heartkokok

Jumat, Agustus 07, 2020

Pahit di Awal, Manis pada Akhirnya
Agustus 07, 20200 Comments
Hanya suka dikasih gula, tapi saat merasakan pahitnya obat yang justru menyembuhkan nangis-nangis tidak terima?



    Saat menghadapi kesulitan, baik itu saat menghadapi pelajaran atau hal lainnya dalam hidup. Yap, sering kali suka merasakan kepahitan yang begitu mendalam. Tingkat sensitifitas jadi makin meningkat, seiring dengan perkembangan situasi diri alias mood yang juga makin buruk. Jika saja tidak pandai menempatkan diri di situasi tersebut, yang ada kita menjadi orang yang makin pandai mengeluh. Padahal bukan itu yang harus kita lakukan bukan?
    
    Terkadang, sulit bagi diri sendiri melawan ego yang senang tumbuh ketika terpancing emosi. Tapi tidak apa, asalkan tidak terlewat batas bukan. Yap, jujur saja tantangan dalam dunia perkuliahan, dunia kehidupan dalam keluarga, maupun pertemanan selalu berfluktuasi. Naik turun tidak karuan, bahkan di saat kita belum siap sekalipun. 

       Kadang bahkan terlalu percaya diri bahwa tantangan yang menimpa diri terlalu sulit, berbeda yang sedang dialami oleh orang lain. Sehingga kadang mewajarkan diri jika sesaat kita sambat gak karuan. haha.. Padahal kan bukan begitu?

     Sering mengait-ngaitkan jika saja mendapatkan dosen yang sangat disiplin, sangat rewel, maka penderitaan semakin lengkap. Tapi...... ternyata tidak begitu. 
    Berdasarkan pengalaman, pada dasarnya kita sebagai murid, yang menimba ilmu, harus senantiasa menghormati guru. Banyak nasehat Imam Syafi'i tentang ilmu, dan benar adanya hal tersebutlah yang aku rasakan. Harus ada keterikatan batin antara guru dan muridnya, sehingga ilmu yang diberikan dapat melekat, dan semoga saja dapat bermanfaat. Jadi, jika dibilang sebuah penderitaan, ya bukan. Karena guru dan ilmu tersebut memberikan pembelajaran bagi kita. 

    Misal saja berdasarkan pengalaman yang aku alami, mendapatkan seorang pembimbing yang sangat disiplin. Alhasil, yang bisa aku ambil adalah aku menjadi orang yang berhati-hati dan senantiasa mau belajar, terlebih sebelum bertemu untuk menghadap karena  meminta bimbingan. Selain itu, aku juga terlatih mengerjakan suatu pekerjaan dengan cekatan. Hehe,, semoga saja ya tetap terlatih seperti itu agar waktu yang ada termanfaatkan dengan baik. 

    Jadi, yang harus aku pegang adalah kita harus selalu menghormati guru. Ilmu itu pahit pada awalnya, tapi manis pada akhirnya. Tetap semangat tentunyaa... xixi






Reading Time:

Rabu, Juli 22, 2020

Fakta dan Mitos Kuliah Kedokteran Hewan?
Juli 22, 2020 5 Comments
Halo teman-teman!

Suka penasaran bukan sih kalau jurusan yang kita ambil di kampus penuh sekali misteri. Terlebih bagi yang tidak sengaja masuk di jurusan itu atau sengaja masuk tapi tanpa tau apa-apa. 
Hehehe.. 

Memang banyak berteberan di luar sana informasi-informasi yang berbicara tentang kuliah kedokteran hewan. Tentunya, informasi yang kita dapat belum tentu benar adanya loh. Alhasil malah buat kita jadi was-was. Ya nggak sih?? 


