heartkokok: Hariku
Tampilkan postingan dengan label Hariku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hariku. Tampilkan semua postingan

Minggu, Januari 03, 2021

Soto Semarang
Januari 03, 20210 Comments

Kalian tim nasi dipisah atau nasi dicampur?


Soto menjadi salah satu masakan khas Indonesia, pastinya kaya akan rempah-rempah. Meski, makanan kesukaanku adalah sate, tapi soto turut pula menjadi bagian dari menu yang aku sukai. Bagiamana tidak, wong setiap pulang kampung, di rumah selalu disediakan soto. 

Dari beberapa jenis soto yang pernah aku coba, semuanya memiliki kemiripan, yakni sebuah makanan berkuah, yang ditabur bawang dan berisi irisan daging. Hehe.. Meski nanti tergantung kombinasinya, soto pun berubah nama sesuai bahan-bahan yang dimasukkan. Jenis soto pun beragam, ada Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Bogor, Coto Makassar, Soto Medan, Soto khas Banyumas (aku lupa namanya), dan maaaasih banyak lagi. 

Perdebatan tetap pada, nasi dicampur dan nasi dipisah. Kalau geng tim Soto Semarang, pasti sudah sangat kenal dengan nasi dicampur kan?



Lebih daripada itu, soto sangat menyegarkan. Kala dingin, hujan, soto menjadi masakan yang sangat istimewa. Tentunya apabila disajikan secara hangat. Menurutku, soto juga menyimbolkan sebuah budaya yang dimiliki daerah asal soto berada. Bumbu rempahnya yang khas, menjadi sentuhan yang lembut bagi lidah pecinta makanan lokal. 


Reading Time:

Selasa, Desember 29, 2020

Turbulens
Desember 29, 20200 Comments

 Tahun 2020.. 


Haha penuh dengan kejadian yang benar-benar tak terduga. Setidaknya tak terduga, karena memang belum kita alami sebelumnya. Nyatanya, alam sudah memperingatkan kita sebelumnya bukan? 

Aku ingat guru agamaku dulu saat smp, beliau menyampaikan bahwa sesungguhnya kehidupan di bumi ini adalah tentang 'balance' atau keseimbangan. Kalau udah ga seimbang, berarti ada yang tidak beres kan?

Padahal awalnya aku kira bakal jadi tahun yang begitu menyenangkan. Aku kira bakal bisa jalan-jalan bersama teman di beberapa tempat, yakni menjalankan koasisda di beberapa daerah. Dan selanjutnya ujian kompre di hadapan dosen dan teman-teman, di ruang yang menegangkan itu. Haha.. 

Memang, manusia memiliki keterbatasan untuk melihat jauh ke depan. Tapi, coba saja jika kita lebih baik ke alam. Bukankah alam sudah menyediakan banyak hal?

Berkaitan dengan itu, pandemi merupakan sebuah ujian dan cobaan bagi kita semua. Pandemi membuat kita belajar menahan ego kita sebagai manusia, yang notabennya merusak, ingin memiliki segalanya. Pandemi yang membuat kita harus lebih peduli pada sekitar, orang-orang sekitar, para pekerja, pemimpin, masyarakat secara umum, dan kepada hewan serta lingkungan yang membutuhkan sinergi di bumi ini. 

Sumber: Jakarta Post

Bukan juga soal itu, nyatanya memang bagi diriku pribadi, di masa itu.. aku langsung saja memutuskan untuk pulang, dan berada di rumah. Maklumlah, jika dipikir-pikir aku akan begitu pusing dengan tidak melakukan apa-apa di kosan. Jadinya aku memilih untuk di rumah saja. 

Banyak hal pait, dan manis menjadi satu. Ada tangisan, ada tawa, ada luka. Yang semua-semuanya mewarnai tahun 2020. Di sekitarku saja, banyak orang yang dirugikan setelah pandemi datang, banyak putus kerja, jualannya merugi dan banyak kejadian lain.

Namun ada beberapa hal, yang membuat manusia menjadi lebih baik. Dan profesi dokter hewan menjadi sesuatu yang dilirik. Meski, masih tidak terlalu ramai. Aku yakin betul bahwa profesi dokter hewan merupakan salah satu garda terdepan dalam pencegahan penyakit zoonotik (penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya). Namun bukankah, jika profesi itu penting, akan banyak yang sadar dan membuka peluang ? Yap, harusnya seperti itu. Mungkin saja peluang itu, belum menjadi 'kesadaran' pihak yang berwenang untuk perlu memiliki dokter hewan di pemerintah/ perusahaan/ daerah mereka. Semoga saja, kedepannya menjadi lebih baik. 

Kita pun yang semula tak masalah dengan jarak, dipaksa harus lebih berjarak. Kita menutupi mulut dan hidung dengan masker. Bak sedang dibungkam. Kalau-kalau kita terlalu bangga diri, kalau-kalau di masa lalu kita dengan mudah menyakiti orang, kalau-kalau dulu kita tidak menganggap keberadaan orang yang ada di sekitar kita. Setidaknya, hal itu menjadi beberapa hal yang bisa aku petik dari situasi ini. Dalam diam, kita perlu memperhatikan sekitar, memerhatikan hal sederhana namun sarat makna. 

