Waktu itu aku pernah membaca puisi, andai aku bisa melipat jarak..
Pertemuan.. perpisahan...
Di masa-masa sekarang ini, semakin terasa. Ujung pertemuan adalah perpisahan.
Saat sudah melewati berbagi kisah, kembali lagi kita perlu merelakan orang-orang berjalan di depan kita. Masing-masing memiliki urusan pribadi. Memiliki sebuah kisahnya masing-masing.
Lalu, "where's the good in goodbye?"
Setidaknya, kita pernah bersama bukan? Pernah merasakan asrama bersama.
Lalu kemudian, berpisah menuju departemen atau fakultas masing-masing dengan orang yang berbeda.
Lalu, bertemu kembali dengan orang-orang yang baru.
Kembali, kita mengukir kisah bersama teman-teman.
Dari menikmati nasi goreng fapet, gorengan cafung, hingga indomi tampomas.
Siapakah yang mengabadikan momen-momen indah tersebut, selain rentetan foto dan tulisan?
Tidak ada..
Tapi aku tahu, ada sebuah hati yang merekam momen tersebut dengan baik. Menyimpannya, dan mengemasnya agar terkenang menjadi memori yang indah.
Rasa lelah dan letih berjuang, tak akan segera ada habisnya.
Aku sangaaat bersyukur.
Loncatan katak atau pekikan suara mencit menjadi teman dalam hidupku. Mewarnai gambar hasil melihat preparat pun menjadi hal yang seru.
Haha aku pun ingat betul, saat sedang was-was akan pertanyaan kuis ada salah satu teman yang dengan santai bilang, "chill lah ga akan ada kuis",
Walau perkataannya tidak sepenuhnya benar, minimal kita jadi sedikit tenang, tidak terlalu memikirkan kuis itu. Hehe..
Meski suasana kelas serius, tapi percaya deh. Bangku pertama dan kedua hanya dikuasai oleh satu orang saja.
Sedangkan yang lain?
Yap, yang pertama datang biasanya lebih memilih jadi penghuni kursi belakang. Wkwk
"Itu kamu tidur, ya?"
"Tidak dok, saya hanya kedip saja"
Wkwk kedipnya tapi lama..
Begitulah kehidupan, pertemuan dan perpisahan sudah menjadi teman di antara pertemanan.
Tidak ada komentar:
A word from you is a gift for me...