Untuk itu di kesempatan kali ini, Feni ingin mengajak kalian mengupas fakta dan mitos kuliah di kedokteran hewan. Mari kita kupas bersama Fakta dan Mitos Kuliah di Kedokteran Hewan: 

Harus Suka Sama Hewan: Mitos atau Fakta? 
Karena judulnya mahasiswa kedokteran hewan, maka di jurusan ini tentunnya kita akan banyak berkutat dengan hewan. Eits, bukan hanya kucing dan anjing saja ya, tapi semua jenis hewan meliputi hewan tingkat tinggi dan tingkat rendah (nah loh apatuh?) He he pokoknya berbagai macam hewan dimulai dari katak, tikus, kecoa, nyamuk, kuda, sapi, kambing, kelinci, monyet, hingga harimau*. 
Ada juga mahasiswa yang masih malu-malu kucing untuk memegang kecoa dan katak. Tapi tidak masalah, karena dosen akan mengajarkan bagaimana agar kita tidak lagi takut dengan itu. Dan ada teman yang bisa kita ajak bekerja sama kok, sambil maksa kita biar tidak takut wkwk. 
Jadi, tidak perlu khawatir ya, karena kita ngga perlu suka sama hewan kalau masuk ke jurusan ini. Seperti Feni misalnya, dulu Feni sangaaattt takut sama anjing. Bahkan saat melihat anjing di jarak yang sangat jauh pun, Feni sudah lari tunggang langgang karena takut. Alhasil, saat teman-teman di SMA tau Feni keterima di jurusan ini langsung memberikan latihan, tentunya agar Feni tidak lagi takut dengan anjing. Dan ternyata uwuwu anjing itu sangat lucu dan menggemaskan 🤗
So, mahasiswa kedokteran hewan harus suka sama hewan itu mitos yaa. Tapi faktanya adalah mahasiswa kedokteran hewan lama-kelamaan akan suka sama hewan. Seperti pepatah Jawa Wiwiting tresno, jalaran saka kulino.


Ujian Terus: Mitos atau Fakta? 
Untuk mendapatkan gelar drh, seseorang harus menempuh jenjang S1 dan PPDH (pendidikan profesi dokter hewan) atau yang dikenal dengan istilah koas (Total 5.5 tahun). Seperti jurusan lain, sudah kewajiban kita melewati ujian mid semester dan akhir semester pada setiap mata kuliah. Bedanya, ada beberapa mata kuliah yang cakupan materinya sangat luas, sehingga tidak bisa jika hanya ujian mid dan akhir. Oleh sebab itu, dibuatlah ujian dengan istilah 'kuis', 'pre test', 'mid mid semester' atau ada juga ujian bagian satu, ujian bagian dua atau yang lebih rinci seperti misalnya untuk mata kuliah anatomi 'Ujian praktikum+ teori osteologi', 'Ujian praktikum+ teori miologi' dan kalau dijelaskan lagi akan sangat panjang. wkwk. 
Simpulannya, yap benar, kuliah kedokteran hewan itu Ujian terus, alias fakta yaaa.. Lagi-lagi ngga perlu khawatir, karena setiap mata kuliah itu berjenjang, dari hal dasar hingga hal terapan. Sudah diseain sedemikian rupa agar kita mudah mempelajarinya (sambil nangis 😅). 



Apatis: Mitos atau Fakta?
Jika dipikir-pikir cukup banyak kegiatan akademik yang menjadi tanggung jawab mahasiswa. Kuliah sebagian besar dimulai dari pukul 07.30 dan diakhiri pada pukul 16.50. Tidak hanya dari Senin hingga Jumat, terkadang kuliah juga full hingga sabtu. Dan, jangan heran jika di hari sabtu dan minggu yang cerah kita harus ke kampus untuk melaksanakan ujian. Belum lagi ditambah kita harus menyelesaikan tugas-tugas seperti pekerjaan rumah, laporan, tugas kelompok, dan lain halnya. Padatnya jadwal tersebut tidak menjadikan kita  lupa untuk hang out bersama teman-teman atau mengikuti organisasi lho. 
Layaknya di jurusan lain, kedokteran hewan juga memiliki organisasi eksekutif mahasiswa, seni, suporter, rohani. Bukan hanya di dalam fakultas, tapi beberapa mahasiswa juga aktif ikut organisasi lintas fakultas, lintas kampus, bahkan internasional. Tentunya tidak pula kita lupa untuk tetap berolahraga dan hang out  bersama teman-teman, seperti nongkrong di Tampomas, kafe, nonton, atau masak-masak bareng.  Jadi, anak kedokteran hewan itu apatis adalah mitos belaka. hehe (Tapi hati-hati aja ya kalau ngajak main pas malem mau ujian wkwk)


