Kalau dilihat , bagaimana ya seorang penulis bisa menyelesaikan karyanya? Apalagi kalau novelnya itu tebel banget. Hem, susah juga ya! Mungkin sudah tidak bisa bergerak karena lamanya duduk untuk membuat tulisan.
Mungkin ada yang menjawab seperti ini,” Aah, itu kan sudah pekerjaannya. Sudah hari-hariannya!”
Namun, maukah kita menengok di balik keistimewaan penulis tersebut? Tertarikkah untuk mencobanya? Tidaklah mudah menjadi penulis yang harus merangkai kata demi kata dengan menggunakan diksi yang tepat sehingga menghasilkan suatu cerita yang menarik. Bahkan emosi kita sering diadu ketika membaca tulisan penulis tersebut. Ada juga yang sering galau, kegalauannya bisa hilang seketika.
Menceburkan diri sebagai penulis tidak menjadikan kita tenggelam di lautan kelam. Dengan bekerja sepenuh hati dan dengan semangat, kita dapat menyelam sembali minum air. Ini berarti kita dapat memanfaatkan waktu luang untuk berkarya. Misalnya bagi seorang pelajar yang pada hari minggu bisa digunakan waktunya untuk menulis sesuatu. Menulis tidaklah harus membuat suatu novel karena kesenangan kita menulis dapat disalurkan melalui sesuatu yang ringan.
Berikut hal-hal yang patut Anda pikirkan untuk dijadikan sebagai latihan menulis :
Komentar : ini memang simple, tapi dapat mengasah otak kritismu.
Puisi : semua orang bisa, tapi tidak semua bisa membuatnya menjadi luar biasa atas makna yang dikandungnya. Boleh juga kan?
Diary : diary selain dapat digunakan sebagai teman curhat juga dapat dijadikan berlatih menulis dengan baik.
Status
Facebook : tidak apa-apa deh nulis status. Bisa juga digunakan untuk refleksi diri. Tapi , harus dengan cara yang benar!
Motivasi : ini penting lho buat pemacu semangat. Tidak jarang orang yang menjadi patah semngat karena masalh tertentu.
Hal- hal yang saya sebutkan di atas memang ringan. Namun, siapa sangka jika kita menekuninya, hasilnya tidak akan sedikit. Betul tidak?
Sekarang aku mau nyoba nulis dengan format baru
Hallo bro! I am Feni Rahmawati.
Masih semangat kan? Gak perlu khawatir karena gue tidak akan ngoceh pake bahasa Inggris. Tapi, lihat aja gaya bahasa ‘gue’ ini. Sedari dulu gue gak pernah tuh yang namanya nulis pake bahasa kayak begini.
Apalagi kalo inget jamannya kelas 2 SD. Bayangkan guru SD gue sudah ngasih PR buat bikin cerita. Dulu sih seinget gue, disuruh bikin cerita pengalaman pribadi. Guru itu gak pernah berhenti-hentinya ngasih tugas kayak begitu.
Tapi gak tau kenapa kok gue jadi seneng nulis ya? Apalagi ditamabah guru-guru bahasa Indonesia gue dari dulu sampai sekarang yang sangat menginspirasi. Beliau semuanya penulis yang handal. Walaupun namanya tidak terlalu tersohor, tapi mereka sangat berkesan bagi gue.
Guru gue yang nasehatin kurang lebih speerti ini, “Kalau bukan kamu sendiri yang membuat sejarah hidupmu siapa lagi? Jika kamu sudah tiada, kamu sudah hilang dari dunia, walaupun masih tersisa nama. Maka ukirlah sejarahmu dengan tulisanmu!” Sangat menyentuh bukan?
Alasan tersebut bukanlah satu-satunya alasan yang menjadikan gue hobi banget yang namanya nulis. Kata orang, memang setiap manusia itu mempunya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jujur aja, gue ini tipe orang yang tidak pandai berkata- kata. Semua yang gue pendem dalam hati lebih baik gue simpen aja dalam secarik kertas dengan bantuan tinta hitam. Gue suka pena itu menari-nari di atas buku diary gue. Gak tahu kenapa walaupun gue juga curhat sama temen, tapi gue lebih nyaman dengan menulis.
