heartkokok

Minggu, Mei 31, 2020

Ngobrol Bareng Nita, Mahasiswa FKH IPB yang Aktif di Organisasi Internasional
Mei 31, 20200 Comments
Hai, kembali lagi di sekilas 'Sosok', tentunya di  blog ini! Kali ini, sangat disayangkan jika kalian tidak membacanya dengan lengkap, karena setiap kata yang diucapkan Nita sangatlah menginspirasi. 

Mari berkenalan terlebih dahulu dengan Nita. Seorang lulusan Fakultas Kedokteran Hewan IPB ini lulus sarjana di umurnya yang masih sangat muda, yakni 20 tahun. Sosok yang kerap disapa Nita atau Cahyani ini bernama lengkap Cahyani Fortunitawanli. Selain berprestasi dengan hasil yang memuaskan, cumlaude, dia ini juga sangat aktif di berbagai organisasi lokal maupun internasional, lho! FYI, Nita ini teman seangkatanku di kampus hehe ^^

Nita saat Wisuda
Karena WFH, wawancara yang aku lakukan ini melalui Whatsapp via voice note. Ayo simak wawancara lengkapku dengan Nita, Le ets Cekidottttt!

Oiya satu lagi nih, selayang pandang tentang Nita. Nita saat ini menjabat sebagai Public Relations Coordinator di IVSA Global. IVSA (International Veterinary Students Association) itu merupakan organisasi mahasiswa kedokteran hewan internasional yang memiliki anggota dari 73 negara. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di sini. Untuk ke depannya Nita akan melanjutkan koas agar ia tahu bagian mana yang kira-kira cocok buat dia nanti. Rencana jangka panjangnya, ia ingin melanjutkan S2. 

Penasaran nih sama alasan Nita. Apa yang membuat Nita kuliah jurusan kedokteran hewan. Dan memilih di dalam negeri alih2 di luar negeri?
Jadi dulu pas masih kecil berangan-angan kalau dewasa nanti kerja jadi apa ya? Kalau menurutku kalau kita suka apa yang kita lakukan, kerja itu bukan untuk hidup, jadi pekerjaan akan gak kerasa seperti pekerjaan.  Selain itu memang dari kecil aku suka hewan dan sudah pengen jadi dokter hewan, makanya pilih ini. 
Kalau alasan milih dalam negeri itu karena dari SMA memang memilih di IPB, jadi daftar SNMPTN di IPB, karena IPB yang menurutku nomor satu di Indonesia. Tapi sembari nunggu aku juga coba-coba ke luar negeri. Tapi ternyata pas nunggu hasil SNMPTN, yang di luar negeri udah tutup semua untuk bidang medis, seperti kedokteran umum dan kedokteran hewan. Akhirnya aku tetap nyoba dan dapet di jurusan konservasi satwa liar di Inggris. Tapi sistemnya ada foundation dulu, kalau di Amerika itu sama seperti college.  Di foundation kita perlu untuk 3 tahun dulu setelah lulus SMA, baru bisa masuk kuliah setelah itu. Alasan lain juga, karena kedua kakakku udah di luar negeri dan aku sendiri yang di Indonesia, jadi bisa nemenin orang tua di rumah. Sebenarnya alasan yang paling utama itu karena perlu 3 tahun dulu dan biayanya sangat tinggi, meskipun udah dapat beasiswa tapi masih tetap tinggi biayanya. Maka dari itu aku memutuskan untuk di Indonesia aja, dan akhirnya bisa masuk FKH IPB keterima lewat jalur SBMPTN. 

Kalau boleh tau kesibukan Nita waktu masih aktif di kampus itu apa aja sih? 
Kesibukan waktu masih di kampus itu dari awal masuk aku aktif di IAAS dan UKF,  lumayan aktif di keduanya dan di IAAS aku juga pernah berkesempatan jadi panitia IAAS World Congress. Selesai dari itu, aku daftar IMAKAHI dan kepilih jadi kadep Infokom, lalu jadi BPIC  (Badan pengawas IMAKAHI cabang IPB), pernah juga jadi kadiv Mukernas IMAKAHI IPB. Aku memang lebih banyak geliatnya di IMAKAHI tapi aku juga bantu-bantu di HKSA juga. 
Waktu itu aku ikut kegiatan volunteer di Singapura waktu kongres WSAVA (World Small Animal Veterinary Association). Pernah juga ikut sebagai delegasi di Polandia dan Di Krakow pada The 67th Congress IVSA. Di kongres tersebut aku ngajuin jadi sekretaris, jadi sekalian jalan BPIC aku juga menjabat jadi sektretaris. Awalnya ga mau lanjut, tapi aku akhirnya jadi Public Relations Coordinator, dan kebetulan aku satu-satunya yang dari Asia yang ada di excecutive committeenya, waktu itu mikirnya karena pas jadi sekretaris aku udah satu tahun, tapi belum bisa ngelepas karena ngerasa belum ada calon yang pas, jadi sekalian buka jalan juga biar dari Asia bisa ada yang masuk IVSA Global. 

Waktu ikut volunteer

Pas di masa-masa akhir kuliah, aku sempat bantuin proyek membuat video, dan mulai jadi freelancer ngerjain desain di ICO IPB, terus akhirnya dari situ aku bantu translate artikel ke Bahasa Inggris di ICO dan masih berjalan sampai sekarang. 
Oiya satu lagi, aku juga ikut kegiatan WWF, dari tahun ketiga kuliah aku daftar jadi volunteer bagian Panda Mobile. Kegiatannya kita ke sekolah atau ke tempat-tempat tertentu buat ngasih edukasi tentang konservasi  ke anak-anak dengan truk Panda dari WWF. 


 Kegiatan Panda Mobile

Bagaimana sih caranya punya kepercayaan diri buat jd volunteer di acara-acara besar bahkan jadi bagian organisasinya? 
Sebenarnya ngga ada alasan buat ngga percaya diri sih, asalkan kita selalu mau belajar dan memiliki mindset yang baik, di sana ngga mengharapkan dibayar atau apa. Sebenarnya tujuan utama ikut karena kita ingin bermanfaat. Memang ada satu bekal, yakni pemahaman Bahasa Inggris yang baik jika ingin ikut kegiatan IVSA, tapi bukan jadi halangan untuk buat kita ngga PD. Justru jadi kesempatan bagi kita untuk belajar. 
Kalau acara-acara PDHI misalnya Indopet Show atau Indo Livestock, itu juga kan acara IMAKAHI karena volunteernya juga dari mahasiswa. Acara tersebut bagus karena menjadikan kita dapat bertemu dengan calon kolega kita yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia. 
Yang aku suka dari ikut acara maupun organisasi ini adalah aku dapat bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, mereka semua punya perspektif masing-masing, jadi bisa belajar. Karena jika saat nanti kita bertemu kolega di luar sana, bisa timbul mindset bersaing, jadi kalau ikut kegiatan-kegiatan seperti ini menjadikan kita lebih mengedepankan solidaritas karena kita berasal dari bidang yang sama, meskipun berasal dari alumni yang beda. 