 Kurang Stylish Karena Pakai Kemeja dan Celana Bahan: Mitos atau Fakta?
Selain dituntut untuk pandai dalam menangani pasien, calon dokter hewan juga harus memiliki penampilan yang baik agar membangun kepercayaan saat di depan klien. Tentunya sejak menjadi mahasiswa. kita dilatih untuk dapat berpenampilan rapi. Setiap mahasiswa wajib memakai celana atau rok bahan dan kemeja, dan untuk yang berjilbab tidak diperkenankan memakai bergo. Rambut juga harus rapi ya. Plus harus wangi dong karena kalau sudah rapi kalau tidak wangi kan rasanya kurang. hehe.. Jadi, benar kalau kita diharuskan untuk memakai celana bahan dan kemeja, tapi tidak mengurangi ketampanan dan kecantikan .. eh maksudnya style kita dong alias kita tetap bisa stylish :

5S dan Tepat Waktu: Mitos atau Fakta?
Seorang calon dokter hewan harus paham mengenai 5S. 5S adalah singkatan dari senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Selain paham kita juga harus sering mengamalkannya ya hehe. Selain 5S, kita juga harus tepat waktu lho,, tepat waktu merupakan ciri seorang yang disiplin. (sambil terus berdoa agar bisa ngamalin hehe)


Inbreeding: Mitos atau Fakta?
Menurut kamus istilah yang sering diperbincangkan oleh orang-orang, mahasiswa kedokteran hewan banyak yang inbreeding alias memiliki pasangan sesama mahasiswa dokter hewan. Perbincangan tersebut terus menjadi topik yang menarik di kalangan mahasiswa lho. Selain jadi perbincangan, akhirnya topik tersebut mewarnai masa-masa kuliah karena banyak yang mengalaminya. Saat tembok fkh mulai berbicara, kita tidak perlu lagi meragukannya, alias berita tersebut benar. hehe. Meski tidak ada data statistik yang valid, tapi benar kok ini. Tentu saja bukan Feni saja yaa yang berpendapat demikian, soalnya fakta atau mitos ini juga Feni buat bersama teman-teman. He...he.. Buat kalian yang ngerasa, mohon maaf tidak bermaksud menyinggung. Feni mendukung kok inbreeding, tapi lebih mendukung non inbreeding wkwk. Kan kita harus berkaca dari one health, alias bekerja sama dengan multidisiplin ilmu (apasih fennn? 😌) Kalau kata temen nih, keunggulan dari inbreeding adalah kita bersama dengan orang yang memahami betul profesi dan kesibukan kita.. uwu. 

Tunggu dulu, tentu saja masih banyak fakta dan mitos mahasiswa kedokteran hewan lain yaa, dan silakan tinggalkan komentar apa saja sih yang belum Feni sebutkan. 

Tetap semangat yaa, calon dokter hewan. 

Reading Time:

Minggu, Juli 19, 2020

Di Toko Tua
Juli 19, 2020 2 Comments
Hari itu langit kota hujan tidak begitu mendung
Namun tak pula terlalu cerah
Sehingga bulan pun malu malu
Bintang pun sembunyi sembunyi

Aku sedang menerka sebuah rongrong
Yang sangat padat oleh curut
Aku sedang melahap sebuah redup
Yang hilang dimakan gulita

Pada mulanya aku tidak menanti
Sebuah hari yang dapat dikata
Mengubah perasaanku padamu 
Di malam itu

Kita memasuki toko tua
Langkah demi langkah 
Sayup sayup 
Kita berjalan beriringan




Aku menikmati suasana malam
Meski tanpa bulan tanpa bintang
Hanya ada aku dan kamu
Dan pegawai-pegawai itu

Saat kutanya kepada pegawai
Sebenarnya aku pun ingin menanyakan
Apakah kalian menjual bunga seruni
Untuk dia yang berada di sebelah kanan

Kamu pun seperti bersabar
Atas keriwehanku yang tak kunjung pudar
Hingga toko tua pun hampir bubar
Dan rasaku pun mulai gusar

Dan malampun semakin larut
Perjalanan pulang membawa kabut
Namun, tidakkah nampak jelas 
Raut bahagiaku



Reading Time:
Do you Realize?
Juli 19, 20200 Comments
Sometimes, the sun is too hot
And people tend to forget
That there is the wind
Still bring the coolness

Well, again. Sometime we don't realize what we already have instead what we haven't have. Sometime we don't understand what is really going on, until we get enough after something that happened have a good benefit on us. That's natural. 

