heartkokok

Jumat, Januari 29, 2021

Bentuk Perhatian
Januari 29, 20210 Comments

NYALA

Yang tak terkatakan  

akan tetap menyala

di balik kata-kata

yang berangsur padam

 Aku ingin membuka postingan kali ini  dengan puisi karya Joko Pinurbo di atas.. 


Perhatian itu.. bagaimana?

Pada dasarnya, sebuah perhatian merupakan salah satu bentuk kasih sayang. Perhatian kita kepada sesuatu menggambarkan bahwa kita turut memikirkan hal tersebut. Mengkhawatirkan kejadian buruk yang dapat saja datang atau mengharapkan sebuah kebahagiaan. 


Terkadang, ikut merasakan pilu akan sesuatu merupakan sebuah bentuk rasa simpati yang dibutuhkan. Ikut merasakan kepedihan yang juga tengah dirasakan oleh seseorang. Namun, bukankah sebaiknya kita pun bisa menjadi lebih kuat. Karena mungkin kita dibutuhkan untuk menguatkannya. Tapi tentu saja, bukan tugas utama kita untuk memaksa diri menjadi kuat. Bagaimanapun, kita tidak tahu pasti yang terjadi pada mereka. 

Seorang anak bersama ayahnya di suatu desa


Berbicara tentang perhatian. Apakah benar terlalu perhatian itu tidak baik? 

Kembali lagi pada hukum, segala yang berlebihan itu tidak baik. Hehehe.. Perhatian yang berlebih kadang membuat salah pengertian. Jika saja orang yang sedang diperhatikan malah berpikiran bahwa segala tindakan yang kita lakukan itu terlalu berlebihan. Misal saja, kita melakukan sebuah tindakan karena kita tahu bahwa jika kita tidak melakukannya maka dia akan kesulitan. Namun malah sebaliknya, dia berpikiran kalau tindakan yang kita lakukan dapat menghambatnya untuk belajar. 

Begitulah...

Perhatian yang terselubung itu, sesungguhnya sangat indah. Meski saat ini, perhatian kita belum dapat dipahami. Sesungguhnya, lambat laun perhatian itu akan nampak sangat jelas. Waktu akan memperlihatkan ketulusan yang kita berikan. Bagaimana kehadiran dan segala bentuk perhatian yang kita curahkan, ternyata sangat berbekas di dirinya. 

Tapi aku juga percaya. Bahwa kadang sesuatu itu perlu untuk diungkapkan. Karena mungkin saja pembicaraan tersebut dapat membantu 'waktu' untuk menyampaikannya. Karena bisa saja, kita sebenarnya juga diperhatikan, yakni seperti saat kita tidak ingin direpotkan olehnya. 


Reading Time:
Kami Usahakan yang Terbaik
Januari 29, 20210 Comments
Akan kami usahakan.. 

Setelah beberapa minggu bekerja aku terus terinspirasi dengan hal yang baru setiap harinya. Menjadi seorang dokter, yang berarti disimbolkan sebagai seorang 'penyembuh', membuat aku dipertemukan dengan mereka yang sedang butuh pertolongan.  



Dalam beberapa kesempatan aku dipertemukan dengan pemilik yang membawa hewan peliharaannya yang sedang kritis ke klinik. Kondisi hewannya sudah lemas, suhunya di bawah normal, dan enggan makan. 



Berada pada kondisi tersebut, kami pun hanya bisa mengusahakan yang terbaik. Pertolongan pertama dan suportif pun segera diberikan. 


Aku sangat tersentuh mendengar perkataan pemilik hewan tersebut, "Meski saya tahu kondisinya sudah seperti ini, aku tahu setiap nyawa itu berharga. Dan, saya ingin mengusahakan yang terbaik. Tolong, dok berikan yang terbaik padanya."..

Mendengarnya, bergetar hatiku. ya, benar sekali. Setiap yang bernyawa itu berharga. Terlepas dari siapa dia. Apakah kita kenal atau tidak mengenalnya. 


Hanya Ilustrasi (Saat ngampus dulu) 



Kita tidak dapat melihat masa depan. Dengan begitu, kita dapat mengusahakan yang terbaik. Untuk berusaha menyelawatkan sebuah nyawa. Meski terbatas, tapi tetap saja, kita harus mengusahakan yang terbaik. 


Reading Time:

Rabu, Januari 13, 2021

Kesetiaan
Januari 13, 20210 Comments

Melihat perjuangan nenek, yang sudah merawat kakek selama dua tahun lebih ini.. aku jadi merasa lemah, di antara rapuhnya umur namun kesetiaan mereka yang bertambah.. 


Kadang aku berpikir mengenai sejauh mana kita dapat menilai orang tentang arti kesetiaan (duh mikir mulu ahh gacapek apaa?? Haha). 

Kita selalu memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menilainya. Saat kutelusuri, menurut pandanganku, kesetiaan itu ...terbukti setelah dijalani.


Jika tentang sepasang suami istri yang sudah menjalani ikatan, maka kita mungkin bisa mengatakan bahwa kesetiaan itu terbukti bahwa seseorang tersebut mampu menunjukkan loyalitasnya kepada pasangan. Dalam artian tidak mencari yang lain dan tetap kepada pasangan.


Duh, tapi ya aku belum bisalah dan belum bahas tentang itu wkwk. Di pikiranku sekarang ini, aku hanya ingin berceloteh mengenai sebagian dari kesetiaan saja. 

