heartkokok: Mini Literatur
Tampilkan postingan dengan label Mini Literatur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mini Literatur. Tampilkan semua postingan

Kamis, Oktober 08, 2020

Sepertinya
Oktober 08, 20200 Comments

Jalanan sepertinya tampak lengang. Hari ini begitu banyak keheningan. Padahal angin bertiup kencang. Sampai-sampai rumahku ini ikut bergoyang diterpanya. 

Saat kutengok di luar rumah, langit hitam abu-abu. Menyisakan sedikit penampakan bintang, namun cukup samar-samar ditutup awan mendung.

Bulan pun masih malu-malu. Cahayanya samar-samar. Masuk melalui berkas-berkas cahaya yang menyusup di antara dedaunan. 



Aku, masih menunggunya. Meski berkali-kali aku dipatahkan oleh bagian lain dalam diriku yang selalu menyuruhku melupakannya. 

Tidak mudah untuk tetap seperti ini. Di tengah badai kesedihan yang menerpa, aku tetap berpikir kalau saja dia datang malam ini, dan bagaimana jika aku sedang tidur. Tak akan ada yang membukakan pintu untuknya. 

Lalu tetap seperti ini, saat aku mengharapkan malam ini, tapi cuaca di luar nampak tidak mendukung. Aku yakin di liar sana kamu tampak kelelahan. Sedang beradu dengan dinginnya malam. 

Dan aku masih di sini. Menunggu kisah yang sempat kita lewatkan. Seharusnya, seandainya, ehm.. sepertinya aku dapat membahagiakanmu. 


Reading Time:

Minggu, September 06, 2020

Will We be One?
September 06, 20200 Comments


I was here 
and I always thinking about it
deep

Until 
suddenly I will forget about it

Till no one know

Till everyone is miss understood

Till everybody will get surprised


 

is that do you have this thought?

Like no one else will reply
no one else will ever ask it again

I'll still believe until we've been there
We're really exist

But you just don't realize it

It's too complicated 
Too risky
truly hurting

Will we be one?
Reading Time:

Sabtu, Agustus 22, 2020

Malaikat Tanpa Sayap???
Agustus 22, 20200 Comments

 Keajaiban membawamu datang di kehidupanku. Waktu mungkin sedang berbaik hati, menempatkan sosok dirimu yang sangat baik

Semua kekhawatiran yang aku rasakan, sudah kupastikan dengan baik. Kekhawatiran itu aku ubah dengan persiapan yang matang. Aku pun sudah meyakinkan diri dengan baik, kubisikkan dalam relung hatiku bahwa aku siap dengan segala tantangan yang ada. 'Aku siap berjuang'

Sesaat, aku seperti kuat. Aku pikir aku bisa melaluinya dengan baik. Merencanakan segala hal, lalu melaksanakannya. Selanjutnya tinggal menyesuaikan diri dengan keadaan. 

Tapi, saat dijalankan. Semua berbeda. Keadaan tidak seperti yang aku bayangkan. Kekhawatiranku memang benar, dan persiapanku pun sepertinya sudah matang. Tapi, ada keadaan yang terjadi di luar kendali. Aku lemah, aku tak berdaya, aku menemukan diriku tertatih. 

Meski seperti itu. Ternyata Tuhan benar-benar baik. Aku ditunjukkan bahwa kekuasaanNya begitu nyata. Ia mengirimkan Malaikat tanpa sayap. Dalam bentuk dirimu, dalam bentuk mereka, dalam bentuk kalian.

Secara tidak sadar aku berusaha menutupi segala hal. Aku memperlihatkan menjadi sebuah pohon yang kokoh. Namun aku pun seperti bunga, perlu bantuan lebah atau kupu-kupu agar aku dapat mekar. 

Satu persatu malaikat itu datang, dan membantuku. 

Saat seperti itulah seharusnya aku mencatat di buku harianku, bahwa uluran tangan tersebut sangat berguna. Dan aku pun harus bisa menjadi seperti mereka, menjadi malaikat tanpa sayap yang dikirimkan Tuhan untuk seseorang. 

Aku ingin sedikit membahas tentangmu, salah satu mailakat tanpa sayap itu. 

Beberapa kali, bahkan seringkali kamu begitu baik. Tidak enggan membantu. Bahkan ketika aku tidak memintanya, kamu pun memiliki inisiatif untuk itu. 

Padahal pada umumnya, aku selalu menunjukkan sisi diriku yang paling kuat. Tapi, ada saja keadaan yang secara tidak sengaja menunjukkan sisi kelemahanku saat ada dirimu. Aku terlihat sangat rapuh. Aku terlihat begitu ingin dirangkul. 

Sesekali aku mencoba berpura-pura. Aku bilang 'tidak ada apa-apa'. Walau kau menanyakan ada yang salah denganku.  Dan akhirnya pun aku kalah. Aku menunjukkan perasaan sedihku yang sebenarnya. Aku ternyata membutuhkanmu. 

Lalu, pantaskah aku mengharapkanmu menjadi lebih dari Malaikat Tanpa Sayap?

Reading Time:

Minggu, Juli 19, 2020

Di Toko Tua
Juli 19, 2020 2 Comments
Hari itu langit kota hujan tidak begitu mendung
Namun tak pula terlalu cerah
Sehingga bulan pun malu malu
Bintang pun sembunyi sembunyi

Aku sedang menerka sebuah rongrong
Yang sangat padat oleh curut
Aku sedang melahap sebuah redup
Yang hilang dimakan gulita

Pada mulanya aku tidak menanti
Sebuah hari yang dapat dikata
Mengubah perasaanku padamu 
Di malam itu

Kita memasuki toko tua
Langkah demi langkah 
Sayup sayup 
Kita berjalan beriringan




Aku menikmati suasana malam
Meski tanpa bulan tanpa bintang
Hanya ada aku dan kamu
Dan pegawai-pegawai itu

Saat kutanya kepada pegawai
Sebenarnya aku pun ingin menanyakan
Apakah kalian menjual bunga seruni
Untuk dia yang berada di sebelah kanan

Kamu pun seperti bersabar
Atas keriwehanku yang tak kunjung pudar
Hingga toko tua pun hampir bubar
Dan rasaku pun mulai gusar

Dan malampun semakin larut
Perjalanan pulang membawa kabut
Namun, tidakkah nampak jelas 
Raut bahagiaku



Reading Time:
Do you Realize?
Juli 19, 20200 Comments
Sometimes, the sun is too hot
And people tend to forget
That there is the wind
Still bring the coolness

Well, again. Sometime we don't realize what we already have instead what we haven't have. Sometime we don't understand what is really going on, until we get enough after something that happened have a good benefit on us. That's natural. 

But, are we too reckless if we just let it happen? Are we too greedy if we want a happiness? 

Loosing something means that we're learning to keep what we already have. Sometime we should feel the opposite to know the meaning. 

Maybe I was to busy catching up the butterfly? Until I didn't realize that there is a bee that actually sticking up? 
Maybe I was too busy waiting the star when I already can watch the moon? 


So, had I already looking for something here in myself, here in my side? 

For same reason, we can't really push someone to catch up the building of the house that's already going on, meaning we can't push someone to be with us, until we didn't realize that actually there's someone who's in his silent, helping us, talking about something meaningless until something meaningful.

That there's someone who really care for us, who want to hear all of our sorrow. 
That there's someone who can make us laugh easily,
That there's already someone that never expecting us to always give update what we're up to, but always ready if we're asking for helps. 
That there's someone who will remind us that our choices are matter, always want us happy, and only want to stay in our side. 

Do you realize?
Reading Time:

@way2themes