Juli 2015 - heartkokok

Rabu, Juli 29, 2015

Sedih Merantau, Jauh dari Ortu. Solusinya Apa?
Juli 29, 20150 Comments
29 Juli 2015
from https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHfMpfI-hPwAKmJ6RlFRaDFocEzRtK5Y_HJjnJ9glyM6j5_WrAHU8gParjMC9TblYs0zmH_TBDY8dxYvpD5Q2ScfbrGlwKKc6VWfaMbZA4IdbPfJdV6cbs2mVOotNYmONco4Cdr-VFae7W/s1600/Islamic+Art30+Fabi-ayyi+ala-i+rabbikuma+tukaththibani.jpg
Hidup ini memang susah-susah gampang. Bagi yang terbiasa mengalami kegagalan akan paham bagaimana menghadapi kegagalan yang lebih besar lagi. Karena betul kata pepatah kalau kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.

Sekarang aku menikmati bagaimana kehidupanku di sini. Yah, sekarang aku di asrama di univ ku, tepatnya asrama A5 IPB. Dulu juga aku tinggal dia asrama tapi bergaya kan hotel di desa Caringin, Kinasih Resort. Seperti kata Pak Jo, guru math waktu di SA, tidak enak menghadapi sebuah perbedaan karena lebih berisiko untuk tidal bersyukur pada Allah. Memang sih susah bertransformasi dari bagian Bogor yang sana ke bagian Bogor yang sini. Apalagi keadaan asrama, teman, dan segala hal yang didalamnya berbeda. Jujur saja, Astaghfirullah, aku gak terlalu suka berada di sini karena melihat berbagai perbedaan yang berkebalikan 180 derajat dengan keadaanku yang sebelumnya.

Alhamdulillah, walaupun masih sempat kepikiran, aku akhirnya mendapat petunjuk kalau sesuatu itu tidak terjadi karena kebetulan. Ada hal yang berbeda memang, tetapi aku harus pandai-pandai mengambil hikmah dari setiap hal yang aku hadapi. Aku menemukan kebersamaan dari kedua asrama yang aku jalani.

Tapi, ada satu hal yang sampai sekarang aku beum pahami mengapa diriku jadi begitu pemikir dan sering bersedih. Aku sangat sensitif terhadap hal yang berbau rumah, keluarga, teman lama, dan kampung halamanku. Terasa diri ini sedang mengalami gejolak yang luar biasa. Tapi, aku kembali lagi berfikir, kalau hal ini didiamkan akan mengganggu kegiatanku selama menimba ilmu di sini. Apakah aku belum membenarkan niatku? Apakah aku telah melakukan kesalahan yang besar? Apakah aku tengah di uji hatinya oleh Yang Maha Kuasa? Beribu pertanyaan terus menerus mengusik kepalaku enggan berhenti seperti pasukan Israel yang hendak merampas Masjid Al-Aqsa dari Palestina.

Aku sering menangis akan pikiran yang berkecamuk di diriku sehingga prasangka2 buruk terus menerus datang. Aku mencoba memahaminya dengan terus berdoa dan bertawakkal kepada Allah. Aku bertanya kepada ibuku apakah hatinya sudah tentram jika aku berada di sini. Beliau sudah mengiyakannya dan mendoakan agar aku bisa berhati-hati. Sekarang, tidak apalah aku masih ingin mengeluarkan tetesan peluh di pipiku asalkan tidak mengganggu rutinitasku sebagai seorang pelajar.
Misalnya, pada saat solat, mengaji, dan mengingat kematian karena sesungguhnya hal-hal tersebut menjadikan kita tidak takabur. Sesungguhnya Allah adalah Zat Pemberi Kekuatan.


