heartkokok

Minggu, Juli 19, 2020

Do you Realize?
Juli 19, 20200 Comments
Sometimes, the sun is too hot
And people tend to forget
That there is the wind
Still bring the coolness

Well, again. Sometime we don't realize what we already have instead what we haven't have. Sometime we don't understand what is really going on, until we get enough after something that happened have a good benefit on us. That's natural. 

But, are we too reckless if we just let it happen? Are we too greedy if we want a happiness? 

Loosing something means that we're learning to keep what we already have. Sometime we should feel the opposite to know the meaning. 

Maybe I was to busy catching up the butterfly? Until I didn't realize that there is a bee that actually sticking up? 
Maybe I was too busy waiting the star when I already can watch the moon? 


So, had I already looking for something here in myself, here in my side? 

For same reason, we can't really push someone to catch up the building of the house that's already going on, meaning we can't push someone to be with us, until we didn't realize that actually there's someone who's in his silent, helping us, talking about something meaningless until something meaningful.

That there's someone who really care for us, who want to hear all of our sorrow. 
That there's someone who can make us laugh easily,
That there's already someone that never expecting us to always give update what we're up to, but always ready if we're asking for helps. 
That there's someone who will remind us that our choices are matter, always want us happy, and only want to stay in our side. 

Do you realize?
Reading Time:

Sabtu, Juli 18, 2020

Mahasiswa FKH tapi Jago Seni, Kenapa Engga?
Juli 18, 2020 2 Comments
Menurut kalian emang salah ya kalau mahasiswa FKH suka seni? 

Eits.. tunggu dulu, simpan dulu jawabannya ya karena pada kesempatan ini, tentunya di blog heartkokok.blogspot.com, aku ingin mengajak kalian ngobrol bareng bersama Diyu. 

Siapa sih Diyu? 
Di FKH Diyu ini merupakan mahasiswa 2016, atau setara satu tingkat di bawahku. Selain berprestasi di bidang akademik (Finalis Mahasiswa Berprestasi IPB 2019), Diyu juga aktif di berbagai bidang non-akademik. Sosok yang bernama lengkap Rizky Diyu Purnama ini gemar melakukan kegiatan yang berbau seni lho, terutama sastra. Bahkan tak heran jika kita lihat di akun media sosialnya, kita bakal sering melihat Diyu menyanyi, berpuisi, dan main musik. Tak hanya itu, seorang pelajar yang berasal dari Sumbawa Barat ini sekarang aktif magang di klinik Hewan di Bogor karena belum dapat pulang ke kampung halamannya, selain itu juga sedang aktif melakukan riset untuk mempersiapkan buku ketiganya, serta aktif nyiptain lagunya sendiri juga!!

Sosok Diyu saat sedang di Amerika

Kali ini, jawaban dari pertanyaan di atas kita bahas dulu ya bersama Diyu. Sebelum berbicara lebih lanjut, mari kita simak pendapat Diyu mengenai Seni!
"Menurut saya seni itu susah dijelaskan karena sesuatu yang benar-benar kompleks dan mencakup beberapa hal, jadi saya kurang setuju ada yang membagi seni menjadi seni rupa, seni musik, ada seni tari. Karena seni itu satu kesatuan, jadi semua unsur tadi itu masuk dalam seni. Dan seni juga dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, seperti cara kita berbicara, kemudian cara kita berperilaku itu semua punya seni sendiri. Jadi seni itu bagaimana kita menjalani hidup dan bagaimana kita menyukai hal yang kita kerjakan''. 

Bagi yang hendak kuliah di FKH IPB, gaperlu khawatir lho untuk kalian penikmat seni atau yang suka berkecimpung di dunia seni. Suka seni bukan berarti harus ahli, contohnya beberapa orang seperti aku misalnya, sangat menikmati seni tapi bukan ahli dalam bidangnya. Banyak kegiatan yang mewadahi untuk itu. Seperti halnya bagi kita yang lebih suka merangkai acaranya, dapat terlibat sebagai salah satu anggota yang berperan dalam penyelenggaraan kegiatan seninya, bahasa kerennya sih event organizer (EO). 

Untuk FKH sendiri, ada komunitas Steril dan juga Gita Klinika. Beberapa kegiatan Steril juga turut melibatkan orang-orang di luar komunitas. Jadi jangan ragu-ragu ya buat kalian yang bosan di kosan dan ingin ikut nongki bareng mereka. Steril juga beberapa kali menggelar pementasan teater dan pagelaran seni yang sangat terbuka bagi siapa saja. Tapi, bagi yang nyaman melakukannya sendiri bisa juga dilakukan di rumah atau kosan. 

Salah satu buku hasil karya sastra Diyu 👏


Sebenarnya karya seni itu tidak terbatas bagi beberapa orang saja. Kita semua bisa melakukannya. Terkadang kita ingin seperti orang-orang yang punya suatu karya seni atau karya-karya lain. Tapi tidak tahu bagaimana harus memulai. Berkaca dari itu, aku pun tidak lupa menanyakan tips dari Diyu mengenai cara dia dapat menghasilkan berbagai karya, terutama karya sastra. Simak nih tipsnya!

Tips Membuat Suatu Karya dari Diyu 
1. Riset 
   Riset diperlukan untuk mengetahui jenis karya yang akan kita buat, genre yang tepat, dan segementasi atau untuk siapa karya kita ditujukan.
2. Punya Pengalaman dan Emotional Reason untuk Menciptakan Suatu Karya. 
  Pastinya kita harus memahami karya apa yang kita buat, mengenai hal apa. Bisa juga kita mengerjakan mengenai tema yang ada di sekitar kita. Jangan sekali-kali menghasilkan karya yang kita tidak paham benar dengan hal tersebut. Memang tidak dipungkiri bahwa kita tetap bisa menghasilkan karya tersebut, tapi jadinya karya yang kita hasilkan tidak memiliki ruh. 
3. Jangan Khawatir Orang Tidak Menyukai Karya Kita 
   Pada prinsipnya karya itu kita tujukan untuk diri sendiri. Sama seperti Diyu, kalau menurut Feni suatu karya itu dikerjakan karena kita memang suka melakukannya. Pada awalnya Feni juga khawatir kalau blog ini akan sepi, tapi lebih dari itu banyak hal yang membuatku terus semangat melakukannya. Karena bagaimanapun, orang-orang bakal ada yang suka atau tidak suka dengan karya kita. 
4. Take Action and be Consistent!
  Karena jika sudah memiliki banyak ide atau kemauan tapi jika tidak dikerjakan karena malas atau menunda-nunda pekerjaan, well tidak akan ada hasil.. hehe.. 

Bicara soal seni, bahkan beberapa lulusan kedokteran hewan sampai terkenal ahli dalam bidang sastra. Usut punya usut nih, karena beban kuliah yang sangat berat? Hehe .. Well, menurutku tidak sepenuhnya benar lho pernyataan itu 😆.  
Mengenai hal itu, Diyu pun menambahkan, "Sebenarnya seni itu tidak ada batasan, entah itu polisi, dokter hewan, karyawan atau yang lainnya, aktivitas seni itu akan selalu ada. Seni itu bergantung dari pribadi masing-masing. "
"Untuk ke depannya saya tetap akan jadi dokter hewan karena profesi ini sangat unik dan untuk kegiatan seni akan seperti biasa, tetap menjadi bagian dari hidup." 

Seperti kata Diyu, bahwa kita itu belajar bisa dimana saja,  termasuk kegiatan volunteer, magang, baik itu aspek seni, kedokteran hewan, jadi kita bisa membuktikan teori yang kita dapat dengan melakukan kegiatan lapang. 