 Gambar diambil di Taman Bunga Nusantara

Tentang persahabatan misalnya. Meski, jarak dan waktu menjadi tantangan yang berat. Aku yakin bahwa kesetiaan kepada sahabat akan membawa pertemanan itu menjadi hal yang penuh dengan kenangan. Kita tahu bahwa saat tertentu, kita ingin punya tempat untuk bersandar, sekedar ngobrol, main bareng, bahkan yang mau dengerin unek-unek dalam diri. Walhasil, aku gatau apakah aku setia atau tidak. Yang aku yakini, aku harus terus memperjuangkan hubungan persahabatan itu. Meski, tak dapat dipungkiri bahwa jarak dan waktu tak membuat lagi sama. Dunia berubah. Manusia pun berubah. 


Lalu, jika mendapat teman yang baru. Lantas dibilang tidak setia.? Tentu bukan begitu konsepnya. Karena kita tidak pernah tau bukan, bahwa  apakah kita masih bisa tetap bertemu dengan mereka atau membantu secara langsung atau pun berinteraksi. Namun, bukan berarti kita dapat dengan mudah meninggalkan bukan? No... 


Setiap ingat itu, aku selalu sedih. Karena memang bukan tipe yang dekat dengan individu, tapi aku lebih ke kelompok. Meski begitu, untuk melatih dan mempertahankan kesetiaan.. aku akan tetap berusaha memperjuangkan dan menjaga segala persahabatan itu. Namun, aku tidak akan memaksa keadaan akan berjalan seperti apa nantinya. Mungkin saja aku saja yang terlalu berpikir keras untuk itu.. aku ikhlas bagaimana hubungan pertemanan itu nantinya, aku berdoa yang terbaik.. 

Jika hubungan itu sudah dengan ikatan, berarti kan memang harus dibuktikan dengan kesetiaan yang kuat bukan?? 


Seperti itulah kira-kira. Lanjut lagi, bahwa aku bisa belajar dari nenek kakekku. Nenek, yang tidak mau diam alias selalu cari pekerjaan (entah itu 'tandur' di sawah, masakin orang, katering) selalu ubyek, ga betah buat tinggal di rumah. Di sisi lain, nenek ga pernah mau nyusahin anak. Beliau selalu mengusahakan kehidupannya sendiri. 


Sudah dua setengah tahun juga hingga sekarang, kakekku mengalami stroke, dan sudah tidak bisa berdiri, namun tangan kirinya masih bisa berfungsi. Nenek, om dan keluarga belajar melatih kesetiaan mereka dengan tetap merawat kakek. 

Meski sekarang sesenggukan saat nulisnya, aku yang selama ini tidak terlalu membantu (merantau terus), sangat takjub dengan itu. Meski memang kadang ada saatnya jenuh itu ada.. yaa manusiawi kan.. 


Dan itulah yang aku pikirkan. Betapa cinta dan kesetiaan perlu menjadi landasan kuat. 


Saat raga menjadi rapuh..

Saat berjalan mulai tertatih.. 

Saat wajah telah keriput.. 

Saat mata memeluk senja, semoga saja hati tetap setia.. 



Semoga yaa..kita bisa menjadi orang yang setia.. dan semoga kesetiaan kita juga menular, dan dijaga oleh siapapun yang kita jaga kesetiaannya. 


Semoga semesta mengaminkan.. 

Reading Time:

Jumat, Januari 08, 2021

Apakah Hanya Kebetulan Semata?
Januari 08, 20210 Comments

Apakah semua yang terjadi di dunia ini terjadi secara kebetulan? Masa sih? 


Beberapa tahun belakangan, aku kerap bermimpi saat tidur, yang herannya mimpi itu aku masih ingat dengan baik meski sudah lama. Kadang mimpi yang masih butuh penafasiran karena kejadiannya membingungkan, kadang pula mimpi itu gara-gara aku terlalu kepikiran suatu hal, bahkan kadang mimpi itu sesuatu yang tidak aku inginkan. 


Mimpi, katanya bunga tidur. Hem, tapi setauku kalau di agamaku mimpi merupakan sesuatu yang tidak dapat dianggap enteng. Karena beberapa petunjuk Tuhan bisa datang dari mimpi. Tapi, ada juga mimpi yang hadirnya dari setan.


Alhasil, aku pun tidak suka membicarakan mimpi itu jika itu buruk. Bahkan saking sering bermimpi aku jadi kadang sering merasa de javu karena seperti pernah merasakan berada di situasi yang sama. Meski masih banyak perdebatan mengenai de javu itu sendiri ya.. tapi aku ngerasanya seperti itu.

Lalu, masa sih kejadian demi kejadian yang terjadi di hidup kita ini hanya secara kebetulan? 


Aku rasa tidak. Bahkan kita pun sebagai manusia bisa ngambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa kita kan. Dan ada yang namanya takdir. Takdir yang dapat diubah maupun takdir yang ga dapat diubah seperti kematian. Nah, berarti kalau mau ngarep yang pasti-pasti aja ngarep kematian dong? Hehe (aduh bercandanya ga bagus wkwk)


Lantas, masa sih aku bisa ketemu dia, lalu besoknya berpisah, dan ada orang-orang, seperti keluarga kita yang selalu ada di dekat kita, ada orang asing yang datang pergi seenaknya, dan ada pula yang menetap di hati. Itu terlalu sederhana, jika kesimpulan yang mau ditarik adalah sebuah teori kebetulan. 


Kebetulan aku singgah di sini nih, jadi bisa ketemu kamu?


Haha tidak. Aku yakin, di antara puzzle kehidupan, segala perhitungan, rentetan kejadian ada yang mengatur. Tapi Tuhan maha baik, Ia menciptakan beberapa jalan, tinggal kita yang memilih mau pilih jalan yang mana. Kalau pun pengennya berada di jalan yang benar, kan pasti kita awalnya dihadapkan pada beberapa pilihan, hingga akhirnya milih jalan yang mana. Jalan yang akhirnya membawa kita ke sebuah pertemuan maupun perpisahan dengan orang-orang. 


