heartkokok

Selasa, Mei 12, 2020

Ku yang Berusaha untuk Biasa
Mei 12, 20200 Comments
/ /  Pada malam ini yakni pada detik ini

   Sekali lagi, aku merasakan kelemahan jari jemari
   Untuk sekedar menanyakan
   Sedikit kabar tentangmu   

            Pernah sekali waktu itu, aku sangat menggebu-gebu
            Merasakan api rindu
            Yang tak pernah padam oleh waktu

Untuk itulah aku mengawali
Sebuah percakapan panjang 
Penuh untaian cerita, namun bukan rindu
                                  
                              Aku tetap meraskannya sebagai kata rindu,     
                              Walaupun kau yang lebih dulu mengakhiri
                              Percakapan pada malam itu


/  /  Aku merasa nelangsa

Sejenak aku merenungi berbagai usahaku untuk terus berada dekat di sisimu. Setiap cela aku selalu mencari letak kesalahan yang telah aku perbuat. Terkadang aku hibur diri dengan mengingat kebaikan atau hanya respon baikmu terhadap beberapa pertanyaanku. Sungguh baik, pikirku. Kumencari lagi dengan menelusuri lorong waktu yang lebih dangkal, barangkali aku belum sempat memasukkannya ke dalam jurang yang lebih dalam. Tapi, alfa. Aku masih menyangkal kalau apa yang sudah kulakukan untukmu kurang. 


/ ./ Sedikit lagi, aku akan berusaha sedikit lagi


Lagi - lagi kalimat tersebut terus terprogram di otakku. Setidaknya untuk saat ini aku bisa menemukan fase untuk meredam api itu. Aku mencoba untuk tidak lagi menginginkan mengetahui kabar darimu. Baik secara langsung atau hanya melihat namamu muncul di layar. Aku ingin istirahat, atas lelahku yang tak berujung. Satu hari aku telah berhasil. Namun hari kedua aku kalah, karena ada urusan yang mengharuskan aku menjawabnya, ya pertanyaan darimu. 

/ /  Aku mulai senang lagi 

Aku bukan tersipu, tapi aku hanya ingin meyakinkan padamu, bahwa pertemanan kita tetap baik-baik saja. Jika aku sedikit berusaha, berarti aku sedang mencoba mengkaitkan lagi patahan dahan yang hampir saja memisahkan kita. Tidak  ada lagi aku yang bersikap biasa, hanya aku yang sedang berusaha untuk biasa. 

Bait-bait puisi atau sesuatu ini aku ukirkan demi menunjukkan ketulusanku pada hari ini. Senandung yang aku dengarkan tidak lain hanya untuk mengobati luka yang entah itu asalnya darimana. Mungkin, luka itu hanya luka yang kubuat. Tidak lebih. 

Reading Time:

Senin, Mei 11, 2020

Blogging Masa Kini
Mei 11, 20200 Comments
Menulis di blog walaupun ingkat saja, tapi penuh dengan banyak pertimbangan karena selalu berpikir bahwa pada zaman sekarang ketertarikan dengan blog termasuk rendah. Banyak yang lebih tertarik untuk menikmati tontonan vlog, IGTV, twitter, story IG, TikTok, dan masih banyak lagi. Aku juga menikmati itu semua, tapi menurutku tidak akan ada yang dapat menggantikan sebuah tulisan. Terkadang dari tulisan kita dapat jujur, bahkan aku tidak harus menutupi jika aku sedang merasakan kesedihan. Malahan menulis itu lebih mudah ketika kita sedang berada dalam kegalauan. Menulis juga dapat menjadi sebuah terapi. Saat merasakan kesedihan akan lebih lega jika semua kesedihan itu sudah dituliskan. Banyak ide yang tidak serta merta dapat langsung diungkapkan, tapi setidaknya dengan meluapkannya dalam tulisan, kita bisa memiliki waktu yang lebih untuk memikirkannya dengan matang. Menulis juga mengukir untaian kisah kita dalam sejarah. 

Aku termasuk tipe yang suka membuka kembali tulisan-tulisan masa lampauku. Terkadang terasa geli, terharu, senang, menjadi lebih semangat, tidak jarang juga hanya melihat secara cepat karena tidak mampu untuk mengingatnya kembali. 

Tapi, aku akan tetap mencoba konsisten menulis di blog. Tidak tahu kenapa, aku merasakan lega. Karena banyak sekali cerita dari orang-orang hebat yang aku dapat dari blog mereka. Dan tidak sedikit membuatku lebih semangat melakukan sesuatu. Atas dasar itulah aku harus meneruskan kisah mereka melalui kisahku. Aku yakin, meski tidak dapat mempengaruhi banyak orang, setidaknya aku berharap ada satu atau dua orang yang merasa senang setelah membaca post di blogku. 
Reading Time:

Senin, April 27, 2020

Sebuah Refleksi
April 27, 20200 Comments
"Mencoba menerima segala keadaan dan berbaik sangka adalah kata-kata yang sering kita dengar sebagai nasihat. Apakah itu benar?"


