Selasa, Oktober 20, 2015
Oktober 20, 2015
BY feni
2 Comments
C4 Sehat A5 Sempurna. Wuih.. itu makanan jenis apa? Kok namanya begitu? 😩
Itu bukan makanan, ya kawan.. Itu tuh istilah buat sebuah asrama putra dan putri yang katanya:
a. Senasib
Kok senasib? Jangan2 satu gedung cewe-cowo ya? Bukan kok..santai aja. Kita senasib itu karena letak kami yang sama-sama jauh dari asrama lain. Asrama C terletak terpusat di suatu kawasan sedangkan C4 terpisah jauh dekat dengan hutan. Sama juga dengan asrama A atau Astri yang terpusat di satu tempat. A5 yang letaknya terpisah jauh tetapi lumayan dekat dengan asrama C4. Asrama kami sama-sama dekat dengan hutan. Kok lebay, sih? Gimana ngga hutan kalau malam-malam jalan dari CCR atau Bara ke asrama gelap banget terus di sepanjang jalan banyak pohon-pohon.
b. Bangunannya Mirip
Sebelumnya saya turut berduka cita kepada A5 dan C4 yang setiap kali ada penayangan video tidak pernah diperlihatkan rupa asli asramanya,tetapi hanya ditampilkan papan nama kalau itu merupakan asrama A5 Sylvasari dan C4 Sylvalestari. Mengapa sih emang kok gitu? Yah kalau bisa kalian liat tampilan luar asrama kami memang tidak sebagus asrama rusunawa lain. Tetapi sebenarnya di dalamnya itu lebih nyaman karena selain punya balkon luas yang bisa untuk menjemur baju, lorong luas, kamar kami pun juga luas.
c. Sering Berkoalisi
Dari tahun ke tahun, asrama A5 dan C4 dikenal saling kompak karena berbagai alasan yang sebagian sudah saya sebutin di atas. Misalnya saja nih waktu kemarin Welcome Party yang karena acaranya diundur berubah nama menjadi Bingkai Kebersamaan saat disebut asrama A1 dan CI mereka semua kompak giliran C4 dan A4. secara kompak anak-anak C4 tidak mau bersorak tetapi menunggu nama kami disebut. Wkwk. Selain itu saat lomba kemerdekaan, pada saat jalan sehat, anak-anak menyanyikan lagu yang so sweet buat kami. "Good bye Good bye Good bye A5, kami tunggu di pelaminan" Ih,,, seru banget kan?
d. Ini Nih Pengalaman Konyol
- Sebut aja temenku dari A5 ini berinisal 'V'. Dia punya cerita konyol nih. Dia punya teman sekelas dengan anak C4. Waktu itu karena si ini berinisal 'V'. Dia punya cerita konyol nih. Dia punya teman sekelas dengan anak C4. Waktu itu karena si V pulang sendirian, si anak C4 yang sebenarnya ingin pulang ke asrama bersama temannya, malah mengurungkan niatnya dan berbalik untuk pulang bersama si V. Hi..hi so sweet kan.
- Ada cerita lagi nih, sebut aja temenku ini besi. Dia waktu itu karena setelah kumpul dari suatu tempat, tetapi hari sudah menjelang jamal. Untungnya ada temannya yang menawarinya pulang bareng karena dia berasal dari C4. Padahal kan si C4 bisa pulang sendiri tanpa bareng bersama dia kan? Eh tapi ia rela jalan pelan-pelan dengan sepedanya demi mengantarkan si anak A5. Tapi yah gitu, karena sepedanya tidak bisa buat membonceng orang, si besi akhirnya pulang sambil lari-lari karena sudah mepet banget sama jamal. Dalam hati si besi, kok ngga dia aja ya yang naik di sepeda. He..he..Tapi si besi sangat berterimakasih sama si C4 karena malam-malam di tempat yang gelap itu dia tidak pulang sendirian.
- Masih ingat kan lagu yang "Good bye Good bye Good bye A5, kami tunggu di pelaminan"?? Ih,, lucu banget sama C4. Jadi waktu itu tuh ada apa ya kok bisa tiba-tiba mereka membuat lagu itu? ? Ehm.. saya juga lupa sih . He..he.. Oh ya. tahu judul post saya kali ini, kan? C4 Sehat A5 Sempurna. Lucu banget bukan sih?
- Kami ngga mau A5 pindah
Kata anak-anak C4 itu jangan pindahkan A5!Yah, jadi gedung kami sudah dibangun gedung baru di kawasan Astri. Sejujurnya saya tidak mau pindah. Di A5 ini saya suka dengan suasananya yang tenang, masih asri karena dekat hutan, deket dengan Masjid Al-Hurriyah, dekat tempat main basket, dekat dengan LSI, dan pastinya dekat dengan A5. He.he.. tapi memang begitu. Walaupun mmang asrama kami itu jauh dari tempat PPKU belajar yaitu di CCR, dan kamar mandinya pun juga kurang memadai. Tapi setelah saya telaah ^^, lebih banyak positifnya daripada negatifnya jika kita masih tetap tinggal di A5. Jadi bagaimana ini, mau pindah tidak? C4 tidak rela tuh kalau kalian pindah XD
Ada cerita lain? tunggu aja yahhhh muachh :*
Minggu, Oktober 04, 2015
Oktober 04, 2015
BY feni0
Comments
Orang
yang berilmu dan beradab, tidak akan diam di kampung halaman, tinggalkan
negerimu, merantaulah ke negeri orang.
