heartkokok

Rabu, Desember 23, 2015

#Happy Mother's Day
Desember 23, 20150 Comments
22 Desember adalah peringatan hari ibu. Hari ini, eh kemarin .. ini udah pagi tgl 23 ^^ asrama A5 ada ngadung dengan tema hari ibu. Apabila kita melihat di sosmed, banyak sekali orang yg mengepos foto mereka bersama ibunya di instagram, path, facebook dan semacamnya. Dengan caption terbaik, mereka membuat kata-kata yang menggambarkan kasih sayang seorang ibu. Banyak juga yg ngepos kalau hari ibu bukanlah hari ini saja, melainkan setiap hari adalah hari ibu. Sebagian yang lain mengatakan bahwa bukanlah hari ibu yang kita rayakan, tetapi setiap hari mereka selalu berdoa buat ibunya dan juga keluarganya yang lain.
Menurutku, hari ibu adalah hari yang spesial. Walaupun aku sendiri sih gengsi mau ngucapin buat emakku. Satu hal yang aku maknai di hari ibu ini adalah di saat kesibukan kita, di sela-sela aktivitas kita, sudahkah kita membanggakan mereka? Untuk itu, di hari ibu ini dapat kita jadikan cerminan apakah selama setahun ini atau tahun-tahun sebelumnya dan yang akan datang, untuk memperbaiki sikap kita kepada ibu. Seseorang yang telah melahirkan. merawat, mengajari, dan seserang yang kita lihat pertama kali, sosok cinta pertama kita. Terkadang keegoisan kita mengalahkan segala kebaikan ibu yang telah beliau berikan hingga kita lupa bahwa beliau juga akan senang bila kita sayangi walaupun tidak secara langsung terucap dari mulutnya. Bagiku, ibu adalah seorang malaikat yang Allah ciptakan di dunia. Jadi ingat, dahulu aku yang nakal ini telah diasuh oleh ibu tersabar yang aku miliki. Sampai-sampai satu desa tahu kalau aku ini selalu merengek- rengek hingga ibuku repot. Tapi, orang-orang juga berkata kalau dirinya lah orang yang paling sabar menghadapi kenakalanku. Bayangkan saja, jika ibuku selesai mandi, aku akan merengek karena tidak melihatnya mandi dan menyuruhnya mengulangi. Kejadian tersebut berulang untuk belanja, pergi .. dan selalu saja aku merengek jika ibu berangkat bekerja. Mungkin aku kecil tidaklah mengerti bahwa beban yang harus dipikul ibu tidaklah mudah namun masih saja aku bersikap manja dana sering merengek. Selain itu, sosok ibu yang harus sabar merawatku adalah nenekku, yang merawatku selagi ibu bekerja.
Itu mungkin aku kecil yang tidak tahu apa-apa. Sekarang aku telah duduk di bangku kuliah. Aku yang sekarang tidak akan berada di perguruan tinggi ini tanpa kesabaran dari sosok ibu yang merawatku hingga dewasa. Sosok perempuan yang telah dianugerahi oleh Allah sebuah rahim, nama untuk sebuah kasih sayang. Ya, kasih sayang yang  ibu berikan buat kita para anaknya. Dan satu lagi hal yang harus kita ingat, surga ada di telapak kaki ibu.
Reading Time:

Selasa, Desember 22, 2015

PPKU IPB Senam gemufamire CUP : T03 Menang
Desember 22, 20150 Comments

Enak tuh ngadem di pohon...*dasar anak rimba



Maaf ya nge pos nya telat...padahal ini udah jaman kapan??
Waktu itu ada uts..eh kita juga ada tugas buat nampilin senam modifikasi "Gemufamire" yang ada ke kiri ke kanan itu loh. Pastilah susah buat nyatuin gerakan satu kelas yang jumlhnya lebih dari 100 orang. Ehm..di sini lah gunanya pemimpin ... alias pj buat senam. Setelah para pj menentukan gerakan sekaligus lagu untuk mengiri sena, barulah kita ini para pasukannya latihan ngapalin gerakan tersebut. Jangan ditanya deh, kita ini wsktu latihan kerjaannya males-malesan. datangnya telat. gak semangat gerak. udah itu sering banget komplain. Maafkan kami pj. komti. 
Untunglah dengan kesabaran komti dan pj, kami mulai hafal dengan gerakan-gerakannya. Lantas, tinggal semangat yang harus ditingkatin nih 
#Tragedi di lapangan C4
Waktu itu di hari jumat yang cerah, kami latihan terakhir sebelum hari sabtunya nampil. Di sana terjadi ketegangan karena susunan koreografi yang sudah dibuat. tidak dipahami oleh semua orang.Terjadilah sebuah ketengangan yang tidak enak. ditambah lagi dari keterlambatan kami untuk datang. Makanya latihan yang harusnya berlangsung sejak pagi tersebut malah tidak berujung walau sudah sampai siang. Akhirnya, komti memutuskan untuk melanjutkan latihan sorenya di sekitar gymnasium (biasanya sih di batmer atau di parkiran). Walau berlangsung kalut, akhirnya kami mengetahu posisi dimana kami harus berada. He. he.  aku sih adanya di pojok paling kiri belakang..maaf ya gak ke eskpos.
#Hari Penampilan
Yeay hari penampilan pun datang. Kami semua diharuskan datang pagi-pagi ke lapangan rektotat dan di sanalah baru ditentukan urutan penampilan. Kalau tidak salah kami mendapatkan urutan ke 5. Ups...ada info yg nyempil nih. Di sana banyak orang yang sedang danusan. Lanjut lagi. jadi lama banget rasanya nungu mereka semua tampil, ada yang memakai musik yang baper, ada yg pake lagunya Rihana dan gerakannya juga bagus. Hingga akhirnya tiba giliran kita, T03!!! Entah kenapa pada saat penampilan, aku merasakan semangat yang membara ada pada setiap diri kami.  Selain itu karena aku posisinya berada di pojok kiri belakang, aku bisa melihat jikalau kami sangat lah kompak. Benar-benar beda dari hari latihan kami. Ahoy lah T03!!! 
Jeng jeng jeng. tibalah pengumuman pemenang dan T03 lah yang menjadi juara pertama. Rasa takjub mengapa bisa menang sekaligus bangga membawa kita berbondong-bondong maju ke depan menjemput sebuah piala. Ya Allah, ternyata beginilah rasanya menang. Terimakasih pj, terimakasih komti dan terimakasih teman-teman T03 :D
Reading Time:

Minggu, Oktober 25, 2015

Mengitung Nikmat Tiada Habisnya...
Oktober 25, 20150 Comments
Pernah tidak kalian merasa bahwa kegagalan, kehilangan, dan kepedihan terasa begitu menyakitkan? 