So, jadi gimana pendapat kalian guys? Hehe

Reading Time:

Rabu, Juli 15, 2020

Tear Drops
Juli 15, 20200 Comments
It's little bit silly
Why could I be sad about that? 
It's little bit funny
Why would I cried? 

I think you're not the reason
Because it's a deep feeling 
That grew up
In the chamber of my heart

Even though it's hard
To believe what I said
But
I said the truth

Could it be a quest? 
Before it was well prepared 
Could it be memories?
That passed and just gone


Reading Time:
We're All Have a Secret
Juli 15, 20200 Comments
How about life?

Right. The scenario is unpredictable. But who knows? 
Maybe we're really determined to reach something. All of us having hopes. That's why we can live. 

Life. 
Teaching us about deep ocean
High mountain
Step up the rocky stairs. 

Wait. 
Wait a minute.
Let me think for a moment. 

Every steps are counted. 
With a beautiful spark, you let it there. 

Every moment could teach us. 
Containing senseless until creating a best part of life.

Life.
Life is unpredictable, isn'it?? 

Every each of us can't tell all secret. 
In every case
Will have deep secret. 



Reading Time:

Sabtu, Juli 11, 2020

Dengan tidak Melakukan Apa-Apa?
Juli 11, 20200 Comments

Hidup sepertinya sederhana, apabila kita tidak banyak berharap, berkhayal, atau berseteru. 
Sepertinya hal tersebut mungkin sulit dilakukan. Tapi menengok pelajaran yang dapat diambil dari sebuah desa, hal tersebut mungkin dilakukan. Sederhana saja. 

Mari tengok!
Sedikit kita putar navigasi kita ke arah pedesaan, suatu daerah yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. 
Mari bayangkan bersama. 

Saat kita terbangun, suara kokok ayam penuh memasuki heningnya ruangan. Riung kendaraan tidak terdengar. Jiwa terasa tenang. Hati terasa damai. 
Saat membuka jendela, sayup-sayup terdengar tetangga sedang sibuk menyalakan tungku perapian, untuk memasak. 
Saat hidung menghirup, terasa aliran udara yang begitu segar masuk ke paru-paru. 
Saat sedang berjalan, jutaan senyum siap menyapa. Sekedar menunduk atau menanyakan, 'hendak pergi kemana?'



Hati terasa damai. 
Pulang dari sawah, dipikulnya berbagai bahan pangan yang dapat dijadikan lauk untuk malam ini. Sedikit sisa dapat dijadikan bekal untuk pagi. Tidak perlu risau membayangkan persediaan untuk beberapa bulan ke depan. 
Semua tersedia di alam. Sedikit demi sedikit, kita meminta untuk mengisi perut. Kita bersahabat dengan alam. Alam pun menjadi bagian dari kehidupan. 

Tak lupa. Para pamong desa menyerukan untuk bergotong-royong. Para tetua memberi komando, agar semua dapat bersyukur. Agar semua mengetahui darimana kita mendapat makanan sehari-hari. 

Upacara panen raya pun digelar. Kita menjadi terdidik, bahwa kita tidak selayaknya semena-mena dengan mereka.

Dihanyutkannya berbagai hasil panen, ke aliran sungai yang masih jernih itu. Sebagai pertanda bahwa semua yang berasal dari alam akan kembali ke alam. 

Beberapa tempat menyebutnya sedekah bumi. Sebagai isyarat bahwa ada bagian yang seharusnya menjadi milik yang lain. 

Dan..
Terpaan angin kembali menyelinap di malam yang sunyi. Kita tidak peduli eksistensi. Hanya aku dan mereka, yang ingin menjadi nafas di kehidupan. Menjadi bermafaat, saat hidup.



Reading Time:

Senin, Juli 06, 2020

Berada di Balik Layar
Juli 06, 20200 Comments



I
Ratu iklan sedang berdandan
Mencoba beradu peran untuk sebuah harapan
Beradu nasib di tiang gelora
Menjadi candu jutaan pemirsa

Sebuah api sedang ditanam
Segepok sukma sedang ditabur
Secuil asa sedang dirajut
Selasar layar telah berkibar

Deru deram alunan musik
Bercampur tepuk riang tangan penonton
Melukis warna nan apik
Tampil dalam balutan sinetron

II
Nini... Nini sedang gundah
Dipanggulnya rindu yang sedang membuncah

Nini sudah tidak kuat.. 
Ingin rasanya segera kiamat.. 

III
Beradu padu musik pengharum sendu
Diangkatnya ruang bersandar imajinasi
Dibawanya semua emosi
Agar membekas di lubuk hati

Nini..Nini.. 
Nini pun lebih jauh perginya
Saat kutunggu 
Tidak satu kalipun dirinya menengok


IV
Sedikit lagi jeda
Tidak ada kata yg menahan iba
Ingin Nini sebentar lagi purnama
Agar sirna semua lelahnya


Saat taburan perhiasan menyeliputi Nini
Yang sedang memainkan perannya

Namun kebalikannya

Di atap rumah susun yang modern itu
Nini lebih lihai memainkan perannya
Tidak lagi ada tepuk tangan
Tidak ada lagi olokan

Gadis kecil yang setia menemaninya
Serang merengek
Raganya rapuh 
Di balik raganya yang kuat

V
Nini..nini..
Tidak ada lagi Nini yang selalu bahagia
Tidak ada lagi Nini yang selalu bersedih
Aku Nini..dan aku hidup bersama gadis kecil mungil 
Yang luput dari dosa


Tunggu ya nak,
Mungkin bapakmu sedang bekerja
Namun jangan kau bersedih
Karena ada Nini yang selalu di sampingmu
Sampai kapanpun


Nini..ni..
Aku lebih bebas berada di balik layar
Tidak perlu lagi menyewa selimut tebal
Topeng mahal
Yang hanya untuk dibayar

Nini..ni..
Sedanh kutatap pilu rindumu
Yanh beralih penuh tersipu
Saat senyum mungil
Datang dari anakmu


Nini..ni..
Teruslah bahagia, tetaplah mencoba bahagia, dan berjuanglah untuk bahagia
Hidupmu lebih indah dari yang kau duga
Kasih sayangMu lebih besar dari yang kau kira
Reading Time:

Jumat, Juni 26, 2020

Could you, Just Remember Once Again?
Juni 26, 20200 Comments
Image by <a href="https://pixabay.com/users/Victoria_Borodinova-6314823/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=5373440">Виктория Бородинова</a> from <a href="https://pixabay.com/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=5373440">Pixabay</a>
Could you,
Just remember once again?

Hey, dude
Come with me in my memories
I'll bring it back 
To enable me 
Tell you what I feel at that time


The chair was so quiet
Only two of us who sat there 
For reading a book 
Just in case there would be a quiz

It seemed that we listened to a song 
I listened in my left 
You listened in your right 
In one headset 

Dear time,
Could you repeat this time?

I felt so nervous
I didn't really remember what I heard   at that time
Because I didn't pay attention to what song we heard 
But your comment to that song 

Dear me, 
Why did I want to bring back memories?

At that time
I didn't brave enough 
Looking at your face 
To make sure you smiled

Could you,
Just remember once again?


Now I know
I never meant to decide to whom 
I paid attention
Cause it came naturally


Dear future,
Do you kind to me? 
 
Reading Time:

Kamis, Juni 25, 2020

Curhatan Seorang Laporan
Juni 25, 20200 Comments
Laporan sedang bersedih. Tubuhnya meringkuk. Mukanya kusut. Mulutnya pun cemberut. 

