Tempat : Di
lapangan depan SDN Malasari 01
Waktu :
Pagi
Anak- anak
sedang bermain o-orayan dan bernyanyi beradaP suatu pagi yang cerah,
anak- anak di Desa Malasari sedang asyik bermain di depan SDN Malasari 01. Suatu
ketika, datanglah turis ke Desa Malasari dan tibalah mereka di halaman
sekolah. Mereka tampak kebingungan
karena tidak menemukan petunjuk apapun untuk hingga akhirnya memutuskan untuk
menghampiri anak- anak yang tengah bermain. (music sunda)
(Para bule
dengan kamera berfoto- foto tiba- tiba panik karena tidak tahu arah yang
dituju)
Turis 1: Good morning. Saya mau tanya bagaimana caranya untuk
berkeliling di desa Malasari ini. Kami sangat kebingungan. Apakah kalian bisa
membantu kami? (dengan nada bule alay)
Anak 1: Nyarios naon eta teh?
Anak yg lain (ketawa)
Turis 2: What? Apa yang kalian bicarakan? Saya tidak
mengerti.
Anak 1: Abdi teh tetiyasa nyarios yang ibu bicarakan. Aduh
lieur.
Turis1: (berusaha
menjelaskan dengan gerakan) Kalian tidak tahu kemana harus mmencari bantuan?
Kami ingin menjelajah Malasari.
Turis 2: Benar. Kami sangat tertarik dengan desa kalian.
Tetapi kami bingung bagaimana menjelejah di tempat ini.
Anak 3: ih, kasih tahu bapak kepala desa saja. Kita tidak
tahu mereka maunya apa.
Anak 4: kasih cilung saja, mau tidak ya. Hahah
Salah satu anak memanggil kepala desa. Secara beriringan
mereka semua berjalan ke kantor kepala desa mengikuti anak tersebut. (masih
music Sunda)
Anak 1: Bapak, punten. Ini the ada bule yang datang ke desa.
Kami semua tidak ngerti mereka maunya apa.
Kepdes: Yasuda bapak saja yang bicara sama mereka.
Good
morning, madam. What can I do for you? Apa nih yang bisa saya bantu?
Turis 1: kami ingin bertemu dengan kepala desa. Kami
kebingungan untuk dapat menjelajah desa Malasari yang indah ini.
Turis 2: benar, kami sangat tertarik dengan desa ini.
Sayangnya, kami tidak dapat melakukannya sendiri dengan hanya menghandalkan
google map saja.
Kepdes: Oh begitu, saya ini kepala desanya. Desa ini
benar bernama Malasari. Mlasari memang
sangat indah. Banyak kebudayaan yang bisa dipelajari di sini. Tetapi memang
begitu, banyak anak yang putus sekolah hanya untuk bekerja.
Turis 1: Oh I see. Bapak kepala desa, jika berkenan kami
ingin diantar untuk menjelajah desa Malasari ini.
Turis 2: Ya benar pak. Nanti kami bisa berfoto- foto dan
sekaligus mengenal kebudayaan Malasari.
Setelah adanya turis yang beberapa hari tinggal di Desa
Malasari, semua warga antusias ingin berinteraksi dengan turis tersebut. Namun,
orang- orang tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Anak- anak hanya senang
menemani turis- turis tersebut menjelajah Desa Malasari tanpa tahu apa yang
mereka maksud. (pada saat narrator
membaca ini, terdapat adegan anak- anak sedang memperlihatkan permainan atau
kebudayaan desa Malasari dengan gerakan saja) (background kebudayaan Sunda)
Suatu hari di depan
kantor kepala desa bapak kepala desa memberikan nasihat kepada anak- anak
di desa Malasari.
Kepdes : Dengarkan anak – anak! Bapak ingin jika kalian besar
nanti punya cita- cita yang tinggi. Bapak ingin desa ini terkenal oleh para
wisatawan. Dan kalian terus meneruskan pendidikan sampai jenjang yang tinggi.