Semua orang akan bilang , ya. dan itu menyakitkan sekali. Pada dasarnya kesedihan boleh dirasakan, tetapi tidak boleh terlalu lama. Seperti pengalamanku saat ini. Tidak lama dari ini laptopku yang tergolong masih baru tidak bisa dinyalakan. Padahal aku baru dibelikan oleh ortu setelah lebaran, kurang lebih 2 bulan dari sekarang. Akan tetapi, di saat menjelang UTS yang kebanyakan materi harus aku pelajari dari slide, laptop tersebut benar-benar tidak mau menyala. Lantas aku harus membeli tiket untuk pulang ke rumah demi mendapatkan service gratis karena masih dalam masa garansi. Sedih sih awalnya, tapi tidak apa-apalah, mungkin Allah memberikan kesempatan buatku untuk bertemu keluarga, untuk melepas rindu. Selain itu juga, aku harus pandai-pandai memlihara laptop agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali karena mungkin saja dari akunya yang salah. 
Masalah ini belum selesai, masalah lain datang menghampiri. Uang yang aku taruh di dalam saku celana hilang. Padahal nominalnya lumayan dan mungkin bisa untuk makan seminggu. Niatnya aku bawa buat isi saldo pulsa. Yah, mungkin itu belum rezekiku. Jadi tidak apa-apa kan bisnis pulsanya berhenti sementara? He,,he.. Untung saja uang aku yang lain masih ada di temen, jadinya aku masih ada sedikit buat seminggu ke depan. 

Ehm,,, ada rasa senang bercampur kegalauan menghampiriku, yah...tepatnya kemarin. Aku mengikuti program Global Citizen dari AIESEC dan dinyatakan lolos interview. Sejak awal aku sudah tenang karena ada sejumlah uang milik ortu ku yang kira-kira bisa untuk membiayaiku pergi volunteer. Selain itu, waktu itu aku benar-benar yakin bahwa biayanya paling hanya sampai 5 juta. Tetapi perkiraanku salah. Tahap awal untuk menjadi member di internasional, aku harus membayarkan 1,5 juta. Setelah itu membayar lagi sebesar 1 juta. Aku kira uang itu akan dikembalikan lagi jika nantinya aku mendapatkan project yang harganya tidak bisa aku jangkau. Ternyata, uang tersebut tidak dapat kembali. Dan selain itu, pertimbangan lain juga datang. Waktu kegiatan tersebut adalah 6-12 minggu sedangkan aku tidak mungkin mengorbankan kuliahku. Sebenarnya harusnya aku bisa karena angkatan atas sudah ada yang pergi ke sana dan nyatanya berhasil. Mungkin karena akunya yang kurang pengalaman saja. Setelah itu, jika aku dengan egois mengunakan uang ortu ku yang sudah tidak memiliki penghasilan tetap, nantinya masa depanku dan adikku yang masih kecil bagaimana. Ditambah lagi aku merupkan seorang sarjana kedokteran hewan yang walaupun mengikuti bidikmisi pasti kedepannya harus mengeluaran biaya lagi untuk membeli buku, praktikum, dan hal lain yang tidak ditanggung bidikmisi. Lalu jika saja akhirnya aku meminjam KJSB, apakah mereka mau mengizinkan kalau hanya untuk kegiatan volunteer saja? Akan tetapi aku percaya akan ada jalan yang lebih baik sehingga aku tidak boleh hanya menyerah begitu saja. Di luar sana masih banyak bantuan yang siap membantu orang-orang yang mau bekerja keras. 
Kesedihan yang aku alami terlihat menyedihkan, tetapi nikmat-nikmat Allah jauh lebih banyak dan tidak dapat dihitung. Semisalnya saja di saat aku mengalami kepedihan, teman-temanku yang ada di sampingku ikut membantuku seperti ngasih ongkos ojek, bagi-bagi makanan, menghiburku, mendoakanku, dan menanyakan keadaanku.
"Ya Allah, aku menyesal atas dosa-dosa yang aku perbuat, tapi jangan biarkan aku takabbur atas nikmat-nikmat yang Engkau berikan. Sesungguhnya Jadikanlah semua yang aku lalui berkah dan mendapatkan ridho-Mu. Engkaulah yang aku tuju."




Reading Time:

Selasa, Oktober 20, 2015

Kejadian Konyol di IPB : C4 Sehat A5 Sempurna
Oktober 20, 2015 2 Comments
C4 Sehat A5 Sempurna. Wuih.. itu makanan jenis apa? Kok namanya begitu? 😩
Itu bukan makanan, ya kawan.. Itu tuh istilah buat sebuah asrama putra dan putri yang katanya:
a. Senasib
Kok senasib? Jangan2 satu gedung cewe-cowo ya? Bukan kok..santai aja. Kita senasib itu karena letak kami yang sama-sama jauh dari asrama lain. Asrama C terletak terpusat di suatu kawasan sedangkan C4 terpisah jauh dekat dengan hutan. Sama juga dengan asrama A atau Astri yang terpusat di satu tempat. A5 yang letaknya terpisah jauh tetapi lumayan dekat dengan asrama C4. Asrama kami sama-sama dekat dengan hutan. Kok lebay, sih? Gimana ngga hutan kalau malam-malam jalan dari CCR atau Bara ke asrama gelap banget terus di sepanjang jalan banyak pohon-pohon.

b. Bangunannya Mirip 
Sebelumnya saya turut berduka cita kepada A5 dan C4 yang setiap kali ada penayangan video tidak pernah diperlihatkan  rupa asli asramanya,tetapi hanya ditampilkan papan nama kalau itu merupakan asrama A5 Sylvasari dan C4 Sylvalestari. Mengapa sih emang kok gitu? Yah kalau bisa kalian liat tampilan luar asrama kami memang tidak sebagus asrama rusunawa lain. Tetapi sebenarnya di dalamnya itu lebih nyaman karena selain punya balkon luas yang bisa untuk menjemur baju, lorong luas, kamar kami pun juga luas. 