Pikirannya  berkelabut seperti suasana hatinya yang sedang remuk. Saat ini ia selalu mudah marah. Beda dengan biasanya. Ia selalu ceria, penuh dengan tawa. 

Kali ini, Laporan pun enggan menyentuh buku. Biasanya setiap pagi diseduhnya kopi untuk menemaninya membaca buku. 
Pisang goreng yang disediakan di meja juga tidak berhasil merayunya. 

Laporan tidak mau membuka gawai. Ia takut, jika bisa-bisa suasana hatinya semakin kacau. 

" Wahai Laporan. Apakah kamu mau terus-menerus seperti ini?", Tanya Pena Ajaib. 

Didiamkannya Pena Ajaib selama berjam-jam. Tak satu katapun ia jawab pertanyaan Pena Ajaib, sahabat sejatinya itu. 

Berkali-kali Laporan mencoba berteriak. Namun tak ada suara yang terdengar. Hanya urat-urat di lehernya yang terlihat membesar mengikuti mulutnya yang menganga. 

Lantai di sekitar Laporan pun kering. Tidak ada satupun peluh yang menetes. Tidak ada keringat yang bercucuran. Meski seharian ini sangat panas. 

"Laporan, sekarang jawab aku. Sebenarnya ada apa gerangan yang membuatmu murung seperti ini? Jika kamu tetap seperti ini, apa gunanya jutaan buku yang sudah kau kuasai? Apa gunanya semua senyum yang kau pancarkan? Apa gunanya air mata yang kau tumpahkan hanya untuk mengasihani seseorang yang kamu sayang?", Teriak Pena Ajaib. 

"Betul, semua yang kamu lakukakan tidak akan sia-sia. Tapi apa gunanya jika semua hal yang telah kamu perjuangkan tidak memiliki pengaruh yang baik terhadap dirimu sendiri?"

"Contohlah bulan..."

Omongan Pena ajaib dihentikan Laporan. Pena Ajaib senang karena setidaknya ia sudah mau mulai bicara.

"Tunggu, dari berjuta-juta buku yang aku baca. Aku tidak pernah dilarang untuk bersedih. Lantas kenapa kamu melarangku?", Sela Laporan. 

"Bagaimana tidak kularang, sedihmu itu sudah sangat keterlaluan. Kamu memang wajar untuk bersedih. Tapi bukan seperti ini caranya. Lihatlah di luar sana, teman-temanmu semakin tinggi. Meraih banyak mimpi. Walau sebelumnya ia dirobek-robek, dicampakkan, bahkan dibuang percuma"

Laporan menjawab dengan nada tinggi, "Aku sangat marah dengan semua orang. Kenapa mereka suka sambat. Suka ngatain kalau aku ini biang masalah. Aku mencoba membantu mereka semampuku. Mereka selalu saja memaki-maki tanpa mengetahui perasaanku. Bahkan mereka pun mencoba mengancamku. Jika seandainya saja aku ini tidak ada. Lalu sekarang apa gunanya aku ada? Toh mereka pun tetap dan akan seperti itu. Susah untuk mengubah tabiat mereka."

Laporan mulai meneteskan air mata, kali ini lantai yang semula kering mulai basah. Dan semakin basah dibanjiri air mata. 

"Baiklah, aku mengerti perasaanmu. Sekarang kamu sudah lega, bukan?"

Pena Ajaib menambahkan, "Bukannya aku ingin mencoba mengguri, tapi kamu tidak perlu risau dengan semua hal yang mereka ucapkan. Cukup cerna, dan ambil yang bisa kamu jadikan hikmah. Karena pada dasarnya, kamu punya andil besar untuk itu. Kamu yang yang  mengatur perasaanmu. Kamu yang dapat menentukan mau bahagia, atau terus-menerus sedih. Dan kamu telah banyak berguna."

Laporan kebingungan, "Berguna seperti apa?


Pena Ajaib tertawa, "Hahahaha. Bagaimana bisa kamu tidak mengetahui bahwa dirimu berharga. Memang terkadang kita seperti itu. Merasa kalau diri kita kurang berharga, tidak berguna. Padahal tidak melulu hal tersebut selalu berkaitan dengan hal yang besar. Bahkan Tuhan pun menjanjikan membalas kebaikan kita walau sebesar biji sawi. Coba bayangkan, biji sawi!! Jadi kamu tidak perlu bersedih, karena kamu tahu kalau kamu itu berguna. Meski tidak semua orang memberi penghargaan kepadamu. Atau sekedar berterima kasih kepadamu. "

Terlihat wajah Laporan yang kembali ceria. Dilahapnya pisang goreng yang sudah dingin itu. Segelas kopi dingin dihabiskan dalam seteguk. 

"Pena Ajaib, kamu memang sahabat terbaikku. Kamu mau menunjukkanku jalan yang benar, tidak langsung memarahiku tanpa sebab. Dan yang terpenting tidak begitu saja meninggalkanku."

Pena Ajaib tersipu, "Hahaha bagaimana bisa aku berpikir seperti itu. Kamu adalah seseorang yang mau berada di dekatku, dari sekian banyak orang yang ada. Dan aku melihat kegigihanmu. Aku mengagumi semua itu. Walau begitu, aku tahu kamu pun sama seperti yang lain, punya kekurangan. Buat apa aku mencari seseorang yang sempurna?" 


Reading Time:

Senin, Juni 22, 2020

Selamat hari ayah, Pak'e
Juni 22, 2020 2 Comments
Untuk ayahku, bapakku, Pak'e

Setiap hari engkau selalu sibuk 
Kuamati punggung mu yang semakin membungkuk
Siangpun engkau rela tidur di gubuk
Melawan beban hidup yang makin terpuruk


Awal masuk IPB (2015)

Sewaktu di rumah. Tidak seperti biasanya saat di kosan. Saat dulu masih SMA atau saat sedang berada di kosan. Beban berada di rumah terasa lebih berat. Dari rumah yang sederhana ini ternyata keluargaku seperti ini. 

Meski sederhana, tapi aku seakan merasakan kehangatan yang tidak terucap. Bapakku, tidak termasuk orang yang banyak bicara. Setiap pagi, beliau bangun lalu pagi bergegas ke sawah, subuh segera ke pasar jika ada sayur yang harus disetor ke pedagang. Siang hari istirahat pulang. Lalu sore pulang lagi ke rumah. Dan habis isya sudah tidur. Terkadang tidur larut malam jika ada wayang atau tontonan yang ia suka. Saat di rumah tidak ada, ya carilah di sawah. 

Terkadang dibuatnya sendiri ramuan dari tumbuh-tumbuhan herbal. Katanya sebagai obat yang manjur. Bisa untuk penghilang pegal, penghilang sakit. 

Terkadang beliau hanya butuh waktu untuk sekedar melepas penat. Mengeluarkan semua beban pikiran, yang lebih ia tonjolkan pada beban fisik yang yang diangkutnya. Berkeluh bahwa terasa sakit di punggungnya. 

Terkadang lucu. Aku pun geli mengingatnya. Saat-saat beliau harus menghadiri rapat atau menghadiri wisudaku. Bahkan di saat aku sakit. Pergi dari desa yang terletak di Ungaran ke Jogja (waktu rapat saat SMA) dan ke Bogor tentu sesuatu yang luar biasa baginya. Sehari-hari hanya sawah yang yang dijamahnya. Saat diberi bekal dan sebuah hape, bermodalkan keyakinan untuk ketemu anaknya. Sampailah beliau ke tempat yang ditujunya. 