Acara Indo Livestock

Volunteering itu sangat asik, walaupun ngga dibayar karena kita bisa belajar. Aku juga senang karena ketemu banyak teman, semakin luas jaringan kita semakin banyak pula kesempatan yang bisa kita dapetin. Mana tau kita akan dapat kesempatan baik dari teman yang kita kenal di acara tersebut. Jika kita daftar, terus kita lolos kan sebenarnya banyak orang yang ga punya kesempatan yang sama. Embrace the opportunity, yah step up and embrace it! Kalau ngga keterima kan ngga masalah, kita ngga pernah dikasih batas buat nyoba lagi. Kalau misal ga dapet mungkin kita ditunjukkan kesempatan lain. So, have good mindset, you don't have to overthink it! Jadi sekarang kuatkan tekad kalau kita itu mau belajar, mau ketemu temen, dan be like a sponge, bisa nyerap semua yang aku alamin, karena kesempatan itu biasanya ngga lama kan, 1 minggu atau berapa hari, jadi maksimalkan kesempatan itu buat jadi the best version of ourselves so we can get the most of the experience. 

Embrace the opportunity, yah step up and embrace it!

Aku juga mau nambahin, sebenarnya kita ngga usah merasa inferior ya, karena sebenarnya mereka semua yang asalnya entah dari Eropa, Amerika, atau negara Asia lain, mereka sama seperti kita, kita sebenarnya mempelajari hal-hal yang sama, walaupun kurikulumnya sedikit berbeda, dan kita sama-sama seorang pelajar. Ngga usah merasa lebih rendah, mereka juga calon kolega kita. Jadi, santai aja asalkan kita punya niat yang baik, jadi ngga ada masalah, walaupun ada masalah tapi kita bisa ngehadapinya. Sekali lagi, kita ngga boleh takut akan hal yang berbau internasional, karena sama seperti aku, awalnya aku juga ngga tahu kalau sesuatu itu aku pikir terlalu tinggi levelnya buat aku, tapi pas dilakuin ternyata itu masih di batas kapasitas aku. Jadi kalau kita ngga nyoba kita ngga bakal tau apa yang bisa atau yang benar-benar ngga bisa kita lakuin.

Nita bersama Excevutive Committee IVSA Global

Kalau untuk tau update kegiatan atau acara-acaranya, bagaimana Nit?
Bisa di media sosial atau website mereka karena pasti ada update kegiatannya. Kalau misal ngga buka khusus, bisa kirim email ke perusahaan atau lembaga yang kita tuju. Oiya, kalau di kampus kan juga banyak kegiatan volunteer, maksimalkan kesempatannya. 

Oiya, bagaimana sih Nita ngatur waktu antara organisasi dan kuliah, sama ngejalanin hobinya Nita? 
Ngatur waktu antara organisasi dan kuliah itu tergantung masing-masing orang. Kalau aku, jangan ngelakuin hal lain apabila besok ada ujian selain belajar. Kalau pas kuliah biasa, aku itu termasuk orang yang harus melakukan sesuatu hal, kalau habis kuliah langsung pulang ngga ada yang dilakuin aku malah ngga ngelakuin apa-apa. Mungkin ga bisa diem kali ya, makanya ikut organsisasi. Memang iya, kalau ikut organisasi itu bisa bikin sibuk banget tapi mending karena menurut aku bisa membuat waktu kita lebih produktif. 


Waktu di IAAS menurutku proyeknya banyak yang dilakukin, mbak pen juga tahu kan (iya nit haha) di External aja bisa dalam satu periode kita bisa punya 3 proker yang berbeda. Itu menurutku paling parah sih, karena setiap malam aku ngga bisa tidur dengan tenang, ngga bisa pulang ke kamar langsung ke kasur terus tidur karena ada aja yang belum beres yang harus dikerjain. Tapi setelah dari itu, aku jadi lebih bisa, seperti misalnya kalau ngebuat poster dulu itu lama, tapi sekarang bisalah 30 menitan beres, karena ya dari pengalaman itu jadi aku bisa buat lebih efisien lagi. Aku juga ngerasa perubahan kalau sekarang aku lebih santai. Kita juga ngga usah terlalu pusing dan terlalu stress, kita harus ngerjain suatu hal sesuai dari pace kita masing-masing. Kita harus bisa alokasikan waktu berapa lama kita ngerjain suatu hal. 
Sesibuk apapun kita, pasti kan punya waktu luang ya, jadi karena aku ngga bisa diam aku alokasikan waktu luang untuk ngelakuin hobi. Hobi aku dari dulu itu gambar, tapi pas kuliah sepertinya aku jarang punya waktu luang deh, hehe. 

Di masa depan, nita ingin berkiprah di bagian apa?
Ehm, pertanyaan ini paling susah hehe. Aku merasa jawaban aku belum fix karena masih bisa berubah di masa depan.  Kalau pada umumnya aku ingin berkiprah di kedokteran hewan, terutama hewan kecil atau hewan kesayangan. Kalau bisa sih aku pengennya masih terlibat di NGO, tapi aku juga pengen memanfaatkan skill kedokteran hewan yang aku punya, mungkin kalau bisa ke OIE aku pengen ke sana.  Tapi belum pasti, ehm yang pasti ngga jauh-jauh dari bidang kedokteran hewan. Sebenarnya aku masih punya impian-impian lain yang aku pengen capai di masa depan, tapi aku belum bisa ngasih tahu sekarang, karena masih jauh jadi aku masih menyimpannnya untuk diri sendiri. 

Setelah ngobrol bareng Nita, aku dapat pesan yang luar biasa. Seperti saat dulu pun aku juga ngelakuin banyak hal yang ga tentu. Coba kegiatan sana-sini dan aktif sana-sini. Tapi kadang masih saja takut untuk mengikuti suatu hal. Padahal sebenarnya ngga ada salahnya juga buat nyoba hal yang berbeda dan siapa tahu kapasitas kita bisa kok, karena gabakal tau kalau kita engga nyoba, bukan? Dan, seperti yang Nita bilang kalau kegiatan yang berbau internasional itu ga selamanya menyeramkan, asalkan kita mau nyoba dan mau belajar. Oiya, nambah relasi dengan ikut kegiatan yang sesuai dengan bidang kita memang asik sih. Aku juga pernah ikut jadi volunteer Indopet Show dan bisa dapat kenalan teman dari berbagai kampus.

Bagaimana teman-teman, merinding bukan? Ayo kita semangat seperti Nita! Be the best version of ourselves! Berbeda itu engga masalah, siapa tahu orang juga ikut termotivasi membawa perubahan baik berkat kita. 

Kalau mau tahu Nita lebih lanjut, bisa kunjungi instagram @cahyanifortunita atau @ivsaglobal




Reading Time:

Senin, Mei 25, 2020

I Try to Solve The Unsolved
Mei 25, 20200 Comments
Well, do you remember about everything?
Did you ever think about it the same way?
Why I asked a lot of questions?

