heartkokok: Inspirations
Tampilkan postingan dengan label Inspirations. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspirations. Tampilkan semua postingan

Rabu, Agustus 12, 2020

Bersyukur
Agustus 12, 20200 Comments

Bukankah yang penting ada yang membantu kamu? 


Beberapa kali kita menemukan diri kita berada di titik sangat bawah. 

Di titik yang membuat kita terpuruk, enggan makan. Enggan berkegiatan, enggan tidur. Hanya menghabiskan waktu melamun seharian. 


Bersyukurlah, 

Jika ada seseorang yang memerhatikanmu. Meski tidak dengan gamblang, ia ingin mencoba membantu meringankan bebanmu, tanpa bermaksud untuk mengganggu perasaanmu. 

Saat diri menjadi lebih sensitif, mungkin di saat itulah kita perlu rehat sejenak. 

Tidak, kamu tidak salah. Bukan dia juga yang salah. 


Mungkin di sini, kita sama-sama perlu lebih banyak belajar.

 

Kesulitan saat ini, mungkin membantu menjadikan diri lebih baik, lebih maju, atau lebih tinggi tingkatannya di bandingkan diri kita yang lalu. 

Walaupun sekarang kamu belum menemukan jawabannya, ya setidaknya kamu harus yakin bahwa, 'Everything happens for a reason'. Semua hal yang terjadi memiliki maksud tertentu. 


Everything happens for a reason.


Jika dilogika, ya memang semua hal itu pasti ada sebabnya kok. Tapi ya, bukan berarti kita harus tahu jawabannya sekarang, bukan? 

Tapi, jangan sampai lepas harapan pada Tuhan bahwa, semoga menjadi hal tersebut menjadi yang terbaik untuk kita. 




Semoga hal tersebut menjadi yang terbaik untuk kita.

Saat badai datang, kita cenderung berpikir bagaimana kita selamat. Diri kita yang berharga. Bukan barang kita, bukan uang kita, atau orang lain yang jauh jangkauannya. 

Mungkin seperti itulah kita hidup, sebenarnya memang ga punya apa-apa. Tapi harus berjuang agar tetap bertahan hidup. 

Saat sulit, kita perlu tahu bahwa sesungguhnya kita bisa kok melewatinya. Walau itu penuh tangisan, tapi nyatanya kita mampu. 

Dan.. Jangan terlalu berharap orang yang kita harapkan datang membantu dengan sendirinya. 


Ada tipe orang yang peka. Ada yang peka tapi tidak enakan. Ada yang cuek tapi ingin bantu. Ya, begitulah bermacam-macam tipe. 

Jika saja ingin meminta bantuan, kita bisa bilang kok. Karena jika tidak bilang, orang tidak akan tahu jika kita membutuhkan bantuan. 

Dan.. semua memiliki kesibukan masing-masing. Jika dia belum dapat membantu, sebisa mungkin tidak terbawa perasaan, karena kita tidak tahu apa yang sedang mereka kerjakan atau targetkan. 


Sepertinya mudah dikatakan, nyatanya ya kita memang perlu latihan. 

Berlatih menerima, berlatih peka, berlatih menjadi orang yang lebih baik. 

Tentunya, tak lupa juga kita harus mengucap syukur, sekali lagi syukur. 



Walau tidak dibantu oleh orang yang kita harapkan, ada orang lain yang membantumu di kala sulit. Jadi, yang terpenting adalah ada yang membantumu kan, meski orang tersebut tidak kamu duga?

Lalu, jika tidak ada satu orangpun yang membantu,lantas bagaimana? 

Jawabannya adalah tetap bersyukur, 

Mungkin ini waktunya kita berusaha mengatasi sendiri. Agar kita berpikir lebih jernih, agar lebih keras lagi berusaha, agar lebih khusyuk dalam berdoa, atau agar lebih pasrah dan ikhlas? 



Saatnya, kita berterimakasih kepada orang-orang yang berada di samping kita

Saatnya, kita berterimakasih kepada orang-orang yang berada di samping ketika kita butuh, ketika kita bahagia, atau ketika sedih. Ketika mereka telah menyempatkan waktunya untuk sekedar mendengar keluh kesah kita. 