c. Sering Berkoalisi
Dari tahun ke tahun, asrama A5 dan C4 dikenal saling kompak karena berbagai alasan yang sebagian sudah saya sebutin di atas. Misalnya saja nih waktu kemarin Welcome Party yang karena acaranya diundur berubah nama menjadi Bingkai Kebersamaan saat disebut asrama A1 dan CI mereka semua kompak giliran C4 dan A4. secara kompak anak-anak C4 tidak mau bersorak tetapi menunggu nama kami disebut. Wkwk. Selain itu saat lomba kemerdekaan, pada saat jalan sehat, anak-anak menyanyikan lagu yang so sweet buat kami. "Good bye Good bye Good bye A5, kami tunggu di pelaminan" Ih,,, seru banget kan? 

d. Ini Nih Pengalaman Konyol
- Sebut aja temenku dari A5 ini berinisal 'V'. Dia punya cerita konyol nih. Dia punya teman sekelas dengan anak C4. Waktu itu karena si ini berinisal 'V'. Dia punya cerita konyol nih. Dia punya teman sekelas dengan anak C4. Waktu itu karena si V pulang sendirian, si anak C4 yang sebenarnya ingin pulang ke asrama bersama temannya, malah mengurungkan niatnya dan berbalik untuk pulang bersama si V. Hi..hi so sweet kan.
- Ada cerita lagi nih, sebut aja temenku ini besi. Dia waktu itu karena setelah kumpul dari suatu tempat, tetapi hari sudah menjelang jamal. Untungnya ada temannya yang menawarinya pulang bareng karena dia berasal dari C4. Padahal kan si C4 bisa pulang sendiri tanpa bareng bersama dia kan? Eh tapi ia rela jalan pelan-pelan dengan sepedanya demi mengantarkan si anak A5. Tapi yah gitu, karena sepedanya tidak bisa buat membonceng orang, si besi akhirnya pulang sambil lari-lari karena sudah mepet banget sama jamal. Dalam hati si besi, kok ngga dia aja ya yang naik di sepeda. He..he..Tapi si besi sangat berterimakasih sama si C4 karena malam-malam di tempat yang gelap itu dia tidak pulang sendirian.
- Masih ingat kan lagu yang "Good bye Good bye Good bye A5, kami tunggu di pelaminan"?? Ih,, lucu banget sama C4. Jadi waktu itu tuh ada apa ya kok bisa tiba-tiba mereka membuat lagu itu? ? Ehm.. saya juga lupa sih . He..he.. Oh ya. tahu judul post saya kali ini, kan? C4 Sehat A5 Sempurna. Lucu banget bukan sih?
- Kami ngga mau A5 pindah
Kata anak-anak C4 itu jangan pindahkan A5!Yah, jadi gedung kami sudah dibangun gedung baru di kawasan Astri.  Sejujurnya saya tidak mau pindah. Di A5 ini saya suka dengan suasananya yang tenang, masih asri karena dekat hutan, deket dengan Masjid Al-Hurriyah, dekat tempat main basket, dekat dengan LSI, dan pastinya dekat dengan A5. He.he.. tapi memang begitu. Walaupun mmang asrama kami itu jauh dari tempat PPKU belajar yaitu di CCR, dan kamar mandinya pun juga kurang memadai. Tapi setelah saya telaah ^^, lebih banyak positifnya daripada negatifnya jika kita masih tetap tinggal di A5. Jadi bagaimana ini, mau pindah tidak? C4 tidak rela tuh kalau kalian pindah XD

Ada cerita lain? tunggu aja yahhhh muachh :*


Reading Time:

Minggu, Oktober 04, 2015

Why do I choose IPB Veterinary medicine
Oktober 04, 20150 Comments
Orang yang berilmu dan beradab, tidak akan diam di kampung halaman, tinggalkan negerimu, merantaulah ke negeri orang.
(Imam Syafii)

Nasehat dari Imam Syafi’i tersebut membuat saya memutuskan untuk merantau sejak duduk di sekolah menengah dan lanjut di bangku kuliah. Setelah tamat di SMA Sampoerna Bogor saya kembali melanjutkan pendidikan saya di Institut Pertanian Bogor (IPB). Pilihan untuk pergi sekolah jauh dari orang tua merupakan sesuatu yang berat. Akan tetapi, beratnya untuk tinggal secara mandiri di tempat rantau telah saya kalahkan dengan semangat untuk meraih sejuta mimpi. Berada di IPB dengan program studi Kedokteran Hewan merupakan sebuah keputusan yang tidak mudah. Banyak pertimbangan, kegalauan, dan kebingungan untuk akhirnya menempatkan program studi ini di pilihan pertama pada SNMPTN.

Sebelum menginjak kelas dua semester akhir di bangku sekolah menengah, saya tidak tertarik berada di IPB. Waktu itu saya masih menempatkan target di UI atau UNS. Akan tetapi, setelah saya mengunjungi IPB di kelas dua, saya menempatkan IPB menjadi salah satu pilihan. Saat itu saya dapat merasakan kalau saya akan ke sini kembali suatu saat nanti. Sebenarnya di dalam hati tetap saja saya terus mengalami kebingungan untuk benar-benar menentukan pilihan yang tepat. Ditambah lagi sekolah saya tergolong baru karena memang masih meluluskan satu angkatan di atas saya. Kesempatan untuk mendapatkan universitas di jalur undangan tergolong hal yang sulit. Timbullah pikiran untuk memilih universitas di daerah sekitar Jawa Barat.
Reading Time:
Seluk Beluk Asrama PKU IPB
Oktober 04, 20151 Comments
Halo taman-temanku yang sudah pada gedhe, ehm.. jadi anak kosan ya? Sorry to say but I haven't feel it yet.
Jarang-jarang kan ada anak PTN yang masih tinggal di asrama. Mungkin anak kuliahan seperti di pondok pesantren sudah terbiasa akan itu. Di IPB, untuk mahasiswa baru diwajibkan untuk tinggal di asrama selama setahun. What? Hayoloh bagi yang rumahnya dekat dengan IPB pasti pada nggak sabar enyah dari asrama, kan? Eits.. ternyata anak-anak perantauan juga tidak sabar untuk segera pindah ke kosan. Wkwk


Sabar dulu, Kawan. Nikmati saja masa-masa di asrama. Ini nih ada seabrek kegiatan yang bikin kita harus nikmatin dulu masa-masa di asrama.
1. Pembagian struktur kepemimpinan di asrama
          Asrama PKU IPB memiliki pemerintah pusat dengan nama BPA (Badan Pengurus Asrama). BPA ini sering bekerja sama dengan PKU (Program Kompetensi Umum) di CCR. Agaknya sih begitu...He..he.. Lanjut ceritanya aja yah. Di asrama kita juga ada struktur-struk lain yaitu para pejuang asrama bernama Dewan Gedung dan lain-lain Mau tahu siapa saja personilnya? Ini dia
a. SR (Senior Resident)
Reading Time:

Jumat, Oktober 02, 2015

Bagaimana "Magang" IAAS LC IPB ???
Oktober 02, 20150 Comments
Hallo my brothers and sisters! Tahu ngga kalian apa itu IAAS ?  *Oh aku tahu, pasti itu nama sebuah organisasi, tapi apa ya? -,-
Well, aku kasih tahu aja deh, setahuku sih IAAS itu sebuah organisasi internasional nonpemerintah yang bergerak di bidang pertanian. Negara pusatnya berada di Belgia yang didirikan pada tahun 1957. IAAS sendiri memiliki banyak negara anggota dan salah satunya Indonenisia. Local committees pertama di Indonesia didirikan di IPB pada tahun 1992.  Wuih... hebat ya IPB bisa menjadi pencetus IAAS pertama di Indonesia. Oiya. di organisasi ini kita bisa lebih membuka pikiran kita mengenai permasalahan-permasalahan di bidang pertanian dan juga isu-isu yang sedang berkembang di dunia beserta cara mengatasinya. Menariknya lagi, di sini bahasa Inggris kita akan lebih lancar karena bakalan sering dipakai. 
Pertama kali aku tahu IAAS dari kakak tingkat yang juga menjadi anggota IAAS LC UNDIP. Langsug saja aku tertarik dengan program yang mempunyai jaringan internasional ini. Pas perkenalan mahasiswa baru (MPKMB = udah liat post nya belum?) dikenalin juga sedikit tentang apa itu IAAS. Waktu ada oprec  IAAS langsung timbul pikiran ingin ikut. Tap setahuku waktu itu dari hari pertama dibuka, aku daftar di hari-hari terakhir. He...he... 
Di tahap pertama, kita diharuskan mengisi sebuah formulir pendaftaran dengan biaya Rp5000 sudah termasuk okky jelly drink. wkwk. Pertanyaannya seperti biasa, yaitu ada biodata, terus mengapa ikut IAAS, kenapa IAAS harus menerima kamu, pengalaman organisasi, apa yang bisa didapat dari ikut IAAS. Lumayan simple, tapi jangan salah yah, butuh keahlian khusus untuk mengisi formulir itu. Salah satunya adalah keberanian untuk mengisi, he..he..  
Setelah mengisi fromulir, kita harus mengembalikannya dan nantinya akan diberi jadwal wawancara. Ini nih, masuk ke tantangan yang selanjutnya. Kita harus siap untuk bisa mengoceh di depan kakak-kakak anggota. Lumayan antri nih, maklum peminat IAAS bejibun. Jam datangku tidak sepagi mereka sih soalnya habis ada kuliah. Nah, di tahap wawancara ada 3 post. Di antaranya membahas mengenai kepemimpinan dan kerja sama, kemudian ada motivasi mengikuti IAAS dan pengalaman organisasi, ada juga pertnyaan-pertanyaan jebakan, dan terakhir ada challenge dari kakaknya. Alhamdulillah all was done in 3 p.m. It's not that long as I went there around 1 p.m. 
Yeay, ternyata kurang lebih seminggu setelah wawancara ada pengumuman hasil wawancara. Ehm.. aku bingung kenapa aku bisa lolos ya.. hu..hu. rahasia Ilahi deh. Padahal aku ngerasa kalau aku tidak bisa terlalu berharap penuh di wawancara ini karena banyak yang lebih baik dariku. Terkejutnya lagi ada sekitar 700 orang  yang mengambil formulir, sekitar 400 yang mengembalikan , dan sekitar 300 yang mengikuti wawancara dan akhirnya ada 82 orang yang dinyatakan menjadi Candidate Member of IOP 23. Nah loh, baru jadi kandidat, belum lolos? Iya bener, jadi tidak semudah yang kebanyakan orang pikir. Untu benar-benar menjadi anggota, para kandidat harus mengikuti serangkaian kegiatan IAAS dahulu.  
Kita harus rajin-rajin ikut gathering, rajing nggerjain challenge, mengikuti kegiatan rangkaian 7thOlympic. Tantangan pertama kita disuruh bekerja secara kelompok membuat sebuah buku berisi tentang IAAS beserta departemennya, dan opini kita masing-masing mengenai dampak dolar terhadap pertanain di Indonesia secara umum. Tidak berhenti itu saja, setalah tugas ini selesai ada acara IAS on action untuk menanam tanaman seperti tomat, cabai, dan terong di pekarang rumah warga di Desa Cikarawang, deket IPB. Brem..brem.. gas harus selalu dinyalakan karena kita tidak berhent sampai situ saja. Setelah ini akan ada lagi, yaitu  Agroquiz. Tunggu aja ya.. he...he..
Reading Time:

Minggu, September 27, 2015

Monas in the night of Eid Al-Adha
September 27, 20150 Comments


Enaknya menjadi anak perantauan, bisa ngabisin waktu dengan teman sepuasnya. Buktinya aku pada saat malam takbiran Idul Adha malah ngebolang di Monas, Jakarta. Actually, it's not easy to be there, there is always a story inside it. Libur yang lumayan panjang, yaitu dari hari Rabu sampai Kamis, em.. cuma 2 hari saja sih. Tapi cukuplah buatku untuk berkunjung ke tempat teman SMA. Sebelum kuliah PPKH ( Penghayatan Profesi Kedokteran Hewan) Sabtu lalu, aku minta doa banyak orang agar aku bisa dapat penelitian Idul Adha bukan di hari H-nya. Alhamdulillah, doaku dari banyak orang tersebut diijabah oleh Allah. Aku bisa pergi ke temanku. 
Pelajaran hari Selasa harusnya berakhir pada jam 6 sore. Selanjutnya akan ada kumpul kandidat organisasi. Akan tetapi, semua kegiatan tersebut akhirnya ditunda, aku dan Afil,
Reading Time:

Sabtu, September 26, 2015

Metamorphose
September 26, 20150 Comments
16th Birthday
17th Birthday
       
18th Birthday
                             
What's that?



Reading Time:

Kamis, September 03, 2015

Strategi hemat : Makan Murah ala Mba Pen
September 03, 20150 Comments
Aduh, malem-malem pas ngerjain laporan perut lapaaar!!!