Neither you, 
I never known that
Yet, I try to solve the unsolved

After a lot of coincidence
some might be come right after my intention
or yours?
                
Hahaha.. 
Those laughing words means a lot to me
But how often since I really paid attention to that?

wkwk 
Actually those secret means everything to me
though when I only gave 'yes' or 'no'
for every questions you gave

Just right beside you, 
I already feel safe

I wish I could stop the ticking time
Beneath the star after the moon
When you gave the ride
to walk me home

     I just love those little conversation
     where we spoke about nonsense 
    I just love those small talk
    which I wish to become big talk

Someday I wish I could tell what I really feel
I could tell now right away
but, 
my fear is bigger than my faith

       Right this time,
       I don't want to burn my ego
       wanting you is so frustating
      Like always, give me time to be with you, 
        longer, 
       safer, 
      warmer, 





Reading Time:
Berkenalan Denganku, dengan Diri Sendiri
Mei 25, 20200 Comments
Pepatah bijak berkata bahwa, perkenalan dengan diri sendiri lebih sulit dan membutuhkan waktu. 

AB? Aquarius? INFJ?

Begitulah kira-kira keputusan sebuah personality test yang ternyata tidak terlalu membosankan, hingga akhirnya aku termasuk karakter INFJ-alias introvert-iNtuition-Feeling-Judging. Terkadang aku bersyukur bahwa aku sangat terbantu mengenali diri sendiri. 

Terdengar aneh sih, dengan perpaduan bahwa aku termasuk orang dengan golongan darah AB, yang katanya termasuk pemilik golongan darah dengan persentase terkecil di bumi. Begitupun dengan karakter INFJ. Karakter tersebut ternyata juga tergolong ke dalam karakter langka yang dimiliki oleh orang-orang di bumi. Dan Aquarius? Tidak langka sih, akan tetapi hal tersebut malah menambah bukti bahwa aku ini orang langka, lho. hehe. 

Banyak orang memperbincangkan kalau orang dengan golongan darah AB termasuk orang yang unik, begitupun INFJ, juga Aquarius. Hahaha. 

Pantas saja, terkadang aku merasakan saat aku ini terlalu berbeda dengan orang kebanyakan, bahkan dengan orang-orang di sekitarku. Meskipun begitu, aku tetap berusaha untuk bergaul dengan yang lainnya. Akan tetapi selalu tiba saatnya saat aku selalu mempertanyakan diriku sendiri, sulit untuk benar-benar menemukan teman yang klop dengan apa yang sedang kupikirkan maupun kulakukan. 

Sulit dipahami. 
Menjadi seseorang yang dilahirkan dengan karakter unik membuat tidak banyak orang yang memahami maksud perbuatan yang dilakukan olehku. Sebenarnya memang terkadang jiwaku ini secara natural ingin melakukan hal-hal di luar nalar. Di sisi lain, aku terkadang tidak suka dengan hal yang dilakukan oleh orang di luar nalarku. Beberapa teman memang dengan gamblang mengatakan kalau sulit untuk mengetahui apa maksud dari perbuatan yang aku lakukan. Namun, banyak juga teman-temanku yang sangat mengerti dan memahami benar bahwa aku pasti memiliki maksud dan tujuan atas berbagai tindakan yang sedang aku lakukan. Thanks ya my dearest friend yang sudah memahamiku. 

Memiliki kepribadian hangat.
Maaf ya jika aku ingin menonjolkan karakterku, tapi kali ini memang ditujukan agar aku lebih mengenal diri sendiri. Hehe. Tentunya sekaligus ingin menghibur diri yang terkadang kurang bersyukur ini. 
Tak ayal memang aku akan berusaha untuk membuat orang-orang terdekatku merasa bahagia dan berharga berada di sampingku. Walau hanya dengan sebuah kartu ucapan berisi sebuah kata-kata dari internet, aku akan mencoba membuatnya karena aku merasa bahagia setelah melakukan hal tersebut. Seperti ada yang kurang jika aku tidak melakukannya. Tapi entah kenapa aku terkadang cukup tidak percaya diri memikirkan reaksi orang terhadap apa yang aku buat. Seperti waktu valentine misalnya, aku membuat bingkisan kecil tapi karena keterbatasan suatu hal, aku membuatnya tidak terlalu baik. Hahaha, tapi tidak apalah, aku bahagia saat mereka mencoba memilih secara acak,, hingga akhirnya tiba di sebuah tulisan kecil. Semoga tulisan tersebut dapat membahagiakan mereka ya, meskipun kadang ada tulisan yang bikin baper sih hahaha. 

You deserve as much love as you give to everyone else. 
Ya benar sekali. Dengan sebuah kalimat mantra tersebut, aku harus selalu berusaha membuat diriku yakin bahwa apa yang telah aku lakukan terhadap oleh orang lain akan terbalas dengan suatu kebaikan pula, dan belum tentu orang tersebut yang akan melakukannya. Tetapi tetap saja, aku juga harus memikirkan kebahagiaan diri sendiri. Terkadang sulit sih untuk mengungkapkan hal yang aku suka, demi mengedepankan orang lain.Eits,, jangan terlalu dipupuk sih toh nanti malah ketahan-tahan dan akhirnya membuat patah hati. Walau kadang aku sendiri mempertanyakan kapan ya ada orang yang benar-benar menyanyangi dengan tulus hihi. Udah ada kok tentunya cuman kurang hahaha.
Tapi aku tetap berpegang prinsip dan ingin selalu mengulang prinsipku bahwa, tidak boleh menggantungkan harapan terhadap seseorang. Kasih sayang yang aku berikan ke teman-teman sekitar semuanya aku coba untuk lakukan setulus mungkin. Hal tersebut sangat membuat diriku bahagia ketika sudah melakukannya. Jadi jika ada yang tanpa sengaja membaca ini, wahai temanku, insyaAllah tulus aku hehe. Maap2 ya kadang aku lebay terlalu perhatian ke kamu. Tapi mau gimana lagi yak aku emang gini. Maap juga kalau kadang cuek haha. 

Butuh energi buat diri sendiri. 
Emang ya kalau selepas mengikuti bejibun kegiatan sosial, selalu ada saat aku membutuhkan waktu dengan diri sendiri. Banyak hal yang aku lakukan saat sendiri, entah itu baca buku, hanya sekedar dengerin musik kesukaan, ngelihat masa depan haha. Tuh kan ga jelas, ya begitulah. Semakin banyak energi yang kuhabiskan dengan orang, semakin banyak pula energi yang kuperlukan untuk merecharge diriku kembali. 

Feeling so nostalgic
Uwa bener banget sih. Aku sangat senang menyimpan berbagai hal seperti kartu ucapan, surat atau tulisan-tulisan yang diberikan orang kepadaku. Selain aku suka memberikan orang surat, akupun suka menyimpannya. Haha. Saat ada waktu lenggang, atau saat lagi sedih-sedihnya aku akan melihat kembali surat tersebut. Entah menurut kalian gimana, tapi menurutku, melakukan hal tersebut seakan memiliki kekuatan magis, sehingga dapat memberikan asupan semangat. 

