April 2021 - heartkokok

Rabu, April 28, 2021

Kebaikan itu Bagaikan Air
April 28, 20210 Comments


Kindness is like water. A gentle flow can erode the hardest seemingly unmovable objects




Pernah tertampar mendengar, 

"Kalau berbuat baik terhadap orang yang baik pada kita itu hal biasa, tapi berbuat baik pada orang yang jahat pada kita itu baru luar biasa". 



Seringkali menimang-nimang, apakah kita terlalu baik pada orang, sehingga seringkali dikecewakan? 

Huft, padahal apasih yang udah aku lakukan, hingga bisa berpikir seperti itu? 


Berbuat baik, kemudian melupakan kebaikan itu dan ikhlas merupakan kombinasi lengkap, yang memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Nyatanya, masih kok aku berharap kalau perbuatan baik itu ingin dapat balasan, meski sekedar ucapan terima kasih. 


Walau begitu, ternyata berbuat baik dan sekedar membagi sesuatu terhadap orang lain itu sesungguhnya banyak manfaatnya untuk diri sendiri. Misal saja, saat ini, karena sudah bekerja, aku bisa ngebantu sedikit uang belanja ortu (Bukan sombong beneran deh) hehe. Entah kenapa hal tersebut membuat diriku sedikit bangga. Dulu bocah kecil ini yang hingga menghabiskan waktunya di bangku sekolah dan meminta uang terus menerus bisa lebih sedikit mandiri. Rasa bahagia itu sanggup menjadi obat. Dan sangat berguna saat sedih dan capai melanda. Saat sesuatu yang diharapkan tidak kunjung datang.


Berbuat baik terhadap orang yang berbuat jahat pada kita? Entahlah aku pun belum bisa membayangkannya. Namun kalau dipikir-pikir, hati akan jauh lebih bahagia bukan, jika dapat melakukan perbuatan baik itu?

Aku pernah denger dari bapak temen deketku yang bilang, waktu itu aku nanya kenapa bapaknya dan keluarganya baik banget, setiap orang yang datang ke sana dijamu dengan baik, bahkan diberi uang saku.




 Beliau percaya bahwa kebaikan itu akan mengalir, bagaikan air. 

Jika saja dia baik terhadap orang lain, secara tiba-tiba kebaikan itu bisa saja datang ke keluarganya, contohnya ke anaknya. Entah itu kapan. 

Aku pernah dengar juga konsep, Pay it Forward. Konsep itu berlaku seperti saat kita ngasih bantuan kepada orang lain, suatu saat orang yang kita bantu itu berpotensi untuk melakukan kebaikan kepada orang lain. Wah... Bayangkan saja jika hal tersebut jika terus menerus berjalan, terus mengalir bagaikan air, pasti semua orang tersebut akan merasakan kebaikan itu.


Pengen cerita saja, bukan karena apa-apa. Tapi lebih karena aku bahagia. Dan kebahagiaan itu sangat berbekas. 

Jadi, aku sangat suka ngasih sebuah note, atau fortune cookies, yang berisi tulisan 'quote' gitu disertai snack jajanan murah ke temen-temen. Meski kadang gada snacknya juga sih hehe. Kadang aku juga ngerasa, apain sih aku ini ngasih begituan hehe. Kadang aku juga ngerasa, kok orang biasa aja ya aku kasih begituan haha. Tidak ada ekspresi (karena saking seringnya jadi ga terkejut lagi :))). Tapi suatu hari aku pernah nanya ke salah satu temen, gimana sih tanggepanmu aku kasih begituan? Jawabannya "Kadang aku menduga-duga, bakal dapat apa ya? Haha" . Aku kaget, aku kira dia merupakan salah satu orang yang kadang ga berekspresi saat aku kasih fortune cookies. Ternyata bisa penasaran juga yaa 😅


Dan, benar. Aku walau gadapet apa apa. Tapi hal tersebut membuat diriku bahagiaaa. Sangat bahagia. Meski ya seperti itu, kadang aku berpikir ulang apakah yang aku lakukan ini merupakan hal bodoh. Atau hal yang sia-sia. Tapi, aku yakin, aku sedikit menghibur mereka dengan kata-kata itu kann? Hehe .  Entahlah. 



Benar kok, kebaikan itu mengalir. Kadang gatau kapan. Kadang ga terduga. Dan kadang,, bikin diri tertawa ngakak 😂






Reading Time:

Selasa, April 06, 2021

Sudahkah Menjadi Pendengar yang Baik?
April 06, 20210 Comments
Terima kasih untuk kalian yang telah menjadi pendengar yang baik, bagi siapapun yang suaranya atau sekedar keluh kesahnya ingin didengarkan....



Media sosial  membuka jalan bagi setiap orang untuk menyuarakan pendapat, membagikan keseharian yang dialaminya, bahkan sebagai ajang untuk meraih pundi-pundi uang. Berbagai macam media pun ikut mendukung hal tersebut. Kita seringkali mendapatkan berbagai macam informasi yang bersumber dari berbagai media, tentunya dalam hitungan detik. Informasi tersebut mengalir begitu cepat sehingga tak terbendung. 

Dalam keadaan seperti itu, kita seringkali dibutakan dengan berbagai macam opini, yang kadang kok kita pun percaya padahal belum tentu  kejadiannya demikian. Karena derasnya arus informasi tersebut,, ya mau tidak mau kita juga harus lebih waspada, alias harus bisa menyaring dan mengolah serta memilah mana yang sekiranya terpercaya, dan nggak ngerusak mental kita.



Omong-omong, pernahkah tiba-tiba omongan kita tiba-tiba diberhentikan oleh orang lain? Atau ngerasa pas lagi ngomong kita tidak diperhatikan? 


Nah kalau iya, berarti sama. Atau jangan-jangan kita lah orang yang tiba-tiba memberhentikan omongan tersebut?


bersama ka jinsi (rekaman project video sumpah dokter hewan)


Seperti media sosial yang semakin meluas, maka semakin sering pula kita menyuarakan pendapat dengan mudahnya. Alhasil beberapa diantara kita sulit atau mungkin belum bisa menjadi pendengar yang baik. Mungkin ngerasa kalau pendapat kita lebih penting untuk didengarkan?

Gatau juga, pasti banyak alasannya sih.. 

Sebagai generasi yang pernah mengalami masa berjayanya warnet hingga sekarang masa yang internetnya  atau teknologinya sudah canggih, menjadi suatu pembelajaran tersendiri. 



Baiklah, tidak ada salahnya kan menjadi pendengar yang baik, sekedar mendengar dengan sesama apa yang sedang orang lain sampaikan. Mendengarnya dengan penuh antusias. Meski terkadang mereka hanya perlu butuh pendengar.  Hanya sekedar menjadi teman  yang mengerti tapi bukan menghakimi, tapi bukan menggurui, tapi bukan balik menasehati. Kadang hanya butuh didengarkan. 


Sometimes listening is more important than being heard


Ga jelek juga kok, jadi pendengar.. Hehehe.. 



eits.. Kalau berusaha jadi pendengar yang baik, mungkin kita ga dengan gampangnya ngasih komentar yang jelek ke orang lain kan, entah dengan tulisan atau secara verbal?


Reading Time:

@way2themes