Menurutku iya, ketika kita dapat menerima keadaan dan selalu berbaik sangka kita bisa mendapatkan ketenangan. Tetapi menuju ketenangan itu tidaklah mudah. Menerima segala keadaan adalah hal yang sulit, begitupun dengan berbaik sangka. Manusia mana yang bisa menerima dengan lapang dada ketika dipertemukan dengan kegagalan dan kehilangan untuk pertama kali? Kegagalan dan kehilangan membuat kita merasakan kecewa dan perasaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kita selalu diajarkan berjuang untuk menghindari kegagalan dan menggapai kesuksesan. Tapi kita lupa belajar untuk menerima kegagalan, kekalahan, kehilangan, dan bagaimana kita harus bersikap ketika mengalami hal yang tidak kita hendaki.

Hal ini tentu saja tidak mudah, bayangkan bagaimana caranya ketika kita berjuang sepenuh tenaga demi tujuan yang kita inginkan tetapi hal itu tidak tercapai? Banyak sekali orang yang akhirnya berputus asa bahkan memilih mengakhiri hidupnya karena merasa hidupnya sia-sia. Tapi coba kita memandang dari sudut yang lain. Apakah benar perjuangan yang dilakukan selama ini sia-sia?

Mungkin kamu memang tidak mendapatkan hal yang diinginkan tetapi kamu akan mendapatkan hal yang lebih dari itu. Bisa jadi kamu sudah berubah dari yang tidak tahu menjadi lebih tahu, menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan kamu memiliki keahlian tertentu. Mungkin banyak sekali kebaikan yang didapatkan ketika kamu sedang berjuang.

Hargai dirimu yang selama ini berjuang. Dirimu yang selalu berani menghadapi segala rintangan. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Kamu mungkin memiliki seorang panutan yang berperan sebagai motivasi tetapi bukan berarti kamu harus membandingkan perjalanan hidupmu dengan orang itu. Percayalah segala perjalanan tidak ada yang sia-sia walaupun akhirnya tidak selalu sama. Setiap orang memiliki awal dan akhir yang berbeda. Setiap makhluk hidup memiliki cerita hidupnya sendiri. Tidak ada yang sia-sia karena akan selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan hidup.

                               "Percayalah segala perjalanan tidak ada yang sia-sia
                                              walaupun akhirnya tidak selalu sama"

Dengan melihat sudut pandang yang positif akan membuat kamu lebih mudah dalam menerima keadaan. Ketika kita menginginkan sesuatu tetapi yang tercapai adalah hal lain mungkin itu memang terbaik untukmu. Bisa jadi hal yang kamu miliki sekarang adalah berkah yang Allah berikan kepadamu. Secara tidak langsung pemikiran ini akan membuatmu selalu berbaik sangka terhadap setiap kondisi. Fokuskan segalanya pada dirimu jangan pada orang lain. Kamu yang menjalani hidup, maka setiap keadaan dan kondisi adalah pilihanmu. Bertanggung jawab atas segala pilihanmu dan menerima setiap kesalahan yang dirimu buat. Kamu tidak pernah sendiri, selalu ada Allah di sampingmu yang selalu membantu bahkan dalam keadaan yang kamu anggap tidak ada jalan sekalipun.

Mencoba untuk mengenali diri sendiri, menerima segala kekurangan, dan menghargai segala perjuangan. Mencoba untuk menerima keadaan dan berbaik sangka dalam menggapai sesuatu. Perasaan tenang akan memenuhi hati diikuti dengan perasaan percaya dan juga selalu ingin berjuang. Selamat berjuang, karena hidup tidak akan berarti tanpa perjuangan.


- Oleh Denap. Terimakasih temanku yang telah mengirimkan cerita yang inspiratif
Reading Time:

Sabtu, Februari 29, 2020

Apakah kamu seorang alpha girl?
Februari 29, 20200 Comments
Bahasan yang santuy bin aneh ini tiba-tiba muncul dari pikiranku. Sering tidak sih ada perlontaran kata-kata dari teman sekelas bahwa ada seorang wanita yang menjadi alpha-girl di antara wanita sekelas? Duh-duh aku sih bukan mau menunjuk diriku ya, karena memang aku ngga termasuk itu, hehe.. apa sih sebenarnya alpha-girl ini?


