Ada suatu saat.
Lemari tempat ia menyimpan segala pikirannya, ternyata tidak benar-benar rahasia.
Lemari itu, ternyata memiliki kapasitas terbatas.
Pada lemari itu, terdapat lubang-lubang, yang memungkinkan serangga apapun bisa masuk. Dan dapat merusak apa yang ada di dalamnya.
Lemari itu ternyata, tetap menampakkan sisinya yang disembunyikan dengan rapat. Segelnya sebenarnya bukan tak kuat, hanya saja kurang mampu untuk menahan kapasitas yang berlebih itu.
Alhasil, apa yang dirasa telah disimpannya dengan baik. Perlahan terkuakkan satu persatu. Meski begitu, ternyata ia tak begitu menyadarinya. Sebelum ia tanyakan sendiri bagaimana orang lain melihat keadaannya, bagaimana cara dia selama ini, yang dikira sudah pandai menyimpan, ternyata salah, dia tidak cukup baik menyimpannya.
Ada kejanggalan yang dicurigai. Sesuatu itu memang disimpan dengan rapat. Namun, semakin ia mencoba untuk tidak memperlihatkannya, semakin itu terkuak. Terlihat samar-samar, namun menampakkan perasaannya dengan sendirinya.
Novel Jemput Terbawa- Pinto Anugrah |
Lemari ternyata salah.
Kata Si Kunci "Kamu tidak salah, kamu sudah mencoba yang terbaik. Namun, tidak ada yang tahu bagaimana perasaan itu bisa berubah seperti apa dan itu adalah hal yang wajar."
"Jadi, kamu ga perlu merasa bersalah. Itu di luar batas kemampuanmu, tentang bagaimana orang lain menyikapi itu. Kamu pun berhak bahagia," lanjut Si Kunci.
Lemari, ia tersadar akan suatu hal. Benar, selama ini ia begitu memberatkan dirinya sendiri. Perasaannya, benar-benar di luar kendalinya.
Namun, kendali diri masih dapat dikuasi. Tentang bagaimana ia perlu menyikapi tentang perasaan yang ada dalam dirinya tersebut. Ia perlu menatanya, sehingga tidak ada luka. Ehm, bukan tidak ada luka. Karena pasti akan timbul luka, entah itu secara cepat atau lambat. Namun, lebih ke, bagaimana menyikapi dengan benar, mengusahakan sebisanya agar semua pihak tidak terluka. Agar, ia pun tahu. Bagiamana agar perasaan itu, mau dipupuk, atau dibiarkan hanyut oleh hujan.
Kita, hanya melihat saja. Sejauh mana perasaan itu bertahan seiring berjalannya waktu. Sejauh mana, kesempatan, tentang dia dan dirinya, yang mengusahakan atau tidak mengusahakannya, dan saat 'saling' menjadi kata yang paling ditunggu.
Tidak ada komentar:
A word from you is a gift for me...