Aku tahu, kalau minta mendapatkan petunjuk. Kita akan dibukakan jalan. Pernah waktu itu aku berada di tempat yang gatau siapa di sana. Aku juga semasa di bangku sekolah dan kuliah memutuskan untuk pergi merantau di antah berantah, meski aku ga ada saudara di sana. Dan aku pun gatau bakal tinggal dimana, nanti sama siapa. Dan.. Tuhan pun mempertemukan aku dengan orang-orang baik, yang menggantikan saudaraku. 


Meski tidak bertahan lama, aku tahu. Pelajaran akan selalu ada. Pelajaran untuk menyeimbangkan kehidupan, dengan terus berproses dan bertumbuh. Mengambil hikmah dari berbagai cerita orang, kejadian yang dialami sendiri hingga keingintahuan menjadikan kita menjadi lebih menghargai kehidupan. Dan tentunya menjadikan kita agar mau berusaha lebih baik lagi. Kan sudah tahu bahwa kejadian-kejadian yang ada di dunia tidak terjadi secara kebetulan. Hehe.. 


Terusssss yang selama ini jadi sahabat, teman, pacar, mantan pacar, mantan pdkt-an, keluarga itu bukan kebetulan? Tentu tidakkk, pertemuan itu bukan sebuah kebetulan, dan seperti sebuah hubungan, kita pun perlu untuk tetap mengharmoniskan hubungan itu agar awet.. hehehe.. Jadi, kamu adalah bagian dari skenario hidup yang dituliskan oleh Tuhan untukku tidak?





Reading Time:

Rabu, Januari 06, 2021

If It's Meant to be
Januari 06, 20210 Comments

 If it's meant to..

It'll be.. 

Baby just let it be.. 


Pernah ga sih kita kecewa? 


Duh, pertanyaan macam apa itu. Yaiyalah pasti, yang namanya manusia pasti kerap kali dilanda kecewa.

Kecewa bisa terjadi karena berbagai sebab. Kecewa pun banyak macamnya.

Kecewa bisa kita lampiaskan, karena kita kecewa dengan diri sendiri, kecawa dengan oleh orang lain, atau kecewa sama Sang Pencipta. Duh.. jangan sampai lah ya.. 

Kalau aku tilik dari berbagai pengalaman, kecewa terberat itu karena suatu hal yang kita harapkan tidak terlaksana sesuai harapan itu. Nah, jadi kalau gitu, semakin tinggi harapan, semakin tinggi kekecewaan itu akan terjadi, bukan? 


Apalagi, kalau yang menyebabkan adalah orang yang sangat kita sayangi, karena kita menaruh harapan lebih terhadap orang itu. Ternyata eh ternyata berharap berlebihan kepada manusia itu sangaaat menyakitkan. Makanya kan, sering kan kita dengar kata-kata bijak yang mencegah kita agar tidak menaruh harapan berlebihan kepada seseorang. Sakitnya tuh di sini.. wkwk

                                  


Lantas, gimana yak? 

Hehe bingung kan. Duh urip kok bingung wae.

Nah, kujuga belum tahu kok harus gimana. Manut kata bijak itu udah pasti. Karena


 'If it's meant to be.. it'll be..' 

 

Semoga ya, yang terjadi pada kita itu adalah sebuah skenario indah yang sudah dirancang oleh Tuhan. Memang benar, kadang sesuatu yang terjadi nyatanya berbeda dari yang kita kira. Jika itu emang layak untuk kita, kita pasti akan mendapatkannya. 

Lebih dari itu, yakinkan diri juga bahwa Tuhan tau. Tuhan tahu segala hal, jauh di depan nanti. 

Ya kan gitu?

Ikhtiarkan, doakan, ikhlaskan...




Reading Time:

Minggu, Januari 03, 2021

Soto Semarang
Januari 03, 20210 Comments

Kalian tim nasi dipisah atau nasi dicampur?


Soto menjadi salah satu masakan khas Indonesia, pastinya kaya akan rempah-rempah. Meski, makanan kesukaanku adalah sate, tapi soto turut pula menjadi bagian dari menu yang aku sukai. Bagiamana tidak, wong setiap pulang kampung, di rumah selalu disediakan soto. 

Dari beberapa jenis soto yang pernah aku coba, semuanya memiliki kemiripan, yakni sebuah makanan berkuah, yang ditabur bawang dan berisi irisan daging. Hehe.. Meski nanti tergantung kombinasinya, soto pun berubah nama sesuai bahan-bahan yang dimasukkan. Jenis soto pun beragam, ada Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Bogor, Coto Makassar, Soto Medan, Soto khas Banyumas (aku lupa namanya), dan maaaasih banyak lagi. 

Perdebatan tetap pada, nasi dicampur dan nasi dipisah. Kalau geng tim Soto Semarang, pasti sudah sangat kenal dengan nasi dicampur kan?



Lebih daripada itu, soto sangat menyegarkan. Kala dingin, hujan, soto menjadi masakan yang sangat istimewa. Tentunya apabila disajikan secara hangat. Menurutku, soto juga menyimbolkan sebuah budaya yang dimiliki daerah asal soto berada. Bumbu rempahnya yang khas, menjadi sentuhan yang lembut bagi lidah pecinta makanan lokal. 


