proyeknya banyak yang dilakukin, mbak pen juga tahu kan (iya nit haha) di External aja bisa dalam satu periode kita bisa punya 3 proker yang berbeda. Itu menurutku paling parah sih, karena setiap malam aku ngga bisa tidur dengan tenang, ngga bisa pulang ke kamar langsung ke kasur terus tidur karena ada aja yang belum beres yang harus dikerjain. Tapi setelah dari itu, aku jadi lebih bisa, seperti misalnya kalau ngebuat poster dulu itu lama, tapi sekarang bisalah 30 menitan beres, karena ya dari pengalaman itu jadi aku bisa buat lebih efisien lagi. Aku juga ngerasa perubahan kalau sekarang aku lebih santai. Kita juga ngga usah terlalu pusing dan terlalu stress, kita harus ngerjain suatu hal sesuai dari pace kita masing-masing. Kita harus bisa alokasikan waktu berapa lama kita ngerjain suatu hal. 
Sesibuk apapun kita, pasti kan punya waktu luang ya, jadi karena aku ngga bisa diam aku alokasikan waktu luang untuk ngelakuin hobi. Hobi aku dari dulu itu gambar, tapi pas kuliah sepertinya aku jarang punya waktu luang deh, hehe. 

Di masa depan, nita ingin berkiprah di bagian apa?
Ehm, pertanyaan ini paling susah hehe. Aku merasa jawaban aku belum fix karena masih bisa berubah di masa depan.  Kalau pada umumnya aku ingin berkiprah di kedokteran hewan, terutama hewan kecil atau hewan kesayangan. Kalau bisa sih aku pengennya masih terlibat di NGO, tapi aku juga pengen memanfaatkan skill kedokteran hewan yang aku punya, mungkin kalau bisa ke OIE aku pengen ke sana.  Tapi belum pasti, ehm yang pasti ngga jauh-jauh dari bidang kedokteran hewan. Sebenarnya aku masih punya impian-impian lain yang aku pengen capai di masa depan, tapi aku belum bisa ngasih tahu sekarang, karena masih jauh jadi aku masih menyimpannnya untuk diri sendiri. 

Setelah ngobrol bareng Nita, aku dapat pesan yang luar biasa. Seperti saat dulu pun aku juga ngelakuin banyak hal yang ga tentu. Coba kegiatan sana-sini dan aktif sana-sini. Tapi kadang masih saja takut untuk mengikuti suatu hal. Padahal sebenarnya ngga ada salahnya juga buat nyoba hal yang berbeda dan siapa tahu kapasitas kita bisa kok, karena gabakal tau kalau kita engga nyoba, bukan? Dan, seperti yang Nita bilang kalau kegiatan yang berbau internasional itu ga selamanya menyeramkan, asalkan kita mau nyoba dan mau belajar. Oiya, nambah relasi dengan ikut kegiatan yang sesuai dengan bidang kita memang asik sih. Aku juga pernah ikut jadi volunteer Indopet Show dan bisa dapat kenalan teman dari berbagai kampus.

Bagaimana teman-teman, merinding bukan? Ayo kita semangat seperti Nita! Be the best version of ourselves! Berbeda itu engga masalah, siapa tahu orang juga ikut termotivasi membawa perubahan baik berkat kita. 

Kalau mau tahu Nita lebih lanjut, bisa kunjungi instagram @cahyanifortunita atau @ivsaglobal




Reading Time:

@way2themes