(Imam Syafii)
Nasehat dari Imam Syafi’i tersebut membuat saya
memutuskan untuk merantau sejak duduk di sekolah menengah dan lanjut di bangku
kuliah. Setelah tamat di SMA Sampoerna Bogor saya kembali melanjutkan
pendidikan saya di Institut Pertanian Bogor (IPB). Pilihan untuk pergi sekolah
jauh dari orang tua merupakan sesuatu yang berat. Akan tetapi, beratnya untuk
tinggal secara mandiri di tempat rantau telah saya kalahkan dengan semangat
untuk meraih sejuta mimpi. Berada di IPB dengan program studi Kedokteran Hewan merupakan sebuah keputusan yang tidak mudah. Banyak pertimbangan, kegalauan, dan kebingungan
untuk akhirnya menempatkan program studi ini di pilihan pertama pada SNMPTN.
Sebelum menginjak kelas dua semester akhir di bangku
sekolah menengah, saya tidak tertarik berada di IPB. Waktu itu saya masih
menempatkan target di UI atau UNS. Akan tetapi, setelah saya mengunjungi IPB di
kelas dua, saya menempatkan IPB menjadi salah satu pilihan. Saat itu saya dapat
merasakan kalau saya akan ke sini kembali suatu saat nanti. Sebenarnya di dalam
hati tetap saja saya terus mengalami kebingungan untuk benar-benar menentukan
pilihan yang tepat. Ditambah lagi sekolah saya tergolong baru karena memang
masih meluluskan satu angkatan di atas saya. Kesempatan untuk mendapatkan
universitas di jalur undangan tergolong hal yang sulit. Timbullah pikiran untuk
memilih universitas di daerah sekitar Jawa Barat.
Oktober 04, 2015
BY feni1
Comments
Halo taman-temanku yang sudah pada gedhe, ehm.. jadi anak kosan ya? Sorry to say but I haven't feel it yet.
Jarang-jarang kan ada anak PTN yang masih tinggal di asrama. Mungkin anak kuliahan seperti di pondok pesantren sudah terbiasa akan itu. Di IPB, untuk mahasiswa baru diwajibkan untuk tinggal di asrama selama setahun. What? Hayoloh bagi yang rumahnya dekat dengan IPB pasti pada nggak sabar enyah dari asrama, kan? Eits.. ternyata anak-anak perantauan juga tidak sabar untuk segera pindah ke kosan. Wkwk
Sabar dulu, Kawan. Nikmati saja masa-masa di asrama. Ini nih ada seabrek kegiatan yang bikin kita harus nikmatin dulu masa-masa di asrama.
1. Pembagian struktur kepemimpinan di asrama
Asrama PKU IPB memiliki pemerintah pusat dengan nama BPA (Badan Pengurus Asrama). BPA ini sering bekerja sama dengan PKU (Program Kompetensi Umum) di CCR. Agaknya sih begitu...He..he.. Lanjut ceritanya aja yah. Di asrama kita juga ada struktur-struk lain yaitu para pejuang asrama bernama Dewan Gedung dan lain-lain Mau tahu siapa saja personilnya? Ini dia
a. SR (Senior Resident)
Jumat, Oktober 02, 2015
Oktober 02, 2015
BY feni0
Comments
Hallo my brothers and sisters! Tahu ngga kalian apa itu IAAS ? *Oh aku tahu, pasti itu nama sebuah organisasi, tapi apa ya? -,-
Well, aku kasih tahu aja deh, setahuku sih IAAS itu sebuah organisasi internasional nonpemerintah yang bergerak di bidang pertanian. Negara pusatnya berada di Belgia yang didirikan pada tahun 1957. IAAS sendiri memiliki banyak negara anggota dan salah satunya Indonenisia. Local committees pertama di Indonesia didirikan di IPB pada tahun 1992. Wuih... hebat ya IPB bisa menjadi pencetus IAAS pertama di Indonesia. Oiya. di organisasi ini kita bisa lebih membuka pikiran kita mengenai permasalahan-permasalahan di bidang pertanian dan juga isu-isu yang sedang berkembang di dunia beserta cara mengatasinya. Menariknya lagi, di sini bahasa Inggris kita akan lebih lancar karena bakalan sering dipakai.
Pertama kali aku tahu IAAS dari kakak tingkat yang juga menjadi anggota IAAS LC UNDIP. Langsug saja aku tertarik dengan program yang mempunyai jaringan internasional ini. Pas perkenalan mahasiswa baru (MPKMB = udah liat post nya belum?) dikenalin juga sedikit tentang apa itu IAAS. Waktu ada oprec IAAS langsung timbul pikiran ingin ikut. Tap setahuku waktu itu dari hari pertama dibuka, aku daftar di hari-hari terakhir. He...he...
Di tahap pertama, kita diharuskan mengisi sebuah formulir pendaftaran dengan biaya Rp5000 sudah termasuk okky jelly drink. wkwk. Pertanyaannya seperti biasa, yaitu ada biodata, terus mengapa ikut IAAS, kenapa IAAS harus menerima kamu, pengalaman organisasi, apa yang bisa didapat dari ikut IAAS. Lumayan simple, tapi jangan salah yah, butuh keahlian khusus untuk mengisi formulir itu. Salah satunya adalah keberanian untuk mengisi, he..he..