Reading Time:
Kadang
Januari 03, 20210 Comments

Kadang, kita tidak tahu kenapa memilih untuk menunggu

Kadang, kita tidak tahu kenapa harus terbutu-buru

Kadang, kita tidak tahu kenapa memilih tetap tinggal

Kadang, kita tidak tahu kenapa harus pergi


Peluklah sabar, 

Pada setiap suka duka


Peluklah sabar, 

Pada setiap perjalanan







Kadang, kita memang tidak tahu jawaban atas segala pertanyaan

Atas segala ketidakpastian

Atas segala usaha

Yang masih berujung penantian

Reading Time:

Jumat, Januari 01, 2021

Saat yang Tidak Ditampakkan Terlihat
Januari 01, 20210 Comments

 Ada suatu saat. 

Lemari tempat ia menyimpan segala pikirannya, ternyata tidak benar-benar rahasia. 

Lemari itu, ternyata memiliki kapasitas terbatas. 

Pada lemari itu, terdapat lubang-lubang, yang memungkinkan serangga apapun bisa masuk. Dan dapat merusak apa yang ada di dalamnya. 

Lemari itu ternyata, tetap menampakkan sisinya yang disembunyikan dengan rapat. Segelnya sebenarnya bukan tak kuat, hanya saja kurang mampu untuk menahan kapasitas yang berlebih itu. 

Alhasil, apa yang dirasa telah disimpannya dengan baik. Perlahan terkuakkan satu persatu. Meski begitu, ternyata ia tak begitu menyadarinya. Sebelum ia tanyakan sendiri bagaimana orang lain melihat keadaannya, bagaimana cara dia selama ini, yang dikira sudah pandai menyimpan, ternyata salah, dia tidak cukup baik menyimpannya. 

Ada kejanggalan yang dicurigai. Sesuatu itu memang disimpan dengan rapat. Namun, semakin ia mencoba untuk tidak memperlihatkannya, semakin itu terkuak. Terlihat samar-samar, namun menampakkan perasaannya dengan sendirinya.

Novel Jemput Terbawa- Pinto Anugrah


Lemari ternyata salah. 

Kata Si Kunci "Kamu tidak salah, kamu sudah mencoba yang terbaik. Namun, tidak ada yang tahu bagaimana perasaan itu bisa berubah seperti apa dan itu adalah hal yang wajar."

"Jadi, kamu ga perlu merasa bersalah. Itu di luar batas kemampuanmu, tentang bagaimana orang lain menyikapi itu. Kamu pun berhak bahagia," lanjut Si Kunci. 

Lemari, ia tersadar akan suatu hal. Benar, selama ini ia begitu memberatkan dirinya sendiri. Perasaannya, benar-benar di luar kendalinya. 

Namun, kendali diri masih dapat dikuasi. Tentang bagaimana ia perlu menyikapi tentang perasaan yang ada dalam dirinya tersebut. Ia perlu menatanya, sehingga tidak ada luka. Ehm, bukan tidak ada luka. Karena pasti akan timbul luka, entah itu secara cepat atau lambat. Namun, lebih ke, bagaimana menyikapi dengan benar, mengusahakan sebisanya agar semua pihak tidak terluka. Agar, ia pun tahu. Bagiamana agar perasaan itu, mau dipupuk, atau dibiarkan hanyut oleh hujan. 

Kita, hanya melihat saja. Sejauh mana perasaan itu bertahan seiring berjalannya waktu. Sejauh mana, kesempatan, tentang dia dan dirinya, yang mengusahakan atau tidak mengusahakannya, dan saat 'saling' menjadi kata yang paling ditunggu. 



Reading Time:

Kamis, Desember 31, 2020

Cara Mencintai
Desember 31, 20200 Comments

 'Bukan fokus pada objeknya, tapi lebih fokus pada caranya'


Kata itu yang aku dapatkan setelah membaca konten di islami.co. Tentang mencintai. Adalah cinta yang merupakan topik yang tiada habisnya untuk dibahas. Adalah cinta yang membuat segalanya indah. Adalah cinta yang selalu memiliki misteri dan ceritanya masing-masing. 


Selama ini, terkadang kita disibukkan dengan mencari siapa yang dicinta. Namun, kadang lupa bahwa ada hal yang penting dalam itu, yakni tentang cara mencintai.


Ada rasa cinta yang membuat kita berharap lebih pada objek yang kita cintai tersebut. Dan, rasa sedih dan kecewa yang akan menjadi ujung dari cerita itu. Karena apa yang kita harapkan, apabila itu terlalu tinggi, dapat membuat kita merasakan luka. 


Ada rasa cinta yang membuat kita mengoleksi segala pernak-pernik objek yang kita cintai tersebut. Kita pun menjadi senang, apapun kita lakukan. Dan, ujung dari itu adalah kita takut kehilangan atas apa yang selama ini dapat kita genggam. 


Ada rasa cinta yang membutakan. Membuat kita patuh terhadap apapun. Tunduk pada apapun. Atau rela melakukan apapun atas nama cinta. Sampai-sampai kita tidak tahu batas yang wajar hingga akhirnya menyiksa diri, demi kebahagiaan yang kita cintai. 

Lalu, bukankah itu hal yang wajar. Sesuatu yang lazim. Sesuatu yang dengan mudah dapat kita temukan di kehidupan sehari-hari?

Yaa, benar sekali. Memang, ada hal-hal yang belum sempat kita renungkan, namun kita melakukannya seakan itu sudah menjadi hal wajar, sesuatu yang biasa saja untuk dilakukan. 

Aku pun, merasakan hal yang sama. Merasakan bagaimana fokus terhadap objek, namun lupa akan cara yang tepat untuk mencintai. Padahal, diibaratkan, kalau kita ingin menjadi seorang master chef, kita harus tahu cara memasaknya dulu bukan?