Terkadang, aku khawatir karena beliau tak bisa mengoperasikan hape. Ditelpon pun ga diangkat. Apalagi di sms? Jika sedang di bus, bahkan aku tidak tahu sampai mana. Sudah turunkah ? Tahu angkot apakah? Tahu lokasi SMA ku kah? Tahu Dramaga manakah? 

Namun pada akhirnya, keyakinan dan tekadlah yang membantu menuntunnya. Hingga beliau dua kali datang di wisudaku. Pertama saat SMA di Bogor. Kedua saat wisuda sarjana di Dramaga. Dan aku berharap untuk ketiganya nanti saat sumpah. 

Tekadnya sama seperti saat beliau harus terus bertaruh di lapang, dan terus memikirkan "Apakah lebih baik menanam padi? Apakah lebih baik cabai? Atau mungkin mentimun saja? Sepertinya banyak yang mencari terong dan bayam?" Dan akhirnya pun beliau memilih untuk menanam semuanya, walau sedikit. Tentu bukan perkara mudah, untuk seorang pria lulusan SD tersebut. Ditambahlagi harus menyetor uang hasil panen ke pemilik sawah. Berbekal pengalaman dan kegigihannya serta kebutuhan yang yang  mendesak membuatnya mau tidak mau harus melakukannya dengan baik. 

Namun di kondisi itu, beliau masih tetap mengajarkanku kebaikan tanpa sekat. Saat panen, beliau menjual sayur-sayuran atau hasil a panen apapun. Tapi tak pernah absen untuk sekedar memberi tetangga sedikit hasil buminya. Kadang depan rumahku sangat ramai tetangga, entah ngobrol dengan kakak ipar, kakakku, atau nenek-nenekku, atau sekedar duduk di kursi depan rumah. Di situlah biasanya 'godokan telo' disuguhkan. Kadang kalau ada kimpol (mirip talas) tapi kecil, irisan you pepaya, goreng pisang, goreng ubi tak lupa diberikan. Saat memetik cabai, terong, timun tak lupa juga disisihkan untuk saudara dekat. Begitulah, tanpa ucap kata, perbuatan kecilnya itu ia ajarkan kepada anak-anak, anak mantu dan cucunya.  

Aku yang di sana, aku yang di sini. Tetap meminta dan mengharap uang saku dari kantong yang kering itu. "Pak, sangune".

Meski tidak cukup, ternyata bala bantuan dari saudara kandungku dan bantuan pemerintah membantuku sampai aku bisa saja tetap hidup berkecukupan selama ini di tanah rantau. Seperti tadi, keyakinan dan tekad cukup menjadi bekal utamaku. 

Selamat hari ayah, Pae. 


*Pas nulis ini lagu di radio pas banget, lagu dari Ebiet G Ade: Titip Rindu Buat Ayah
Reading Time:
Kaku
Juni 22, 20200 Comments
Pada mulanya
Seperti sebuah senja
Teduh oranye menyilaukan

Lambat laun 
Seberkas senyumu 
Tertimbun malam

Langit sepi
Tak ada bintang 
Bulanpun alfa

Hanya ada aku
Yang sedang 
Bermuram durja

Aku pikir inilah saatnya
Mulai berbicara
Tentang semua

Namun 
Jari ini kaku
Tuk sekedar menguncap rindu


Reading Time:

Senin, Juni 15, 2020

Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Ala Nike dan Giam
Juni 15, 2020 2 Comments
Bagaimana kabar teman- teman sekalian? Sudah lama ya kita menjalani koas maupun kuliah secara daring di rumah. Tentunya sebagian ada yang masih di Dramaga, seperti teman kita Giam dan Nike. 

Giam dan Nike merupakan mahasiswa FKH IPB yang sedang menjalani koas. Mereka berdua mahasiswa internasional yang berasal dari Malaysia tapi sangat lancar berbahasa Indonesia lho dan tentunya mereka terkenal aktif di dunia olahraga IPB, baik di OMI (Olimpiade Mahasiswa IPB) atau di OLIVE (Olimpiade Veteriner).
 
Giam dan Nike saat di OMI 2019

   Sebelum ngobrol lebih lanjut Feni mau cerita sedikit nih tentang kehidupan mahasiswa kedokteran hewan. Jadwal kami yang padat dari Senin hingga Jumat, terkadang hingga Sabtu mengakibatkan badan terasa lebih mudah lelah. Banyak waktu dihabiskan di kampus untuk praktikum, kuliah, dan melakukan kegiatan lainnya seperti organisasi dan mengerjakan laporan. Dan kondisi pandemi yang mengharuskan kami di rumah terkadang menjadikan kami terlalu nyaman alias lebih banyak menghabiskan waktu untuk rebahan hehe... 

    Sebenarnya kita ga perlu khawatir lho, karena pada kesempatan ini kita mendapatkan kesempatan mengetahui rahasia Giam dan Nike tentang bagaimana cara mereka menjaga kesehatan badan. Yang sedang scrolling timeline twitter atau nongki di story ig boleh mampir dulu di sini, barangkali bisa semangat seperti mereka. hehe

    Setelah berbincang via Google Meet dengan mereka, Feni jadi tahu banyak nih tentang mereka dan  harus kita ketahui bahwa mereka ini selalu melakukan olahraga dengan rutin.  Jadi, rumus pertama untuk menjaga kesehatan dari mereka adalah Memiliki Jadwal Rutin Berolahraga. Kali pertama memang sulit dilakukan, sama halnya membangun sebuah kebiasaan. Kalau sudah dijadikan sebuah rutinitas, lama-kelamaan kita akan terbiasa dengan aktivitas yang telah kita jadwalkan tersebut. Kalau pepatah Jawa bilan Alon alon asal klakon (pelan-pelan asal terjadi). Kalau bahasa inggrisnya apa nih? Slow slow let it happen wkwk (Just kidding  :p)

    Nike dan Giam menambahkan bahwa kita tidak perlu seperti para ahli yang sudah sering melakukan olahraga berat, kita dapat memulai dari olahraga yang ringan, bahkan olahraga yang bisa dilakukan di rumah sekalipun tidak apa-apa. Lagipula saat ini merupakan kesempatan yang baik bagi kalian untuk lebih intens melakukannya bukan? Sooo... ayo kita Memulai olahraga ringan yang kita sukai atau yang bisa dilakukan dari rumah. Kita bisa melakukannya dengan minimal 30 menit setiap harinya. Kalau pas di kampus Feni suka ikut Giam lari di Gym lho hehe.. FYI, Nike punya channel Youtube nya sendiri juga lho. 

Bersepeda ke Curug Nanka 👏

    Sama halnya dengan kita, terkadang rasa malas pun juga bisa menghampiri mereka. Akan tetapi Giam selalu menekankan bahwa kita harus bisa Set Goals masing-masing. Kalau sudah punya tujuan maka kita akan lebih termotivasi untuk tetap melakukannya dengan rutin. Tentunya ga selalu tentang keinginan untuk kurus. Olahraga yang kita lakukan tidak lain berguna untuk menjaga kesehatan badan kita sendiri. 

Giam memasak 😍
Salah satu hasil masakannya

    Hal lain yang perlu dilakukan adalah Menjaga pola makan. Saat koas intramural, Giam bahkan sering membawa bekal lho. Karena kos Giam dan Nike berdekatan, mereka masak untuk berdua dan sesekali membawa masakan tersebut sebagai bekal. Memasak sendiri berarti kita telah menentukan mana yang lebih sehat untuk kita makan. Jadi kita dapat menjamin makanan tersebut bersih dan bergizi bagi kita. Ditambah lagi seringkali saat membeli makanan di luar porsi sayurannya sedikit. Tahu ga kalian mengenai update kekinian soal porsi makan ideal? 