Sulit bercerita sekalinya bisa...
Ngerasa banget bahwa aku ini sangat seneng ngedengerin daripada bercerita. Jadi seneng kalau punya partner yang lebih suka cerita atau memulai percakapan. Kadang tuh kalau cerita bawaannya banyak, mikirin apakah aku bener ya ceritanya, gini ga sih, eh lupa ternyata bukan ini aja, sampai mana ya tadi, bagian ini perlu diceritakan ga ya, eh kalaman gasih aku ceritanya, kok wajah dia gitu, kok matanya ga ngeliatin aku? Tapi sekalinya aku menggebu-gebu, aku tidak akan memikirkan semua hal itu, Langung aja nyerocos ga habis-habis. 

to be continued...







Reading Time:

Kamis, Mei 21, 2020

Mungkin Bukan Hanya Kamu
Mei 21, 20200 Comments
Bumi bukan hanya berputar untuk kita.
 
Pernah ga sih ngerasa, kalau sesuatu yang menimpa di hidup kita terasa begitu berat. Seakan semua beban sedang kita pikul sendirian. Tidak ada satupun orang yang bisa diandalakan, bahkan keluarga atau teman terdekat. Semuanya benar-benar tidak bisa diharapkan. Seakan-akan semesta pun tidak berpihak pada kita. 

Pemikiran ini muncul kembali setelah aku menuntaskan Reply 1988 dan Reply 1944. Berhubung aku ketinggalan update dan baru menontonnya di tahun 2020, aku tidak menyelesaikan semua serinya, dan alih-alih dari 94 malah mencoba yang 1988 terlebih dahulu. Dan rasanya, jiwaku seperti terguncang. Drama tersebut sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Bercerita tentang kekeluargaan, pertemanan, romansa, pekerjaan, dan berbagai masalah hidup lainnya. Tapi pasti terdapat pelajaran yang dapat kita petik dari drama tersebut. Aku sangat kagum terhadap perjuangan dan kasih sayang yang tercipta dalam drama. 

'Terkadang, orang asing lebih baik daripada keluarga dekat'
Karena berkisah tentang persahabatan yang terjadi di satu blok rumah, drama tersebut sangat kuat dalam menceritakan bagaimana keluarga-keluarga tersebut sangat murah hati, berbagi satu sama lain. Hampir tidak ada batasan antara satu keluarga dengan keluarga yang lain. Mereka sangat peduli apabila ada salah satu orang dari tetangganya mengalami permasalah.

Tapi ada satu hal yang paling menarik di sini. Yakni kisah cinta Doek Sun. Begitu rumit, karena melibatkan banyak perasaan. Pertama, aku ikut merasakan setelah mengetahui Sun Wo mencintai kakak Doek Sun, alih-alih dirinya. Ternyata Doek Sun disukai oleh dua orang temannya, Choi Taek dan Juhnwan. Nah, untungnya dari awal aku sudah mendukung penuh Choi Taek, jadi sangat senang dengan cerita akhirnya. Eh tapi, banyak pendukung Juhnwan yang patah hati karena melihat mereka sangat cocok, tapi di drama cerita mereka tidak berakhir bersama.

Jika saja aku di pihak Juhnwan, aku juga akan merasakan hal yang sama. Pastinya, rasa sakit itu akan tetap singgah di hati Juhnwan. Dan akan sulit menerima hal seperti itu, dan pastinya akan menyalahkan dirinya jika saja dulu dia mengungkapkan perasaannya kepada Doek Sun. 'Bukan hanya soal waktu, tapi terlalu banyak keraguan' begitu kira-kira perasaan Juhnwan ketika dia terlambat untuk menemui Doek Sun di saat terpenting. Namun, dia akhirnya sadar bahwa selama ini dia memiliki banyak kesempatan, akan tetapi keraguan mengalahkan niatnya untuk segera mengungkapkan perasaannya pada Doek Sun. 

Sering dialami oleh kita, mungkin oleh aku juga. Terkadang sesuatu tidak untuk diungkapkan dengan langsung, secara terang-terangan. Hanya tindakan yang sering ditunjukkan, bahkan malah sering menimbulkan kebingunan. Tidak banyak yang memahami untuk merespon, sebagian mengetahui tapi tidak memiliki kesamaan rasa, yang lain benar-benar memilih diam, sedang yang lainnya enggan untuk menyerah, meskipun terlampau sakit. 

Berbicara mengenai hal tersebut, ternyata banyak yang mengalaminya. Namun, aku selalu saja berpikir bahwa seandainya tidak ada di Indonesia, pasti tidak perlu ada gengsi yang tinggi. Sering menemukan di drama jika mereka bisa dengan baik untuk memulai, tapi tidak ada lagi hal yang selanjutnya terlalu mereka pikirkan, entah itu gengsi atau malu karena dibuli. 

Reading Time:

Selasa, Mei 19, 2020

Pandemi Berakhir, Siapkah Kembali Koas?
Mei 19, 20200 Comments
Pertanyaan ini akan aku bahas dan sebetulnya sebagai motivasi buat diriku agar nanti siap menghadapi segala kondisi haha..

Sepertinya sudah lebih dari dua bulan, terhitung setelah hari pertama ditetapkannya seluruh mahasiswa dipulangkan ke rumah masing-masing. Ceritanya waktu itu aku dan seorang temanku sudah berada di lokasi magang ekstramural, karena tempat magang mengharuskan kita datang lebih awal dua hari. Selanjutnya, terdapat pemberitauan dari kampus bahwa seluruh mahasiswa diharuskan belajar dari rumah. Awalnya ga terlalu peduli sama imbauan tersebut, karena bagaimanapun kami sudah berada di lokasi magang. Bahkan ada teman kami yang sedang dalam perjalanan ke Garut menggunakan bus juga dalam keadaan bimbang harus bagaimana. 

Akhirnya, diputuskan bahwa pemberitauan tersebut resmi, bahwa kami semua dipulangkan.

Dan, setelah mendapatkan izin dari dosen dan pembimbing magang, akhirnya kami pulang ke kampus. Tanpa berpikir panjang, kami meninggalkan beberapa benda penting di mes. Haduh, ternyata pembatasan sosial berjalan lebih lama. wkwk. Mungkin debu yang menempel di barang yang kami tinggalkan sudah lebih dari 10 cm T_T

Kegiatan yang dilakukan tentunya lebih longgar, jika semuanya dilakukan di dalam rumah, mengingat masa koas adalah masa penuh waspada bagi mahasiswa kedokteran hewan. Terkadang penuh ketegangan, terkadang pula penuh kegembiraan, bahkan penuh haru. Pokoknya rasanya akan capek dan tidak akan terus pulas.