Lagi-lagi menjadi hal yang sulit, untuk mengetahui cara yang tepat mencintai. Mungkinkah dapat dimulai dengan bagaimana kita ikhlas dan berserah diri pada yang lebih dahulu mencintai kita? 

Sebaik-baiknya rasa cinta ialah kepada Zat yang menciptakan seluruh semesta. Kita sudah dicintai dan sepatutnya mencintaiNya. 


Mencintai dan dicintai. 

Ada rasa bahagia saat kita memberikan segala hal yang membuat kita menjadi makhluk yang mencintai. Tapi.. bukankah segala sesuatu membutuhkan reaksi timbal balik? 

Mencintai dan dicintai. 

Tentang mencintai ini. Ada hal-hal yang perlu kita kenal lebih dalam. Ada cinta tanpa syarat yang diberikan oleh orang-orang kepada kita. Yakni cinta dari Baginda Rasulullah kepada umatnya, cinta ibu dan bapak kita, serta cinta kasih yang diberikan oleh semesta, bagi kita yang berlaku baik pada mereka. 


Lalu bagaimana cara mencintai yang baik? Duh, aku pun masih tidak tahu jawabannya. Mungkin, kita perlu tahu bagaimana memperjuangkan, bagaimana bahagia tentang apapun pilihannya, eits tunggu sulit sih ini, hehe.. ya gimanaya kalau kita bukan yang dipilih kan sedih sih, berarti harus tau bagaimana merelakan?

Lagi-lagi, masih belum tahu. Kita tentunya, memiliki definisi masing-masing. Tentang apa itu cinta atau cara mencintai. 


Yang terpenting bagiku, lakukan dengan tulus. Maka semesta akan membantu membisikannya, entah lusa, entah tahun depan, atau setelah engkau tiada.  


"Barangsiapa yang mampu mencintai orang lain dengan tulus dan benar, akan mendapat arus balik dicintai orang dengan benar."

Reading Time:

Selasa, Desember 29, 2020

Turbulens
Desember 29, 20200 Comments

 Tahun 2020.. 


Haha penuh dengan kejadian yang benar-benar tak terduga. Setidaknya tak terduga, karena memang belum kita alami sebelumnya. Nyatanya, alam sudah memperingatkan kita sebelumnya bukan? 

Aku ingat guru agamaku dulu saat smp, beliau menyampaikan bahwa sesungguhnya kehidupan di bumi ini adalah tentang 'balance' atau keseimbangan. Kalau udah ga seimbang, berarti ada yang tidak beres kan?

Padahal awalnya aku kira bakal jadi tahun yang begitu menyenangkan. Aku kira bakal bisa jalan-jalan bersama teman di beberapa tempat, yakni menjalankan koasisda di beberapa daerah. Dan selanjutnya ujian kompre di hadapan dosen dan teman-teman, di ruang yang menegangkan itu. Haha.. 

Memang, manusia memiliki keterbatasan untuk melihat jauh ke depan. Tapi, coba saja jika kita lebih baik ke alam. Bukankah alam sudah menyediakan banyak hal?

Berkaitan dengan itu, pandemi merupakan sebuah ujian dan cobaan bagi kita semua. Pandemi membuat kita belajar menahan ego kita sebagai manusia, yang notabennya merusak, ingin memiliki segalanya. Pandemi yang membuat kita harus lebih peduli pada sekitar, orang-orang sekitar, para pekerja, pemimpin, masyarakat secara umum, dan kepada hewan serta lingkungan yang membutuhkan sinergi di bumi ini. 

Sumber: Jakarta Post

Bukan juga soal itu, nyatanya memang bagi diriku pribadi, di masa itu.. aku langsung saja memutuskan untuk pulang, dan berada di rumah. Maklumlah, jika dipikir-pikir aku akan begitu pusing dengan tidak melakukan apa-apa di kosan. Jadinya aku memilih untuk di rumah saja. 

Banyak hal pait, dan manis menjadi satu. Ada tangisan, ada tawa, ada luka. Yang semua-semuanya mewarnai tahun 2020. Di sekitarku saja, banyak orang yang dirugikan setelah pandemi datang, banyak putus kerja, jualannya merugi dan banyak kejadian lain.

Namun ada beberapa hal, yang membuat manusia menjadi lebih baik. Dan profesi dokter hewan menjadi sesuatu yang dilirik. Meski, masih tidak terlalu ramai. Aku yakin betul bahwa profesi dokter hewan merupakan salah satu garda terdepan dalam pencegahan penyakit zoonotik (penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya). Namun bukankah, jika profesi itu penting, akan banyak yang sadar dan membuka peluang ? Yap, harusnya seperti itu. Mungkin saja peluang itu, belum menjadi 'kesadaran' pihak yang berwenang untuk perlu memiliki dokter hewan di pemerintah/ perusahaan/ daerah mereka. Semoga saja, kedepannya menjadi lebih baik. 

Kita pun yang semula tak masalah dengan jarak, dipaksa harus lebih berjarak. Kita menutupi mulut dan hidung dengan masker. Bak sedang dibungkam. Kalau-kalau kita terlalu bangga diri, kalau-kalau di masa lalu kita dengan mudah menyakiti orang, kalau-kalau dulu kita tidak menganggap keberadaan orang yang ada di sekitar kita. Setidaknya, hal itu menjadi beberapa hal yang bisa aku petik dari situasi ini. Dalam diam, kita perlu memperhatikan sekitar, memerhatikan hal sederhana namun sarat makna. 

