Rintikan sedu....
Perlahan meniriskan luka pilu yang meninggalkan sedikit jejak, sudah saatnya apa yang menahanmu, kembalikan ke awal. Seperti sedia kala saat semua tidak ada apa-apa.
Berharap, memang sejak saat itu aku mulai menaruh sedikit harapan, yang sesungguhnya menjadi bumerang bagi keadaan hati, yakni sedikit merasakan luka.
Ada suatu hal yang bisa ditahan, yakni perbuatan. Tapi ada satu hal yang tidak bisa ditahan, hanya bisa disembunyikan, yakni perasaan.
Aku dan kamu, dulu hanya buliran hujan. Yang menyatu ke bumi, namun bukan berarti saling satu. Hanya sebuah koneksi yang diciptakan alam.
Saat merenda, kita diterpa runtuhan jarum yang menusuk hingga ke sumsum, menyisakan perih. Yang aku tahu, aku bahagia, tapi aku tak paham waktu itu, kalau bahagiaku menyakitkan di waktu lain.
Fluktuatif. Ada kalanya aku bahagia, ada kalanya hanya luka. Aku pun sudah berkali-kali merelakan. Mencoba meyakinkan, jika kita tak mungkin bersama. Selain karena ada dia yang di sana, aku tak dapat menemukan hatimu.
Yang aku tahu, aku benar-benar tidak tahu. Aku hanya sibuk mengartikan kebaikan, yang mungkin itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh sesama. Keterbukaan yang mungkin itu bisa dilakukan dengan sesama. Kelemahan yang mungkin hanya dibagikan saat sedang merasa untuk berbagi. Tak ada lebihnya..
Namun, tetap. Semburat senyum itu. Sangat indah. Goresan luka, tanpa nanah, karena dengan cepat pulih olehnya.
Namun, tetap. Suatu A menjadi Aplus, jika itu yang kau ucapkan. Hanya kata biasa tapi saat engkau yang mengungkapkannya, menjadi suatu luar biasa. Hanya doa yang bisa diucap, tapi aku harap, hanya aku yang kau tuju pada doa itu.
Kata itu,
Menjadi suka sekaligus duka yang masih rahasia..
Tidak ada komentar:
A word from you is a gift for me...