Sekarang aku menikmati bagaimana kehidupanku di sini. Yah, sekarang aku di asrama di univ ku, tepatnya asrama A5 IPB. Dulu juga aku tinggal dia asrama tapi bergaya kan hotel di desa Caringin, Kinasih Resort. Seperti kata Pak Jo, guru math waktu di SA, tidak enak menghadapi sebuah perbedaan karena lebih berisiko untuk tidal bersyukur pada Allah. Memang sih susah bertransformasi dari bagian Bogor yang sana ke bagian Bogor yang sini. Apalagi keadaan asrama, teman, dan segala hal yang didalamnya berbeda. Jujur saja, Astaghfirullah, aku gak terlalu suka berada di sini karena melihat berbagai perbedaan yang berkebalikan 180 derajat dengan keadaanku yang sebelumnya.
Alhamdulillah, walaupun masih sempat kepikiran, aku akhirnya mendapat petunjuk kalau sesuatu itu tidak terjadi karena kebetulan. Ada hal yang berbeda memang, tetapi aku harus pandai-pandai mengambil hikmah dari setiap hal yang aku hadapi. Aku menemukan kebersamaan dari kedua asrama yang aku jalani.
Tapi, ada satu hal yang sampai sekarang aku beum pahami mengapa diriku jadi begitu pemikir dan sering bersedih. Aku sangat sensitif terhadap hal yang berbau rumah, keluarga, teman lama, dan kampung halamanku. Terasa diri ini sedang mengalami gejolak yang luar biasa. Tapi, aku kembali lagi berfikir, kalau hal ini didiamkan akan mengganggu kegiatanku selama menimba ilmu di sini. Apakah aku belum membenarkan niatku? Apakah aku telah melakukan kesalahan yang besar? Apakah aku tengah di uji hatinya oleh Yang Maha Kuasa? Beribu pertanyaan terus menerus mengusik kepalaku enggan berhenti seperti pasukan Israel yang hendak merampas Masjid Al-Aqsa dari Palestina.
Aku sering menangis akan pikiran yang berkecamuk di diriku sehingga prasangka2 buruk terus menerus datang. Aku mencoba memahaminya dengan terus berdoa dan bertawakkal kepada Allah. Aku bertanya kepada ibuku apakah hatinya sudah tentram jika aku berada di sini. Beliau sudah mengiyakannya dan mendoakan agar aku bisa berhati-hati. Sekarang, tidak apalah aku masih ingin mengeluarkan tetesan peluh di pipiku asalkan tidak mengganggu rutinitasku sebagai seorang pelajar.
Misalnya, pada saat solat, mengaji, dan mengingat kematian karena sesungguhnya hal-hal tersebut menjadikan kita tidak takabur. Sesungguhnya Allah adalah Zat Pemberi Kekuatan.
Tidak ada komentar:
A word from you is a gift for me...