Menurut teman sekelasku yang sudah mendapatkan mata kuliah Ilmu Perilaku Hewan (IPH), seekor alpha adalah sosok yang dominan di dalam sekelompok hewan tersebut. ... eh tapi yang ini untuk manusia ya.. jadi kalau alpha girl yang kami maksud ini adalah seorang wanita yang dominan dalam sekelompok itu. 

Eits.... tapi stigma kita kebanyakan menunjukkan bahwa seorang alpha itu seseorang yang paling cantik di antara wanita lain. 


Waduh... kok bisa begitu ya? Memang sih kecantikan bisa membuat kita menjadi seorang alpha-girl. Tapi bukan yang pertama menurut versiku tentang apakah kamu seorang alpha girl?


Seseorang yang memiliki kemampuan memimpin menurutku adalah salah satu contoh dari seorang alpha girl. Jadi dengan pesonanya dia dapat menjadi sosok pemimpin yang tentunya disayangi oleh rakyat-rakyat yang dipimpinnya. So pasti bagi kalian yang mengemban amanah, jadikan itu sebagai ajang latihan ya, karena pasti akan banyak manfaatnya.


Tidak hanya harus dapat menjadi sosok pemimpin, tapi bisa juga lho kalau seorang perempuan yang memiliki pendapat dan prinsip serta unik adalah seoarang yang kuat lho. Seseorang yang memiliki prinsip yang kuat tidak akan mudah terseret arus perubahan. Karena berbagai perubahan yang dimiliki oleh masyarakat belum tentu baik lho. Justru kalau terlalu sering mengikuti perkembangan tanpa mampu bertahan akan membuat perasaan yang tidak nyaman, jatuhnya akan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.


Seseorang yang dapat bercerita tapi juga berbobot atau berisi juga merupakan seseorang yang menarik lho. Hehe. Bisa jadi dengan kemampuannya mencairkan suasana bisa membuat orang-orang jadi suka untuk ngobrol dengannya. Alhasil punya rakyat banyak deh yang selalu menunggunya untuk bercerita.


Yang satu lagi adalah yang pasti dirindukan oleh seorang wanita. Benar, kecantikan juga memiliki daya tarik yang dapat menjadikannya menawan. Tapi, cantik ini juga sangat subjektif karena penilainnya tergantung individu.

Sangat disayangkan saat seringkali terlontarkan pernyataan yang sebenarnya kurang enak didengar, 
seperti 'untung aja cantik, coba kalau engga, gada harapannya', 'orang cantik biasanya bego', atau 'udah jelek gabisa apa-apa', hehe kadang ada benarnya juga sih ungkapan-ungkapan itu. Tapi kita harus pandai menempatkannya, tidak semua orang lapang dada jika dikatain begitu. Sebisanya sih jangan berkata begitu ya kan? ehehe. 

Jadi,ngga ada lagi kamus ngerasa insecure, terus akhirnya kurang bersyukur gara-gara ngebandingin diri kita dengan orang lain. Sejatinya kecantikan yang hakiki itu berasal dari hati. 

       Kecantikan yang hakiki berasal dari hati 

Ehm, tapi apa sih fungsi itu? Setelah aku jabarkan ternyata menurutku menjadi seorang alpha girl ini tidaklah terlalu penting? Lha terus kenapa aku tulis? Hehe.. sebenarnya sih karena aku tidak terlalu setuju dengan pendapat orang yang menyatakan bahwa kecantikan ini memiliki pengaruh besar dalam menentukannya layak menjadi seroang wanita pemimpin atau tidak. Padahal kan jauh dari itu kita dapat merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang yang independen.


Sekarang pun tidak perlu aneh dan merasa ga pede jika mau melakukan sesuatu sendiri. Kita bisa kok ngelakuin banyak hal dengan kesempatan yang sama seperti yang lain. Jika sekarang belum bisa, bukan berarti kita tidak boleh mencoba. 




Hehe.. so girls just be yourself!