Reading Time:

Jumat, Juli 24, 2015

Lebih dari Sekedar Emansipasi Wanita
Juli 24, 20150 Comments
Ungaran, 23 Juli 2015


Sebelum tahun 2000-an merupakan tahun yang sangat berat bagi perempuan Indonesia. Dahulu mereka diharuskan tidak terlalu banyak bekerja dan pergi dari luar rumah. Mereka seakan di-design untuk menjadi pendamping pria yang selalu taat kepadanya. Seorang gadis yang menginjak umur 16 tahun sudah dikatakan dewasa dan siap untuk dijodohkan. Jikalau sudah menginjak 23 mereka akan dianggap sebagai perawan tua dan apabila tetap sendiri akan tidak baik bagi kehidupannya. 
Pada umumnya, seorang wanita akan diam di rumah mengerjakan pekerjaan rumah sekaligus merawat anak-anaknya. Sedangkan bagi kamu pria, mereka harus menafkahi anak istrinya dengan bekerja keras. Setelah pulang, maka istrinya akan menjamunya. Begitu seterusnya.
Akan tetapi sekarang telah berganti era. Alih-alih karena berlandaskan emansipasi wanita, jadi semua pria tidak terlalu memperdulikan kelemahan yang memang dimiliki wanita. Simple-nya kalau sekarang seorang remaja sedang marah seolah-olah mereka sedang mengalami pms, padahal hal itu tidak selamanya benar.
Beranjak ke hal yang lebih kompleks lagi. Berhubung di daerah saya merupakan daerah industri, terutama industri garmen. Saya akan bercerita tentang kehidupan yang ada di daerah saya.
Dahulu memang benar kalau wanita wajib melakukan pekerjaan rumah dan tidak boleh berada jauh dari luar rumah. Seiring berjalannya waktu, hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Para pemuda baik pria ataupun wanita tetap menimba ilmu sampai luar daerah bahkan bisa sampai ke luar negeri. Akan tetapi, banyak pelajar dari berbagai bidang ilmu memutuskan untuk bekerja sebagai buruh di pabrik. Karena lokasi yang dekat dengan industri seperti garmen, minuman kemasan dan tekstil menjadikan mereka lebih memilih bekerja untuk membantu perekonomian keluarga mereka daripada melanjutkan sekolah yang malah mengeluarkan biaya.
Sebagai contoh, tetanggaku yang pada awalnya bersekolah di salah satu SMK ternama di sini dengan jurusan teknik komputer dan jaringan memilih bekerja ke pabrik garmen sebagai buruh cutting, pemotongan kain daripada memilih pekerjaan sebagi teknsi komputer atau sebagainya. Hal terebut sudah tidak jarang ditemukan mengingat industri yang semakin meningkat jumlahnya.
Mirisnya, kebanyakan dari perusahaan tersebut lebih membuka lapangan pekerjaan untuk perempuan daripada laki-laki, yang dahulu katanya sebagai pencari nafkah. Alhasil, dengan pekerjaan yang mudah bagi perempuan, kaum pria yang kebanyakan bekerja sebagai petani, buruh bangunan, dan pekerjaan serabutan lainnnya lebih mengandalkan gaji istri untuk menghidupi kehidupan mereka.
Dan sekarang, banyak kaum pria yang tinggal di rumah untuk mengasuh anak mereka dan kaum istri yang bekerja di pabrik. Setelah pulang dari kerja, kaum perempuan tetap harus patuh terhadap suaminya, seperti membuatkan kopi, menyetrika, mencuci baju, dan pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjaan oleh suami.
Sebagai umat manusia yang peduli akan perempuan, apakah kalian tega membiarkan keadaan ini terus berjalan demikian?
Keadaan yang saya ceritakan mungkin masih tergambar dalam situasi yang masih normal, namun kenyataan bisa saja berkata lain. Seorang isri yang sudah bekerja keras masih saja tersakiti oleh laki-laki. Padahal kita ini tetap memiliki keterbatasan sebagai seorang wanita yang tidak dimengerti oleh kaum pria. Kita ini tidak memiliki kewajiban seperti pria yang seharusnya mengayomi keluarga. Masihkah kita pantas untuk disakiti?



