Kekhawatiran tersebut dijawab oleh Prakoso Muslim Sembodo atau yang kerap disapa Bang Gembul. Bang Gembul saat ini aktif sebagai mahasiswa koas FKH, namun sama halnya dengan yang lain harus menjalankan aktivitas perkuliahan secara daring. Bang Gembul memutuskan untuk tidak pulang ke kampung halamannya, sehingga saat ini masih berada di kosannya yang berada di perumahan dosen, di dalam kampus IPB. Bang Gembul sangat aktif mengikuti organisasi dan komunitas, dan saat ini menjadi Koordinator IPB Peduli Kucing.
|
Bang Gembul
|
Sebetulnya apa sih IPB Peduli kucing itu? Dan kenapa bisa terbentuk?
Pada mulanya Bang Gembul merasakan sedikit kegabutan dan berusaha keliling-keliling kampus dan melihat kondisi hewan liar di lingkungan kampus. Bang Gembul khawatir karena kampus kosong sehingga tidak ada sumber makanan bagi kucing-kucing liar.
"Walaupun aku bukan cat person atau cat lovers tapi melihat kondisi tersebut hati nurani ku jadi tersentuh", imbuhnya.
Bang Gembul tergerak untuk membagikan pakan kucing yang ia dapat dari seseorang. Mulai dari membagikannya untuk kucing-kucing di kampus, akhirnya ia pun bertemu dengan seorang dosen bernama Pak Iyep yang melakukan hal yang sama. Pak Iyep merupakan seorang cat lover, di rumahnya beliau memiliki sekitar 20 kucing. Pak Iyep ini memprakarsai adanya open donation, sehingga banyak yang memberikan donasi dan dapat digunakan untuk memberikan pakan bagi kucing-kucing di lingkungan kampus.
Bang Gembul membagikan makanan kucing yang berasal dari donasi orang-orang yang dikumpulkan Pak Iyep. Saat bertugas Bang Gembul kerap membagikan kegiatan yang ia lakukan di akun sosial media pribadinya. Lama-kelamaan antusiasme teman-teman begitu tinggi, sehingga banyak juga yang ingin bergabung melakukan kegiatan tersebut. Maka dari itu, Bang Gembul pun mengambil jatah pakan lebih banyak dari Pak Iyep.
Apakah sejauh ini efektif pemberiannya?
Sistem pemberian pakan kucingnya adalah dengan menempatkan toples pakan yang tersebar di 25 titik. Toples ditaruh di post satpam dengan note sehingga saat pengisian tahu berapa jumlah yang perlu dimasukkan dalam toples. Hal tersebut mengingat pandemi dapat berlangsung lama sehingga kucing-kucing pun akan tetap butuh pakan tambahan selama ini dan harapannya pemberiannya dapat berjalan secara efektif.
Stok pakan kucingnya apakah aman?
Menurut sensus sejauh ini ada sekitar 200 ekor kucing di IPB dan butuh total dua karung untuk setiap minggunya. Jika keadaannya terus seperti ini ditakutkan dua karung tidaklah cukup. Muncul lah ide baru yang digagas oleh Bang Gembul bersama tim, yakni pembentukan akun sosmed khusus bernama IPB Peduli Kucing. Saat ini IPB Peduli Kucing memiliki akun
instagram,
twitter, dan channel
Youtube. Tujuan dibuatnya akun ini adalah agar orang-orang yang sedang berada di rumah tidak khawatir akan keadaan kucing-kucing liar di lingkungan kampus. Ternyata efek dari sosmed begitu besar. Saat dibuka donasi banyak yang tergugah untuk memberikan donasi. Bahkan setiap minggunya makin banyak yang tertarik untuk berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dengan cara ikut berdonasi.
Pengendalian populasi kucing liar di IPB?
Karena kebetulan juga bergerak juga di ranah medis, Bang Gembul dan tim menggagas sterilisasi kucing IPB Bertahap 2020. Gagasan tersebut mendapatkan banyak dukungan dari para dosen, dokter, dan alumni. Jika lancar kegiatan tersebut akan dimulai pada akhir bulan ini atau awal Juli nanti. Mohon doanya ya teman-teman!
Sterilisasi yang fokus pada betina ini bertujuan agar tidak menarik jantan yang berada di luar kampus sehingga diharapkan dapat menekan jumlah populasi kucing liar di dalam kampus. Nantinya, Bang Gembul dan tim juga akan memberi tanda berupa kalung handmade bagi kucing yang sudah disterilisasi.
Perubahan sebelum dan setelah ada kegiatan ini?