Oiya. Berbicara tentang pandemi itu, melibatkan banyak pihak. Dan berarti ekonomi memang memiliki peran yang kuat. Entah itu dalam pengambilan kebijakan, atau dalam hal mental. Setidaknya itu yang aku dapat dari berbagai media. Namun, ada juga kelelahan mental yang terjadi akibat seseorang tersebut, mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang lain, kelelahan akibat sering bermain gadget, atau karena terisolasi sendiri sehingga jarang bertemu orang. 


Kejadian pahit manis tersebut, menjadi semakin lengkap ketika aku yang termasuk lulusan 2020 sedang dihadapkan pada transisi dunia kampus ke dunia kerja. Mungkin, aku dan beberapa lulusan 2020 sedikit kesulitan memiliki pekerjaan. Bahkan bukan hanya mencari, tapi menentukan pekerjaan apa yang sekiranya cocok buat kita juga penuh pertimbangan bukan? Belum lagi ada tuntutan sana sini. Haha.. duh 

'Pentingnya ONE HEALTH' Sumber: Unair News

Lagi dan lagi, sebetulnya manusia memang cenderung was-was. Khawatir boleh, ya katanya jangan berlebihan. Karena kita tidak tahu apa yang terjadi di depan, masih dirahasiakan. Jadi, bisa mengusahakan dan bertawakal sebaik-baiknya kann ? 


Ungaran, Desember 2020

Aku yang sedang dan terus belajar


 

Reading Time:

Minggu, Desember 27, 2020

Kelabat
Desember 27, 20200 Comments

 Rintikan sedu....

Perlahan meniriskan luka pilu yang meninggalkan sedikit jejak, sudah saatnya apa yang menahanmu, kembalikan ke awal. Seperti sedia kala saat semua tidak ada apa-apa. 

Berharap, memang sejak saat itu aku mulai menaruh sedikit harapan, yang sesungguhnya menjadi bumerang bagi keadaan hati, yakni sedikit merasakan luka. 

Ada suatu hal yang bisa ditahan, yakni perbuatan. Tapi ada satu hal yang tidak bisa ditahan, hanya bisa disembunyikan, yakni perasaan. 

Aku dan kamu, dulu hanya buliran hujan. Yang menyatu ke bumi, namun bukan berarti saling satu. Hanya sebuah koneksi yang diciptakan alam. 

Saat merenda, kita diterpa runtuhan jarum yang menusuk hingga ke sumsum, menyisakan perih. Yang aku tahu, aku bahagia, tapi aku tak paham waktu itu, kalau bahagiaku menyakitkan di waktu lain. 

Fluktuatif. Ada kalanya aku bahagia, ada kalanya hanya luka. Aku pun sudah berkali-kali merelakan. Mencoba meyakinkan, jika kita tak mungkin bersama. Selain karena ada dia yang di sana, aku tak dapat menemukan hatimu.


Yang aku tahu, aku benar-benar tidak tahu. Aku hanya sibuk mengartikan kebaikan, yang mungkin itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh sesama. Keterbukaan yang mungkin itu bisa dilakukan dengan sesama. Kelemahan yang mungkin hanya dibagikan saat sedang merasa untuk berbagi. Tak ada lebihnya.. 

Namun, tetap. Semburat senyum itu. Sangat indah. Goresan luka, tanpa nanah, karena dengan cepat pulih olehnya. 


Namun, tetap. Suatu A menjadi Aplus, jika itu yang kau ucapkan. Hanya kata biasa tapi saat engkau yang mengungkapkannya, menjadi suatu luar biasa. Hanya doa yang bisa diucap, tapi aku harap, hanya aku yang kau tuju pada doa itu. 


Katamu, semoga yang terbaik ya.. 


Kata itu, 

Menjadi suka sekaligus duka yang masih rahasia.. 


Reading Time:

Sabtu, Desember 26, 2020

Menuju DokHe
Desember 26, 20200 Comments

 Serpihan rentetan yang memiliki alur maju, ya maju karena dari dulu hingga kini, menghasilkan sebuah kisah yang sangat berarti.

Menjadi dokter hewan, calon dokter hewan, atau seorang dokter tapi dokter hewan?



Aku ingat betul, waktu itu aku hanyalah seorang anak ingusan yang mencoba menelaah peluang untuk dapat memasuki perguruan tinggi lewat jalur undangan. Alhasil, sampailah aku di titik awal yang menjadikanku bisa sampai di titik lain, yang akan menjadi titik dari sebuah awalan baru. 

Aku menangis sesenggukkan, sesaat setelah pengumuman ujian kompre di Kamis, 17 Desember itu. Aku menjadi rombongan pamungkas, hari kedua sebelum hari terakhir periode ujian dilakukan. Sebelumnya aku memang merasa tenang, karena merasa memiliki “banyak waktu” untuk mendengarkan ujian teman atau mengulas pelajaran yang sudah aku baca sebelumnya. Tapi, yang namanya ilmu pasti tidak ada habisnya. Semakin aku membaca semakin aku merasa kurang. 


masih sembab 

Yang aku rasakan sesudah pengumuman itu adalah, sebuah rasa yang entah itu rasa lega atau rasa tidak terduga, atau justru karena aku tidak bisa menjawab secara maksimal. Aku tak tahu betul, tapi yang aku rasakan dalam gaungan pikiranku saat itu adalah aku benar-benar tidak menduga aku bisa sampai di titik ini. Benar-benar tidak menyangka. 



Jadi ingat, dulu aku pernah hampir putus asa, saat sebelum memasuki masa sma. Aku lebih memilih memasuki sekolah swasta, alih-alih bukan negeri yang dulu ada wacana menuju RSBI, alias sekolah berstandar internasional. Dampak yang nyata bukan sistem pembelajarannya, tapi bayarannya. Sehingga aku pun tak tega untuk masuk ke sekolah negeri ber RSBI itu. Tapi, dukungan dari berbagai pihak, dan yang terpenting dari bapakku, yang mengatakan akan mengusahakan semaksimal mungkin akhirnya memberanikanku mendaftar ke sekolah negeri yang katanya RSBI itu. Namun, keadaan juga menjadi tak terduga setelah ada pengumuman bahwa ternyata aku masuk ke sekolah swasta bertaraf internasional dengan beasiswa, tapi aku harus merantau ke Bogor. 