Oiya. Berbicara tentang pandemi itu, melibatkan banyak pihak. Dan berarti ekonomi memang memiliki peran yang kuat. Entah itu dalam pengambilan kebijakan, atau dalam hal mental. Setidaknya itu yang aku dapat dari berbagai media. Namun, ada juga kelelahan mental yang terjadi akibat seseorang tersebut, mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang lain, kelelahan akibat sering bermain gadget, atau karena terisolasi sendiri sehingga jarang bertemu orang. 


Kejadian pahit manis tersebut, menjadi semakin lengkap ketika aku yang termasuk lulusan 2020 sedang dihadapkan pada transisi dunia kampus ke dunia kerja. Mungkin, aku dan beberapa lulusan 2020 sedikit kesulitan memiliki pekerjaan. Bahkan bukan hanya mencari, tapi menentukan pekerjaan apa yang sekiranya cocok buat kita juga penuh pertimbangan bukan? Belum lagi ada tuntutan sana sini. Haha.. duh 

'Pentingnya ONE HEALTH' Sumber: Unair News

Lagi dan lagi, sebetulnya manusia memang cenderung was-was. Khawatir boleh, ya katanya jangan berlebihan. Karena kita tidak tahu apa yang terjadi di depan, masih dirahasiakan. Jadi, bisa mengusahakan dan bertawakal sebaik-baiknya kann ? 


Ungaran, Desember 2020

Aku yang sedang dan terus belajar


 

Reading Time:

Sabtu, Desember 26, 2020

Menuju DokHe
Desember 26, 20200 Comments

 Serpihan rentetan yang memiliki alur maju, ya maju karena dari dulu hingga kini, menghasilkan sebuah kisah yang sangat berarti.

Menjadi dokter hewan, calon dokter hewan, atau seorang dokter tapi dokter hewan?



Aku ingat betul, waktu itu aku hanyalah seorang anak ingusan yang mencoba menelaah peluang untuk dapat memasuki perguruan tinggi lewat jalur undangan. Alhasil, sampailah aku di titik awal yang menjadikanku bisa sampai di titik lain, yang akan menjadi titik dari sebuah awalan baru. 

Aku menangis sesenggukkan, sesaat setelah pengumuman ujian kompre di Kamis, 17 Desember itu. Aku menjadi rombongan pamungkas, hari kedua sebelum hari terakhir periode ujian dilakukan. Sebelumnya aku memang merasa tenang, karena merasa memiliki “banyak waktu” untuk mendengarkan ujian teman atau mengulas pelajaran yang sudah aku baca sebelumnya. Tapi, yang namanya ilmu pasti tidak ada habisnya. Semakin aku membaca semakin aku merasa kurang. 


masih sembab 

Yang aku rasakan sesudah pengumuman itu adalah, sebuah rasa yang entah itu rasa lega atau rasa tidak terduga, atau justru karena aku tidak bisa menjawab secara maksimal. Aku tak tahu betul, tapi yang aku rasakan dalam gaungan pikiranku saat itu adalah aku benar-benar tidak menduga aku bisa sampai di titik ini. Benar-benar tidak menyangka. 



Jadi ingat, dulu aku pernah hampir putus asa, saat sebelum memasuki masa sma. Aku lebih memilih memasuki sekolah swasta, alih-alih bukan negeri yang dulu ada wacana menuju RSBI, alias sekolah berstandar internasional. Dampak yang nyata bukan sistem pembelajarannya, tapi bayarannya. Sehingga aku pun tak tega untuk masuk ke sekolah negeri ber RSBI itu. Tapi, dukungan dari berbagai pihak, dan yang terpenting dari bapakku, yang mengatakan akan mengusahakan semaksimal mungkin akhirnya memberanikanku mendaftar ke sekolah negeri yang katanya RSBI itu. Namun, keadaan juga menjadi tak terduga setelah ada pengumuman bahwa ternyata aku masuk ke sekolah swasta bertaraf internasional dengan beasiswa, tapi aku harus merantau ke Bogor. 




Memang, banyak ketidakpastian yang berujung sebuah kepastian yang selalu kita idamkan. Kita tidak tahu skenario apa yang Tuhan rencanakan. 

Dan, saatnya aku pun meluapkan semua emosiku di situ. Beruntungnya aku, dikelilingi oleh orang-orang baik. Teman-teman yang baik. Saat aku menumpahkan emosiku, aku berada di pelukan mereka. Dan memang, mereka lah sejatinya yang menjadi salah satu sumber kekuatanku untuk terus maju. 

Entah itu dari teman-teman yang mendukungku saat di asrama, saat di tingkat persiapan, saat masuki dunia baru di fakultas dan saat aku menjalani koas. 