50 persen porsi di piring kita adalah buah-buahan dan sayuran, untuk 50 persen selanjutnya adalah 1/3 lauk dan 2/3 nya makanan pokok yakni sumber karbohidrat.

      Mungkin masih susah ya buat kita lakukan. Apalagi jika bertemu makanan yang ramah bagi kantong mahasiswa, yakni gorengan. Saat aku tidak sempat sarapan, terkadang aku suka membeli gorengan. Kalau kalian gimana? Suka beli gorengan juga kan buat mengganjal perut? Haha..  Kata Nike dan Giam sama halnya di Indonesia, banyak juga dijajakan berbagai jenis gorengan di Malaysia. Perbedaannya terletak pada gaya hidup atau life style nya. Kalau di kita kan cenderung sangat bersahabat dengan gorengan. Saat di rumah pun hampir setiap hari Ibuk buat tempe goreng. hehe.. Tapi katanya kebiasaan makan gorengan kita bisa kurangin sedikit demi sedikit. Kurangin gorengan ya, fighting!

    Selain menjaga pola makan kita juga dapat mengonsumsi vitamin tambahan untuk mencapai daily fruits and vegetable intake. Ada tambahan nih dari Giam, dia memakai produk dari Nutrilite  untuk vitaminnya (bukan iklan yak wkwk) jika temen-teman ada yang mau beli produk yang sama, Giam juga mau ikut beli. Lebih lanjut bisa hubungin Giam yaa,,

    Bagi pejuang deadliners maupun SKS pasti ga asing sama begadang. Nyadar ga sih kalau tidur terlalu larut membuat tubuh kita engga bugar keesokan harinya? Untuk Nike, dia harus tidur minimal 5 jam agar keesokan harinya ia segar kembali. Tapi teman-teman semua harus tau kalau yang paling penting adalah bagaimana kita dapat membuat tidur kita menjadi lebih berkualitas

Banyak dari kita memiliki jadwal yang padat. Aktivitas yang dilakukan pun banyak menguras energi. Namun, sering lupa bahwa kita harus dapat menyeimbangkannya. Heatlhy lifestyle is based on EARN. Excercise, attitude, rest, and nutrition. 

Sekian jumpa kita kali ini, stay safe at home yaa. 







Reading Time:
Bincang dengan Bang Gembul: Ngasih Makan Kucing-Kucing Liar dengan Tim IPB Peduli Kucing
Juni 15, 20201 Comments
Bagaimana ya keaadaan kucing-kucing liar di IPB?
Apakah teman-teman juga memiliki pertanyaan yang sama?

    Terhitung sudah 4 bulan lamanya kampus IPB terkunci karena seluruh mahasiswa diharuskan menjalankan kuliah secara daring. Kondisi tersebut tidak hanya berdampak buruk bagi mahasiswa dan juga warga sekitar. Selama kampus kosong, kucing-kucing liar tidak mendapatkan sumber pakan. Artinya mereka bisa saja sangat kelaparan bila terus-menerus tidak makan. 

Tim IPB Peduli Kucing

    Kekhawatiran tersebut dijawab oleh  Prakoso Muslim Sembodo atau yang kerap disapa Bang Gembul. Bang Gembul saat ini aktif sebagai mahasiswa koas FKH, namun sama halnya dengan yang lain harus menjalankan aktivitas perkuliahan secara daring. Bang Gembul memutuskan untuk tidak pulang ke kampung halamannya, sehingga saat ini masih berada di kosannya yang berada di perumahan dosen, di dalam kampus IPB.  Bang Gembul sangat aktif mengikuti organisasi dan komunitas, dan saat ini menjadi Koordinator IPB Peduli Kucing. 

Bang Gembul

Sebetulnya apa sih IPB Peduli kucing itu? Dan kenapa bisa terbentuk? 
    Pada mulanya Bang Gembul merasakan sedikit kegabutan dan berusaha keliling-keliling kampus dan  melihat kondisi hewan liar di lingkungan kampus. Bang Gembul khawatir karena kampus kosong sehingga tidak ada sumber makanan bagi kucing-kucing liar. 
"Walaupun aku bukan cat person atau cat lovers tapi melihat kondisi tersebut hati nurani ku jadi tersentuh", imbuhnya. 
  Bang Gembul tergerak untuk membagikan pakan kucing yang ia dapat dari seseorang. Mulai dari membagikannya untuk kucing-kucing di kampus, akhirnya ia pun bertemu dengan seorang dosen  bernama Pak Iyep yang melakukan hal yang sama. Pak Iyep merupakan seorang cat lover, di rumahnya beliau memiliki sekitar 20 kucing. Pak Iyep ini memprakarsai adanya open donation, sehingga banyak yang memberikan donasi dan dapat digunakan untuk memberikan pakan bagi kucing-kucing di lingkungan kampus.  
    Bang Gembul membagikan makanan kucing yang berasal dari donasi orang-orang yang dikumpulkan Pak Iyep. Saat bertugas Bang Gembul kerap membagikan kegiatan yang ia lakukan di akun sosial media pribadinya. Lama-kelamaan antusiasme teman-teman begitu tinggi, sehingga banyak juga yang ingin bergabung melakukan kegiatan tersebut. Maka dari itu, Bang Gembul pun mengambil jatah pakan lebih banyak dari Pak Iyep. 


 Apakah sejauh ini efektif pemberiannya?  
     Sistem pemberian pakan kucingnya adalah dengan menempatkan toples pakan yang tersebar di 25 titik. Toples ditaruh di post satpam dengan note sehingga saat pengisian tahu berapa jumlah yang perlu dimasukkan dalam toples. Hal tersebut mengingat pandemi dapat berlangsung lama sehingga kucing-kucing pun akan tetap butuh pakan tambahan selama ini dan harapannya pemberiannya dapat berjalan secara efektif. 


                                   

Stok pakan kucingnya apakah aman?
       Menurut sensus sejauh ini ada sekitar 200 ekor kucing di IPB dan butuh total dua karung untuk setiap minggunya.  Jika keadaannya terus seperti ini ditakutkan dua karung tidaklah cukup. Muncul lah ide baru yang digagas oleh Bang Gembul bersama tim, yakni pembentukan akun sosmed khusus bernama IPB Peduli Kucing. Saat ini IPB Peduli Kucing memiliki akun instagram, twitter, dan channel Youtube. Tujuan dibuatnya akun ini adalah agar orang-orang yang sedang berada di rumah tidak khawatir akan keadaan kucing-kucing liar di lingkungan kampus. Ternyata efek dari sosmed begitu besar. Saat dibuka donasi banyak yang tergugah untuk memberikan donasi. Bahkan setiap minggunya makin banyak yang tertarik untuk berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dengan cara ikut berdonasi. 

Pengendalian populasi kucing liar di IPB?
    Karena kebetulan juga bergerak juga di ranah medis, Bang Gembul dan tim menggagas sterilisasi kucing IPB Bertahap 2020. Gagasan tersebut mendapatkan banyak dukungan dari para dosen, dokter, dan alumni. Jika lancar kegiatan tersebut akan dimulai pada akhir bulan ini atau awal Juli nanti. Mohon doanya ya teman-teman! 
    Sterilisasi yang fokus pada betina ini bertujuan agar tidak menarik jantan yang berada di luar kampus sehingga diharapkan dapat menekan jumlah populasi kucing liar di dalam kampus. Nantinya, Bang Gembul dan tim juga akan memberi tanda berupa kalung handmade bagi kucing yang sudah disterilisasi. 