Mereka ada, 

mereka ada yang berperan sebagai pendengar, ada yang berperan sebagai penambah motivasi, ada yang sebagai pencari data, ada yang sebagai narasumber karena berbagi pengalaman yang sudah dilaluinya. Dan tentunya ada kamu, yang ingin terus bangkit. 

Tetap bersyukur ya, diriku. 

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. 

Reading Time:

Jumat, Agustus 07, 2020

Pahit di Awal, Manis pada Akhirnya
Agustus 07, 20200 Comments
Hanya suka dikasih gula, tapi saat merasakan pahitnya obat yang justru menyembuhkan nangis-nangis tidak terima?



    Saat menghadapi kesulitan, baik itu saat menghadapi pelajaran atau hal lainnya dalam hidup. Yap, sering kali suka merasakan kepahitan yang begitu mendalam. Tingkat sensitifitas jadi makin meningkat, seiring dengan perkembangan situasi diri alias mood yang juga makin buruk. Jika saja tidak pandai menempatkan diri di situasi tersebut, yang ada kita menjadi orang yang makin pandai mengeluh. Padahal bukan itu yang harus kita lakukan bukan?
    
    Terkadang, sulit bagi diri sendiri melawan ego yang senang tumbuh ketika terpancing emosi. Tapi tidak apa, asalkan tidak terlewat batas bukan. Yap, jujur saja tantangan dalam dunia perkuliahan, dunia kehidupan dalam keluarga, maupun pertemanan selalu berfluktuasi. Naik turun tidak karuan, bahkan di saat kita belum siap sekalipun. 

       Kadang bahkan terlalu percaya diri bahwa tantangan yang menimpa diri terlalu sulit, berbeda yang sedang dialami oleh orang lain. Sehingga kadang mewajarkan diri jika sesaat kita sambat gak karuan. haha.. Padahal kan bukan begitu?

     Sering mengait-ngaitkan jika saja mendapatkan dosen yang sangat disiplin, sangat rewel, maka penderitaan semakin lengkap. Tapi...... ternyata tidak begitu. 
    Berdasarkan pengalaman, pada dasarnya kita sebagai murid, yang menimba ilmu, harus senantiasa menghormati guru. Banyak nasehat Imam Syafi'i tentang ilmu, dan benar adanya hal tersebutlah yang aku rasakan. Harus ada keterikatan batin antara guru dan muridnya, sehingga ilmu yang diberikan dapat melekat, dan semoga saja dapat bermanfaat. Jadi, jika dibilang sebuah penderitaan, ya bukan. Karena guru dan ilmu tersebut memberikan pembelajaran bagi kita. 

    Misal saja berdasarkan pengalaman yang aku alami, mendapatkan seorang pembimbing yang sangat disiplin. Alhasil, yang bisa aku ambil adalah aku menjadi orang yang berhati-hati dan senantiasa mau belajar, terlebih sebelum bertemu untuk menghadap karena  meminta bimbingan. Selain itu, aku juga terlatih mengerjakan suatu pekerjaan dengan cekatan. Hehe,, semoga saja ya tetap terlatih seperti itu agar waktu yang ada termanfaatkan dengan baik. 

    Jadi, yang harus aku pegang adalah kita harus selalu menghormati guru. Ilmu itu pahit pada awalnya, tapi manis pada akhirnya. Tetap semangat tentunyaa... xixi






Reading Time:

Kamis, Juni 25, 2020

Curhatan Seorang Laporan
Juni 25, 20200 Comments
Laporan sedang bersedih. Tubuhnya meringkuk. Mukanya kusut. Mulutnya pun cemberut. 

Pikirannya  berkelabut seperti suasana hatinya yang sedang remuk. Saat ini ia selalu mudah marah. Beda dengan biasanya. Ia selalu ceria, penuh dengan tawa. 

Kali ini, Laporan pun enggan menyentuh buku. Biasanya setiap pagi diseduhnya kopi untuk menemaninya membaca buku. 
Pisang goreng yang disediakan di meja juga tidak berhasil merayunya. 

Laporan tidak mau membuka gawai. Ia takut, jika bisa-bisa suasana hatinya semakin kacau. 

" Wahai Laporan. Apakah kamu mau terus-menerus seperti ini?", Tanya Pena Ajaib. 

Didiamkannya Pena Ajaib selama berjam-jam. Tak satu katapun ia jawab pertanyaan Pena Ajaib, sahabat sejatinya itu. 