Tidak apalah kawan jika sekarang cerpen, novel, puisi atau apapun belum ditertibtkan. Semangat aja karena Tuhan tahu bagaiman kerja keras loe. Tinggal kita harus mengaca dari semua kegagalan atau keberhasilan walapun itu sedikit.
Gue pernah ikut beberapa lomba menulis. Gue sih sebenarnya juga agak nyesel kenapa ge gak jadi pemenang di dalam kompetisi tersebut. Saat buat esai, gue bangun pagi setiap hari. Gue sengaja bangun pagi biar punya bnayak inspirasi. Selain itu, gue juga memang niatnya pengen minjem laptop. Maklum, waktu itu memang gue gak punya laptop. Pada hari pengumuman, gue gak lolos seleksi. Memang nyaris karena yang diambil untuk lomba adalah 5 besar, sedangkan gue berada di urutan ke-6.
Tapi, ada satu benak di hatiku, kenapa harus menyerah? Kujadikan itu sebagai hikmah untuk berubah. Setelah gue buka lagi, gue sadar dimana letak kesalahn yang gue baut. Tidak bisa dipungkiri kalau gue memang belum memberikan yang terbaik. Baguslah dari hal itu yang awalnya iseng buat ikut, gue jadi berpengalaman.
(Mozaik Blog Competition 2014) Kucek-kucek Tulisanku
Event Mozaik Blog Competition sponsored by beon.co.id
Kalau dilihat , bagaimana ya seorang penulis bisa menyelesaikan karyanya? Apalagi kalau novelnya itu tebel banget. Hem, susah juga ya! Mungkin sudah tidak bisa bergerak karena lamanya duduk untuk membuat tulisan.
Mungkin ada yang menjawab seperti ini,” Aah, itu kan sudah pekerjaannya. Sudah hari-hariannya!”
Namun, maukah kita menengok di balik keistimewaan penulis tersebut? Tertarikkah untuk mencobanya? Tidaklah mudah menjadi penulis yang harus merangkai kata demi kata dengan menggunakan diksi yang tepat sehingga menghasilkan suatu cerita yang menarik. Bahkan emosi kita sering diadu ketika membaca tulisan penulis tersebut. Ada juga yang sering galau, kegalauannya bisa hilang seketika.
Menceburkan diri sebagai penulis tidak menjadikan kita tenggelam di lautan kelam. Dengan bekerja sepenuh hati dan dengan semangat, kita dapat menyelam sembali minum air. Ini berarti kita dapat memanfaatkan waktu luang untuk berkarya. Misalnya bagi seorang pelajar yang pada hari minggu bisa digunakan waktunya untuk menulis sesuatu. Menulis tidaklah harus membuat suatu novel karena kesenangan kita menulis dapat disalurkan melalui sesuatu yang ringan.
Berikut hal-hal yang patut Anda pikirkan :
Komentar : ini memang simple, tapi dapat mengasah otak kritismu.
Puisi : semua orang bisa, tapi tidak semua bisa membuatnya menjadi luar biasa atas makna yang dikandungnya. Boleh juga kan?
Diary : diary selain dapat digunakan sebagai teman curhat juga dapat dijadikan berlatih menulis dengan baik.
Status
Facebook : tidak apa-apa deh nulis status. Bisa juga digunakan untuk refleksi diri. Tapi , harus dengan cara yang benar!
Motivasi : ini penting lho buat pemacu semangat. Tidak jarang orang yang menjadi patah semngat karena masalh tertentu.
Hal- hal yang saya sebutkan di atas memang ringan. Namun, siapa sangka jika kita menekuninya, hasilnya tidak akan sedikit. Betul tidak?
Sekarang aku mau nyoba nulis dengan format baru
Hallo bro! I am Feni Rahmawati.
Masih semangat kan? Gak perlu khawatir karena gue tidak akan ngoceh pake bahasa Inggris. Tapi, lihat aja gaya bahasa ‘gue’ ini. Sedari dulu gue gak pernah tuh yang namanya nulis pake bahasa kayak begini.