Reading Time:
Perasaan iri itu, apakah normal?
Februari 29, 20200 Comments
Kali ini aku ingin sedikit mencurahkan isi pikiran yang sering kali melanda ketenangan jiwa. Lha gimana ngga mengusik ketenangan jiwa, iri ini seringkali membuat kita mengkufuri nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Jadi, gimana nih?
Sebenarnya iri yang aku ingin bahas bukan mengenai harta. Karena aku sedang di masa perkuliahan, maka iri yang ingin aku sebut adalah mengenai ilmu. Wah, berat banget ya? Engga ok aku ngga mau ngebahas yang berat-berat. Sebagian besar yang aku ingin bahas hanya mengenai pemikiran-pemikiran feni hehe.
Terkadang, kesempatan untuk mendapatkan sesuatu, seperti hands on, praktik dengan tangan kita itu tidak sama. Ada orang yang mudah mahir melakukannya, sehingga dia akan mendapatkan banyak kesempatan untuk melakukannya. Atau sekedar, appabila ada pasien datang dan kebetulan sekumpulan orang yang sedang berada di situ akan mendapatkan kesempatan melihat dokter menangani pasien tersebut, atau mungkin melihat teman yang sangat cepat menyerap apa yang telah diterangkan oleh dokter dan dengan mudah mempraktikannya dengan benar, ehm.. berpotensi menimbulkan keiirian bukan?
Wah, pikiran jahat seperti itu apakah boleh ya?
Eit eit, pernah sih aku menaruh iri tentang hal seperti itu. Selanjutnya aku akan mengorek ilmu dari mereka yang sudah bisa, seperti meminta tolong untuk diajari. Terkadang aku juga sempat bertanya-tanya, kenapa kesempatan yang aku dapat tidak sama dengan mereka? Nah, padahal menurut ketenangan jiwaku sendiri tidak terlalu baik. Ketenangan jiwaku hanya menerima aku iri akan ilmu yang dimiliki oleh seseorang, selanjutnya aku harus memiliki pacuan untuk dapat melakukannya, sama seperti yang sudah dilakukan mereka tentunya. Lantas, aku harus rajin berlatih dan bertanya kepada yang sudah bisa. Jika aku terus-menerus bertanya kenapa aku tidak dapat kesempatan itu,, atau kenapa aku tidak dapat dengan mudah melakukannya akan berdampak jelek bagiku. Itu berdasarkan analisa dari logikaku lho ya.
Karena belum tentu jika aku mendapatkan kesempatan yang sama aku akan dapat menyerap ilmu yang diberikan dengan baik. Karena belum tentu apabila aku diberi kemudahan atau kemampuan untuk dapat dengan mudah melakukan suatu praktik, aku akan segera bersyukur dan mau mengajarkan kepada yang lain.
Jadi ya, aku terus belajar agar di setiap kesempatan yang aku miliki untuk mengusahakan menyerap ilmunya, melakukan dengan baik, serta ya kalau ditanya harus mau menjelaskan. Hehe... susah tapi yo menjaga konsistensi itu. Tapi tetap berusaha dong.. aamiin.


Kubuat saat memikirkan momen praktik IB, awalnya ga yakin bisa, dan memang ga bisa, tapi ga menyerah dan terus minta tolong teman buat ngajarin. Alhamdulillah pas ujian lulus hehe. 
Reading Time:
Rasanya bisa nekropsi...
Februari 29, 20200 Comments
Sebagai mahasiswa kedokteran hewan, salah satu kompetensi yang harus dikuasai adalah melakukan nekropsi. Kalau di berita, kita bakalan sering denger istilah autopsi mayat, nah mirip lah semacam itu, nekropsi ini dilakukan di mayat hewan. Tujuannya sama, yakni untuk mengidentifikasi dan menelusuri penyebab kematian hewan.
Kalau kami dapat mengenal lebih dalam ilmu nekropsi ini di mata kuliah patologi. Kalau untuk yang sudah koas, akan mendapatkannya di bagian/stase patologi. Wah, menarik bukan? Jujur sebelum masuk patologi aku sempat was-was karena patologi ini dikenal dengan mata pelajaran yang sangat menantang. Waktu koas ada ujian teori, ujian nekropsi unggas dan non-unggas, dan ada ujian histopatologi. Semua ujian itu ada tantangannya masing-masing. Pokoke semua serba mendadak, jadi kita tidak bakalan tau siapa yang akan menguji kita. Hehe. Jadi ya harus semuanya belajar tiap malam.
Menariknya lagi nih pas nekropsi kita harus betah buat berdiri berjam-jam buat melakukan nekropsi itu sendiri, lalu disambung dengan tentir. Tentir itu diskusi bareng dosen gitu, dan harus siap menerima kalau diri ini begitu tidak tahu apa-apa hehe. Jadi ya harus selalu baca, baca, dan baca! Kalau lagi beruntung kita bisa nekropsi satwa liar lho. Misalnya waktu itu kelompok kami sempat nekropsi beruk dan harimau. Kalau untuk beruknya sudah ada di freezer, sedangkan untuk satwa liar lain biasanya tergantung ada kiriman dari kebun binatang tertenu, kalau beruntung ya bisa ngerasain nekropsi satwa liar seperti harimau seperti kelompokku. Banyakin berdoa aja hehe..
Setelah menjalani koas stase patologi, aku merasa bahwa aku ini semakin harus berlatih dan tentunya harus lebih banyak membaca. Ternyata hal-hal dasar itu sangat membantu kita memahami suatu hal lho. Dan tentu saja, sesatu yang kita pelajari itu hanya sebagian kecil dari luasnya patologi. Jadi jangan mudah puas ya,, hehe..