Berkali-kali Laporan mencoba berteriak. Namun tak ada suara yang terdengar. Hanya urat-urat di lehernya yang terlihat membesar mengikuti mulutnya yang menganga. 

Lantai di sekitar Laporan pun kering. Tidak ada satupun peluh yang menetes. Tidak ada keringat yang bercucuran. Meski seharian ini sangat panas. 

"Laporan, sekarang jawab aku. Sebenarnya ada apa gerangan yang membuatmu murung seperti ini? Jika kamu tetap seperti ini, apa gunanya jutaan buku yang sudah kau kuasai? Apa gunanya semua senyum yang kau pancarkan? Apa gunanya air mata yang kau tumpahkan hanya untuk mengasihani seseorang yang kamu sayang?", Teriak Pena Ajaib. 

"Betul, semua yang kamu lakukakan tidak akan sia-sia. Tapi apa gunanya jika semua hal yang telah kamu perjuangkan tidak memiliki pengaruh yang baik terhadap dirimu sendiri?"

"Contohlah bulan..."

Omongan Pena ajaib dihentikan Laporan. Pena Ajaib senang karena setidaknya ia sudah mau mulai bicara.

"Tunggu, dari berjuta-juta buku yang aku baca. Aku tidak pernah dilarang untuk bersedih. Lantas kenapa kamu melarangku?", Sela Laporan. 

"Bagaimana tidak kularang, sedihmu itu sudah sangat keterlaluan. Kamu memang wajar untuk bersedih. Tapi bukan seperti ini caranya. Lihatlah di luar sana, teman-temanmu semakin tinggi. Meraih banyak mimpi. Walau sebelumnya ia dirobek-robek, dicampakkan, bahkan dibuang percuma"

Laporan menjawab dengan nada tinggi, "Aku sangat marah dengan semua orang. Kenapa mereka suka sambat. Suka ngatain kalau aku ini biang masalah. Aku mencoba membantu mereka semampuku. Mereka selalu saja memaki-maki tanpa mengetahui perasaanku. Bahkan mereka pun mencoba mengancamku. Jika seandainya saja aku ini tidak ada. Lalu sekarang apa gunanya aku ada? Toh mereka pun tetap dan akan seperti itu. Susah untuk mengubah tabiat mereka."

Laporan mulai meneteskan air mata, kali ini lantai yang semula kering mulai basah. Dan semakin basah dibanjiri air mata. 

"Baiklah, aku mengerti perasaanmu. Sekarang kamu sudah lega, bukan?"

Pena Ajaib menambahkan, "Bukannya aku ingin mencoba mengguri, tapi kamu tidak perlu risau dengan semua hal yang mereka ucapkan. Cukup cerna, dan ambil yang bisa kamu jadikan hikmah. Karena pada dasarnya, kamu punya andil besar untuk itu. Kamu yang yang  mengatur perasaanmu. Kamu yang dapat menentukan mau bahagia, atau terus-menerus sedih. Dan kamu telah banyak berguna."

Laporan kebingungan, "Berguna seperti apa?


Pena Ajaib tertawa, "Hahahaha. Bagaimana bisa kamu tidak mengetahui bahwa dirimu berharga. Memang terkadang kita seperti itu. Merasa kalau diri kita kurang berharga, tidak berguna. Padahal tidak melulu hal tersebut selalu berkaitan dengan hal yang besar. Bahkan Tuhan pun menjanjikan membalas kebaikan kita walau sebesar biji sawi. Coba bayangkan, biji sawi!! Jadi kamu tidak perlu bersedih, karena kamu tahu kalau kamu itu berguna. Meski tidak semua orang memberi penghargaan kepadamu. Atau sekedar berterima kasih kepadamu. "

Terlihat wajah Laporan yang kembali ceria. Dilahapnya pisang goreng yang sudah dingin itu. Segelas kopi dingin dihabiskan dalam seteguk. 

"Pena Ajaib, kamu memang sahabat terbaikku. Kamu mau menunjukkanku jalan yang benar, tidak langsung memarahiku tanpa sebab. Dan yang terpenting tidak begitu saja meninggalkanku."

Pena Ajaib tersipu, "Hahaha bagaimana bisa aku berpikir seperti itu. Kamu adalah seseorang yang mau berada di dekatku, dari sekian banyak orang yang ada. Dan aku melihat kegigihanmu. Aku mengagumi semua itu. Walau begitu, aku tahu kamu pun sama seperti yang lain, punya kekurangan. Buat apa aku mencari seseorang yang sempurna?" 