                                   

Perubahan sebelum dan setelah ada kegiatan ini?
    Saat kondisi normal biasanya kucing liar di IPB cari tulang atau sisa makanan di tempat sampah. Insting kucing liar kuat buat nyari makanan seperti itu. Sering pula mahasiswa membawa pakan kucing yang ditaruh di dalam botol kecil sehingga muat untuk dibawa dalam tas. Pakan tersebut lalu diberi ke kucing yang mereka lihat di jalanan. Kucing-kucing liar yang berada dalam kampus di sekitar kantin terlihat cukup sehat. Saat pandemi dengan adanya kegiatan seperti ini terlihat kucingnya jadi lebih gemuk-gemuk. 

Apakah hanya diperuntukkan untuk kucing saja?
    Ternyata tidak lho. Kegiatan IPB Peduli Kucing ini tidak terbatas hanya untuk kucing saja. Di lingkungan kampus menurut sensus yang dilakukan tim ada sekitar belasan hingga duapuluhan anjing. Maka dari itu disediakan pula pakan khusus anjing, terkadang disediakan nasi dan kepala ayam. 

Kalau ada yang ingin ikut?
    Anggota IPB Peduli Kucing dengan Pak Iyep sebagai pembina ini merekrut anggotanya dari kegiatan yang dilakukan setiap hari Minggu yang dimulai dari jam 08.00 di FKH. Peserta yang datang akan didata untuk kemudian dimasukkan ke WA grup agar mendapatkan update info seputar kegiatan ini. Jika kita hanya ikut sesekali pun tidak masalah. Kegiatan ini sangat terbuka bagi siapapun. 

Kalau ada yang takut anjing atau kucing bisa tetap ikut?
      Saaaangat bisa. Teman-teman yang ingin membantu tapi masih tidak terlalu berani untuk dekat-dekat dengan kucing atau anjing tetap bisa datang lho. Bisa datang untuk foto-foto atau sekedar membantu membawa pakan. Kalau tidak bisa juga teman-teman tetap bisa berkontribusi dengan ikut berdonasi, atau dengan ikut menyebarluaskan kegiatan ini. 
    Bang Gembul juga berpesan seperti ini, "Jika temen-teman hanya ikut sesekali tidak apa-apa. Aku ingin orang orang merasakan feelnya, ketika orang-orang nge-share akan banyak yang tahu kegiatan ini. Sebenarnya aku sendiri saja bisa untuk ngisi toples di 25 titik di IPB. Tapi kalau aku sudah ga bisa nanti siapa yang gantiin? Maka dari itu aku ngajak teman-teman buat ikutan peduli."

Cara berdonasi?
    Untuk info lengkap cara berdonasi ada di bawah ini gengs... so cekidot!


Tanggapan  tentang kondisi kampus lain?
    Sebenarnya Feni sangat penasaran dengan kondisi kampus lain nih gengs. Gimana ya keadaan kucing-kucing di tempat tersebut kalau lagi kondisi pandemi ini? Nah kalau menurutku sih bakal sama ya kondisinya. Semoga saja ada yang memiliki niatan seperti temen-temen IPB Peduli Kucing. Bang Gembul pun berpesan seperti ini, "Jika kondisi sama di-lockdown, kampus dikunci, pasti bakal banyak kucing yang seperti itu. Kalau ada niatan bisa dilakukan. Walaupun bukan cat lovers tapi bisa bermodalkan untuk melakukan kegiatan dan itu tidak merugikan ya bisa saja dilakukan. Selagi ada niat baik yang mau dilakukan akan ada jalan." 
    Nah walaupun Feni mahasiswa kedokteran hewan, tapi Feni bukan seorang cat person lho. Tapi kalau lihat ada kucing mendekat dan mencari makan setidaknya mengusirnya secara halus apabila dirasa mengganggu. Jika sedang makan ikan atau ayam ya bisa disisakan untuk mereka. Kalau ada yang masih suka pukul kucing atau ngasih racun anjing tidak sepatutnya hal tersebut terjadi. Kita bisa lho mengajak orang-orang tersebut secara personal agar tidak mengulangi perbuatannya. 
    Pesan Bang Gembul pada akhir wawancara nih, "Pada hakikatnya manusia dan hewan itu dapat hidup berdampingan, tinggal bagaimana manusianya menyikapi hal tersebut. Karena manusia yang dikaruniai akal, maka manusialah yang harusnya berfikir bagaimana agar terciptanya keharmonisan antar kedua makhluk ini, bukan malah menyalahkan hewan liar yang menggangu." 



Gimana teman-teman? Sangat menginspirasi bukan? Ayo kunjungi lama sosial media IPB Peduli Kucing ya untuk tahu info terbaru!





Reading Time:

Jumat, Juni 05, 2020

Kejadian Konyol: Lupa Tanggal Lahir
Juni 05, 2020 2 Comments
Bu, saya juga ulang tahun, kok ga disuruh maju?

Lagi-lagi saya terus menerus keinget akan hal di luar nalar yang saya lakukan semasa dulu. Terkadang ada saat kita tidak lagi ingat akan hari ulang tahun karena sebuah kesibukan. Atau mungkin sudah tidak ingin meningatnya karena sebab lain yang mengilukan. Tapi berbeda dengan kasus yang saya alami. 

Waktu itu saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar, mungkin kelas dua atau kelas tiga.Waktu itu ibu guru memandu kami sekelas agar memberi kejutan kepada teman kita. Kejutannya sederhana. Teman yang sedang ulang tahun tersebut dipanggil Ibu guru ke depan. Lalu kami bertugas menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun sambil bertepuk tangan. Entah bagaimana jalannya refleks saya, sampai-sampai saya mengacungkan jari dan berkata, "Bu, kok saya ga disuruh maju? Saya juga ulang tahun?" 
Lantas semuanya jadi hening. 
"Sekarang kan tanggal 31 Juni. Emang kamu juga ulang tahun?"
"Seingat saya seperti itu, Bu."
Lantas Ibu guru pun membuka buku absensi yang ada catatan tanggal lahir, "Ini bukan"
"Masa sih, Bu. Saya ingatnya sekarang Bu, sama seperti dia"
Ibu guru tidak bertanya lagi, dan segera menyuruh saya untuk ikut maju ke depan bersama teman saya. 




'Selamat Ulang Tahun kami ucapkan...'

Seiring bertambahnya umur, saya baru menyadari bahwa muka Ibu guru yang penuh tanda tanya tersebut sedang tidak ingin diajak ribut. Mungkin dalam benaknya ia tidak ingin mengecewakan hati seorang anak kecil yang rapuh seperti saya. Atau mungkin sedang bertanya-tanya apakah dirinya sudah salah melakukan pendataan murid-muridnya. Di sisi lain, toh tidak ada ruginya hanya nyanyian ulang tahun saja. 

"Oke, Selamat ulang tahun ya buat kalian, semoga jadi murid yang pandai. Silakan duduk di tempat masing-masing"


Psstt Ulang Tahun saya yang sebenarnya tanggal 31 Januari, barangkali ada yang mau ngasih kado hehe


Reading Time:
Kejadian konyol: Sakit-sakitan dek, bukan beneran?
Juni 05, 20200 Comments
Mobil-mobilan, rumah-rumahan, kuda-kudaan, semuanya mainan. Kalau sakit-sakitan berarti sakit yang dimainkan, bukan?

Dulu sewaktu SD, kepolosanku memang tidak ketulungan. Pada zamannya sinetron Tersanjung sangat terkenal. Setiap hari televisi di rumah nyala dengan tayangan yang bertahan hingga ratusan episode tersebut. Sebagai anak, terkadang saya hanya bisa mengalah. Dan ikut menonton beberapa adegan di sinetron tersebut. Wah dalah, kalau mau penuh pun pusing yang ada. Lagipula panggilan main di luar sana sangat banyak. Mending main di luar. 