Lantas, jika nanti ada pengumuman untuk harus kembali ke kampus dan mengikuti kegiatan seperti biasa, apakah sudah siap? Yap, sebenarnya ada banyak pikiran yang berkecamuk. Siapkahh untuk berkegiatan seperti normal? Menghadapi banyak orang dan juga banyak hewan? Bertemu dosen? Masyarakat?

Tentunya fen, akan ada banyak hal yang baru setiap harinya. Setiap detik yang kita lalui berarti. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi ke depannya. Sesungguhnya semua itu adalah rahasia sebelum kita benar-benar melaluinya. Jadi, khawatir berlebihan tidaklah baik. Jalani saja dan sesuaikan diri, dengan bersikap adaptif. 

 
Reading Time:

Minggu, Mei 17, 2020

Is this right? Not right, but it's alright
Mei 17, 20200 Comments
Spending time thinking about someone who doesn't know that we're thinking about them is sometime wasted. 

Your're not a blame. It's only me who loves to watch your eyes. I feel those eyes energize me. Makes me flutter. Since I spoke, I just don't need your argument but those eyes, already tell more. 

I spoke to me after that, beginning to transform the meaning of those eyes. 

Truthfully, it's hurt when you don't feel the same. 
I just can't help to think about it. In the same time, I doubt it. I never expect that you will feel the same. 
It is me and me. And you with you. Not us. 

It's hard to believe that something is already different between us. I used to not care almost about everything. And it's just okay. Everything is beautiful, or just okay. 
But when I realize I have feelings for you, I just more prone to be hurt. Even you know nothing.

The message that I used to type, not thinking that much, now I think about it. Does it really good? Or will you reply it soon? Will you make it last longer? Or will you ended up soon? 

I used to not asking much attention. But now, I'm afraid if you're not asking anything to me. I scared if you left me, or never remind me about something important. Or just never replying my message. 

Is it right?

I'm happy if you asking about something and I master on it. I like it when you can solve my problem, or just giving me clue what should I do.

Sorry, I make a mistake again. 


We're nothing but friend. Yeah. 

And can I hope for more?


No, it's alright. I just don't want you getting far, further from now. I just have to do nothing, and let everything just like this. 


Reading Time:
Lepas dari medsos?
Mei 17, 20200 Comments
Selama ini, aku terlalu banyak menerka berbagai tanggapan dari orang. 
Terlalu banyak kegiatan yang menyuruhku untuk melihat berbagai macam kegiatan orang. 
Sempat berpikir untuk tidak boleh melewatkannya saja barang sebentar. 
Sempat pula berpikir, bahwa kegiatan yang sedang aku lakukan, akan menarik dan patut untuk selalu disebar ke media sosial. 

Kegiatan yang tanpa ujung tersebut mencapai titik jenuh dan akhirnya membuatku bosan. Aku tidak lagi memiliki gairah untuk melihat story ig, timeline twitter, vlog atau semacamnya. Hanya sedikit saja keinginanku untuk menyebarkan apapun itu. Selebihnya aku hanya sekedar membagikannya, tanpa berharap akan mendapat tanggapan dari banyak orang. 

Itulah, kata kuncinya.
" Di dunia ini seakan memperlihatkan bahwa media sosial dan segala rupanya mencoba membangun harapan baru bagi sebagian orang"
Tentu hal tersebut tidak lah buruk. Malah dapat menciptakan peluang bisnis yang baik. 

Seperti ungkapan yang populer, 'sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.' Aku pun demikian, tengah merasakan ketidakbaikan dari menggunakan media sosial secara berlebihan. Perasaan gelisah kadang menghampiri jika tidak banyak yang reply tweetanku, jika tidak ada nama gebetan sebagai daftar viewersku, atau sekedar haha dan wkwk terhadap celotehan yang yang sedang kubuat. 

Hanya saja, semua orang juga seperti kita, manusia. Tidak semua hal yang mereka lihat menarik baginya. Tidak semua hal perlu untuk direply. Tidak semua hal perlu untuk dilihat. 

Harapan yang palsu tersebut tidak selayaknya dipupuk. Lebih baik harapan tersebut beralih ke sesuatu yang lebih bermakna dan berguna. 

Kini, kumencoba tidak lagi berlandaskan harapan yang semu. Harapan yang sejati menurutku adalah menjadi lebih tenang dan lebih terhibur terhadap segala hal yang aku buat. Karena bagiku hanya duduk diam melihat segala hal tanpa mengekspresikan sesuatu seperti membelenggu tubuhku dengan jerat tali, tidak bebas. Aku berhak untuk menunjukkan segala hal yang menurutku dapat dilihat orang. Aku pun berhak memberikan sejumlah kata-kata yang menurutku dapat juga dijadikan inspirasi bagi orang-orang. Bahkan aku juga berhak membalas kegiatan orang dengan tanggapan-tanggapan yang masih pantas. 

Boleh jadi aku lebih semangat membuat berbagi tulisan setelah aku menyebarkannya, kemudian lebih terpacu ketika seseorang memberikan tanggapan positif. Namun, pantaskah aku memiliki rasa sedih ketika ada banyak tanggapan negatif menghampiri? Boleh, karena itu hal yang wajar. Tidak semua hal akan memberikan satu tanggapan, tapi yang tidak wajar adalah menanggapinya secara berlebihan.

Terus berkarya, walau itu hanya sebuah kalimat. 








Reading Time:
Wakul Plastik (Bakul Plastik)
Mei 17, 20200 Comments
Waktu itu di rumah sedang ramai karena ada acara 'mendak' atau istilahnya tahlilan memperingati kematian seseorang tiap taunnya. Saat seperti itu aku sebagai anak kecil memiliki peran yang sangat penting. Peran tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah menjadi seorang kurir, jadi saat disuruh untuk mengambil atau membeli sesuatu aku harus selalu siap. 
Suatu ketika ada yg memintaku seperti ini,
X : "Jupukno wakul plastik kae ng duwur rak!" (Ambilkan bakul plastik yg ada di atas rak) 

Aku bergegas mengambil apa yang disuruh. 

F: "Niki, onone plastike. Aku rak gaduk wakule." (Ini, adanya plastik, bakulnya ga sampai)
X: "La nopo jupuk plastik barang?" (La kenapa ngambil plastik segala)
F: "La bukane wakul lan plastik to? Iyo iki plastike sek. Wakule rak iso" (Lha bukannya bakul dan plastik? Ini plastiknya dulu, bakulnya aku gabisa)
X: "Astaghfirullah, piye to nduk nduk. Maksudku iku wakul plastik, wakul sing digawe seko plastik iki lho." (Astaghfirullah bagaimana sih nak. Maksudku itu bakul plastik, bakul yang dibuat dari plastik, seperti ini lho)
F: "Oalah gitu to, ngomong dong! Wkwkwk



Reading Time:

Sabtu, Mei 16, 2020

Kejadian Konyol : Experience is The Best Teacher
Mei 16, 20200 Comments
'' Pengalaman adalah Guru Terbaik ''

