Lo Sirik Gue Tambah Baik - heartkokok

Senin, Oktober 04, 2021

Lo Sirik Gue Tambah Baik

Kebaikan itu seperti pesawat terbang. Jendela-jendela bergetar, layar teve bergoyang, telepon genggam terinduksi saat pesawat itu lewat. Kebaikan merambat tanpa mengenal batas. Bagai garpu tala yang beresonansi, kebaikan menyebar dengan cepat. Tere Liye (Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)


Sebetulnya, pernyataan yang aku buat judul "Lo Sirik Gue Tambah Baik" kutemukan dari tulisan Truk yang lewat beberapa waktu lalu. Lagi-lagi, truk memang sering sih jadi inspirasiku dalam hidup. Hahaha.. bahkan memang tulisan yang ada di badan atau ekor truk seringkali viral di sosial media.

Lantas, kenapa ya langsung membuat aku berpikir.? Bisa jadi karena pernyataan tersebut hampir mirip dengan buku yang sedang aku baca kala itu, dan aku sudah menyelesaikannya tentu. Judulnya "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" karya Tere Liye. 

Sudah lama aku menjadi penikmat buku-buku karya Tere Liye. Selain bahasanya yang mudah dipahami namun tetap sopan, dan memegang kaidah bahasa tentunya, ceritanya unik dan selalu membuat ketagihan. 

Kalau sedang mencari novel berjenis romansa, buku ini sepertinya cocok deh. Alurnya yang maju-mundur terkesan rapi dan mudah dipahami. Saat membaca pun kita ikut merasakan emosi yang dimiliki oleh Tania, tokoh utama. Tentang perasaannya kepada malaikatnya, Kak Danar, tentang paradoks yang dialaminya, tentang persahabatannya, dan semua hal yang penulis suguhkan, serasa menjadi bagian dalam diri. 

Hinga pada akhir cerita, perasaanku ikut sedih, ikut menangisi kejadian yang membuat Tania memiliki puncak rasanya, bahkan ketika tidak digambarkan bahwa Kak Danar mengungkapkan perasaannya secara tersurat, aku tahu benar perasaan keduanya dari awal.

Beragam jenis kejadian yang dialami para tokoh menggerus emosi. Rasa cinta yang berharga, bahkan ketika kita tidak memintanya, tiba-tiba ada. Namun, ketika semua itu tidak seperti yang diimpikan, ditinggal pergi oleh orang terkasih, tidak dapat memiliki apa yang dicintai. 

Tapi, seperti judulnya, bahwa seperti daun itu ketika jatuh, tak ada yang perlu disesali. Tak ada yang perlu ditakuti. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah ke mana. (Hal 197)

Bahwa hidup harus menerima.. Bahwa hidup harus mengerti.. Bahwa hidup harus memahami.. Tak peduli lewat apa, penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. 

Bahwa, kadang kejahatan tidak lebih baik dibalas dengan kejahatan lagi. 














 

Tidak ada komentar:

A word from you is a gift for me...

@way2themes