Apalagi kalo inget jamannya kelas 2 SD. Bayangkan guru SD gue sudah ngasih PR buat bikin cerita. Dulu sih seinget gue, disuruh bikin cerita pengalaman pribadi. Guru itu gak pernah berhenti-hentinya ngasih tugas kayak begitu.
Tapi gak tau kenapa kok gue jadi seneng nulis ya? Apalagi ditamabah guru-guru bahasa Indonesia gue dari dulu sampai sekarang yang sangat menginspirasi. Beliau semuanya penulis yang handal. Walaupun namanya tidak terlalu tersohor, tapi mereka sangat berkesan bagi gue.
Guru gue yang nasehatin kurang lebih speerti ini, “Kalau bukan kamu sendiri yang membuat sejarah hidupmu siapa lagi? Jika kamu sudah tiada, kamu sudah hilang dari dunia, walaupun masih tersisa nama. Maka ukirlah sejarahmu dengan tulisanmu!” Sangat menyentuh bukan?
Alasan tersebut bukanlah satu-satunya alasan yang menjadikan gue hobi banget yang namanya nulis. Kata orang, memang setiap manusia itu mempunya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jujur aja, gue ini tipe orang yang tidak pandai berkata- kata. Semua yang gue pendem dalam hati lebih baik gue simpen aja dalam secarik kertas dengan bantuan tinta hitam. Gue suka pena itu menari-nari di atas buku diary gue. Gak tahu kenapa walaupun gue juga curhat sama temen, tapi gue lebih nyaman dengan menulis.
Tidak apalah kawan jika sekarang cerpen, novel, puisi atau apapun belum ditertibtkan. Semangat aja karena Tuhan tahu bagaiman kerja keras loe. Tinggal kita harus mengaca dari semua kegagalan atau keberhasilan walapun itu sedikit.
Gue pernah ikut beberapa lomba menulis. Gue sih sebenarnya juga agak nyesel kenapa ge gak jadi pemenang di dalam kompetisi tersebut. Saat buat esai, gue bangun pagi setiap hari. Gue sengaja bangun pagi biar punya bnayak inspirasi. Selain itu, gue juga memang niatnya pengen minjem laptop. Maklum, waktu itu memang gue gak punya laptop. Pada hari pengumuman, gue gak lolos seleksi. Memang nyaris karena yang diambil untuk lomba adalah 5 besar, sedangkan gue berada di urutan ke-6.
Tapi, ada satu benak di hatiku, kenapa harus menyerah? Kujadikan itu sebagai hikmah untuk berubah. Setelah gue buka lagi, gue sadar dimana letak kesalahn yang gue baut. Tidak bisa dipungkiri kalau gue memang belum memberikan yang terbaik. Baguslah dari hal itu yang awalnya iseng buat ikut, gue jadi berpengalaman.
Alhamdulillah, Ya Allah. Saat pulang kampong dari SMA gue yang asrama, kakak ipar gue ngasih tau kalau laptop saudaranya gak kepakai. Hal itu luar biasa banget. Walaupun laptop tersebut sudah lama da nada bagian yang rusak, yang penting jari jemari gue bisa merancang beribu kalimat. Nikmat ini sungguh lar biasabagi gue.
Belajar dari pengalaman itulah gue sekarang aktif mencari informasi bagaimana membuat tulisan yang baik dan juga layak untuk di publikasikan. Gue juga berlatih dengan membuat puisi yang sesuai keadaan hati, nulis diary dan rencananya sih pengen bikin cerpen.
Semakin lama belajar, maka semakin menunjukkan kalau kita bodoh. Banyak hal yang belum kita ketahui dan kita pelajari. Sehingga selalu ada banyak sekali ilmu yang harus kita timba. So, No Problemo, No worryo, yok Let’s Go!
ayo menulis , sambil ngopu OK, sambil makan , ngemil, bingung , melamun juga Never Mind!!
|
sumber : http://serbifo.blogspot.com/ |