Ehm.. masih ga nyangka banget bakal sampai di titik ini. Aku, yang masih ingusan ini dan menurutku masih perlu banyak belajar ini akhirnya berhasil menggapai satu dari sekian mimpiku. Mimpi menjadi seorang, yang semoga saja membagakan keluarga. Sedikit cerita saja, bahwa ku adalah anak pertama di keluargaku yang menyelesaikan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Karena sebagian besar menyelesaikan hingga tahap smk. Semoga saja, lebih banyak lagi yang dapat mencapai pendidikan tinggi. 


Meski menjadi sebuah awalan baru, tak dipungkiri, aku pun selalu dihadapkan dengan berbagai kebimbangan untuk meniti karir. Tapi aku rasa hal tersebut wajar bagi para lulusan baru. Tapi lebih bagus lagi jika di jauh-jauh hari sudah memikirkan strategi yang bagus, sehingga sesaat sesudah lulus sudah dapat menentukan arahnya masing-masing. 

Semoga, yang disemogakan diaminkan oleh semesta. 


Pssst.. ada bonus Buku Album PPDH FKH IPB Periode I 2019/2020 


Reading Time:

Minggu, Juli 19, 2020

Do you Realize?
Juli 19, 20200 Comments
Sometimes, the sun is too hot
And people tend to forget
That there is the wind
Still bring the coolness

Well, again. Sometime we don't realize what we already have instead what we haven't have. Sometime we don't understand what is really going on, until we get enough after something that happened have a good benefit on us. That's natural. 

But, are we too reckless if we just let it happen? Are we too greedy if we want a happiness? 

Loosing something means that we're learning to keep what we already have. Sometime we should feel the opposite to know the meaning. 

Maybe I was to busy catching up the butterfly? Until I didn't realize that there is a bee that actually sticking up? 
Maybe I was too busy waiting the star when I already can watch the moon? 


So, had I already looking for something here in myself, here in my side? 

For same reason, we can't really push someone to catch up the building of the house that's already going on, meaning we can't push someone to be with us, until we didn't realize that actually there's someone who's in his silent, helping us, talking about something meaningless until something meaningful.

That there's someone who really care for us, who want to hear all of our sorrow. 
That there's someone who can make us laugh easily,
That there's already someone that never expecting us to always give update what we're up to, but always ready if we're asking for helps. 
That there's someone who will remind us that our choices are matter, always want us happy, and only want to stay in our side. 

Do you realize?
Reading Time:

Sabtu, September 01, 2018

Tetaplah Jadi yang Terbaik
September 01, 20180 Comments

Klinik Nada-Tetaplah Jadi yang Terbaik
By Denis Sutrisno 

Buktikanlah kita bisa menjadi satu
Saling menguatkan tiada yang memisahkan kita
Semangatku semangatmu kita bagi bersama
Melewati menjalani hari yang indah ini
Menjadi cerita yang sangat berharga
Bahagianya kita
Berjanji untuk selamanya tetap bersama

Reff.
Segala rasa yang kita alami
Harusnya kita pun saling mengerti
Tak ada yang berbeda meski tak sempurna
Karena cinta kita abadi selamanya
Ada kalanya kita kan saling menyebalkan
Terkadang juga kita kan saling membosankan
Saling membantu bukti sebuah persahabatan
Sungguh bangga kawan
Tetaplah jadi yang terbaik

Menjadi cerita yang sangat berharga
Bahagianya kita
Berjanji untuk selamanya tetap bersama

Back to Reff


-Terimakasih kepada kak Denis dan Klinik Nada yang telah mempersembahkan lagu yang spesial ini kepada FKH 52. 
Setelah Intravena 52, kemudian kami menemukan jati diri kami yaitu sebagai Griffin. Tibalah kami dalam tahun terakhir berjuang menjemput gelar sarjana, sebelum nantinya melanjutkan perjalan menuju PPDH/ koas. #WelcomeTingkatAkhir
FKH 52
Aku saat ini sedang merasakan bahwa kekuatan dari tiap lirik tersebut sangat membangkitkan semangat kami, sebagai 52. Banyak hal yang kami lalui sebelumnya hingga sekarang ini. Banyak tantangan, cek-cok, kehangatan, kepedihan, kecerian yang selalu mewarnai hari-hari kami. 
Aku sangat suka dengan lirik 'Ada kalanya kita kan saling menyebalkan, Terkadang juga kita kan saling membosankan, Saling membantu bukti sebuah persahabatan, Sungguh bangga kawan, Tetaplah jadi yang terbaik'. Dalam lirik tersebut seakan mengisahkan bagaimana sebuah pertemanan itu berjalan, terkadang marahan terkadang saling jail, saling membantu, saling membutuhkan sama lain, dan seperti pesan yang ingin disampaian kepada kami semua, Tetaplah jadi yang terbaik. Ya, kami ingin menjadi yang terbaik atas usaha yang kami lakukan. Dengan kata-kata mutiara tersebut aku dan mungkin Griffin lain berusaha untuk terus belajar dan berkarya untuk memberikan yang terbaik, dengan dukungan dan doa kolega semua. 



Reading Time:

@way2themes