Memang, banyak ketidakpastian yang berujung sebuah kepastian yang selalu kita idamkan. Kita tidak tahu skenario apa yang Tuhan rencanakan. 

Dan, saatnya aku pun meluapkan semua emosiku di situ. Beruntungnya aku, dikelilingi oleh orang-orang baik. Teman-teman yang baik. Saat aku menumpahkan emosiku, aku berada di pelukan mereka. Dan memang, mereka lah sejatinya yang menjadi salah satu sumber kekuatanku untuk terus maju. 

Entah itu dari teman-teman yang mendukungku saat di asrama, saat di tingkat persiapan, saat masuki dunia baru di fakultas dan saat aku menjalani koas. 

Ehm.. masih ga nyangka banget bakal sampai di titik ini. Aku, yang masih ingusan ini dan menurutku masih perlu banyak belajar ini akhirnya berhasil menggapai satu dari sekian mimpiku. Mimpi menjadi seorang, yang semoga saja membagakan keluarga. Sedikit cerita saja, bahwa ku adalah anak pertama di keluargaku yang menyelesaikan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Karena sebagian besar menyelesaikan hingga tahap smk. Semoga saja, lebih banyak lagi yang dapat mencapai pendidikan tinggi. 


Meski menjadi sebuah awalan baru, tak dipungkiri, aku pun selalu dihadapkan dengan berbagai kebimbangan untuk meniti karir. Tapi aku rasa hal tersebut wajar bagi para lulusan baru. Tapi lebih bagus lagi jika di jauh-jauh hari sudah memikirkan strategi yang bagus, sehingga sesaat sesudah lulus sudah dapat menentukan arahnya masing-masing. 

Semoga, yang disemogakan diaminkan oleh semesta. 


Pssst.. ada bonus Buku Album PPDH FKH IPB Periode I 2019/2020 


Reading Time:

Kamis, Desember 10, 2020

Andai Aku Bisa Melipat Jarak?
Desember 10, 20200 Comments

 Waktu itu aku pernah membaca puisi, andai aku bisa melipat jarak..

Pertemuan.. perpisahan...

Di masa-masa sekarang ini, semakin terasa. Ujung pertemuan adalah perpisahan. 

Saat sudah melewati berbagi kisah, kembali lagi kita perlu merelakan orang-orang berjalan di depan kita. Masing-masing memiliki urusan pribadi. Memiliki sebuah kisahnya masing-masing. 


Lalu, "where's the good in goodbye?"


Setidaknya, kita pernah bersama bukan? Pernah merasakan asrama bersama. 


Lalu kemudian, berpisah menuju departemen atau fakultas masing-masing dengan orang yang berbeda. 


Lalu, bertemu kembali dengan orang-orang yang baru. 


Kembali, kita mengukir kisah bersama teman-teman. 


Dari menikmati nasi goreng fapet, gorengan cafung, hingga indomi tampomas. 


Siapakah yang mengabadikan momen-momen indah tersebut, selain rentetan foto dan tulisan? 


Tidak ada.. 

Tapi aku tahu, ada sebuah hati yang merekam momen tersebut dengan baik. Menyimpannya, dan mengemasnya agar terkenang menjadi memori yang indah. 


Rasa lelah dan letih berjuang, tak akan segera ada habisnya. 


Aku sangaaat bersyukur.


Loncatan katak atau pekikan suara mencit menjadi teman dalam hidupku. Mewarnai gambar hasil melihat preparat pun menjadi hal yang seru. 


Haha aku pun ingat betul, saat sedang was-was akan pertanyaan kuis ada salah satu teman yang dengan santai bilang, "chill lah ga akan ada kuis", 

Walau perkataannya tidak sepenuhnya benar, minimal kita jadi sedikit tenang, tidak terlalu memikirkan kuis itu. Hehe.. 


Meski suasana kelas serius, tapi percaya deh. Bangku pertama dan kedua hanya dikuasai oleh satu orang saja. 


Sedangkan yang lain?


Yap, yang pertama datang biasanya lebih memilih jadi penghuni kursi belakang. Wkwk


"Itu kamu tidur, ya?"


"Tidak dok, saya hanya kedip saja"

Wkwk kedipnya tapi lama.. 


Begitulah kehidupan, pertemuan dan perpisahan sudah menjadi teman di antara pertemanan. 



Reading Time:

Jumat, Desember 04, 2020

Rules to Know Before Work
Desember 04, 20200 Comments

 Several days I'll make my last journey and also my another first journey. A journey that'll bring me into my next stage of life.

What's that?

Well, finally after all these years I'll become a veterinarian. Wow.. (I hope I can pass the exam well.. aamiin)

Even if I haven't get my work, I have to make sure that I'm well prepared. 

One of them is that, I should know several rules that can be implemented. 


Rule No. 1

"Never expect kindness from a colleague whatsoever"


Rule No. 2 

"Don't expect to be complimented by your boss. You're lucky if they don't swear at you"


Rule No. 3

"Sometimes act of kindness turn you into pushover"


I got these quotes from watching Web Series in Playlist Global "It's not right, but it's alright". 


Ehm.. let me think again, the actual meaning of those words. 


