Bila aku beri tanda koma kalimat tersebut menjadi seperti ini, fasilitas umum, milik pemerintah? Akan menjadi sebuah pertanyaan bagi kita apakah fasilitas umum yang dibangun merupakan milik pemerintah, bukan kita. Jika pertanyaan tersebut yang terus-menerus bergulat di pikiran kita maka masyarakat akan cenderung tidak memperdulikan kelestarian fasilitas. Timbullah kerusakan dan berujung terhadap tidak optimalnya pengabungan fasilitas umum tersebut yang tentunya menghabiskan banyak uang.
Tahu gak sih uang yang digunakan demi kesejahteraan bersama itu milik kita bersama? Benar sekali, dari pajak. Pajak yang secara sadar kita bayar setiap kali gajian atau secara tidak sadar dari produk-produk yang kita beli di swalayan merupakan sumber utama untuk membangun fasilitas umum. Sayangnya, rasa memiliki,, cielah,, rasa memiliki fasilitas umum tidak semua punya. Sedikit dari kita yang menyadari pentingnya menjaga fasilitas tersebut. Oiya, sedari kita berbicara masalah fasilitas, sebenarnya fasilitas itu apa sih?
Fasilitas tersebut yang bisa kita lihat seperti halte, jalan raya, taman kota, dan tentunya wakil rakyat. Nah, setelah tahu apa dan sumber pendanaan fasililtas tersebut, sudah ada bayangan tidak di benak kalian sebenarnya fasilitas umum itu milik siapa? Yups, kesimpulan yang baik teman. Semuanya itu milik kita bersama. Sudah selayaknya kita semua tidak patut merusak sebuah bedna yang tidak hanya untuk kita sendiri, tetapi banyak orang yang akan menggunakannya. Ini ada sedikit obrolan dari temen-temenku mengenai apa yang sedang kita bahas sekarang.
1, Si Stroberi : Aduh, Indonesia bagaimana sih? Masa halte aja udah bagus-bagus dibangun seenaknya main dicoret-coret? Jadinya kan bagi orang-orang yang sedang menunggu bus tidak merasa nyaman karena pemandangannya yang tidak bagus karena coret-coret gak jelas itu.
2. Si Mangga: Sebenarnya untuk bersih itu mudah kan? Kebersihan juga bagus untuk kesehatan kita masing-masing. Selain itu, dengan menjaga kebersihan, keindahan sebuah tempat dan ruangan akan membuat kita menjadi nyaman. Kalau aku misalnya punya sampah, eh tempat sampahnya jauh, aku simpen dulu sampah itu. Aku merasa bersalah banget kalau harus membuang sampah sembarangan walaupun ga ada yang lihat. Apabila kita, terus pedagang-pedagang mau menjaga makanan dagangannya dengan baik, tentunya kesehatan juga dapat terjaga, sampah yang tempat timbulnya penyakit apabila dibuang di tempatnya juga ga ada. Enak kan? Tuh jalanan kotor, kumuh, bau. Males juga kan kalau lewat kesitu?
3. Si Apel: Keselamatan kan juga buat orang banyak kan, buat kita juga. Tapi kenapa mereka tidak memikirkannya? Liat tuh, jembatan tempat orang lewat diambilin besi-besinya. Terus udah tahu ada palang di rel kereta api, tapi masih aja main nyerobot. Padahal tuh ya, kalau di Jepang cuman ada tanda kalau kereta mau lewat tanpa ada palang penghalangnya, tetapi mereka patuh aturan tersebut. Mereka sadar kalau hal tersebut untuk keselamatannya sendiri.
4. Si Duren: Eh, di tempat aku ada tempat khusus buat jogging atau olahraga pagi. Di sana banyak orang yang suka karena tempatnya bagus. Eh, tiba-tiba ada sekelompok anak alay yang main pake motor sama pacarnya parkir di tempat alay itu. Jadinya sekarang kalau orang yang mau jogging atau olahraga di sana malah jadi dikatakan alay. Gimana coba, pembangunan tempat itu bisa memakan banyak waktu dan biaya tapi bisa seumur jagung dirusak sama alay-alay.