Hi...hi.. huy guys kalian para mahasiswa, pejuang ilmu yang mulia. Aku yakin kebanyakan dari kalian meraskan hal yang sama. Iya kan? Ngaku aja lo. 
Aku sendiri pernah ngrasain hal ini, yah walaupun belum efektif . Maklumlah aku ini maba atau mahasiswa baru IPB. Jadi mengapa ya kita harus ngirit, ehm.. maksudnya hemat :D

Sebagian besar mahasiswa adalah seorang perantau yang merelakan pergi dari kampung halaman hanya untuk menimba ilmu. Otomatis kita adalah seorang pelajar yang tidak bisa menggantungkan hidup sepenuhnya dengan bimbingan orang tua. Mulai dari bangun tidur,kemudian makan, mandi, dan tentunya belajar sampai kegiatan menjelang tidur kembali yang menguras pikiran dan tenaga harus kita lakukan dengan mandiri, Baru kan kita merasakan kalau mencari uang itu susah, giliran menghabiskannya cepet banget. Untuk itu kita harus bisa memiliki strategi untuk bisa bertahan hidup dari seleksi alam, ntar awas punah loh! Ngeri kan?

Untuk itu, aku ingin berbagi beberapa tips yang berasal dari pengalaman pribadi, dari kakak tingkat atau dari sumber-sumber lain. 
1. Kunjungi Tempat Makan Rakyat
Reading Time:

Senin, Agustus 31, 2015

Movie Resume/Review Big Hero 6 Baymax
Agustus 31, 20150 Comments

Film big Hero 6 adalah film yang sangat inspiratif. Dengan tokoh utama seorang anak berumur  14 tahun yang bernama Hiro Himada film ini dapat membuat naik turun emosi para penonton. Memiliki setting tempat di San Fransokyo, perpaduan antara San Francisco dan Tokyo membuat film ini menjadikan jembatan San Fransisco dan sebuah bangunan di Tokyo sebagai ikon yang pertama kali muncul di penayangan film.  
Hiro hidup di rumah bibinya bersama dengan kakaknya Tadashi. Ia merupakan seorang anak laki-laki yang gemar membuat dan menghabiskan waktunya untuk melakukan pertarungan robot. Melihat kepiawaian yang dimilikinya, Tadashi kemudian mengajaknya ke tempat kuliahnya yang khusus mempelajari teknik mesin. Di sana ia bertemu dengan teman-teman Tadashi, yaitu Wasabi, GoGo, Honey Lemon dan Fred.
source : handmade ^^
Hiro sangat kagum atas semua penemuan yang ditunjukkan oleh teman-teman Tadashi kepadanya. Yang paling menakjubkan adalah penemuan Tadashi itu sendiri. Ia membuat robot yang berfungsi sebagai konsultasi kesehatan. Robot berwarna putih dengan badan yang besar tersebut bernama Baymax. “Hi, my name is Baymax. I’m your health companion” merupakan suara khas yang dimiliki robot unik tersebut.
Reading Time:
When we're in an event
Agustus 31, 20150 Comments


Saat ada sebauh kegiatan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia, aku sangat gembira saat berada menjadi salah satu bagian mereka. A5 terkenal sebagai gedung terkompak dalam kegiatan tersebut. Ramai-ramai kita datang dari asrama ke tempat perlombaan dengan diirngi jargon dan yel-yel yang telah kami siapkan sebelumnya. Di sini ada suatu hal yang membuatku kagum, kami bukan hanya sekedar kompak, tetapi luar biasa kompak. 

Video tersebut merupakan rekaman kami saat memekikkan jargon kebanggaan kami dari warisan kakak tingkat. A5! Spirit in Leading and Viva. A5! Jaya di Rimba wibawa di Kota. Wu..wu...wu...
Ha..ha.. itu hanya sebagian dari cerita kecilku aja teman. Di asrama yang , ehm... hanya beberapa dari kita saja anak kuliahan yang masih punya kegiatan di asrama, yaitu di IPB.
ini nih anak sma yang baik mainannya permainan tradisional, eits. udah anak mahasiswa. wkwk

siapa aja yang di sini? yah anak a5 lah


beda topik sih, ini lorong 3 dari a5 sylvasari


ini nih kenapa kita foto2 seperti di atas, karena ada acara food fair. isinya makanan-makanan tradisional dari daerah kami masing-masing. Pokoke enaklah makan di sini, graatiiiss. 


Ini nih penampakan gedung a5 yang sebenarnya. Buagus kan a5? Apalagi ada anak-anak lorong tiga yang foto di depannya. Sayang banget nih personil kita tidak komplit karena waktu itu ada yang pulang. 

di sini juga ada rangkaian acara Gebyar Nusantara di A5. Nah si putri Palembang ini merupakan teman sekamarku

Wuih,, fotonya luar biasa. Aku berada di antara Bu RT Ulfha lorong 3 dan Bu Lurah Kania. 

Reading Time:

Sabtu, Agustus 29, 2015

Kejadian Konyol di IPB : Ikut Kelas Internasional
Agustus 29, 20150 Comments
Waktu itu ada temen selorong yang ingin membeli pulsa. Setelah beli, ia menyarankan agar aku juga mengikuti simulasi kelas internasionnal seperti yang akan ia ikuti.  Dalam hati aku berpikir bahwa jarkoman tersebut sudah aku lihat tetapi aku tidak segera mendaftarkan diri. Lantas aku bertanya kegiatan apakah itu. Dan dia menjawabnya kalau kita akan ikut simulasi untuk kelas internasional. Pendaftarannya pun gampang, tinggal sms ke nomor yang telah dijarkomkan. Tanpa berpikir panjang dan karena besok tidak ada kegiatan, aku segera mendaftarkan lewat sms. 
Esok harinya aku bangun kesiangan. Terlihat sms dari kakak yang in-charge di sana. Segera aku ambil handuk untuk mandi. Wah, ternyata waktu itu lampu sedang mati dan begitu pula air yang ada di lantai dua asrama, semuanya mati. Tanpa tunggu aba-aba, aku langsung tancap gas bergegas ke kamar mandi lantai satu.
Reading Time:
Cara untuk Pergi ke Watu Gunung Ungaran/ How to go to Watu Gunung Ungaran
Agustus 29, 20150 Comments
   A reservation 
https://lh3.googleusercontent.com/-nQASisDL6RQ/
UrQxgfFdD9I/AAAAAAAAAMs/aDw4-SQJC_A/s720/DSC_0195%2520copy.jpg
(Bahasa)
Watu Gunung adalah tempat wisata yang menyediakan restoran, tempat penginapan, danau buatan dengan perahu dan kolam renang. Seperti yang telah saya bahas sebelumnya, tempat ini terletak di dusun Soka, Ungaran Barat. Nah, untuk menuju ke tempat ini cukup gampang. Dengan menggunakan kendaraan pribadi dapat kita tempuh hanya kurang dari 10 menit dari pusat kota Ungaran. 
Akan tetapi apabila kita merupakan seorang backpacker, kita dapat berkunjung ke sana dengan berjalan kaki dari alun-alun Ungaran lama. Kemudian langsung menuju daerah Lerep. Dari sana kita bisa naik ojek atau jika mau menghemat sembari berolahraga, kita bisa jalan kaki melewati Karangbolo, tempat sentra keripik berada. Di sini dijajakan bermacam-macam jenis keripik dan oleh-oleh khas Ungaran. Jika tidak mau susah, langsung saja membeli oleh-oleh di toko yang ada di sepanjang jalan desa Karangbolo. 
Setelah itu, kita bisa melanjutkan perjalanan ke Dusun Soka. Di sana ada tanjakan dengan persimpangan dua jalan. Jika mau ke Watu Gunung, ambil yang arah kiri. Sepanjang perjalanan kita akan ditemani oleh pepohonan yang rindang. Bahkan jika sedang musim durian, kita juga bisa membeli durian yang berkualitas bagus ke penjaja di pinggir jalan. Sebagai informasi, pohon-pohon durian berada tepat di belakang toko tersebut berada, karena kebun tersebut memang biasanya ditanam durian dan kopi.
Sebelum tiba di Watu Gunung, kita akan menemukan tempat wisata Kampung Seni Lerep. Di sana terdapat berbagai kebudayaan Jawa seperti cara membatik, sebuah jembatan yang indah, taman bermain, dan juga hiburan lainnya. Akan tetapi sebelum ke sana, pastikan kita terlebih dahulu memesan temat wisata tersebut dengan mengkonfirmasi ke pihak Kampung Seni. 
Tidak jauh dari sana, akan segera terlihat Watu Gunung yang berada tepat di depan sebuah Sekolah Dasar. Untuk pergi ke sana hanya dikenakan biaya sekitar Rp5000- Rp15000 tergantung hari apa kita ke sana. Apabila ke sana pada saat libur lebaran dan hari- hari besar, harga tiket mencapai harga maksimal. 
Di sana dengan teman atau keluarga tercinta, kita bisa menikmati indahnya suasana pedesaan. Selain menghilangkan stres, kita juga bisa lebih dekat dengan alam dan mengambil pelajaran darinya. Di sini tidak usah takut kelaparan. Kita bisa membeli makan di restoran. Kalau kita mau mengadakan rapat juga tersedia ruangan untuk hal itu. Kalau mau menikmati perahu di danau juka bisa, mungkin dengan biaya sekitar Rp10000/orang. Lebih enaknya lagi, ada juga tempat penginapan dan kolam renang dengan air terjun buatan yang bagus untuk selfie :D.

So, don't wait anymore guys, Just let's go there !


https://lh3.googleusercontent.com/-Z63oWbrItjw/
VWcTH97
PIXI/AAAAAAAAkVA/IfkwxFNcVBs/s800-Ic42/2015-05-28.jpg
Swimmping Poo;


Reading Time:

Jumat, Agustus 28, 2015

2 Pohon Mangga
Agustus 28, 20150 Comments

Contoh cerpen bahasa Indonesia dan sedikit English/ An example of short story in Bahasa Indonesia and little bit combination with English 

(Edited) 

I

Rumah beroles biru telur bebek dengan sepetak halaman ini merupakan tempatku dan keluarga merajut tali kasih . Terdapat sebuah pohon mangga yang membuatku sering berharap-harap cemas. Entah kenapa saat pergantian semester bunga di pohon tersebut merekah dan menunggu untuk berbuah atau mungkin tidak akan berbuah. 

Setelah penantian lama menunggu hasil ujian, inilah saatnya . Seperti penantian yang sama, barisan nilai hasil perjuanganku tak ada fantastiknya , rata bagaikan jalan yang beraspal. Semua hampir rata KKM. Namun ibu selalu berkata,” Hidup merupakan kombinasi empat komponen, yaitu ikhlas , kerja keras, doa dan tawakal. 


Please pay attention to me. This chapter will going to be used in the mid semester. You have to understand this one, okay?” 

Yes, mis.” 
Suara Ms Manda yang memekik tajam berputar di telinga kami. Aku tak tahu apa yang Mis Manda ajarkan. Entah itu tentang manusia purba dan peninggalan budayanya atau batu-batuan dengan nama yang aneh. 
Dari kejauhan, tampak si profesor...
mendekat kepadaku yang sedang bersandar di kursi pojok taman halaman sekolah. Memulai obrolannya sembari meneguk tetesan terakhir Pulpy Orange. 

What happen with you, chika. Are you OK?” 

“He, you! Kenapa kamu datang kemari membawa sisa minuman yang tinggal setetes? Bikin orang ngiler aja. Lagian kamu kan habis jalan- jalan ke Surabaya. Mana oleh-olehnya?“ 

“Soal oleh-oleh gampang , kamu minta apa tinggal sebutin saja!“ 

Sambil mengerutkan dahi dan memonyongkan bibir, aku menjawab, “Aku lagi bad mood, nih. Makasih !” 

“Memangnya ada masalah apa? Muka udah jelek ditambahin, jadi tambah jelek!” 

“Enak aja. Ini,nih, aku sebel sama nilai semesterku yang rata, seperti jalan beraspal tanpa ada tanjakan ataupun turunan.” 

“Kan itu sudah lama, Neng. Lagian bagus dong kamu gak ada remidi.“ 

“Memang sih nggak remidi, tapi masalahnya rata semua.” 

“Udahlah, mungkin kamu cuman butuh proses untuk beradaptasi aja. Soalnya kita juga kan baru kelas satu yang masih butuh penyesuaian. 
“Mau sampai kapan aku begini. Apalagi 2 minggu lagi udah mid semester. Padahal kayaknya,ya baru seminggu kita di semester 2. Udah ada aja itu tes?” 
“Makanya kamu jangan sering ngeluh, berusaha donk! Sekarang kamu masih punya waktu dua minggu lagi,kan? Nah, manfaatkan kesempatan itu mulai detik ini!“ 
“Tapi caranya gimana? Aku aja udah ketinggalan selama ini.“ 

“Tidak usahlah kamu menyerah begitu. Kamu bisa lihat catatanku. Setiap hari pintu rumahku terbuka untukmu. kurang baik apa Profesor Rofi?“ 

Dengan nada sok jual mahal dan senyum tipis dari mulutnya, Rofi menawarkan kepadaku, “Mau nggak, jarang-jarang lho ada orang seganteng aku mau...“ 

Aku membunyikan peluit panjang pemberhenti bicaranya yang semakin ngelantur. “Ok..ok... ok. Siap professor!” 