Reading Time:
23rd, in the middle of uncertainty
Februari 29, 20200 Comments
When questioning about life, the real thing that I can really imagine is that, “Do I really already in my 23?”
I always wondering that my life is really different with my others friend, also others people life in korean drama. They can have their part time work in the middle of the school. They can do what they want, or having no fear about what they do, also having the best of the best in everything they do. They put high effort on assignment, project, so that everything will be going smooth.
Well, in this middle of uncertainty, I still can breath. I still have energy and high spirit in doing everything. I need to use my energy in everything I do.
Welcome world, and I always want improvement in my life.

Reading Time:

Minggu, September 29, 2019

Kala Aku Tak Menulisnya
September 29, 20190 Comments
29 September 2019


Saat ini, tubuhku, hatiku, telah terpasung memadu dan memintal untaian, menjamu diri dengan segelas kosong, lantaran ingin mengejar ilmu setinggi-tingginya. Jadi ingat, bahwa sat dulu masuk ke SMA, aku pun tak menyangka bisa sejauh itu. Saat masuk kuliah, aku pun tak menyangka bisa sejauh ini. Saat lulus, dan akhirnya masuk menjadi mahasiswa koas atau PPDH, aku pun tak menyangka bisa sejauh ini. 

Ada hal yang mungkin ingin disampaikan pepohonan yang setiap hari kusaksikan saat aku berangkat ke kampus. Mungkin ia selalu berpesan padaku bahwa setinggi tingginya aku mencari ilmu, aku harus tetap merendah. Layaknya sebuah persimpangan, aku pun terus dilatih memutuskan suatu perkara, memilih kemana arah yang harus kutempuh, sehingga aku pun harus memiliki tujuan dan rencana-rencana yang matang. Akan kemanakah diri ini? Akan kemanakah aku beranjak?

Setiap hari, ku selalu termenung di tengah kesepian (tapi aku sering nyetel radio sih hehe), aku selalu mendorong diri untuk selalu berbuat yang lebih baik. Dan.. Banyak hal yang harus aku perbaiki di setiap harinya. 


Ada beberapa memori yang tidak aku tuliskan, tidak mampu kuceritakan. Yaitu kenangan baik suka maupun duka yang mengiringi jalan hidupku. Dari liku-liku perjalanan hidup penuh tangis yang membawaku menjadi lebih tegar dan rajin, kesenangan yang malah memanjakan, kepedihan yang membunuh kepercayaan diri, Kesedihan yang memacuku untuk terus bertahan, kesakitan yang mengajariku arti persahabatan dan keluarga serta nikmatnya kesehatan, kesusahan dalam bekerja yang menjadikanku terus berusaha, setidaknya walaupun itu sulit aku bersyukur dapat bertahan dan berjanji akan terus bertahan. Aku menjadi tambah yakin, bahwa hal yang membuatku semakin tetap bertahan adalah suatu kepasrahan yang ditujukan kepada Zat Yang Maha Agung. 



Skripsi, seminar, sidang, wisuda. Semua itu telah kutempuh. Ada banyak orang di balik semua pencapaian tersebut. Ada banyak tangisan, tenaga, pikiran, uang dan kasih yang menyelimutinya. 


Saat aku berpikir dan beranjak menuju rehat, aku ingin hanya mencoba membuat diri ini tenang, seperti di nirwana. Hiburan, liburan ke berbagai belahan bumi, yang selalu menjadi impian, aku ingin suatu saat ke sana. Yaaa, untuk sekedar menyelam di antara bintang-bintang. 

Ilmu tidak akan didapat oleh orang yang bermalas-malasan. 
Tetap saja, godaan kesenangan dunia yang hanya sementara ini sulit terbendung. Bisa saja, jika dapat emas sekarung, akan berpikir untuk mendapatkan sekarung yang lain. Pada dasarnya, kita semua tidak puas terhadap apa yang kita punya. Ingin itu, dan ingin lagi. 
Bilamana aku diberi keberkahan dan keridhoanMu, aku ingin hidupku, ibadahku, ilmuku, pekerjaanku, menjadi bermanfaat ya Allah, hanya dengan Rahmatmu lah aku dapat seperti orang-orang terdahulu, orang yang Engkau beri Keridhoan. Aamiin. 
Reading Time:

Minggu, Desember 16, 2018

Minggu Pagi
Desember 16, 20180 Comments
Minggu pagi ini aku ingin melepaskan egoku
Meredam diri bahwa tak selamanya
Jatuh hati itu membuat keindahan
Harus terpenuhi
Atau harus saling menyampaikan pesan tentang perasaan

Jatuh hati itu menempatkan pusat pikiran pikiran pada titik dimana dialah yang menjadi prioritas
Walau kau pun tak tahu apakah tindakanmu itu akan terbalas

Mengira bahwa dialah orang yang selama ini kaucari
Mengira bahwa hanya kamulah yang pantas untuknya, bukan yang lain

Membelenggu diri dan terus menerus berpikir kompleks akan perasaan
Apa itu yang sedang kamu pikirikan?