Haha.. okay, I'm in the way of thinking it cause I haven't have my workplace. Hahaha.. but I think, those rules can be implemented nowhere, don't they? Hem... 

Okey, the next step is that.. I should find my path.. a workplace to be... 


Hope I got the best one for me... aamiin

Reading Time:

Rabu, Desember 02, 2020

Secarik Surat Untuk 2020
Desember 02, 20200 Comments
Banyak sekali perubahan.. 
Penuh dengan ketidakpastian..
Dan di dunia ini suatu hal yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri.. 

Pernah ga sih suka berpikir, di masa depan aku jadi apa? Bisa ga ya aku ngelakuin itu? Bisa ga ya ini ..bisa ga ya itu? .. 

Setiap perjuangan dan lelah yang telah kita lalui.. akan membayangi di diri kita, kapan ya semua ini mencapai puncak? Kapan ya?

Aku baru sadar.. bahwa kebahagiaan dalam hal ini kesuksesan bukanlah suatu hal yang sangat besar saja, baru kita anggap hal itu menjadi sebuah pencapaian. Tapi, setelah aku pikir-pikir, toh aku pun cukup bahagia dengan hal-hal kecil yang ada di sekitarku. Hehe.. 

Meski pandemi telah merenggut banyak hal, kita tetap dapat hikmahnya kok. Di pandemi ini aku banyak berada di rumah. Melihat segala kesederhanaan dan kehangatan keluarga yang sudah lama tidak aku rasakan. Haha benar sekali. Bahkan pandemi pun bisa ngebuat bahagia, ya. Berhubung ini adalah masa koas yang harusnya luring, malah jadi daring tetap saja menjadi sebuah hal yang kurang baik. Tapi sekali lagi, bakal ada pembelajaran atas semua ini. 

Pun, saat ini aku cukup bisa merasakan potensi yang ada di daerah ku.. walau belum banyak sih tapi setidaknya aku tau bahwa di sekitar kita ada hal yang bisa kita pelajari. 

Dan banyak hal yang tak terduga sih saat semua ini terjadi. Mulai dari suatu hal yang tiba-tiba berubah, lalu memutuskan untuk pulang. Dan, tiba-tiba magang di daerah sendiri. Ehm.. nano-nano gitu. Bahkan aku yang selama inu selalu dicap bar-bar saat ngendarain motor makin menjadi-jadi wkwk. Yap, sebenarnya aku jarang ngendarain motor sendiri. Karena pengalaman beberapa magang ku tersebut aku mulai terbiasa. Setidaknya bisa lah ya tahan berjam-jam ngendarain motor, awas tuh kesasar!! wkwk




Sendiri di tengah-tengah lingkungan yang baru, orang baru, suasana baru. Mungkin bagiku itu hal biasa. Tapi sesendirinya aku bener-bener ga terduga bisa magang sendirian banget. Alhasil aku pun jalan sendirian ke tempat makan atau saat iseng di pasar, bahkan jalan ke kampus orang wkwk. Ya Allah sedihnya. Tapi, aku banyak belajar sih di sini. Selain biar tambah terlatih mentalnya, aku juga harus percaya sama diri sendiri dan tentunya aku lebih mengenal diriku. 

Salah satu pelajaran berharga yang aku petik selama 2020 ini..adalah cinta tanpa syarat. Cinta itu aku rasakan dari keluargaku. Yang begitu ikhlas menawarkan segala bantuannya. Bahkan di tengah kesederhanaanya. Di tengah kekurangan dan kelebihannya. 

Aku pun banyak belajar kalau, don't rush.. great things take times. 

Kadang karena ga sabar pengen lihat hasil akhirnya, kita kurang memedulikan hal yang sebetulnya penting, esensial dari apa-apa yang kita perjuangkan. Meski kits berpikir cepat, tapi jangan tergesa. Setidaknya, kita telah memikirkan dahulu hal-hal tersebut sudah matangkah persiapannya atau belum. Dan kadang pun, kita terlalu cepat lelah, karena gamau lagi menunggu. Padahal mungkin sebentar saja, sejenak dulu kita perlu beristirahat, dan menyerahkannya pada Yang Maha Kuasa. Huh.. memang tidak mudah, tapi jangan menyerah untuk tetap mencoba ya, fen. 

Yang unik lagi dari beberapa bulan belakangan ini adalah kita lebih menghargai komunikasi. Iya bukan? Tapi bisa jug jadi bumerang, yang dulunya megang gadget hanya beberapa jam, malah makin banyak gara-gara pandemi. Ehm.. tapi aku bahagia, karena orang-orang jadi sadar arti obrolan tatap muka, arti obrolan sesungguhnya. Beberapa malah mungkin lebih intens komunikasi dengan teman-teman yang jaraknya jauh?? 

Ehm.. banyak sih.. huh.. 

Tapi setidaknya gitu ya, hehe kita harus tetap belajar tapi juga nerapin ilmu, hehe. 

Dan kesehatan itu penting.. 
Kenikmatan terbesar itu kesehatan .. 


Dan di setiap kejadian yang tak terduga tersebut, ada tangan orang-orang baik. Yang turut menemani, yang turut meringankan gundah, yang membantu dengan sepenuh hati.

Dan di setiap kejadian yang telah berlalu, semoga mengajarkan kebaikan bagi masa depan.  

Dan semoga dari segala hal yang aku lewati, aku segera bisa jadi dokter hewan :"). 

Aamiin. 

Semoga sukses ya, dan kita menjadi adaptif terhadap berbagai perubahan. Semoga kisahmu bersama orang-orang yang kamu harapkan dapat menemanimu lebih lama lagi, bukan hanya sekedar jumpa yang sementara. Semoga yang terbaik ya
Reading Time:

@way2themes