Saya ingin mendegear suara anda/?
Reading Time:

Kamis, Juli 23, 2015

Explore Semarang and Ungaran, the beautiful cities in Central Java. INDONESIA
Juli 23, 20150 Comments
Don’t be rigid, just be fun!
Explore Semarang and Ungaran, the beautiful cities in Central Java. INDONESIA
There are a lot of options to have refreshment in Semarang regency. If you want to enjoy the beauty of those cities and are confuse where to visit, just take a look at these places. It has varies places to go through. It varies from nature vacation until the ancient one.

1.    Candi Gedong Songo ( Temple of nine buildings )
Location: Desa Candi, Bandungan, Semarang
Haha… This is the place where I found “Bule”, a term to call western people. In that time, I went there with my sister and her husband. We were very tiring at that time because we have to climb hills in order to find all nine temples as they are separated. However don’t worry guys, because you can rent a horse with the guide. These Hindu temples were built in mount of Ungaran. When we’re in the journeys of searching, the natures serve the beautiful scenery of this mountain.

2.       Umbul Sidomukti
Location: Desa Sidomukti, Bandungan, Semarang


I don’t know much about this place, but I can guarantee that you will have interest with this one. You can swim in the high place and enjoy the view of this mountain. Here, you also can have out bond, camping, stay in villa and many more.

3.       Watu Gunung
Location: Dusun Soka Desa Lerep, Ungaran Barat.

This one is still in my village. I can reach this place for only more or less 15 minutes by foot. Do you want to get married in this year? I recommend you to rent this place. Just think out of the box to hold your marriage. Don’t get rigid to always use building. Just enjoy the beauty of my village. J

4.       Swimming Pool
We have a lot of swimming pool surrounding place where I live. We have Water boom in Mapagan, Siwarak, and swimming pool in Balai Lerep Indah (Si Cowek) . If you just want swim and have low budget, I recommend you to choose Balai Lerep Indah one.

5.  Center of gift 
Do somebody want to miss this ? I think no unless they are backpacker who want to  save more money rather than to spend it for only buying a special gift from the place they just visited. It's normal that we can always find this place in the place that we visit.
I recommend you to come to Center of crispy chips in Karangbolo, Ungaran Barat. Here, we can find many variations of it. Then, we can also buy the special food from Ungaran which is Tahu Baxo, a food made from tofu filled with meat ball. This kind of food is easy to get, but don't worry, Ungaran has Tahu Baxo Ibu Pudji and Tahu Baxo Woning which are easy to find in map.

7. Palagan Ambara Monument and The Ambarawa Railway Museum
Enjoy the fantastic of this city by enjoying the old steam locomotive which was built in Dutch time. Ha...ha... I actually didn't remember all the things here because I visited this place when I was kid. I only remember that although we should pay more to rent but the journey on this steam train is unforgettable. However in Palagan Ambarawa, we can also see the story of Palagan Ambarawa war when Indonesia fight ally. 

Reading Time:

Jumat, Juli 03, 2015

Aku Tidak Merangkak Sendiri
Juli 03, 2015 2 Comments
Feni, Mba Fen, Mba Pen, Feenii, Pen, Pencay, atau Wati. Itulah namaku.
18 tahun yang lalu aku telah dilahirkan di dunia ini. Dulu aku dapat cerita kalau hari lahirku yang pada saat bulan Ramadhan sangatlah penuh cerita. Tidak jauh sebelum kelahiranku, ada orang menggantung di desaku. Yang namanya zaman dahulu, maka orang pun percaya kalau keluar malam akan berbahaya setelah ada kabar kematian itu. Lantas tengah malam ada pertanda kalau aku ingin segera keluar dari perut ibuku dan pergi ke dunia. Akan tetapi tidak ada orang yang berani untuk pergi menemui ke dukun bayi*. Lantas aku bagaimana keluarnya? 
Katanya sih aku keluar sendiri tanpa bantuan siapa-siapa?