But, are we too reckless if we just let it happen? Are we too greedy if we want a happiness? 

Loosing something means that we're learning to keep what we already have. Sometime we should feel the opposite to know the meaning. 

Maybe I was to busy catching up the butterfly? Until I didn't realize that there is a bee that actually sticking up? 
Maybe I was too busy waiting the star when I already can watch the moon? 


So, had I already looking for something here in myself, here in my side? 

For same reason, we can't really push someone to catch up the building of the house that's already going on, meaning we can't push someone to be with us, until we didn't realize that actually there's someone who's in his silent, helping us, talking about something meaningless until something meaningful.

That there's someone who really care for us, who want to hear all of our sorrow. 
That there's someone who can make us laugh easily,
That there's already someone that never expecting us to always give update what we're up to, but always ready if we're asking for helps. 
That there's someone who will remind us that our choices are matter, always want us happy, and only want to stay in our side. 

Do you realize?
Reading Time:

Sabtu, Juli 18, 2020

Mahasiswa FKH tapi Jago Seni, Kenapa Engga?
Juli 18, 2020 2 Comments
Menurut kalian emang salah ya kalau mahasiswa FKH suka seni? 

Eits.. tunggu dulu, simpan dulu jawabannya ya karena pada kesempatan ini, tentunya di blog heartkokok.blogspot.com, aku ingin mengajak kalian ngobrol bareng bersama Diyu. 

Siapa sih Diyu? 
Di FKH Diyu ini merupakan mahasiswa 2016, atau setara satu tingkat di bawahku. Selain berprestasi di bidang akademik (Finalis Mahasiswa Berprestasi IPB 2019), Diyu juga aktif di berbagai bidang non-akademik. Sosok yang bernama lengkap Rizky Diyu Purnama ini gemar melakukan kegiatan yang berbau seni lho, terutama sastra. Bahkan tak heran jika kita lihat di akun media sosialnya, kita bakal sering melihat Diyu menyanyi, berpuisi, dan main musik. Tak hanya itu, seorang pelajar yang berasal dari Sumbawa Barat ini sekarang aktif magang di klinik Hewan di Bogor karena belum dapat pulang ke kampung halamannya, selain itu juga sedang aktif melakukan riset untuk mempersiapkan buku ketiganya, serta aktif nyiptain lagunya sendiri juga!!

Sosok Diyu saat sedang di Amerika

Kali ini, jawaban dari pertanyaan di atas kita bahas dulu ya bersama Diyu. Sebelum berbicara lebih lanjut, mari kita simak pendapat Diyu mengenai Seni!
"Menurut saya seni itu susah dijelaskan karena sesuatu yang benar-benar kompleks dan mencakup beberapa hal, jadi saya kurang setuju ada yang membagi seni menjadi seni rupa, seni musik, ada seni tari. Karena seni itu satu kesatuan, jadi semua unsur tadi itu masuk dalam seni. Dan seni juga dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, seperti cara kita berbicara, kemudian cara kita berperilaku itu semua punya seni sendiri. Jadi seni itu bagaimana kita menjalani hidup dan bagaimana kita menyukai hal yang kita kerjakan''. 

Bagi yang hendak kuliah di FKH IPB, gaperlu khawatir lho untuk kalian penikmat seni atau yang suka berkecimpung di dunia seni. Suka seni bukan berarti harus ahli, contohnya beberapa orang seperti aku misalnya, sangat menikmati seni tapi bukan ahli dalam bidangnya. Banyak kegiatan yang mewadahi untuk itu. Seperti halnya bagi kita yang lebih suka merangkai acaranya, dapat terlibat sebagai salah satu anggota yang berperan dalam penyelenggaraan kegiatan seninya, bahasa kerennya sih event organizer (EO). 