Setelah mengisi fromulir, kita harus mengembalikannya dan nantinya akan diberi jadwal wawancara. Ini nih, masuk ke tantangan yang selanjutnya. Kita harus siap untuk bisa mengoceh di depan kakak-kakak anggota. Lumayan antri nih, maklum peminat IAAS bejibun. Jam datangku tidak sepagi mereka sih soalnya habis ada kuliah. Nah, di tahap wawancara ada 3 post. Di antaranya membahas mengenai kepemimpinan dan kerja sama, kemudian ada motivasi mengikuti IAAS dan pengalaman organisasi, ada juga pertnyaan-pertanyaan jebakan, dan terakhir ada challenge dari kakaknya. Alhamdulillah all was done in 3 p.m. It's not that long as I went there around 1 p.m.
Yeay, ternyata kurang lebih seminggu setelah wawancara ada pengumuman hasil wawancara. Ehm.. aku bingung kenapa aku bisa lolos ya.. hu..hu. rahasia Ilahi deh. Padahal aku ngerasa kalau aku tidak bisa terlalu berharap penuh di wawancara ini karena banyak yang lebih baik dariku. Terkejutnya lagi ada sekitar 700 orang yang mengambil formulir, sekitar 400 yang mengembalikan , dan sekitar 300 yang mengikuti wawancara dan akhirnya ada 82 orang yang dinyatakan menjadi Candidate Member of IOP 23. Nah loh, baru jadi kandidat, belum lolos? Iya bener, jadi tidak semudah yang kebanyakan orang pikir. Untu benar-benar menjadi anggota, para kandidat harus mengikuti serangkaian kegiatan IAAS dahulu.
Kita harus rajin-rajin ikut gathering, rajing nggerjain challenge, mengikuti kegiatan rangkaian 7thOlympic. Tantangan pertama kita disuruh bekerja secara kelompok membuat sebuah buku berisi tentang IAAS beserta departemennya, dan opini kita masing-masing mengenai dampak dolar terhadap pertanain di Indonesia secara umum. Tidak berhenti itu saja, setalah tugas ini selesai ada acara IAS on action untuk menanam tanaman seperti tomat, cabai, dan terong di pekarang rumah warga di Desa Cikarawang, deket IPB. Brem..brem.. gas harus selalu dinyalakan karena kita tidak berhent sampai situ saja. Setelah ini akan ada lagi, yaitu Agroquiz. Tunggu aja ya.. he...he..
Minggu, September 27, 2015
September 27, 2015
BY feni0
Comments
Enaknya menjadi anak perantauan, bisa ngabisin waktu dengan teman sepuasnya. Buktinya aku pada saat malam takbiran Idul Adha malah ngebolang di Monas, Jakarta. Actually, it's not easy to be there, there is always a story inside it. Libur yang lumayan panjang, yaitu dari hari Rabu sampai Kamis, em.. cuma 2 hari saja sih. Tapi cukuplah buatku untuk berkunjung ke tempat teman SMA. Sebelum kuliah PPKH ( Penghayatan Profesi Kedokteran Hewan) Sabtu lalu, aku minta doa banyak orang agar aku bisa dapat penelitian Idul Adha bukan di hari H-nya. Alhamdulillah, doaku dari banyak orang tersebut diijabah oleh Allah. Aku bisa pergi ke temanku.
Pelajaran hari Selasa harusnya berakhir pada jam 6 sore. Selanjutnya akan ada kumpul kandidat organisasi. Akan tetapi, semua kegiatan tersebut akhirnya ditunda, aku dan Afil,
Sabtu, September 26, 2015
September 26, 2015
BY feni0
Comments
Kamis, September 03, 2015
September 03, 2015
BY feni0
Comments
Aduh, malem-malem pas ngerjain laporan perut lapaaar!!!
Hi...hi.. huy guys kalian para mahasiswa, pejuang ilmu yang mulia. Aku yakin kebanyakan dari kalian meraskan hal yang sama. Iya kan? Ngaku aja lo.
Aku sendiri pernah ngrasain hal ini, yah walaupun belum efektif . Maklumlah aku ini maba atau mahasiswa baru IPB. Jadi mengapa ya kita harus ngirit, ehm.. maksudnya hemat :D
Sebagian besar mahasiswa adalah seorang perantau yang merelakan pergi dari kampung halaman hanya untuk menimba ilmu. Otomatis kita adalah seorang pelajar yang tidak bisa menggantungkan hidup sepenuhnya dengan bimbingan orang tua. Mulai dari bangun tidur,kemudian makan, mandi, dan tentunya belajar sampai kegiatan menjelang tidur kembali yang menguras pikiran dan tenaga harus kita lakukan dengan mandiri, Baru kan kita merasakan kalau mencari uang itu susah, giliran menghabiskannya cepet banget. Untuk itu kita harus bisa memiliki strategi untuk bisa bertahan hidup dari seleksi alam, ntar awas punah loh! Ngeri kan?
Untuk itu, aku ingin berbagi beberapa tips yang berasal dari pengalaman pribadi, dari kakak tingkat atau dari sumber-sumber lain.
Senin, Agustus 31, 2015
Agustus 31, 2015
BY feni0
Comments
Film big Hero 6 adalah film yang
sangat inspiratif. Dengan tokoh utama seorang anak berumur 14 tahun yang bernama Hiro Himada film ini
dapat membuat naik turun emosi para penonton. Memiliki setting tempat di San Fransokyo,
perpaduan antara San Francisco dan Tokyo membuat film ini menjadikan jembatan
San Fransisco dan sebuah bangunan di Tokyo sebagai ikon yang pertama kali
muncul di penayangan film.