Ha..ha.. ya enggalah. Masa aku merangkak sendirian dari perut ibuku? pastilah aku dibantu. Bagaimana juga anak bayi baru lahir terus bisa bersihin darah sendiri, bisa jalan sendiri. Kan malah ngeri.

Seperti itulah kehidupanku. Seperti sekarang ini. Aku masih tidak bisa ngebayangin kenapa aku bisa masuk IPB jurusan FKH padahal banyak dari teman-temanku yang jauh di atasku belum masuk ke universitas dengan nilai raport. Mungkin itu belum rezekinya atau masih ada jalan buat meeka. Akan tetapi setelah itu aku dapet rintangan kalau nantinya aku bisa diancam dikeluarin kalau misalnya nilaiku di raport yang bekas dicoret terus di tip-ex ngga bersih ngga bisa dibuktiin keabsahannya dengan buku induk. Sudah sewajarnya di posisi itu hatiku engga tenang. Tapi alhamdulillah, bekat wali kelas dan guru2 yang lain, masalah itu beres. 

Ceritaku sebelum masuk ke Sampoerna Academy yang ada di Bogor pun tidak jauh beda dengan bagiamana aku harus berjuang untuk masuk sekolah tersebut. Pada awalnya aku ga paham kalau tetangga aku yang juga kakak kelas smp-ku sekolah di sana. Bapakku sering cerita kalau dia ketrima di sana tapi aku ngga ada pikiran untuk tanya ke dia. Tapi ternyata guruku menawarkan hal yang sama kepadaku, yaitu untuk mendaftar  ke Sampoerna. Tak disangka hari aku tahu tidak jauh dai deadline pengumpulan formulir aplikasi. 

Nah, disitu aku melakukan banyak kesalahan dengan menunda mengisi formulir yang harusnya cepat dikumpulkan. Pantaslah waktu itu aku sering kena marah. Enaknya, banyak urusan yang seharusnya aku selesaikan sendiri dibantu oleh beberapa guruku. 

Alhamdulillah, ternyata aku berhasil lolos di tahap satu. Guruku pun ikut senang sampai-sampai beliau datang ke rumahku untuk memberikan kabar gembira itu. Maklum, pengumuman seleksi di internet dan aku pun memiliki koneksi terbatas. 

Untuk selanjutnya yaitu tes wawancara. Aku harus berangka ke Bogor demi menyelesaikan tahap selanjutnya. Di sini aku mendapat bantuan uang dari beberapa guru ku. Di sini pun aku merasakan semangat agar aku tidak boleh gagal di tes wawancara tersebut.

Kembali lagi ke cerita masuk kuliah. Sekolahku masih baru. Aku merupakan angkatan kedua. Harapan untuk diterima di SNMPTN undangan sangatlah tipis. Bahkan sering kami menjadikan jalur ini sebagai bonus. Efeknya, kami harus belajar mati-matian untuk diterima di jalur tulis. Setelah pengumuman, kami semua terkejut sekaligus bersyukur karena sekolah kami mendapatkan jumlah yang lumayan bagi peserta yang lolos SNMPTN. Selain itu ada juga temenku yang diterima di NYC Beijing. Luar biasa. 

Hal itu tidak dapat terjadi tanpa bantuan Allah SWT. Ditambah lagi prestasi kakak-kakak kelas yang sangat membantu menambah kepercayaan universitas terhadap sekolahku. Satu hal baik yang harus aku tahu, bahwa ini merupakan jalan terbaik yang Allah berikan untukku. 

Terimakasih atas doa dan dukungannya kepadaku my lovely father, mother, sisters, brother, families, teachers, and my friends.  Alhamdulillahirabbil'alamin.

Jadi pas aku ngga semangat waktu berada di tengah-tengah,  "Whenever you feel like giving up, remember why you set this goal in the first place."


Reading Time:

@way2themes