Ceritanya terjadi saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Waktu itu sekolahku mau sertifikasi, sekolah penuh dengan kesibukan setiap harinya. Semua anak dikerahkan untuk mempersiapkan administrasi, berupa data nilai, data tiap kelas, dan juga tidak lupa untuk membuat pajangan yang di pasang di setiap kelas. Begitupun juga kelasku dulu, kelas 6 saat aku menjadi ketua kelas ... hahaha


Tulisan-tulisan Bahasa Inggris berupa motivasi maupun yang sering dibuat pajangan wajib untuk diletakkan di kelas dengan tulisan yang rapi. Salah satu tulisan yang selalu terngiang-ngiang di otakku adalah 'Experience is the best teacher' atau 'Pengalaman adalah guru terbaik'


Maklumlah, di kampung pelajaran Bahasa Inggris baru dimulai sejak kelas 4 SD. Alhasil butuh waktu lama untuk aku memahami tulisan itu. Sampai-sampai kamus bahasa Inggris yang aku miliki sobek-sobek dan kucel. Hahaha bukan deng, emang gitu deh kondisinya karena turun-temurun dari mbak :D


hanya ilustrasi :p


Pokoknya di dalam otakku masih terus berpikir, pengalaman adalah guru terbaik, pengalaman adalah guru terbaik. Sampai berkali-kali hingga aku paham betul, soalnya aku selalu bingung, lawong guruku saja gada yang namanya pengalaman, adanya bu Puji, Pu Tyas, Bu Siti, Bu Muji, la siapa itu. Emang pengalaman siapa sih sampai jadi guru terbaik? 

Aku heran banget pokoknya, bagaimana cara pengalaman ini ngajar, ngasih bimbingan ke murid-muridnya. Dan rasa penasaranku seakan tertumpuk oleh waktu.


Hingga akhirnya setelah dewasa, mungkin SMP aku baru sadar betul atas 'kepintaran' ku memaknai Experience is the best teacher sewaktu SD dulu. 

Piye ki nduk, nanti kalau ditanya anakku.
'' Ma, menurut Mama, dulu guru yang paling keren siapa?''  

Yaa  mungkin aku akan menjawab, dulu guru terbaikku itu pengalaman, bukan siapa-siapa wkwk. 
Reading Time:

Selasa, Mei 12, 2020

Ku yang Berusaha untuk Biasa
Mei 12, 20200 Comments
/ /  Pada malam ini yakni pada detik ini

   Sekali lagi, aku merasakan kelemahan jari jemari
   Untuk sekedar menanyakan
   Sedikit kabar tentangmu   

            Pernah sekali waktu itu, aku sangat menggebu-gebu
            Merasakan api rindu
            Yang tak pernah padam oleh waktu

Untuk itulah aku mengawali
Sebuah percakapan panjang 
Penuh untaian cerita, namun bukan rindu
                                  
                              Aku tetap meraskannya sebagai kata rindu,     
                              Walaupun kau yang lebih dulu mengakhiri
                              Percakapan pada malam itu


/  /  Aku merasa nelangsa

Sejenak aku merenungi berbagai usahaku untuk terus berada dekat di sisimu. Setiap cela aku selalu mencari letak kesalahan yang telah aku perbuat. Terkadang aku hibur diri dengan mengingat kebaikan atau hanya respon baikmu terhadap beberapa pertanyaanku. Sungguh baik, pikirku. Kumencari lagi dengan menelusuri lorong waktu yang lebih dangkal, barangkali aku belum sempat memasukkannya ke dalam jurang yang lebih dalam. Tapi, alfa. Aku masih menyangkal kalau apa yang sudah kulakukan untukmu kurang. 


/ ./ Sedikit lagi, aku akan berusaha sedikit lagi


Lagi - lagi kalimat tersebut terus terprogram di otakku. Setidaknya untuk saat ini aku bisa menemukan fase untuk meredam api itu. Aku mencoba untuk tidak lagi menginginkan mengetahui kabar darimu. Baik secara langsung atau hanya melihat namamu muncul di layar. Aku ingin istirahat, atas lelahku yang tak berujung. Satu hari aku telah berhasil. Namun hari kedua aku kalah, karena ada urusan yang mengharuskan aku menjawabnya, ya pertanyaan darimu. 

/ /  Aku mulai senang lagi 

Aku bukan tersipu, tapi aku hanya ingin meyakinkan padamu, bahwa pertemanan kita tetap baik-baik saja. Jika aku sedikit berusaha, berarti aku sedang mencoba mengkaitkan lagi patahan dahan yang hampir saja memisahkan kita. Tidak  ada lagi aku yang bersikap biasa, hanya aku yang sedang berusaha untuk biasa. 

Bait-bait puisi atau sesuatu ini aku ukirkan demi menunjukkan ketulusanku pada hari ini. Senandung yang aku dengarkan tidak lain hanya untuk mengobati luka yang entah itu asalnya darimana. Mungkin, luka itu hanya luka yang kubuat. Tidak lebih. 

Reading Time:

Senin, Mei 11, 2020

Blogging Masa Kini
Mei 11, 20200 Comments
Menulis di blog walaupun ingkat saja, tapi penuh dengan banyak pertimbangan karena selalu berpikir bahwa pada zaman sekarang ketertarikan dengan blog termasuk rendah. Banyak yang lebih tertarik untuk menikmati tontonan vlog, IGTV, twitter, story IG, TikTok, dan masih banyak lagi. Aku juga menikmati itu semua, tapi menurutku tidak akan ada yang dapat menggantikan sebuah tulisan. Terkadang dari tulisan kita dapat jujur, bahkan aku tidak harus menutupi jika aku sedang merasakan kesedihan. Malahan menulis itu lebih mudah ketika kita sedang berada dalam kegalauan. Menulis juga dapat menjadi sebuah terapi. Saat merasakan kesedihan akan lebih lega jika semua kesedihan itu sudah dituliskan. Banyak ide yang tidak serta merta dapat langsung diungkapkan, tapi setidaknya dengan meluapkannya dalam tulisan, kita bisa memiliki waktu yang lebih untuk memikirkannya dengan matang. Menulis juga mengukir untaian kisah kita dalam sejarah. 

Aku termasuk tipe yang suka membuka kembali tulisan-tulisan masa lampauku. Terkadang terasa geli, terharu, senang, menjadi lebih semangat, tidak jarang juga hanya melihat secara cepat karena tidak mampu untuk mengingatnya kembali. 

Tapi, aku akan tetap mencoba konsisten menulis di blog. Tidak tahu kenapa, aku merasakan lega. Karena banyak sekali cerita dari orang-orang hebat yang aku dapat dari blog mereka. Dan tidak sedikit membuatku lebih semangat melakukan sesuatu. Atas dasar itulah aku harus meneruskan kisah mereka melalui kisahku. Aku yakin, meski tidak dapat mempengaruhi banyak orang, setidaknya aku berharap ada satu atau dua orang yang merasa senang setelah membaca post di blogku. 
Reading Time:

Senin, April 27, 2020

Sebuah Refleksi
April 27, 20200 Comments
"Mencoba menerima segala keadaan dan berbaik sangka adalah kata-kata yang sering kita dengar sebagai nasihat. Apakah itu benar?"