Saat kondisi normal biasanya kucing liar di IPB cari tulang atau sisa makanan di tempat sampah. Insting kucing liar kuat buat nyari makanan seperti itu. Sering pula mahasiswa membawa pakan kucing yang ditaruh di dalam botol kecil sehingga muat untuk dibawa dalam tas. Pakan tersebut lalu diberi ke kucing yang mereka lihat di jalanan. Kucing-kucing liar yang berada dalam kampus di sekitar kantin terlihat cukup sehat. Saat pandemi dengan adanya kegiatan seperti ini terlihat kucingnya jadi lebih gemuk-gemuk.
Apakah hanya diperuntukkan untuk kucing saja?
Ternyata tidak lho. Kegiatan IPB Peduli Kucing ini tidak terbatas hanya untuk kucing saja. Di lingkungan kampus menurut sensus yang dilakukan tim ada sekitar belasan hingga duapuluhan anjing. Maka dari itu disediakan pula pakan khusus anjing, terkadang disediakan nasi dan kepala ayam.
Kalau ada yang ingin ikut?
Anggota IPB Peduli Kucing dengan Pak Iyep sebagai pembina ini merekrut anggotanya dari kegiatan yang dilakukan setiap hari Minggu yang dimulai dari jam 08.00 di FKH. Peserta yang datang akan didata untuk kemudian dimasukkan ke WA grup agar mendapatkan update info seputar kegiatan ini. Jika kita hanya ikut sesekali pun tidak masalah. Kegiatan ini sangat terbuka bagi siapapun.
Kalau ada yang takut anjing atau kucing bisa tetap ikut?
Saaaangat bisa. Teman-teman yang ingin membantu tapi masih tidak terlalu berani untuk dekat-dekat dengan kucing atau anjing tetap bisa datang lho. Bisa datang untuk foto-foto atau sekedar membantu membawa pakan. Kalau tidak bisa juga teman-teman tetap bisa berkontribusi dengan ikut berdonasi, atau dengan ikut menyebarluaskan kegiatan ini.
Bang Gembul juga berpesan seperti ini, "Jika temen-teman hanya ikut sesekali tidak apa-apa. Aku ingin orang orang merasakan feelnya, ketika orang-orang nge-share akan banyak yang tahu kegiatan ini. Sebenarnya aku sendiri saja bisa untuk ngisi toples di 25 titik di IPB. Tapi kalau aku sudah ga bisa nanti siapa yang gantiin? Maka dari itu aku ngajak teman-teman buat ikutan peduli."
Cara berdonasi?
Untuk info lengkap cara berdonasi ada di bawah ini gengs... so cekidot!
Tanggapan tentang kondisi kampus lain? Sebenarnya Feni sangat penasaran dengan kondisi kampus lain nih gengs. Gimana ya keadaan kucing-kucing di tempat tersebut kalau lagi kondisi pandemi ini? Nah kalau menurutku sih bakal sama ya kondisinya. Semoga saja ada yang memiliki niatan seperti temen-temen IPB Peduli Kucing. Bang Gembul pun berpesan seperti ini, "Jika kondisi sama di-lockdown, kampus dikunci, pasti bakal banyak kucing yang seperti itu. Kalau ada niatan bisa dilakukan. Walaupun bukan cat lovers tapi bisa bermodalkan untuk melakukan kegiatan dan itu tidak merugikan ya bisa saja dilakukan. Selagi ada niat baik yang mau dilakukan akan ada jalan."
Nah walaupun Feni mahasiswa kedokteran hewan, tapi Feni bukan seorang cat person lho. Tapi kalau lihat ada kucing mendekat dan mencari makan setidaknya mengusirnya secara halus apabila dirasa mengganggu. Jika sedang makan ikan atau ayam ya bisa disisakan untuk mereka. Kalau ada yang masih suka pukul kucing atau ngasih racun anjing tidak sepatutnya hal tersebut terjadi. Kita bisa lho mengajak orang-orang tersebut secara personal agar tidak mengulangi perbuatannya.
Pesan Bang Gembul pada akhir wawancara nih, "Pada hakikatnya manusia dan hewan itu dapat hidup berdampingan, tinggal bagaimana manusianya menyikapi hal tersebut. Karena manusia yang dikaruniai akal, maka manusialah yang harusnya berfikir bagaimana agar terciptanya keharmonisan antar kedua makhluk ini, bukan malah menyalahkan hewan liar yang menggangu."
Gimana teman-teman? Sangat menginspirasi bukan? Ayo kunjungi lama sosial media IPB Peduli Kucing ya untuk tahu info terbaru!
waaah informatif sekaliii!
BalasHapus