Hiro hidup di rumah bibinya
bersama dengan kakaknya Tadashi. Ia merupakan seorang anak laki-laki yang gemar
membuat dan menghabiskan waktunya untuk melakukan pertarungan robot. Melihat
kepiawaian yang dimilikinya, Tadashi kemudian mengajaknya ke tempat kuliahnya
yang khusus mempelajari teknik mesin. Di sana ia bertemu dengan teman-teman
Tadashi, yaitu Wasabi, GoGo, Honey Lemon dan Fred.
source : handmade ^^ |
Agustus 31, 2015
BY feni0
Comments
Saat ada sebauh kegiatan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia, aku sangat gembira saat berada menjadi salah satu bagian mereka. A5 terkenal sebagai gedung terkompak dalam kegiatan tersebut. Ramai-ramai kita datang dari asrama ke tempat perlombaan dengan diirngi jargon dan yel-yel yang telah kami siapkan sebelumnya. Di sini ada suatu hal yang membuatku kagum, kami bukan hanya sekedar kompak, tetapi luar biasa kompak.
Video tersebut merupakan rekaman kami saat memekikkan jargon kebanggaan kami dari warisan kakak tingkat. A5! Spirit in Leading and Viva. A5! Jaya di Rimba wibawa di Kota. Wu..wu...wu...
Ha..ha.. itu hanya sebagian dari cerita kecilku aja teman. Di asrama yang , ehm... hanya beberapa dari kita saja anak kuliahan yang masih punya kegiatan di asrama, yaitu di IPB.
ini nih anak sma yang baik mainannya permainan tradisional, eits. udah anak mahasiswa. wkwk
siapa aja yang di sini? yah anak a5 lah
beda topik sih, ini lorong 3 dari a5 sylvasari
ini nih kenapa kita foto2 seperti di atas, karena ada acara food fair. isinya makanan-makanan tradisional dari daerah kami masing-masing. Pokoke enaklah makan di sini, graatiiiss.
Ini nih penampakan gedung a5 yang sebenarnya. Buagus kan a5? Apalagi ada anak-anak lorong tiga yang foto di depannya. Sayang banget nih personil kita tidak komplit karena waktu itu ada yang pulang.
di sini juga ada rangkaian acara Gebyar Nusantara di A5. Nah si putri Palembang ini merupakan teman sekamarku
Wuih,, fotonya luar biasa. Aku berada di antara Bu RT Ulfha lorong 3 dan Bu Lurah Kania.
Sabtu, Agustus 29, 2015
Agustus 29, 2015
BY feni0
Comments
Waktu itu ada temen selorong yang ingin membeli pulsa. Setelah beli, ia menyarankan agar aku juga mengikuti simulasi kelas internasionnal seperti yang akan ia ikuti. Dalam hati aku berpikir bahwa jarkoman tersebut sudah aku lihat tetapi aku tidak segera mendaftarkan diri. Lantas aku bertanya kegiatan apakah itu. Dan dia menjawabnya kalau kita akan ikut simulasi untuk kelas internasional. Pendaftarannya pun gampang, tinggal sms ke nomor yang telah dijarkomkan. Tanpa berpikir panjang dan karena besok tidak ada kegiatan, aku segera mendaftarkan lewat sms.
Esok harinya aku bangun kesiangan. Terlihat sms dari kakak yang in-charge di sana. Segera aku ambil handuk untuk mandi. Wah, ternyata waktu itu lampu sedang mati dan begitu pula air yang ada di lantai dua asrama, semuanya mati. Tanpa tunggu aba-aba, aku langsung tancap gas bergegas ke kamar mandi lantai satu.
Agustus 29, 2015
BY feni0
Comments
A reservation |
https://lh3.googleusercontent.com/-nQASisDL6RQ/ UrQxgfFdD9I/AAAAAAAAAMs/aDw4-SQJC_A/s720/DSC_0195%2520copy.jpg |
(Bahasa)
Watu Gunung adalah tempat wisata yang menyediakan restoran, tempat penginapan, danau buatan dengan perahu dan kolam renang. Seperti yang telah saya bahas sebelumnya, tempat ini terletak di dusun Soka, Ungaran Barat. Nah, untuk menuju ke tempat ini cukup gampang. Dengan menggunakan kendaraan pribadi dapat kita tempuh hanya kurang dari 10 menit dari pusat kota Ungaran.
Akan tetapi apabila kita merupakan seorang backpacker, kita dapat berkunjung ke sana dengan berjalan kaki dari alun-alun Ungaran lama. Kemudian langsung menuju daerah Lerep. Dari sana kita bisa naik ojek atau jika mau menghemat sembari berolahraga, kita bisa jalan kaki melewati Karangbolo, tempat sentra keripik berada. Di sini dijajakan bermacam-macam jenis keripik dan oleh-oleh khas Ungaran. Jika tidak mau susah, langsung saja membeli oleh-oleh di toko yang ada di sepanjang jalan desa Karangbolo.
Setelah itu, kita bisa melanjutkan perjalanan ke Dusun Soka. Di sana ada tanjakan dengan persimpangan dua jalan. Jika mau ke Watu Gunung, ambil yang arah kiri. Sepanjang perjalanan kita akan ditemani oleh pepohonan yang rindang. Bahkan jika sedang musim durian, kita juga bisa membeli durian yang berkualitas bagus ke penjaja di pinggir jalan. Sebagai informasi, pohon-pohon durian berada tepat di belakang toko tersebut berada, karena kebun tersebut memang biasanya ditanam durian dan kopi.