Tidak, hentikan

Katanya, perasaan itu normal
Rasa suka itu normal
Cemburu itu normal
Egois akan perasaanmu itu normal
Tapi, ada kadarnya...

Percayalah, jika benar dia
Tuhan akan tunjukan jalan untuk bersamanya

Reading Time:

Senin, Desember 10, 2018

Masih Untukmu
Desember 10, 20180 Comments
Aku masih merasakan betapa aku tak rela jika aku bukan tanpa mu ..meskipun aku juga tidak dapat menjamin bahwa kamu bisa denganku
Aku takut.. selama ini aku telah mencoba membuka hati lalu aku takut mengakui bahwa aku bisa dengan yang lain.. bahkan sekedar sapaan saja dari orang lain itu aku takut..

Aku tak tahu bahwa kali ini aku masih bisa tetap menaruh hati padamu.. walau aku lebih ikhlas dan terima jika di depanku aku melihatmu bersama yg lain.. menyapa yg lain.. dan bergurau dgn yg lain.. atau bahkan jika nanti pada akhirnya kamu bersama yg lain..

Aku hanya belum bisa menggantikan org di hatiku .. selama ini hanya kamu..

Aku masih berharap saat itu kamu masih mengetahui bahwa perasaanku masih untukmu

Belum pernah aku mengagumi
Selama ini.. seikhlas ini.. sedalam ini.. setenang ini.. sekhawatir ini..


Reading Time:

Selasa, November 20, 2018

Tetap Saja
November 20, 20180 Comments
Malam ini aku bersama sepi
Merenungi malam-malam yang aku rasa sendiri
Kala itu
Nampak di kejauhan sana terlintas sedikit sepi
Penuh kerinduan yang mengangkat ingat janji
Sampai kapan aku akan seperti ini
Mendengarkan lagu tanpa mengetahui lirik
Membaca tanpa tahu isi cerita
Menangis tanpa tahu yg ditangisi
Mendongeng tanpa sempat mendengar
Terus berjalan tanpa arah

Hanya saja tetap itu yang aku lakukan
Mengetahuinya tapi engganmelakukannya
Berpikir tanpa ada tindakannya
Reading Time:

Rabu, November 07, 2018

Berdiskusi
November 07, 20180 Comments


Berdiskusi.
Bersama menikmati secangkir kopi susu yang dipatenkan dengan nama berbeda dari setiap tempat.
Nama sebuah kata yang pantas untuk belajar bersama ?
Aku menganggapnya seperti itu. Karena di posisi kita yang sama, walau ada yg lebih paham dan kurang paham, kita masih memiliki porsi yang besar sebagai pembelajar. Ialah belajar.
Berdiskusi mendorong keaktifan dari setiap orang mengutarakan pikirannya. Berdiskui mengajak orang yang enggan berpikir menjadi aktif berpikir. Berdiskusi mengajarkan kepercaya dirian yang kurang.



Berdiskusi yang kumaksud di sini adalah saat aku dan kami menyadari pentingnya memahami sebuah pelajaran. Apa yang diserap belum tentu sama, belum tentu serupa dan belum tentu lengkap. Dengan berdiskusi, kami dapat memahami sesuatu sehingga menjadikannya ingat hingga setidaknya selepas ujian, bukan hanya menghapal atau memiliki mental tempe untuk curang.

Aku bersyukur, diskusi yang dicanangkan berjalan dengan lancar dan memiliki banyak peminat. Memberi manfaat setidaknya untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Reading Time:

Senin, November 05, 2018

Luapan Sesuap
November 05, 20180 Comments

#1 
Sulit.
Julid.
Kulit.
Berbelit-belit.
Ah, nanti saja ngelakuinnya, toh masih belum deadline ini?
Dan akhirnya akan pusing sendiri pas mepet deadline.