Dengan gaya layaknya seorang professor mulailah dia membuka suara, “Okelah kalau begitu. Pertemuan penting akan dimulai esok hari, pada saat jam istirahat, setelah solat dan tak lupa setelah pulang sekolah.“ 

“Professor, kenapa meeting-nya sering sekali. Apa professor juga nggak mau istirahat?“ 

“Eits...nggak ada kata istirahat ataupun jajan. Kamu harus belajar yang sungguh-sungguh. Mengerti?“ 

Dengan terbata-bata aku menjawab, “Siap pelatih, ups...Siap professor!” Sejak hari itu, kami sering belajar bersama. Tentunya yang lebih tepat dapat dikatakan ‘’Belajar kilat bersama professor Rofi.” Selama seminggu lebih belajar bersamanya, ternyata formula yang dia berikan sangat berkhasiat. Campuran dari bumbu-bumbu rahasia disertai sedikit penyedap rasa membuat otakku sedikit lebih encer. Cara mengajarnya yang menyenangkan membuatku seperti tanah daerah tropis saat menyerap air dan kecap yang meresap sampai ke dalam-dalam. 
  Sejak hari itu, kami sering belajar bersama. Tentunya yang lebih tepat dapat dikatakan ''Belajar kilat bersama professor Rofi.” Selama seminggu lebih belajar bersamanya, ternyata formula yang dia berikan sangat berkhasiat. Campuran dari bumbu-bumbu rahasia disertai sedikit penyedap rasamembuat otakku sedikit lebih encer. Cara mengajarnya yang menyenangkan membuatku seperti tanah daerah tropis saat menyerap air dan kecap yang meresap sampai ke dalam-dalam. 

II

      Pintu itu terbuka oleh derai angin yang mendesah. Sayup-sayup ku dengar kelelawar dan tikus mondar-mandir di atap rumah. Getaran yang berasal dari kuda Putri Eliana menghadapi para perwira menghentikan bayang-bayangku akan perbincangan tadi bersama Rofi. Bagaimana kalau aku sebagai Putri Eliana dan rofi sebagai pangerannya. Pasti dunia ini terasa lebih segar . Raja dan Ratunya yang suka sekali tertawa, semua rakyat bahagia, Indahnya....Semakin lama semakin ngelantur. Kalau yang jadinya ratu aku dan dia rajanya, pasti akan gempar bumi ini. 
    Waktunya untuk tidur. Kutapaki kaki menuju pesinggahan nan empuk dan nyaman. Bersiap menyelami dalamnya samudra impian. Saat kumulai membaca buku, melayang-layang sebuah foto. Aku terpaku, diam sesaat . Mencoba untuk menelaah siapa gerangan yang menjadi model di foto ini. Serasa pernah bertemu orang ini namun dalam bentuk lain. Mungkinkah ini teman kecilku? Lantas siapa lelaki yang berada di sampingnya ini? Namun angin apa penyebab foto ini mendarat di kamar ku. Kupandangi foto itu sampai akhirnya terbawa tidur.
     Belum juga merasakan mimpi memakan buah mangga yang manis.Ternyata tak kusangka mentari mulai menyingsing , membuat bayangan ke arah barat. Semerbak tempe goreng dicampur dengan terasi dan cabai membuatku terasa diundang untuk segera bergegas ke dapur. Memang nikmat, bangun pagi sudah disediakan menu sarapan khas ibunda. Kumulai mencolekkan tempe goreng ke sambal terasi yang merona. Tiba-tiba panggilan datang , dan ..”Nduk, kamu itu bangun-bangun sudah ke dapur? Memangnya kamu sudah cuci muka atau mungkin, kamu juga belum sholat subuh,ya ?” 

Sambil menelan tempe beroleskan sambal ke mulutku, aku mencoba menjawab pertanyaan ibuku. “ ehm..ehem..bell...lum, Bu.” 

“Ayo cepat, kerjakan dulu! Solat subuh kok jam segini?” 

“Ya, Bu.” 

Setelah melakukan semua aktifitas pagiku, dan solat subuh yang terlambat, aku bersiap untuk pergi ke sekolah. Bergegas ku tancap gas di kakiku ini untuk naik ke angkot yang mengangkutku ke sekolah. Pemberhentian selanjutnya berada di gang depan pusat sekolah, Sekolah Makmur Jaya. Jadi inget lagu “ ...pusaka abadi nan jaya”. 

    Bayangan yang sedari tadi mengusikku dari awal naik angkot kini muncul kembali. Tak usah lagi bersembunyi. Aku akan mengeluarkan jurus andalan mata-mata yang kemarin aku pelajari dalam komik “Detektif Conan“. Penelusuran akan segera dilakukan . Aku akan kenakan jubah sakti dilengkapi sebilah pedang atau bila perlu membawa kalung bawang. Sepertinya di sebelah sana ada yang mencurigakan. Aku akan menapaki jalan kecil samping sekolah. Setelah ku susuri ternyata hanya ada induk kucing bersama anak-anaknya. Yah, ternyata perasaanku salah. 
      Setiba di kelas aku ingin langsung belajar. Biarkanlah orang yang membuntutiku tadi , aku tak peduli. Sekian lama kutunggu Pak Prof tapi tak kelihatan juga batang hidungnya. Suasana belajar jadi sunyi karena tidak ada lagi suara abang penjual kerupuk. Setiap kali Rofi mencoba melucu, pasti semuanya jadi garing, krik...krik....seperti kerupuk itu. Tapi walaupun begitu, setelah professor itu mengajariku, semua ulangan bisa aku babat habis.
    Sepertinya jurus detektif payah seperti tadi tak akan mampu mencari bapak profesor. Aku harus berkunjung ke rumahnya. Siapa tahu kalau bapak profesor sakit, atau jangan-jangan tak mampu lagi mengajariku. Pembabakan berikutnya siap dimulai. Aku akan menuju rumah professor. Seperti tadi pagi, aku merasakan bahwa ada seseorang mengikutiku. Mungkin ini semua hanya ilusi belaka. Aku terlalu khawatir akan keadaan professor. 