Sebelum tiba di Watu Gunung, kita akan menemukan tempat wisata Kampung Seni Lerep. Di sana terdapat berbagai kebudayaan Jawa seperti cara membatik, sebuah jembatan yang indah, taman bermain, dan juga hiburan lainnya. Akan tetapi sebelum ke sana, pastikan kita terlebih dahulu memesan temat wisata tersebut dengan mengkonfirmasi ke pihak Kampung Seni.
Tidak jauh dari sana, akan segera terlihat Watu Gunung yang berada tepat di depan sebuah Sekolah Dasar. Untuk pergi ke sana hanya dikenakan biaya sekitar Rp5000- Rp15000 tergantung hari apa kita ke sana. Apabila ke sana pada saat libur lebaran dan hari- hari besar, harga tiket mencapai harga maksimal.
Di sana dengan teman atau keluarga tercinta, kita bisa menikmati indahnya suasana pedesaan. Selain menghilangkan stres, kita juga bisa lebih dekat dengan alam dan mengambil pelajaran darinya. Di sini tidak usah takut kelaparan. Kita bisa membeli makan di restoran. Kalau kita mau mengadakan rapat juga tersedia ruangan untuk hal itu. Kalau mau menikmati perahu di danau juka bisa, mungkin dengan biaya sekitar Rp10000/orang. Lebih enaknya lagi, ada juga tempat penginapan dan kolam renang dengan air terjun buatan yang bagus untuk selfie :D.
So, don't wait anymore guys, Just let's go there !
https://lh3.googleusercontent.com/-Z63oWbrItjw/ VWcTH97 PIXI/AAAAAAAAkVA/IfkwxFNcVBs/s800-Ic42/2015-05-28.jpg Swimmping Poo; |
Jumat, Agustus 28, 2015
Agustus 28, 2015
BY feni0
Comments
Contoh cerpen bahasa Indonesia dan sedikit English/ An example of short story in Bahasa Indonesia and little bit combination with English
(Edited)
I
Rumah beroles biru telur bebek dengan sepetak halaman ini merupakan tempatku dan keluarga merajut tali kasih . Terdapat sebuah pohon mangga yang membuatku sering berharap-harap cemas. Entah kenapa saat pergantian semester bunga di pohon tersebut merekah dan menunggu untuk berbuah atau mungkin tidak akan berbuah.
Setelah penantian lama menunggu hasil ujian, inilah saatnya . Seperti penantian yang sama, barisan nilai hasil perjuanganku tak ada fantastiknya , rata bagaikan jalan yang beraspal. Semua hampir rata KKM. Namun ibu selalu berkata,” Hidup merupakan kombinasi empat komponen, yaitu ikhlas , kerja keras, doa dan tawakal.
“Please pay attention to me. This chapter will going to be used in the mid semester. You have to understand this one, okay?”
“Yes, mis.”
Suara Ms Manda yang memekik tajam berputar di telinga kami. Aku tak tahu apa yang Mis Manda ajarkan. Entah itu tentang manusia purba dan peninggalan budayanya atau batu-batuan dengan nama yang aneh.
Dari kejauhan, tampak si profesor...
mendekat kepadaku yang sedang bersandar di kursi pojok taman halaman sekolah. Memulai obrolannya sembari meneguk tetesan terakhir Pulpy Orange.
“What happen with you, chika. Are you OK?”
“He, you! Kenapa kamu datang kemari membawa sisa minuman yang tinggal setetes? Bikin orang ngiler aja. Lagian kamu kan habis jalan- jalan ke Surabaya. Mana oleh-olehnya?“
“Soal oleh-oleh gampang , kamu minta apa tinggal sebutin saja!“
Sambil mengerutkan dahi dan memonyongkan bibir, aku menjawab, “Aku lagi bad mood, nih. Makasih !”
“Memangnya ada masalah apa? Muka udah jelek ditambahin, jadi tambah jelek!”
“Enak aja. Ini,nih, aku sebel sama nilai semesterku yang rata, seperti jalan beraspal tanpa ada tanjakan ataupun turunan.”
“Kan itu sudah lama, Neng. Lagian bagus dong kamu gak ada remidi.“
“Memang sih nggak remidi, tapi masalahnya rata semua.”
“Udahlah, mungkin kamu cuman butuh proses untuk beradaptasi aja. Soalnya kita juga kan baru kelas satu yang masih butuh penyesuaian.
“Mau sampai kapan aku begini. Apalagi 2 minggu lagi udah mid semester. Padahal kayaknya,ya baru seminggu kita di semester 2. Udah ada aja itu tes?”
“Makanya kamu jangan sering ngeluh, berusaha donk! Sekarang kamu masih punya waktu dua minggu lagi,kan? Nah, manfaatkan kesempatan itu mulai detik ini!“
“Tapi caranya gimana? Aku aja udah ketinggalan selama ini.“
“Tidak usahlah kamu menyerah begitu. Kamu bisa lihat catatanku. Setiap hari pintu rumahku terbuka untukmu. kurang baik apa Profesor Rofi?“
Dengan nada sok jual mahal dan senyum tipis dari mulutnya, Rofi menawarkan kepadaku, “Mau nggak, jarang-jarang lho ada orang seganteng aku mau...“
Aku membunyikan peluit panjang pemberhenti bicaranya yang semakin ngelantur. “Ok..ok... ok. Siap professor!”