#2
Suatu sore di sebuah tempat ramai. Pedagang baslok kembali lagi ke tempat ia selalu berjualan. Tidak ada kios, tidak ada terpal, melainkan hanya gerobak beserta payungnya. Oiya ditambah lagi satu kursi tempat ia duduk sepanjang hari. Basloknya lumayan enak. Beliau juga ramah. Sebagai pembeli aku pun hanya mampu mampir ke lapaknya beberapa kali. Namun, setiap kali kesana aku merasakan ada banyak cerita yang ia simpan. Keriput di wajahnya membuatnya tetap terlihat lemah, walau aku tahu beliau berusaha tetap menjadi gagah. Kelembutannya dalam melayani pembeli memperlihatkan bahwa ia nampak dipenuhi kasih sayang merawat anak-anaknya di rumah. Di sela waktunya menunggu pembeli, dibacanya sebuah Koran. Terkadang diselingi dengan secangkir kopi. Tak jarang pula dengan pelan memainkan gawai di tangannya. Benar, beliau memang penuh cerita, meski tak langsung menceritakan.

#3
Waktu itu, aku pernah berpikir mengenai arti perjuangan. Aku mempertanyakannya, bukan karena lelah. Tapi lebih karena tidak sabar. Dan sepertinya ketidaksabaran akan sesuatu banyak dampaknya.
Banyak yang menjawab bahwa sesuatu memang ada yang tidak layak untuk terus diperjuangkan. Bukan berarti tidak pernah mencobanya dulu. Walau dengan belajar dari pengalaman yang sudah-sudah menurutku sudah bisa untuk memutuskan untuk membuat keputusan itu, memperjuangkannya dengan maksimal atau meninggalkannya. Tergantung kondisi. Berjuang itu pahit di awal, tapi manis pada akhirnya.

#4
Kisah cinta di usia 20an. Bukan hanya perasaan suka yang mestinya dicari. Tapi aku sedikit belajar bahwa semuanya memang mengarah ke jenjang yang serius. Meskipun pada awalnya tidak tahu bahwa orang tersebut adalah yang akan menemani sisa hidup kita ataupun bukan.
Memikirkannya matang-matang membuat sebuah awalan yang baik untuk menjalin hubungan yang sehat. Ada saatnya kita bersenang-senang seperti anak kecil, ada saatnya pula kita harus mencari value yang harus kita pegang sebagai pengembang diri.  
Banyak pasangan yang tetap menjalin komunikasi yang baik dengan pasangannya, tetapi tetap melejit dengan kariernya masing-masing. Ia tetap mempertajam skillnya dan terus menggeluti hobinya tanpa hanya bersenang-senang memikirkan perihal percintaannya saja. Mereka saling menguatkan untuk melatih diri masing-masing. Jika waktunya bertemu, ya bertemu saja. Aku suka yang seperti itu. Ya, berat sih untuk menjalankannya, kata mereka yang mengalaminya. Cuman, mereka merasakan kedewasaan tumbuh di antara mereka berdua.

#5
Perasaan itu bisa tumbuh.

Aku percaya bahwa perasaan itu bisa tumbuh, seperti aku percaya pada orang-orang yang menikah dengan jalan ta’aruf. Seperti orang yang menikah setelah kenal beberapa bulan saja.
Pada mulanya, aku tidak terlalu percaya bahwa perasaan bisa tumbuh.  Saat itu, aku mengenalnya sebagai orang yang biasa dan berbicara sebagai orang yang biasa. Dan selalu menganggap apa yang kulakukan padanya dan sebaliknya sebagai suatu yang biasa. Melihatnya berjalan sendirian di tempat yang sepi juga sebagai sesuatu yang biasa.  Dan memang tetap biasa aja.
Hal itu baru disadari setelah perasaan itu tumbuh, ternayata aku sebegitu tidak menyadarinya. Pertemanan menjadikan simpati dapat datang ke sesama. Bahkan pertemanan pula dapat menjadikan emosi kita semakin terlatih, baik untuk selalu bersama, berdebat, makan bareng, kumpul bareng, jalan bareng. Semua menjadi tidak biasa. Dan menjadi lebih luar biasa lagi jika hal-hal yang biasa kita lakukan bersama teman tidak lagi kita lakukan.

Sekali lagi perasaan itu bisa tumbuh.

Kita harus lebih berhati-hati lagi. Jika yang tumbuh adalah perasaan sayang, maka baguslah demikian. Tapi jika sebaliknya, perasaan benci yang tumbuh maka patut diwaspadai, bisa-bisa kebencian membuat semua tindakan yang baikpun ikut menjadi buruk.

Lalu tentang dirimu, hanya dirimu bukan mereka
Aku bahkan lupa siapa dulu saat kusakit siapa yang membelikan makanan itu kamu atau yang lain. Karena aku menganggapnya biasa, hingga aku takut hanya mengaitkannya bahwa itu kamu, padahal orang lain. Seperti itulah, semua akan dianggap spesial jika perasaan itu telah tumbuh.