Anak 2: lalu bagaimana hal tersebut dapat terwujud, Pak?
Kepdes: intinya kalian harus bekerja keras, berdoa, dan
selalu ingat Allah Swt dengan berdoa. Semua itu untuk mengejar cita- cita
kalian nanti.
Anak 3: cita- cita itu apa, Pak?
Anak 4: cita- cita adalah pekerjaan yang ingin kita lakukan
saat dewasa nanti. Cita- cita dapat menjadi motivasi agar kita terus berusaha
dan pantang menyerah dalam mengejarnya.
Nyanyi
Suzan- susan
besok gede mau jadi apa
Aku
kepengin pintar biar jadi dokter
Kalau kalau
benar jadi dokter kamu mau apa
Mau suntik
orang lewat jus jus jus
Susan –
suan suzan cita- cita mu apa lagi
Aku
kepingin jujur biar jadi insyinyur
Kalau kalau
benar jadi insyinyur mau apa
Mau bangun
gedung bertingkat jadi konglomerat
Cita-
citaku kepingin jadi dokter
Cita-
citaku ingin jadi insinyur
Cita-
citaku menjadi anak pintar
Cita-
citaku ingin jadi presiden
Tapi ingat
sinau belajar dan ora pareng nakal
Yen nakal
tak jewer kupingmu
Anak 1: oh, jadi cita- cita itu adalah pekerjaan atau
keinginan yang akan kita lakukan nanti! Aku akan rajin belajar dan berdoa!
Anak 2 dst : aku juga!
Setelah mendengar nasihat dari kepala desa, mereka pun
berbincang
Anak 1: cita- cita kalian apa?
Anak 2: aku ingin menjadi seorang dokter agar aku bisa
menolong orang yang sakit dan membantu menyembuhkannya
Anak 1: aku ingin menjadi pemandu wisata yang pintar bahasa
Inggris dan bahasa lainnya. Agar aku dapat berbicara lebih banyak dengan para
turis dan memperkenalkan budaya malasari.
Anak 3: kalau aku ingin menjadi petani yang hebat dan
memiliki perkebunan nira yang luas. Karena aku, semua warga Malasari tidak
kelaparan
Anak 4: aku juga mau menyebutkan cita- citaku.
Anak 2: cita- cita kalian apa?
Anak 4: aku ingin menjadi seorang guru yang mencerdaskan
bangsa. Aku ingin membatu generasi di Indonesia khususnya di Malasari
imewujudkan cita- citanya.
Anak 5: kalau aku ingin menjadi seorang ustadzah. Agar selain
sejahtera, semua rakyat teta berpegang teguh pada Allah SWT.
Anak 6: kalau aku ingin menjadi tentara. Selain menjaga
Malasari agar tetap aman, aku ingin mengabdi kepada nusa dan bangsa.
Nyanyi upin
– ipin
La la la
Wahai
kawanku semua apakah cita- ctia anda
Bila kita
dewasa jangan hampakan hati orang tua
Mestilah
ada wawasan mesti berbakti pada negara
Ini cita-
citaku teringin menjadi angkasawan
Ku
berterima kasih pada cikgu- cikgu
Yang
selalu membantu diriku
Beri ilmu
pengetahuan kepada mereka yang ingin tahu, ilmunya
Mestilah
rajin belajar sehingga kita menjadi bijak
Jangan kita
malasa
Bila ingin
Berjaya
Anak- anak tersebut semakin giat belajar dan terus berdoa.
Setiap hari mereka selalu membawa buku kemana- mana. Perjalanan ke sekolah yang
jauh tidak menjadi alasan mereka untuk terus menimba ilmu. Siang dan malam ak
lupa mereka terus berdoa meminta kepada yang maha kuasa (para anak- anak
berdoa, belajar, dan sebagianya) (lagu
manusia kuat)
Aku bisa menjadi dokter, dst!!!
Di mash up
dengan lagu di atas awan Nidji