/Mak.na.
n
Aku mengenal makna dari mu. Mengenal betapa tanahmu dipenuhi oleh harapan-harapan dan doa-doa yang selalu dikumandangkan. Memberikan kabar yang baik kepada kami, makhluk yang sedang mencari jati diri.
Dari Bogor, kami meniti rangkaian rencana hingga berani melangkahkan kaki menuju tanah Celebes. Mengepakkan sayap kami, yang masih tertatih untuk terbang namun tak gentar dengan berlandaskan niat yang sama, menimba ilmu. Kami haus akan ilmu, namun kami pun ingin sekali berbagi dengan masyarakat dengan ilmu yang kami punya.
Bersama Nahkoda, kami tatih langkah-langkah yang berat mewujudkan mimpi tersebut. Nahkoda tidak sendiri, karena kami dipimpin oleh seorang pria tangguh yang siap sedia menanggapi pahit manisnya hari-hari bersama dengan Superteam yang selalu menyokong kapal tersebut untuk terus berlayar.
Angin yang membawa kami dapat berlayar ke tanah Celebes tidak dapat menemukan arah yang tepat, jika tanpa bimbingan dari dua dokter cantik yang berjiwa muda, yaitu drh Leni dan drh Hera beserta kampus FKH IPB.
Hmmm.. mentari pun menyambut kami, membawa kan kehangatan bagi kami yang telah lelah membuka mata hingga menunggu datangnya pagi. Seperti itulah mungkin yang bisa digambarkan, atas perjalanan yg panjang.
Kami pun tahu, saat malam saat kami bekerja hanya orang tertentu saja yg masih mendengar keributan kami. Pun saat siang saat semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Kadang nyali kami ciut karena tekanan dari berbagai arah datang untuk menyudutkan kami.
Lalu, kami pun terus merajut asa mencari makna yang terpendam mengapa kami melakukan itu semua.
Sedikit saja kami mengerti, kami terus-menerus mempertanyakan hal yang sama. Memindai di tumpukan jerami alasan-alasan untuk tetap bertahan.
Hingga saat-saat yang dinanti tiba. Kapal kami hampir menuju darmaga tempat yang kami tuju. Mencoba tuk sedikit melihat maupun menengok, berharap ada sedikit bayangan tentang tanah yang kami injak nanti akan seperti apa. Nyatanya hanya kejutan-kejutan yang kami dapat.
Tanah tersebut sangatlah indah, bagi kami yang pertama kali menginjakkan kaki di dalamnya kami haru namun berbalut tawa.
Indahnya sambutan hangat yang diberikan untuk kami yang ingin merepotkan orang-orang di dalamnya, menambah rasa syukur kami. Jauh dari tempat kami berasal, kami sudah yakin akan memiliki keluarga baru, guru baru, ilmu baru, pengalaman baru dan kekasih baru. Kekasih yang kami maksud adalah tentang rasa kami yang semakin dalam saat menikmati keindahan alam yang ditawarkan oleh Celebes.
Bunyi-bunyi lonceng sapi, terpaan angin yang mendebarkan ombak, hingga tawa anak-anak yang akan tersimpan baik di memori kami. Begitupun senja yang sangat memukau bak permata, hingga membuat kami terinspirasi tuk terus membuat sajak-sajak indah setelahnya.
Lantas, bersama para penumpang kapal yang sangat baik tuk diajak kerja sama, terukir berbagai cerita indah tentang sebuah perjalanan kami yang singkat di Sulawesi Selatan. Seperti yang kami rasakan, kami mendapatkan panggilan jiwa dari tanah yang memiliki potensi besar di bidang veteriner tersebut. Karenanyalah kami mendapatkan ilmu yang kami harap dapat bermanfaat untuk kami dan masyarakat ke depannya.
Atas rindu yang selalu muncul, kepada teman baru kami, bapak-ibu kedua kami, dokter hewan panutan kami, murid-murid kami yang selalu riang, para malaikat tanpa sayap yang selalu membantu kami, terimakasih dan maaf. Kami titipkan rasa rindu yang selalu tertanam di hati.
Nahkoda, terimakasih untuk engkau yang selalu ada.
Superteam, terimakasih untukmu yang siap sedia.
Satu lagi, kali ini aku sangat ingin mengungkapkan kata-kata manisku yang bukan sajak ini kepada teman-temanku di Kab. Takalar. Sebuah rasa syukur karena ku telah ditempatkan bersama kalian. Bukan hanya tentang bidang veteriner saja. Di sini, kurangkap ilmu yang InsyaAllah dapat melekat. Kudapatkan pembelajaran mengenai keikhlasan untuk membantu teman, mengenai indahnya saling membully, kali ini aku jadi terbully hehe, mengenai manfaat membangun relasi, mengenai pemaknaan berbagi, mengenai nikmatnya indomaret saat lelah menepi. Kepada Alfiyan sang korkab yang kurekomendasi main di Tokyo drift, Odi imut yang tidak suka marah kala itu, Adit sang pujangga juga pahlawan Tarantula man ku, Falih yang senang dengan pengalaman pertama magangnya (semoga dapet lanjut sama Ummah), Anggi tukang masak handalan kami, Isni yg tak pernah absen berkabar dgn pujaan hatinya, Sarah yg suka kipas, klasta si Ondeng, Laras yg terus berjuang di kondisinya yg kadang tak mendukung. Love you guys 😘
Kujuga tak mampu untuk membalas kebaikan keluarga baru kami, terimakasih dari lubuk hati yang dalam kepada dinas kab Takalar, kepada dokter Fitrah dan suami selaku ibu dan bapak bos, serta Bilal yang sedia menampung kami yang liar ini, menyajikan sambal cobeknya. Serta bunda kami, Pak Kadir, Pak Harist, Drh Achmad beserta istri, Drh Mul yang selalu ngajak kami jalan ke Makassar, mengenalkanku dunia malam, bukan itu kok hehe, dan semua orang yang tak dapat kusebutkan satu persatu.
Pokoknya mah "Assippanna Tawwa" (Spanduk Raja Cobek)
Tidak ada komentar:
A word from you is a gift for me...