Perasaan itu bisa tumbuh. Hanya saja dalam menjalaninya, kadang layu, kadang menguning, kadang bisa tumbuh, atau bila lupa memupuk lama-lama akan mati secara perlahan Tentu aku masih tidak memahaminya bahwa perasaan bisa tumbuh. Setidaknya, aku sadar bahwa sebuah alasan pun bahkan aku tidak dapat benar-benar menjelaskannya dengan baik. Alasannya adalah tanpa alasan.


Reading Time:

Sabtu, September 22, 2018

Ceritanya: Belum Beresonansi
September 22, 20180 Comments

Waktu itu sesorang bercerita. Sepanjang malam ia mengutarakan kisahnya dengan khusyuk.

"Entah mengapa aku menganggap bahwa sebenarnya aku dan dia memiliki satu frekuensi hanya saja masih belum bertemu pada satu resonansi. Hingga, terlihat bahwa aku dan dia terus-menerus mencoba melarikan diri satu sama lain. Aku punya rasa dan aku merasakan bahwa ia memiliki getaran yang sama.
Saat aku lewat di depannya, pura-pura kutak mengetahui keberadaannya. Ku berjalan seakan-akan tidak ada seorangpun di tempat tersebut. Hanya aku yang tahu bahwa kau pun berlaga seperti itu. Terus saja kita berdua saling menghindar.
Saat itu aku ingin mencari keberadaan temanku, namun apa daya. Tanpa sengaja aku menangkap matamu, sedang menatapi keberadaanku. Kamu mengalihkan pandangan, tapi aku menangkapmu sedang menatapku sebelum kau sempat kabur.
Entah kapan, tapi aku yakin benar di beberapa kesempatan kehadiranmu menjadi presensi di setiap kegiatanku. Jikapun engkau tak ada, aku akan mengharapkanmu berada di sana. Setidaknya ada untuk mengisi kehadiran. Selanjutnya, aku tidak peduli lagi akankah interaksi kita akan berjalan dengan lancar? Sekali lagi, kehadiranmu yang utama.
Lantas, aku pun sadar. Aku bukanlah siapa-siapa yang berhak mengaturmu kamu di mana. Hanya saja, pikiranku tentangmu telah mulai meracuni diriku."

"Aku pun belum merasakan perjuangan bagaimana aku bisa dapat bersamanya. Sampai saat ini aku hanya bisa secara sembunyi membantu urusannya. Mencoba mendengarkan kisahnya. Mencoba diam jika yg lain tengah bersuara. Mendukungnya menjadi sosok yang lebih baik lagi. Menyemangatinya di setiap kegiatan. Dan aku takut jika aku terlalu berharap, karena aku ingin melakukannya dengan tulus. Aku ingin melakukannya dengan murni, agar ku tak diliputi oleh rasa kecewa. "

Ia pun berhenti, dan mulai terdengar isaknya.
"Biarkanlah hati ini terisi dengan perasaan lain hingga akhirnya aku dapat melupakannya. Alasanku sampai sekarang belum dapat melupakannya adalah belum ada rasa yang lebih baik bagiku melebihi rasaku padanya."

Aku pun memikirkan hal yang sama, betapa rumitnya pikiran tersebut. Pikiran yang membuat semuanya terasa begitu dalam.
Reading Time:
Peduli
September 22, 20180 Comments


"Terlalu sibuk mencari orang yang mempedulikanmu,
Malah membuat lupa bahwa ada orang terdekatmu yang mempedulikanmu"

Memang lucu dan aneh. Di saat diri belum siap menikah namun sudah mulai mencari sosok pujaan yg tepat yg kelak dapat dijadikan sebagai pendamping. Bahkan yg lebih parah terlalu lama dan terlalu berpikir panjang untuk hanya memikirkannya.
Siapapun yg ada di diri. Entah itu indah atau gundah selalu berusaha mencoba menjadikannya cocok dengan diri, mencari kesamaan di tengah perbedaan.
Aku tahu aku tak sendiri. Mungkin ada jutaan orang di sana yg selalu mencari. Namun, apakah aku harus seperti orang yg tak tahu apa-apao jika kita terlalusibuk mencari sosok yg belum ada, malah menjadikan kita lupa bahwa di dekat kita sekarang ini ada orang yg menyayangi kita, rela berkorban untuk kita. Coba tengah ayah ibu, kakak adik, keluarga, teman dan orang-orang di sampingmu.
Aku jadi ingat pikirku kala itu yang tanpa arah mempertanyakan apakah ada orang yg menyayangiku?
Pertanyaan seperti itu hanya dapat dijawab oleh diri sendiri. Apakah kamu sudah menyayangi orang-orang di sekitarmu?
Lantas jika ia, maka yakinlah bahwa ketulusanmu akan terbalaskan, belum tentu oleh manusia tapi pasti oleh Allah.
Reading Time:

@way2themes