Reading Time:

Senin, April 27, 2020

Sebuah Refleksi
April 27, 20200 Comments
"Mencoba menerima segala keadaan dan berbaik sangka adalah kata-kata yang sering kita dengar sebagai nasihat. Apakah itu benar?"


Menurutku iya, ketika kita dapat menerima keadaan dan selalu berbaik sangka kita bisa mendapatkan ketenangan. Tetapi menuju ketenangan itu tidaklah mudah. Menerima segala keadaan adalah hal yang sulit, begitupun dengan berbaik sangka. Manusia mana yang bisa menerima dengan lapang dada ketika dipertemukan dengan kegagalan dan kehilangan untuk pertama kali? Kegagalan dan kehilangan membuat kita merasakan kecewa dan perasaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kita selalu diajarkan berjuang untuk menghindari kegagalan dan menggapai kesuksesan. Tapi kita lupa belajar untuk menerima kegagalan, kekalahan, kehilangan, dan bagaimana kita harus bersikap ketika mengalami hal yang tidak kita hendaki.

Hal ini tentu saja tidak mudah, bayangkan bagaimana caranya ketika kita berjuang sepenuh tenaga demi tujuan yang kita inginkan tetapi hal itu tidak tercapai? Banyak sekali orang yang akhirnya berputus asa bahkan memilih mengakhiri hidupnya karena merasa hidupnya sia-sia. Tapi coba kita memandang dari sudut yang lain. Apakah benar perjuangan yang dilakukan selama ini sia-sia?

Mungkin kamu memang tidak mendapatkan hal yang diinginkan tetapi kamu akan mendapatkan hal yang lebih dari itu. Bisa jadi kamu sudah berubah dari yang tidak tahu menjadi lebih tahu, menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan kamu memiliki keahlian tertentu. Mungkin banyak sekali kebaikan yang didapatkan ketika kamu sedang berjuang.

Hargai dirimu yang selama ini berjuang. Dirimu yang selalu berani menghadapi segala rintangan. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Kamu mungkin memiliki seorang panutan yang berperan sebagai motivasi tetapi bukan berarti kamu harus membandingkan perjalanan hidupmu dengan orang itu. Percayalah segala perjalanan tidak ada yang sia-sia walaupun akhirnya tidak selalu sama. Setiap orang memiliki awal dan akhir yang berbeda. Setiap makhluk hidup memiliki cerita hidupnya sendiri. Tidak ada yang sia-sia karena akan selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan hidup.

                               "Percayalah segala perjalanan tidak ada yang sia-sia
                                              walaupun akhirnya tidak selalu sama"

Dengan melihat sudut pandang yang positif akan membuat kamu lebih mudah dalam menerima keadaan. Ketika kita menginginkan sesuatu tetapi yang tercapai adalah hal lain mungkin itu memang terbaik untukmu. Bisa jadi hal yang kamu miliki sekarang adalah berkah yang Allah berikan kepadamu. Secara tidak langsung pemikiran ini akan membuatmu selalu berbaik sangka terhadap setiap kondisi. Fokuskan segalanya pada dirimu jangan pada orang lain. Kamu yang menjalani hidup, maka setiap keadaan dan kondisi adalah pilihanmu. Bertanggung jawab atas segala pilihanmu dan menerima setiap kesalahan yang dirimu buat. Kamu tidak pernah sendiri, selalu ada Allah di sampingmu yang selalu membantu bahkan dalam keadaan yang kamu anggap tidak ada jalan sekalipun.

Mencoba untuk mengenali diri sendiri, menerima segala kekurangan, dan menghargai segala perjuangan. Mencoba untuk menerima keadaan dan berbaik sangka dalam menggapai sesuatu. Perasaan tenang akan memenuhi hati diikuti dengan perasaan percaya dan juga selalu ingin berjuang. Selamat berjuang, karena hidup tidak akan berarti tanpa perjuangan.