“Assalamualaikum....Rofi...“ 

Munculah seorang wanita paruh baya menemuiku. “Adik mau mencari Rofi?“ 

“Ya, Bu. Apakah Rofi ada?“ 

“Sebelumnya, adik ini temennya Rofi, bukan?“ 

“Saya Chika temennya Rofi, Bu. Bisa bicara dengan Rofi, Bu?” 

“Tunggu sebentar, ya Dik. Mari duduk dulu!” 

“Oh, iya,Bu. Terimakasih.“ 

    Terlihat rumah berarsitektur Jawa-Sumatra ini menyimbolkan kedua orangtua Rofi yang berasal dari Jogja dan Palembang. Tampak terpampang foto keluarga Rofi menempel di dinding ruang tamu. Terlihat sosok bocah laki-laki yang mirip dengannya. Setelah kutelusuri lebih dekat dan dekat, ternyata tak cuma satu foto ini. Terdapat pula anak laki- laki tersenyum manis dengan membawa sebuah bola merangkul Rofi. Semua ini membuatku menjadi penasaran. Selama ini aku tak melihat kalau Rofi memiliki saudara laki-laki. Foto itu terus membuatku semakin berpikir dan terus berpikir. Sepertinya aku pernah melihat foto ini sebelumnya. 

Kubuka tasku yang berdiam di pojok meja . Kuambil sebuah foto yang tersembunyi di antara buku-buku pelajaran. Ternyata, dan mungkin memang benar. Sosok yang berada di foto itu memang benar yang ada di sini. 
Tiba- tiba keluarlah ibu paruh baya dengan secangkir teh dan setoples biskuit coklat hendak menghampiriku. 

“Sini diminum dulu, biar tidak keburu dingin!‘‘ 

“Rofinya tidak ada ,ya , Bu?“ 

Seperti memikirkan kalimat yang pas, ibu itu menjawab, ‘‘kemarin Dek Rofi pergi bersama ibunya ke luar kota. Mungkin hari Minggu baru bisa pulang.“ 

“Kira-kira pulangnya kapan,ya, Bu?” 

“Kurang tahu, mungkin Minggu juga sudah pulang.” 

Suguhan biskuit cokelat dan teh hangat menjadi teman bincang-bincang kami. Kumulai menggigit biskuit itu. Rasa cokelatnya meleleh di lidah. Keharuman tehnya membuat Dewi Bulan turun ke bumi. Sembari meneguk teh hangat aku mencoba bertanya pada Ibu, ‘‘Bu, boleh nanya tidak. Foto yang di sebelah Rofi itu saudaranya, ya?“ 

“Oh, foto itu. Oh, itu namanya Dek Rendi. Dek Rendi dulu yang ibu asuh dari kecil.“ 

“Maksudnya apa, Bu?Bukanya dia tidak ada di sini. Lalu apa ibu juga mengasuh Rofi ?“ Tanyakau semakin penasaran. 

“Begini ceritanya...“ dengan posisi menghadap di depanku, Ibu ini meneruskan penjelasannya, “Nah, waktu mereka berdua kecil, orang tua mereka baik-baik saja. Tetapi, saat keduanya menginjak 3 tahun, ibu dan bapaknya bercerai. Rofi tinggal bersama bapaknya di Semarang, dan Rendi di sini bersama ibunya . Rumah yang sekarang ini, dulunya berada di sekitar jalan Pagelaran Timur. Dalam hati aku berpikir, apa aku tahu anak ini? Apakah aku pernah kenal dan sering bermain saat kecil? Bukankah itu alamat rumahku? 

‘‘Nah, saat usianya menginjak 8 tahun, bapaknya Rofi memberikannya pada ibunya dan membawa Rendi bersamanya.“ 

“Kenapa bisa demikian, Bu?“ 

“Setahu saya Rofi itu memiliki penyakit yang mungkin, karena bapaknya sibuk bekerja sehingga bapaknya memilih untuk memberikan Rofi kepada ibunya. Tunggu sebentar ya, Dek, Ibu mau menunjukkan sesuatu.“ 

Suasana di sini semakin tambah aneh. Beberapa menit kemudian ibu itu datang membawa sekotak tempat permainan anak-anak. 

“Nah, ini, Dek. Ibu menemukannya saat beres-beres di kamar Den Rofi. Sebelumnya karena bentuknya yang sudah lusuh, ibu ingin membuangnya. Tapi setelah melihat gambar dan tulisan ini , ibu tidak jadi membuangya.“ 

“Bukankah ini Cuma gambar dua buah mangga, Bu?“ 

“Tetapi, gambar ini kalau ibu lihat , bukan hanya sekedar gambar dua buah mangga yang masak. Dan hal itu terbukti setelah ibu membaca sekilas isi kertas kecil di dalamnya.“ 

‘‘Mangga manis. Rofi dan Rendi bagaikan dua buah mangga yang sangat manis. Walaupun kami jarang bertemu, tapi kami tetap menghargai. Kami tidak akan saling menyakiti. Mungkin setelah aku pergi dari sini, bidadari chika akan kutitipkan kepada Dek Rofi.” 

“Bu, Chika di sini itu bukan aku, kan?“ 

“Ibu juga kurang tahu, Chika itu siapa , tapi ada sebuah kalung dari rerumputan yang hanya sebelah.” Ibu itu membuka kotak itu, ” Ini dia,Dek.” 

    Aku tidak percaya dengan semua ini. Ini kalung pemberian Rendi kecil saat kami memainkan raja dan ratu. Berarti dulu anak laki-laki yang sering bermain denganku adalah Rendi, saudara Rofi. Dan sekarang aku berteman dengan Rofi. Mereka berdua adalah sebuah pelangi bagiku. Walaupun mereka berbeda satu sama lain, tapi pancaran kebaikan yang mereka berikan kepadaku begitu indah hingga mengenang selalu di hatiku.Dulu Rendy yang menemaniku bermain. Aku ingat saat pertama kali aku mengenalnya , saat aku masih sering manja sama Ibu. Masih imut dan lucu. 

    Aku akan membiarkan ini semua berjalan seperti biasanya. Biarlah cerita ini berakhir atau berlanjut. Apabila masih tersisa koma di hidupku berarti akan terus berlanjut. Apabila titik yang menyelimuti hidupku, maka itu semua berarti hidupku telah berakhir. Ceritaku mungkin hanya sampai di sini.


Reading Time:

@way2themes