Dengan gaya layaknya seorang professor mulailah dia membuka suara, “Okelah kalau begitu. Pertemuan penting akan dimulai esok hari, pada saat jam istirahat, setelah solat dan tak lupa setelah pulang sekolah.“
“Professor, kenapa meeting-nya sering sekali. Apa professor juga nggak mau istirahat?“
“Eits...nggak ada kata istirahat ataupun jajan. Kamu harus belajar yang sungguh-sungguh. Mengerti?“
Dengan terbata-bata aku menjawab, “Siap pelatih, ups...Siap professor!” Sejak hari itu, kami sering belajar bersama. Tentunya yang lebih tepat dapat dikatakan ‘’Belajar kilat bersama professor Rofi.” Selama seminggu lebih belajar bersamanya, ternyata formula yang dia berikan sangat berkhasiat. Campuran dari bumbu-bumbu rahasia disertai sedikit penyedap rasa membuat otakku sedikit lebih encer. Cara mengajarnya yang menyenangkan membuatku seperti tanah daerah tropis saat menyerap air dan kecap yang meresap sampai ke dalam-dalam.
“Sejak hari itu, kami sering belajar bersama. Tentunya yang lebih tepat dapat dikatakan ''Belajar kilat bersama professor Rofi.” Selama seminggu lebih belajar bersamanya, ternyata formula yang dia berikan sangat berkhasiat. Campuran dari bumbu-bumbu rahasia disertai sedikit penyedap rasamembuat otakku sedikit lebih encer. Cara mengajarnya yang menyenangkan membuatku seperti tanah daerah tropis saat menyerap air dan kecap yang meresap sampai ke dalam-dalam.
II
Pintu itu terbuka oleh derai angin yang mendesah. Sayup-sayup ku dengar kelelawar dan tikus mondar-mandir di atap rumah. Getaran yang berasal dari kuda Putri Eliana menghadapi para perwira menghentikan bayang-bayangku akan perbincangan tadi bersama Rofi. Bagaimana kalau aku sebagai Putri Eliana dan rofi sebagai pangerannya. Pasti dunia ini terasa lebih segar . Raja dan Ratunya yang suka sekali tertawa, semua rakyat bahagia, Indahnya....Semakin lama semakin ngelantur. Kalau yang jadinya ratu aku dan dia rajanya, pasti akan gempar bumi ini.
Waktunya untuk tidur. Kutapaki kaki menuju pesinggahan nan empuk dan nyaman. Bersiap menyelami dalamnya samudra impian. Saat kumulai membaca buku, melayang-layang sebuah foto. Aku terpaku, diam sesaat . Mencoba untuk menelaah siapa gerangan yang menjadi model di foto ini. Serasa pernah bertemu orang ini namun dalam bentuk lain. Mungkinkah ini teman kecilku? Lantas siapa lelaki yang berada di sampingnya ini? Namun angin apa penyebab foto ini mendarat di kamar ku. Kupandangi foto itu sampai akhirnya terbawa tidur.
Belum juga merasakan mimpi memakan buah mangga yang manis.Ternyata tak kusangka mentari mulai menyingsing , membuat bayangan ke arah barat. Semerbak tempe goreng dicampur dengan terasi dan cabai membuatku terasa diundang untuk segera bergegas ke dapur. Memang nikmat, bangun pagi sudah disediakan menu sarapan khas ibunda. Kumulai mencolekkan tempe goreng ke sambal terasi yang merona. Tiba-tiba panggilan datang , dan ..”Nduk, kamu itu bangun-bangun sudah ke dapur? Memangnya kamu sudah cuci muka atau mungkin, kamu juga belum sholat subuh,ya ?”
Sambil menelan tempe beroleskan sambal ke mulutku, aku mencoba menjawab pertanyaan ibuku. “ ehm..ehem..bell...lum, Bu.”
“Ayo cepat, kerjakan dulu! Solat subuh kok jam segini?”
“Ya, Bu.”
Setelah melakukan semua aktifitas pagiku, dan solat subuh yang terlambat, aku bersiap untuk pergi ke sekolah. Bergegas ku tancap gas di kakiku ini untuk naik ke angkot yang mengangkutku ke sekolah. Pemberhentian selanjutnya berada di gang depan pusat sekolah, Sekolah Makmur Jaya. Jadi inget lagu “ ...pusaka abadi nan jaya”.
Bayangan yang sedari tadi mengusikku dari awal naik angkot kini muncul kembali. Tak usah lagi bersembunyi. Aku akan mengeluarkan jurus andalan mata-mata yang kemarin aku pelajari dalam komik “Detektif Conan“. Penelusuran akan segera dilakukan . Aku akan kenakan jubah sakti dilengkapi sebilah pedang atau bila perlu membawa kalung bawang. Sepertinya di sebelah sana ada yang mencurigakan. Aku akan menapaki jalan kecil samping sekolah. Setelah ku susuri ternyata hanya ada induk kucing bersama anak-anaknya. Yah, ternyata perasaanku salah.
