Membaca juga mengantarkanku pada dunia yang lebih besar dari saat ini, yakni dunia penuh imaji. Menghadirkan kepada diri,, bahwa keajaiban demi keajaiban yang terjadi penuh dengan misteri. Meski ya, kita tahu bahwa imajinasi yang berlebihan, seperti adanya 'magic' atau sulap, tidak bisa kita dapati di dunia kenyataan. Tapi bukankah menakjubkan, jika kita sempat merasakannya meski dalam bacaan. Dan ternyata di kehidupan nyata, menakjubkan kalau kita harus menungkap sebuah misteri, bukan?
Senin, September 20, 2021
Membaca Menjadi Sebuah Kebutuhan
Siapa bilang membaca buku dilakukan sebatas sebagai sebuah hobi?
Pernah waktu itu aku berpikir jika membaca buku, novel, bahkan sekarang komik elektronik, bukan merupakan sebuah hobi.
Ha..ha..ha.. Aku sempat berpikiran seperti itu karena, ya semua orang bukannya bisa dengan mudah melakukannya? Bukankah membaca menjadi kebutuhan semua orang?
Ternyata, tidak mudah lho memiliki komitmen kuat untuk membaca secara rutin. Banyak yang masih beranggapan bahwa menghabiskan waktu dengan membaca adalah suatu hal yang membosankan. Bahkan nih ya, sampai di beberapa kolom komentar orang dapat dengan mudah melontarkan pertanyaan atau kritikan yang nggak nyambung, ya karena tidak membaca dulu tulisannya. Hihi.
Saat itu tanggal 9 September, kebetulan sebuah akun sosial media yang aku ikuti meminta untuk melihat buku yang sedang dibaca pada baris ke 9 halaman 19. Aku menemukan kata, Not much that she wanted to remember dari buku Looking for Alaska karya John Green.
Satu bulan penuh selama Agustus hingga awal September, aku memiliki kesempatan cukup kesempatan untuk membaca lebih banyak dari yang biasanya. Membaca apapun itu, di luar konteks yang tidak berhubungan langsung dengan dunia pekerjaan. Misalnya saja novel, komik webtoon, puisi, atau buku penyejuk jiwa.
Sebenarnya tidak susah untuk menjadikan membaca sebagai hobi. Menurutku, bacaan apapun itu (dalam konteks positif) baik. Ada yang suka novel berjenis teenlit, thriller, romans, sejarah, aksi dan berbagai jenis lainnya. Tidak apa-apa kok walau sudah dewasa masih suka bacaan petualangan anak kecil ataupun masih suka teenlit. Hehe. Asalkan tidak berhenti untuk membaca, ya kan?
Kalau sudah suka baca, bisa juga ditambah dengan mengikuti akun sosial media yang berhubungan dengan itu. Banyak akun toko buku dan akun selebgram juga lho yang turut mempromosikan kegemaran membaca sekaligus memberikan rekomendasi bacaan. Hitung-hitung sebagai ajang motivasi atau tambah teman.
Membaca membuat aku memiliki banyak sekali teman. Meski teman tersebut mungkin hanya ada dalam dunia fiksi. Aku mengenal karakter mereka. Sedikit demi sedikit memahami tindakan mereka. Berkeliling di berbagai belahan tempat.
Membaca membuatku lebih dapat memahami berbagai karakter. Memahami alasan orang-orang melakukan berbagai tindakan, walaupun tetap tidak membenarkan pelaku kejahatan. Memahami karakter berbudaya.
Bahkan, membaca membuatku paham bahwa tidak selamanya yang aku anggap benar adalah benar. karena kalau kata Minke di Novel Bumi Manusia, "Kan baik belum tentu benar juga belum tentu tepat. Malah bisa salah pada waktu dan tempat yang tidak cocok".
"Benarmu bisa jadi hanyalah suara egomu", tambah Gus Mus dari suatu bacaan yang aku baca.
Membaca pun menghiburku dengan berbagai kata indah, "Mendidik diri untuk menjaga jarak dengan orang lain, dan juga untuk menjaga jarak dengan kata-kata yang sewaktu-waktu bisa berkhianat." - Novel Amba, Laksmi Pamuntjak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
A word from you is a gift for me...