- Oleh Denap. Terimakasih temanku yang telah mengirimkan cerita yang inspiratif
Reading Time:

Sabtu, Februari 29, 2020

Apakah kamu seorang alpha girl?
Februari 29, 20200 Comments
Bahasan yang santuy bin aneh ini tiba-tiba muncul dari pikiranku. Sering tidak sih ada perlontaran kata-kata dari teman sekelas bahwa ada seorang wanita yang menjadi alpha-girl di antara wanita sekelas? Duh-duh aku sih bukan mau menunjuk diriku ya, karena memang aku ngga termasuk itu, hehe.. apa sih sebenarnya alpha-girl ini?


Menurut teman sekelasku yang sudah mendapatkan mata kuliah Ilmu Perilaku Hewan (IPH), seekor alpha adalah sosok yang dominan di dalam sekelompok hewan tersebut. ... eh tapi yang ini untuk manusia ya.. jadi kalau alpha girl yang kami maksud ini adalah seorang wanita yang dominan dalam sekelompok itu. 

Eits.... tapi stigma kita kebanyakan menunjukkan bahwa seorang alpha itu seseorang yang paling cantik di antara wanita lain. 


Waduh... kok bisa begitu ya? Memang sih kecantikan bisa membuat kita menjadi seorang alpha-girl. Tapi bukan yang pertama menurut versiku tentang apakah kamu seorang alpha girl?


Seseorang yang memiliki kemampuan memimpin menurutku adalah salah satu contoh dari seorang alpha girl. Jadi dengan pesonanya dia dapat menjadi sosok pemimpin yang tentunya disayangi oleh rakyat-rakyat yang dipimpinnya. So pasti bagi kalian yang mengemban amanah, jadikan itu sebagai ajang latihan ya, karena pasti akan banyak manfaatnya.


Tidak hanya harus dapat menjadi sosok pemimpin, tapi bisa juga lho kalau seorang perempuan yang memiliki pendapat dan prinsip serta unik adalah seoarang yang kuat lho. Seseorang yang memiliki prinsip yang kuat tidak akan mudah terseret arus perubahan. Karena berbagai perubahan yang dimiliki oleh masyarakat belum tentu baik lho. Justru kalau terlalu sering mengikuti perkembangan tanpa mampu bertahan akan membuat perasaan yang tidak nyaman, jatuhnya akan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.


Seseorang yang dapat bercerita tapi juga berbobot atau berisi juga merupakan seseorang yang menarik lho. Hehe. Bisa jadi dengan kemampuannya mencairkan suasana bisa membuat orang-orang jadi suka untuk ngobrol dengannya. Alhasil punya rakyat banyak deh yang selalu menunggunya untuk bercerita.


Yang satu lagi adalah yang pasti dirindukan oleh seorang wanita. Benar, kecantikan juga memiliki daya tarik yang dapat menjadikannya menawan. Tapi, cantik ini juga sangat subjektif karena penilainnya tergantung individu.

Sangat disayangkan saat seringkali terlontarkan pernyataan yang sebenarnya kurang enak didengar, 
seperti 'untung aja cantik, coba kalau engga, gada harapannya', 'orang cantik biasanya bego', atau 'udah jelek gabisa apa-apa', hehe kadang ada benarnya juga sih ungkapan-ungkapan itu. Tapi kita harus pandai menempatkannya, tidak semua orang lapang dada jika dikatain begitu. Sebisanya sih jangan berkata begitu ya kan? ehehe. 

Jadi,ngga ada lagi kamus ngerasa insecure, terus akhirnya kurang bersyukur gara-gara ngebandingin diri kita dengan orang lain. Sejatinya kecantikan yang hakiki itu berasal dari hati. 

       Kecantikan yang hakiki berasal dari hati 

Ehm, tapi apa sih fungsi itu? Setelah aku jabarkan ternyata menurutku menjadi seorang alpha girl ini tidaklah terlalu penting? Lha terus kenapa aku tulis? Hehe.. sebenarnya sih karena aku tidak terlalu setuju dengan pendapat orang yang menyatakan bahwa kecantikan ini memiliki pengaruh besar dalam menentukannya layak menjadi seroang wanita pemimpin atau tidak. Padahal kan jauh dari itu kita dapat merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang yang independen.


Sekarang pun tidak perlu aneh dan merasa ga pede jika mau melakukan sesuatu sendiri. Kita bisa kok ngelakuin banyak hal dengan kesempatan yang sama seperti yang lain. Jika sekarang belum bisa, bukan berarti kita tidak boleh mencoba. 




Hehe.. so girls just be yourself!

Reading Time:

@way2themes