Jadi, aku ingat sekali adegan pada saat seorang anak menangis karena kakeknya sakit-sakitan. Di situ, aku memandangi sinetron tersebut dengan penuh khidmat. Berusaha mencerna makna tangisan anak tersebut. Padahal kan katanya kakeknya sedang sakit-sakitan. Padahal tetangga sebelah saja anaknya punya kuda-kudaan yang baru dibeli setelah karyawisata sangat senang. Lha ini, kenapa sedih ya. Pikirku saat itu. 

Lantas, seseorang bijak berpesan pada saya bahwa maksud dari sakit-sakitan bukanlah seperti yang saya bayangkan. Benar bahwa, mobil-mobilan, kuda-kudaan, dan rumah-rumahan merupakan sebuah mainan. Tapi, sakit-sakitan berbeda. Itu artinya bahwa sakit-sakitan menggambarkan kondisi seseorang yang terus-terusan sakit. Bukan sakit yang dibuat-buat, atau mainan sakit, atau apalah itu. 

Jadi gausah beli sakit-sakitan ya, beli uang-uangan aja. 
Eh, uang kok dibeli pake uang? :v
Reading Time:

Minggu, Mei 31, 2020

Ngobrol Bareng Nita, Mahasiswa FKH IPB yang Aktif di Organisasi Internasional
Mei 31, 20200 Comments
Hai, kembali lagi di sekilas 'Sosok', tentunya di  blog ini! Kali ini, sangat disayangkan jika kalian tidak membacanya dengan lengkap, karena setiap kata yang diucapkan Nita sangatlah menginspirasi. 

Mari berkenalan terlebih dahulu dengan Nita. Seorang lulusan Fakultas Kedokteran Hewan IPB ini lulus sarjana di umurnya yang masih sangat muda, yakni 20 tahun. Sosok yang kerap disapa Nita atau Cahyani ini bernama lengkap Cahyani Fortunitawanli. Selain berprestasi dengan hasil yang memuaskan, cumlaude, dia ini juga sangat aktif di berbagai organisasi lokal maupun internasional, lho! FYI, Nita ini teman seangkatanku di kampus hehe ^^

Nita saat Wisuda
Karena WFH, wawancara yang aku lakukan ini melalui Whatsapp via voice note. Ayo simak wawancara lengkapku dengan Nita, Le ets Cekidottttt!

Oiya satu lagi nih, selayang pandang tentang Nita. Nita saat ini menjabat sebagai Public Relations Coordinator di IVSA Global. IVSA (International Veterinary Students Association) itu merupakan organisasi mahasiswa kedokteran hewan internasional yang memiliki anggota dari 73 negara. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di sini. Untuk ke depannya Nita akan melanjutkan koas agar ia tahu bagian mana yang kira-kira cocok buat dia nanti. Rencana jangka panjangnya, ia ingin melanjutkan S2. 

Penasaran nih sama alasan Nita. Apa yang membuat Nita kuliah jurusan kedokteran hewan. Dan memilih di dalam negeri alih2 di luar negeri?
Jadi dulu pas masih kecil berangan-angan kalau dewasa nanti kerja jadi apa ya? Kalau menurutku kalau kita suka apa yang kita lakukan, kerja itu bukan untuk hidup, jadi pekerjaan akan gak kerasa seperti pekerjaan.  Selain itu memang dari kecil aku suka hewan dan sudah pengen jadi dokter hewan, makanya pilih ini. 
Kalau alasan milih dalam negeri itu karena dari SMA memang memilih di IPB, jadi daftar SNMPTN di IPB, karena IPB yang menurutku nomor satu di Indonesia. Tapi sembari nunggu aku juga coba-coba ke luar negeri. Tapi ternyata pas nunggu hasil SNMPTN, yang di luar negeri udah tutup semua untuk bidang medis, seperti kedokteran umum dan kedokteran hewan. Akhirnya aku tetap nyoba dan dapet di jurusan konservasi satwa liar di Inggris. Tapi sistemnya ada foundation dulu, kalau di Amerika itu sama seperti college.  Di foundation kita perlu untuk 3 tahun dulu setelah lulus SMA, baru bisa masuk kuliah setelah itu. Alasan lain juga, karena kedua kakakku udah di luar negeri dan aku sendiri yang di Indonesia, jadi bisa nemenin orang tua di rumah. Sebenarnya alasan yang paling utama itu karena perlu 3 tahun dulu dan biayanya sangat tinggi, meskipun udah dapat beasiswa tapi masih tetap tinggi biayanya. Maka dari itu aku memutuskan untuk di Indonesia aja, dan akhirnya bisa masuk FKH IPB keterima lewat jalur SBMPTN. 

Kalau boleh tau kesibukan Nita waktu masih aktif di kampus itu apa aja sih? 
Kesibukan waktu masih di kampus itu dari awal masuk aku aktif di IAAS dan UKF,  lumayan aktif di keduanya dan di IAAS aku juga pernah berkesempatan jadi panitia IAAS World Congress. Selesai dari itu, aku daftar IMAKAHI dan kepilih jadi kadep Infokom, lalu jadi BPIC  (Badan pengawas IMAKAHI cabang IPB), pernah juga jadi kadiv Mukernas IMAKAHI IPB. Aku memang lebih banyak geliatnya di IMAKAHI tapi aku juga bantu-bantu di HKSA juga. 
Waktu itu aku ikut kegiatan volunteer di Singapura waktu kongres WSAVA (World Small Animal Veterinary Association). Pernah juga ikut sebagai delegasi di Polandia dan Di Krakow pada The 67th Congress IVSA. Di kongres tersebut aku ngajuin jadi sekretaris, jadi sekalian jalan BPIC aku juga menjabat jadi sektretaris. Awalnya ga mau lanjut, tapi aku akhirnya jadi Public Relations Coordinator, dan kebetulan aku satu-satunya yang dari Asia yang ada di excecutive committeenya, waktu itu mikirnya karena pas jadi sekretaris aku udah satu tahun, tapi belum bisa ngelepas karena ngerasa belum ada calon yang pas, jadi sekalian buka jalan juga biar dari Asia bisa ada yang masuk IVSA Global. 

Waktu ikut volunteer

Pas di masa-masa akhir kuliah, aku sempat bantuin proyek membuat video, dan mulai jadi freelancer ngerjain desain di ICO IPB, terus akhirnya dari situ aku bantu translate artikel ke Bahasa Inggris di ICO dan masih berjalan sampai sekarang. 
Oiya satu lagi, aku juga ikut kegiatan WWF, dari tahun ketiga kuliah aku daftar jadi volunteer bagian Panda Mobile. Kegiatannya kita ke sekolah atau ke tempat-tempat tertentu buat ngasih edukasi tentang konservasi  ke anak-anak dengan truk Panda dari WWF. 