Menurutku iya, ketika kita dapat menerima keadaan dan selalu berbaik sangka kita bisa mendapatkan ketenangan. Tetapi menuju ketenangan itu tidaklah mudah. Menerima segala keadaan adalah hal yang sulit, begitupun dengan berbaik sangka. Manusia mana yang bisa menerima dengan lapang dada ketika dipertemukan dengan kegagalan dan kehilangan untuk pertama kali? Kegagalan dan kehilangan membuat kita merasakan kecewa dan perasaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kita selalu diajarkan berjuang untuk menghindari kegagalan dan menggapai kesuksesan. Tapi kita lupa belajar untuk menerima kegagalan, kekalahan, kehilangan, dan bagaimana kita harus bersikap ketika mengalami hal yang tidak kita hendaki.

Hal ini tentu saja tidak mudah, bayangkan bagaimana caranya ketika kita berjuang sepenuh tenaga demi tujuan yang kita inginkan tetapi hal itu tidak tercapai? Banyak sekali orang yang akhirnya berputus asa bahkan memilih mengakhiri hidupnya karena merasa hidupnya sia-sia. Tapi coba kita memandang dari sudut yang lain. Apakah benar perjuangan yang dilakukan selama ini sia-sia?

Mungkin kamu memang tidak mendapatkan hal yang diinginkan tetapi kamu akan mendapatkan hal yang lebih dari itu. Bisa jadi kamu sudah berubah dari yang tidak tahu menjadi lebih tahu, menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan kamu memiliki keahlian tertentu. Mungkin banyak sekali kebaikan yang didapatkan ketika kamu sedang berjuang.

Hargai dirimu yang selama ini berjuang. Dirimu yang selalu berani menghadapi segala rintangan. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Kamu mungkin memiliki seorang panutan yang berperan sebagai motivasi tetapi bukan berarti kamu harus membandingkan perjalanan hidupmu dengan orang itu. Percayalah segala perjalanan tidak ada yang sia-sia walaupun akhirnya tidak selalu sama. Setiap orang memiliki awal dan akhir yang berbeda. Setiap makhluk hidup memiliki cerita hidupnya sendiri. Tidak ada yang sia-sia karena akan selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan hidup.

                               "Percayalah segala perjalanan tidak ada yang sia-sia
                                              walaupun akhirnya tidak selalu sama"

Dengan melihat sudut pandang yang positif akan membuat kamu lebih mudah dalam menerima keadaan. Ketika kita menginginkan sesuatu tetapi yang tercapai adalah hal lain mungkin itu memang terbaik untukmu. Bisa jadi hal yang kamu miliki sekarang adalah berkah yang Allah berikan kepadamu. Secara tidak langsung pemikiran ini akan membuatmu selalu berbaik sangka terhadap setiap kondisi. Fokuskan segalanya pada dirimu jangan pada orang lain. Kamu yang menjalani hidup, maka setiap keadaan dan kondisi adalah pilihanmu. Bertanggung jawab atas segala pilihanmu dan menerima setiap kesalahan yang dirimu buat. Kamu tidak pernah sendiri, selalu ada Allah di sampingmu yang selalu membantu bahkan dalam keadaan yang kamu anggap tidak ada jalan sekalipun.

Mencoba untuk mengenali diri sendiri, menerima segala kekurangan, dan menghargai segala perjuangan. Mencoba untuk menerima keadaan dan berbaik sangka dalam menggapai sesuatu. Perasaan tenang akan memenuhi hati diikuti dengan perasaan percaya dan juga selalu ingin berjuang. Selamat berjuang, karena hidup tidak akan berarti tanpa perjuangan.


- Oleh Denap. Terimakasih temanku yang telah mengirimkan cerita yang inspiratif
Reading Time:

Sabtu, Februari 29, 2020

Apakah kamu seorang alpha girl?
Februari 29, 20200 Comments
Bahasan yang santuy bin aneh ini tiba-tiba muncul dari pikiranku. Sering tidak sih ada perlontaran kata-kata dari teman sekelas bahwa ada seorang wanita yang menjadi alpha-girl di antara wanita sekelas? Duh-duh aku sih bukan mau menunjuk diriku ya, karena memang aku ngga termasuk itu, hehe.. apa sih sebenarnya alpha-girl ini?


Menurut teman sekelasku yang sudah mendapatkan mata kuliah Ilmu Perilaku Hewan (IPH), seekor alpha adalah sosok yang dominan di dalam sekelompok hewan tersebut. ... eh tapi yang ini untuk manusia ya.. jadi kalau alpha girl yang kami maksud ini adalah seorang wanita yang dominan dalam sekelompok itu. 

Eits.... tapi stigma kita kebanyakan menunjukkan bahwa seorang alpha itu seseorang yang paling cantik di antara wanita lain. 


Waduh... kok bisa begitu ya? Memang sih kecantikan bisa membuat kita menjadi seorang alpha-girl. Tapi bukan yang pertama menurut versiku tentang apakah kamu seorang alpha girl?


Seseorang yang memiliki kemampuan memimpin menurutku adalah salah satu contoh dari seorang alpha girl. Jadi dengan pesonanya dia dapat menjadi sosok pemimpin yang tentunya disayangi oleh rakyat-rakyat yang dipimpinnya. So pasti bagi kalian yang mengemban amanah, jadikan itu sebagai ajang latihan ya, karena pasti akan banyak manfaatnya.


Tidak hanya harus dapat menjadi sosok pemimpin, tapi bisa juga lho kalau seorang perempuan yang memiliki pendapat dan prinsip serta unik adalah seoarang yang kuat lho. Seseorang yang memiliki prinsip yang kuat tidak akan mudah terseret arus perubahan. Karena berbagai perubahan yang dimiliki oleh masyarakat belum tentu baik lho. Justru kalau terlalu sering mengikuti perkembangan tanpa mampu bertahan akan membuat perasaan yang tidak nyaman, jatuhnya akan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.


Seseorang yang dapat bercerita tapi juga berbobot atau berisi juga merupakan seseorang yang menarik lho. Hehe. Bisa jadi dengan kemampuannya mencairkan suasana bisa membuat orang-orang jadi suka untuk ngobrol dengannya. Alhasil punya rakyat banyak deh yang selalu menunggunya untuk bercerita.


Yang satu lagi adalah yang pasti dirindukan oleh seorang wanita. Benar, kecantikan juga memiliki daya tarik yang dapat menjadikannya menawan. Tapi, cantik ini juga sangat subjektif karena penilainnya tergantung individu.

Sangat disayangkan saat seringkali terlontarkan pernyataan yang sebenarnya kurang enak didengar, 
seperti 'untung aja cantik, coba kalau engga, gada harapannya', 'orang cantik biasanya bego', atau 'udah jelek gabisa apa-apa', hehe kadang ada benarnya juga sih ungkapan-ungkapan itu. Tapi kita harus pandai menempatkannya, tidak semua orang lapang dada jika dikatain begitu. Sebisanya sih jangan berkata begitu ya kan? ehehe. 