Setiba di kelas aku ingin langsung belajar. Biarkanlah orang yang membuntutiku tadi , aku tak peduli. Sekian lama kutunggu Pak Prof tapi tak kelihatan juga batang hidungnya. Suasana belajar jadi sunyi karena tidak ada lagi suara abang penjual kerupuk. Setiap kali Rofi mencoba melucu, pasti semuanya jadi garing, krik...krik....seperti kerupuk itu. Tapi walaupun begitu, setelah professor itu mengajariku, semua ulangan bisa aku babat habis.
Sepertinya jurus detektif payah seperti tadi tak akan mampu mencari bapak profesor. Aku harus berkunjung ke rumahnya. Siapa tahu kalau bapak profesor sakit, atau jangan-jangan tak mampu lagi mengajariku. Pembabakan berikutnya siap dimulai. Aku akan menuju rumah professor. Seperti tadi pagi, aku merasakan bahwa ada seseorang mengikutiku. Mungkin ini semua hanya ilusi belaka. Aku terlalu khawatir akan keadaan professor.
“Assalamualaikum....Rofi...“
Munculah seorang wanita paruh baya menemuiku. “Adik mau mencari Rofi?“
“Ya, Bu. Apakah Rofi ada?“
“Sebelumnya, adik ini temennya Rofi, bukan?“
“Saya Chika temennya Rofi, Bu. Bisa bicara dengan Rofi, Bu?”
“Tunggu sebentar, ya Dik. Mari duduk dulu!”
“Oh, iya,Bu. Terimakasih.“
Terlihat rumah berarsitektur Jawa-Sumatra ini menyimbolkan kedua orangtua Rofi yang berasal dari Jogja dan Palembang. Tampak terpampang foto keluarga Rofi menempel di dinding ruang tamu. Terlihat sosok bocah laki-laki yang mirip dengannya. Setelah kutelusuri lebih dekat dan dekat, ternyata tak cuma satu foto ini. Terdapat pula anak laki- laki tersenyum manis dengan membawa sebuah bola merangkul Rofi. Semua ini membuatku menjadi penasaran. Selama ini aku tak melihat kalau Rofi memiliki saudara laki-laki. Foto itu terus membuatku semakin berpikir dan terus berpikir. Sepertinya aku pernah melihat foto ini sebelumnya.
Kubuka tasku yang berdiam di pojok meja . Kuambil sebuah foto yang tersembunyi di antara buku-buku pelajaran. Ternyata, dan mungkin memang benar. Sosok yang berada di foto itu memang benar yang ada di sini.
Tiba- tiba keluarlah ibu paruh baya dengan secangkir teh dan setoples biskuit coklat hendak menghampiriku.
“Sini diminum dulu, biar tidak keburu dingin!‘‘
“Rofinya tidak ada ,ya , Bu?“
Seperti memikirkan kalimat yang pas, ibu itu menjawab, ‘‘kemarin Dek Rofi pergi bersama ibunya ke luar kota. Mungkin hari Minggu baru bisa pulang.“
“Kira-kira pulangnya kapan,ya, Bu?”
“Kurang tahu, mungkin Minggu juga sudah pulang.”
Suguhan biskuit cokelat dan teh hangat menjadi teman bincang-bincang kami. Kumulai menggigit biskuit itu. Rasa cokelatnya meleleh di lidah. Keharuman tehnya membuat Dewi Bulan turun ke bumi. Sembari meneguk teh hangat aku mencoba bertanya pada Ibu, ‘‘Bu, boleh nanya tidak. Foto yang di sebelah Rofi itu saudaranya, ya?“
“Oh, foto itu. Oh, itu namanya Dek Rendi. Dek Rendi dulu yang ibu asuh dari kecil.“
“Maksudnya apa, Bu?Bukanya dia tidak ada di sini. Lalu apa ibu juga mengasuh Rofi ?“ Tanyakau semakin penasaran.
“Begini ceritanya...“ dengan posisi menghadap di depanku, Ibu ini meneruskan penjelasannya, “Nah, waktu mereka berdua kecil, orang tua mereka baik-baik saja. Tetapi, saat keduanya menginjak 3 tahun, ibu dan bapaknya bercerai. Rofi tinggal bersama bapaknya di Semarang, dan Rendi di sini bersama ibunya . Rumah yang sekarang ini, dulunya berada di sekitar jalan Pagelaran Timur. Dalam hati aku berpikir, apa aku tahu anak ini? Apakah aku pernah kenal dan sering bermain saat kecil? Bukankah itu alamat rumahku?
‘‘Nah, saat usianya menginjak 8 tahun, bapaknya Rofi memberikannya pada ibunya dan membawa Rendi bersamanya.“
“Kenapa bisa demikian, Bu?“
“Setahu saya Rofi itu memiliki penyakit yang mungkin, karena bapaknya sibuk bekerja sehingga bapaknya memilih untuk memberikan Rofi kepada ibunya. Tunggu sebentar ya, Dek, Ibu mau menunjukkan sesuatu.“
Suasana di sini semakin tambah aneh. Beberapa menit kemudian ibu itu datang membawa sekotak tempat permainan anak-anak.
“Nah, ini, Dek. Ibu menemukannya saat beres-beres di kamar Den Rofi. Sebelumnya karena bentuknya yang sudah lusuh, ibu ingin membuangnya. Tapi setelah melihat gambar dan tulisan ini , ibu tidak jadi membuangya.“
“Bukankah ini Cuma gambar dua buah mangga, Bu?“
“Tetapi, gambar ini kalau ibu lihat , bukan hanya sekedar gambar dua buah mangga yang masak. Dan hal itu terbukti setelah ibu membaca sekilas isi kertas kecil di dalamnya.“
‘‘Mangga manis. Rofi dan Rendi bagaikan dua buah mangga yang sangat manis. Walaupun kami jarang bertemu, tapi kami tetap menghargai. Kami tidak akan saling menyakiti. Mungkin setelah aku pergi dari sini, bidadari chika akan kutitipkan kepada Dek Rofi.”