 Kegiatan Panda Mobile

Bagaimana sih caranya punya kepercayaan diri buat jd volunteer di acara-acara besar bahkan jadi bagian organisasinya? 
Sebenarnya ngga ada alasan buat ngga percaya diri sih, asalkan kita selalu mau belajar dan memiliki mindset yang baik, di sana ngga mengharapkan dibayar atau apa. Sebenarnya tujuan utama ikut karena kita ingin bermanfaat. Memang ada satu bekal, yakni pemahaman Bahasa Inggris yang baik jika ingin ikut kegiatan IVSA, tapi bukan jadi halangan untuk buat kita ngga PD. Justru jadi kesempatan bagi kita untuk belajar. 
Kalau acara-acara PDHI misalnya Indopet Show atau Indo Livestock, itu juga kan acara IMAKAHI karena volunteernya juga dari mahasiswa. Acara tersebut bagus karena menjadikan kita dapat bertemu dengan calon kolega kita yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia. 
Yang aku suka dari ikut acara maupun organisasi ini adalah aku dapat bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, mereka semua punya perspektif masing-masing, jadi bisa belajar. Karena jika saat nanti kita bertemu kolega di luar sana, bisa timbul mindset bersaing, jadi kalau ikut kegiatan-kegiatan seperti ini menjadikan kita lebih mengedepankan solidaritas karena kita berasal dari bidang yang sama, meskipun berasal dari alumni yang beda. 

Acara Indo Livestock

Volunteering itu sangat asik, walaupun ngga dibayar karena kita bisa belajar. Aku juga senang karena ketemu banyak teman, semakin luas jaringan kita semakin banyak pula kesempatan yang bisa kita dapetin. Mana tau kita akan dapat kesempatan baik dari teman yang kita kenal di acara tersebut. Jika kita daftar, terus kita lolos kan sebenarnya banyak orang yang ga punya kesempatan yang sama. Embrace the opportunity, yah step up and embrace it! Kalau ngga keterima kan ngga masalah, kita ngga pernah dikasih batas buat nyoba lagi. Kalau misal ga dapet mungkin kita ditunjukkan kesempatan lain. So, have good mindset, you don't have to overthink it! Jadi sekarang kuatkan tekad kalau kita itu mau belajar, mau ketemu temen, dan be like a sponge, bisa nyerap semua yang aku alamin, karena kesempatan itu biasanya ngga lama kan, 1 minggu atau berapa hari, jadi maksimalkan kesempatan itu buat jadi the best version of ourselves so we can get the most of the experience. 

Embrace the opportunity, yah step up and embrace it!

Aku juga mau nambahin, sebenarnya kita ngga usah merasa inferior ya, karena sebenarnya mereka semua yang asalnya entah dari Eropa, Amerika, atau negara Asia lain, mereka sama seperti kita, kita sebenarnya mempelajari hal-hal yang sama, walaupun kurikulumnya sedikit berbeda, dan kita sama-sama seorang pelajar. Ngga usah merasa lebih rendah, mereka juga calon kolega kita. Jadi, santai aja asalkan kita punya niat yang baik, jadi ngga ada masalah, walaupun ada masalah tapi kita bisa ngehadapinya. Sekali lagi, kita ngga boleh takut akan hal yang berbau internasional, karena sama seperti aku, awalnya aku juga ngga tahu kalau sesuatu itu aku pikir terlalu tinggi levelnya buat aku, tapi pas dilakuin ternyata itu masih di batas kapasitas aku. Jadi kalau kita ngga nyoba kita ngga bakal tau apa yang bisa atau yang benar-benar ngga bisa kita lakuin.

Nita bersama Excevutive Committee IVSA Global

Kalau untuk tau update kegiatan atau acara-acaranya, bagaimana Nit?
Bisa di media sosial atau website mereka karena pasti ada update kegiatannya. Kalau misal ngga buka khusus, bisa kirim email ke perusahaan atau lembaga yang kita tuju. Oiya, kalau di kampus kan juga banyak kegiatan volunteer, maksimalkan kesempatannya. 

Oiya, bagaimana sih Nita ngatur waktu antara organisasi dan kuliah, sama ngejalanin hobinya Nita? 
Ngatur waktu antara organisasi dan kuliah itu tergantung masing-masing orang. Kalau aku, jangan ngelakuin hal lain apabila besok ada ujian selain belajar. Kalau pas kuliah biasa, aku itu termasuk orang yang harus melakukan sesuatu hal, kalau habis kuliah langsung pulang ngga ada yang dilakuin aku malah ngga ngelakuin apa-apa. Mungkin ga bisa diem kali ya, makanya ikut organsisasi. Memang iya, kalau ikut organisasi itu bisa bikin sibuk banget tapi mending karena menurut aku bisa membuat waktu kita lebih produktif. 


Waktu di IAAS menurutku proyeknya banyak yang dilakukin, mbak pen juga tahu kan (iya nit haha) di External aja bisa dalam satu periode kita bisa punya 3 proker yang berbeda. Itu menurutku paling parah sih, karena setiap malam aku ngga bisa tidur dengan tenang, ngga bisa pulang ke kamar langsung ke kasur terus tidur karena ada aja yang belum beres yang harus dikerjain. Tapi setelah dari itu, aku jadi lebih bisa, seperti misalnya kalau ngebuat poster dulu itu lama, tapi sekarang bisalah 30 menitan beres, karena ya dari pengalaman itu jadi aku bisa buat lebih efisien lagi. Aku juga ngerasa perubahan kalau sekarang aku lebih santai. Kita juga ngga usah terlalu pusing dan terlalu stress, kita harus ngerjain suatu hal sesuai dari pace kita masing-masing. Kita harus bisa alokasikan waktu berapa lama kita ngerjain suatu hal. 
Sesibuk apapun kita, pasti kan punya waktu luang ya, jadi karena aku ngga bisa diam aku alokasikan waktu luang untuk ngelakuin hobi. Hobi aku dari dulu itu gambar, tapi pas kuliah sepertinya aku jarang punya waktu luang deh, hehe. 

Di masa depan, nita ingin berkiprah di bagian apa?
Ehm, pertanyaan ini paling susah hehe. Aku merasa jawaban aku belum fix karena masih bisa berubah di masa depan.  Kalau pada umumnya aku ingin berkiprah di kedokteran hewan, terutama hewan kecil atau hewan kesayangan. Kalau bisa sih aku pengennya masih terlibat di NGO, tapi aku juga pengen memanfaatkan skill kedokteran hewan yang aku punya, mungkin kalau bisa ke OIE aku pengen ke sana.  Tapi belum pasti, ehm yang pasti ngga jauh-jauh dari bidang kedokteran hewan. Sebenarnya aku masih punya impian-impian lain yang aku pengen capai di masa depan, tapi aku belum bisa ngasih tahu sekarang, karena masih jauh jadi aku masih menyimpannnya untuk diri sendiri. 

Setelah ngobrol bareng Nita, aku dapat pesan yang luar biasa. Seperti saat dulu pun aku juga ngelakuin banyak hal yang ga tentu. Coba kegiatan sana-sini dan aktif sana-sini. Tapi kadang masih saja takut untuk mengikuti suatu hal. Padahal sebenarnya ngga ada salahnya juga buat nyoba hal yang berbeda dan siapa tahu kapasitas kita bisa kok, karena gabakal tau kalau kita engga nyoba, bukan? Dan, seperti yang Nita bilang kalau kegiatan yang berbau internasional itu ga selamanya menyeramkan, asalkan kita mau nyoba dan mau belajar. Oiya, nambah relasi dengan ikut kegiatan yang sesuai dengan bidang kita memang asik sih. Aku juga pernah ikut jadi volunteer Indopet Show dan bisa dapat kenalan teman dari berbagai kampus.

Bagaimana teman-teman, merinding bukan? Ayo kita semangat seperti Nita! Be the best version of ourselves! Berbeda itu engga masalah, siapa tahu orang juga ikut termotivasi membawa perubahan baik berkat kita. 

Kalau mau tahu Nita lebih lanjut, bisa kunjungi instagram @cahyanifortunita atau @ivsaglobal




Reading Time:

@way2themes