Jadi,ngga ada lagi kamus ngerasa insecure, terus akhirnya kurang bersyukur gara-gara ngebandingin diri kita dengan orang lain. Sejatinya kecantikan yang hakiki itu berasal dari hati. 

       Kecantikan yang hakiki berasal dari hati 

Ehm, tapi apa sih fungsi itu? Setelah aku jabarkan ternyata menurutku menjadi seorang alpha girl ini tidaklah terlalu penting? Lha terus kenapa aku tulis? Hehe.. sebenarnya sih karena aku tidak terlalu setuju dengan pendapat orang yang menyatakan bahwa kecantikan ini memiliki pengaruh besar dalam menentukannya layak menjadi seroang wanita pemimpin atau tidak. Padahal kan jauh dari itu kita dapat merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang yang independen.


Sekarang pun tidak perlu aneh dan merasa ga pede jika mau melakukan sesuatu sendiri. Kita bisa kok ngelakuin banyak hal dengan kesempatan yang sama seperti yang lain. Jika sekarang belum bisa, bukan berarti kita tidak boleh mencoba. 




Hehe.. so girls just be yourself!

Reading Time:
Perasaan iri itu, apakah normal?
Februari 29, 20200 Comments
Kali ini aku ingin sedikit mencurahkan isi pikiran yang sering kali melanda ketenangan jiwa. Lha gimana ngga mengusik ketenangan jiwa, iri ini seringkali membuat kita mengkufuri nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Jadi, gimana nih?
Sebenarnya iri yang aku ingin bahas bukan mengenai harta. Karena aku sedang di masa perkuliahan, maka iri yang ingin aku sebut adalah mengenai ilmu. Wah, berat banget ya? Engga ok aku ngga mau ngebahas yang berat-berat. Sebagian besar yang aku ingin bahas hanya mengenai pemikiran-pemikiran feni hehe.
Terkadang, kesempatan untuk mendapatkan sesuatu, seperti hands on, praktik dengan tangan kita itu tidak sama. Ada orang yang mudah mahir melakukannya, sehingga dia akan mendapatkan banyak kesempatan untuk melakukannya. Atau sekedar, appabila ada pasien datang dan kebetulan sekumpulan orang yang sedang berada di situ akan mendapatkan kesempatan melihat dokter menangani pasien tersebut, atau mungkin melihat teman yang sangat cepat menyerap apa yang telah diterangkan oleh dokter dan dengan mudah mempraktikannya dengan benar, ehm.. berpotensi menimbulkan keiirian bukan?
Wah, pikiran jahat seperti itu apakah boleh ya?
Eit eit, pernah sih aku menaruh iri tentang hal seperti itu. Selanjutnya aku akan mengorek ilmu dari mereka yang sudah bisa, seperti meminta tolong untuk diajari. Terkadang aku juga sempat bertanya-tanya, kenapa kesempatan yang aku dapat tidak sama dengan mereka? Nah, padahal menurut ketenangan jiwaku sendiri tidak terlalu baik. Ketenangan jiwaku hanya menerima aku iri akan ilmu yang dimiliki oleh seseorang, selanjutnya aku harus memiliki pacuan untuk dapat melakukannya, sama seperti yang sudah dilakukan mereka tentunya. Lantas, aku harus rajin berlatih dan bertanya kepada yang sudah bisa. Jika aku terus-menerus bertanya kenapa aku tidak dapat kesempatan itu,, atau kenapa aku tidak dapat dengan mudah melakukannya akan berdampak jelek bagiku. Itu berdasarkan analisa dari logikaku lho ya.
Karena belum tentu jika aku mendapatkan kesempatan yang sama aku akan dapat menyerap ilmu yang diberikan dengan baik. Karena belum tentu apabila aku diberi kemudahan atau kemampuan untuk dapat dengan mudah melakukan suatu praktik, aku akan segera bersyukur dan mau mengajarkan kepada yang lain.
Jadi ya, aku terus belajar agar di setiap kesempatan yang aku miliki untuk mengusahakan menyerap ilmunya, melakukan dengan baik, serta ya kalau ditanya harus mau menjelaskan. Hehe... susah tapi yo menjaga konsistensi itu. Tapi tetap berusaha dong.. aamiin.


Kubuat saat memikirkan momen praktik IB, awalnya ga yakin bisa, dan memang ga bisa, tapi ga menyerah dan terus minta tolong teman buat ngajarin. Alhamdulillah pas ujian lulus hehe. 
Reading Time:
Rasanya bisa nekropsi...
Februari 29, 20200 Comments
Sebagai mahasiswa kedokteran hewan, salah satu kompetensi yang harus dikuasai adalah melakukan nekropsi. Kalau di berita, kita bakalan sering denger istilah autopsi mayat, nah mirip lah semacam itu, nekropsi ini dilakukan di mayat hewan. Tujuannya sama, yakni untuk mengidentifikasi dan menelusuri penyebab kematian hewan.
Kalau kami dapat mengenal lebih dalam ilmu nekropsi ini di mata kuliah patologi. Kalau untuk yang sudah koas, akan mendapatkannya di bagian/stase patologi. Wah, menarik bukan? Jujur sebelum masuk patologi aku sempat was-was karena patologi ini dikenal dengan mata pelajaran yang sangat menantang. Waktu koas ada ujian teori, ujian nekropsi unggas dan non-unggas, dan ada ujian histopatologi. Semua ujian itu ada tantangannya masing-masing. Pokoke semua serba mendadak, jadi kita tidak bakalan tau siapa yang akan menguji kita. Hehe. Jadi ya harus semuanya belajar tiap malam.
Menariknya lagi nih pas nekropsi kita harus betah buat berdiri berjam-jam buat melakukan nekropsi itu sendiri, lalu disambung dengan tentir. Tentir itu diskusi bareng dosen gitu, dan harus siap menerima kalau diri ini begitu tidak tahu apa-apa hehe. Jadi ya harus selalu baca, baca, dan baca! Kalau lagi beruntung kita bisa nekropsi satwa liar lho. Misalnya waktu itu kelompok kami sempat nekropsi beruk dan harimau. Kalau untuk beruknya sudah ada di freezer, sedangkan untuk satwa liar lain biasanya tergantung ada kiriman dari kebun binatang tertenu, kalau beruntung ya bisa ngerasain nekropsi satwa liar seperti harimau seperti kelompokku. Banyakin berdoa aja hehe..
Setelah menjalani koas stase patologi, aku merasa bahwa aku ini semakin harus berlatih dan tentunya harus lebih banyak membaca. Ternyata hal-hal dasar itu sangat membantu kita memahami suatu hal lho. Dan tentu saja, sesatu yang kita pelajari itu hanya sebagian kecil dari luasnya patologi. Jadi jangan mudah puas ya,, hehe..

Reading Time:

@way2themes