“Bu, Chika di sini itu bukan aku, kan?“
“Ibu juga kurang tahu, Chika itu siapa , tapi ada sebuah kalung dari rerumputan yang hanya sebelah.” Ibu itu membuka kotak itu, ” Ini dia,Dek.”
Aku tidak percaya dengan semua ini. Ini kalung pemberian Rendi kecil saat kami memainkan raja dan ratu. Berarti dulu anak laki-laki yang sering bermain denganku adalah Rendi, saudara Rofi. Dan sekarang aku berteman dengan Rofi. Mereka berdua adalah sebuah pelangi bagiku. Walaupun mereka berbeda satu sama lain, tapi pancaran kebaikan yang mereka berikan kepadaku begitu indah hingga mengenang selalu di hatiku.Dulu Rendy yang menemaniku bermain. Aku ingat saat pertama kali aku mengenalnya , saat aku masih sering manja sama Ibu. Masih imut dan lucu.
Aku akan membiarkan ini semua berjalan seperti biasanya. Biarlah cerita ini berakhir atau berlanjut. Apabila masih tersisa koma di hidupku berarti akan terus berlanjut. Apabila titik yang menyelimuti hidupku, maka itu semua berarti hidupku telah berakhir. Ceritaku mungkin hanya sampai di sini.
Rabu, Agustus 19, 2015
Agustus 19, 2015
BY feni0
Comments
Introuducing campus to New Students
Uploaded by MPKMB IPB
That's a choreography video and jingle of MKPMB 52. What is it exactly? It is a sequences of events to introduce new students in my campus, Bogor Agricultural University. This program is also having a purpose for them to have strong affection to farm. Actually this kind of event has agenda in total of seven days. For the first, we call it as Griatama or Pra MPKMB 1 which is held at 5th of July 2015. The next agenda of Pra MPKMB 2 was held at 15th of August 2015. In the second agenda, we were having an opening ceremony in front of Andi Hakim Nasution (AHN) building. All those two agendas were really awesome. We can increase our spirit, teamwork, and knowing many people before entering new study environment,
Huh,, stop!!
WHY??
Senin, Agustus 17, 2015
Agustus 17, 2015
BY feni0
Comments
Assalamua'alaikum warahmatulllahi wabarokatuh
Hi, my friends all over the world! See mee again in this chance. Ehm,, I hope I'm not only greet to myself but I'm greeting you now who read my blog. :D
I'm very thankful to Allah who gives me a chance to study in my college, Bogor Agricultural University,IPB. Allhamdulillah, ya Allah. Sekarang aku telah lebih dari sebulan menginjakkan kakiku di IPB. Kampus yang berdasarkan Kemenristek-Dikti menempati urutan ketiga dan peringkat 150 dunia. Sekolah rakyat yang berbasis pertanian ini sangat menjunjung tinggi pertanian di Indonesia dengan memiliki visi "To become a research-based higher education of international standard and a prime mover of agriculture mainstreaming."atau "Menjadi terdepan dalam memperkokoh martabat bangsa melalui pendidikan tinggi unggul pada tingkat global di bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika" (Statuta IPB, 2013)
Nah di sini, aku merasakan keharmonian sebuah kampus yang memiliki asrama wajib bagi mahasiswa baru selama satu tahun. Semakin banyak kegiatan di sini yang menjadikanku bersyukur dan dengan The creator of the world. Maka dari itu, ayo simak ocehan2ku di My Blog, SHINY!!
All about IPB |
All about PKU and Doormitory Life |
Sabtu, Agustus 15, 2015
Agustus 15, 2015
BY feni0
Comments
15-08-15
source :http://oi61.tinypic.com/slgytz.jpg |
http://ipb.ac.id/uploads/uploadsimage/assets/ ppri662013_statuta_LOGO.png |
Ehm,, tidak menjadi esai terbaik sih, tapi insyaAllah udah maksimal.(Esai MPKMB 52 IPB 2015)
Sejak kelas
2 SMA, yang aku pikirkan bukan aku harus sekolah di universitas mana, tetapi
dimanakah aku akan berada, jauh dari orang tua (lagi) atau dekat dengan mereka.
Sedari itu aku selalu berpikir keras karena hal yang harus aku putuskan sangat
berpengaruh untuk masa depanku.
Sejak
SMA aku telah tinggal di asrama yang berada jauh dari kampung halamanku. Dan
berencana masih ingin merantau kembali. Namun waktu berada di puncak kegalauan,
yaitu kelas 3, aku pernah sekali berpikir kalau tinggal jauh dari orang tua
menghabiskan banyak biaya. Namun pikiran itu aku buang jauh-jauh. Pilihan yang
jatuh di IPB ini dikarenakan aku memiliki berbagai alasan. Untuk yang pertama
yaitu IPB berada di wilayah Bogor, tempat SMA-ku berada, Sampoerna Academy
Bogor. Selain itu, aku berusaha mendapatkan universitas dengan prestasi tinggi
namun masih bisa aku jangkau dengan nilai yang aku punya.