Untuk FKH sendiri, ada komunitas Steril dan juga Gita Klinika. Beberapa kegiatan Steril juga turut melibatkan orang-orang di luar komunitas. Jadi jangan ragu-ragu ya buat kalian yang bosan di kosan dan ingin ikut nongki bareng mereka. Steril juga beberapa kali menggelar pementasan teater dan pagelaran seni yang sangat terbuka bagi siapa saja. Tapi, bagi yang nyaman melakukannya sendiri bisa juga dilakukan di rumah atau kosan. 

Salah satu buku hasil karya sastra Diyu 👏


Sebenarnya karya seni itu tidak terbatas bagi beberapa orang saja. Kita semua bisa melakukannya. Terkadang kita ingin seperti orang-orang yang punya suatu karya seni atau karya-karya lain. Tapi tidak tahu bagaimana harus memulai. Berkaca dari itu, aku pun tidak lupa menanyakan tips dari Diyu mengenai cara dia dapat menghasilkan berbagai karya, terutama karya sastra. Simak nih tipsnya!

Tips Membuat Suatu Karya dari Diyu 
1. Riset 
   Riset diperlukan untuk mengetahui jenis karya yang akan kita buat, genre yang tepat, dan segementasi atau untuk siapa karya kita ditujukan.
2. Punya Pengalaman dan Emotional Reason untuk Menciptakan Suatu Karya. 
  Pastinya kita harus memahami karya apa yang kita buat, mengenai hal apa. Bisa juga kita mengerjakan mengenai tema yang ada di sekitar kita. Jangan sekali-kali menghasilkan karya yang kita tidak paham benar dengan hal tersebut. Memang tidak dipungkiri bahwa kita tetap bisa menghasilkan karya tersebut, tapi jadinya karya yang kita hasilkan tidak memiliki ruh. 
3. Jangan Khawatir Orang Tidak Menyukai Karya Kita 
   Pada prinsipnya karya itu kita tujukan untuk diri sendiri. Sama seperti Diyu, kalau menurut Feni suatu karya itu dikerjakan karena kita memang suka melakukannya. Pada awalnya Feni juga khawatir kalau blog ini akan sepi, tapi lebih dari itu banyak hal yang membuatku terus semangat melakukannya. Karena bagaimanapun, orang-orang bakal ada yang suka atau tidak suka dengan karya kita. 
4. Take Action and be Consistent!
  Karena jika sudah memiliki banyak ide atau kemauan tapi jika tidak dikerjakan karena malas atau menunda-nunda pekerjaan, well tidak akan ada hasil.. hehe.. 

Bicara soal seni, bahkan beberapa lulusan kedokteran hewan sampai terkenal ahli dalam bidang sastra. Usut punya usut nih, karena beban kuliah yang sangat berat? Hehe .. Well, menurutku tidak sepenuhnya benar lho pernyataan itu 😆.  
Mengenai hal itu, Diyu pun menambahkan, "Sebenarnya seni itu tidak ada batasan, entah itu polisi, dokter hewan, karyawan atau yang lainnya, aktivitas seni itu akan selalu ada. Seni itu bergantung dari pribadi masing-masing. "
"Untuk ke depannya saya tetap akan jadi dokter hewan karena profesi ini sangat unik dan untuk kegiatan seni akan seperti biasa, tetap menjadi bagian dari hidup." 

Seperti kata Diyu, bahwa kita itu belajar bisa dimana saja,  termasuk kegiatan volunteer, magang, baik itu aspek seni, kedokteran hewan, jadi kita bisa membuktikan teori yang kita dapat dengan melakukan kegiatan lapang. 

So, jadi gimana pendapat kalian guys? Hehe

Reading Time:

Rabu, Juli 15, 2020

Tear Drops
Juli 15, 20200 Comments
It's little bit silly
Why could I be sad about that? 
It's little bit funny
Why would I cried? 

I think you're not the reason
Because it's a deep feeling 
That grew up
In the chamber of my heart

Even though it's hard
To believe what I said
But
I said the truth

Could it be a quest? 
Before it was well prepared 
Could it be memories?
That passed and just gone


Reading Time:
We're All Have a Secret
Juli 15, 20200 Comments
How about life?

Right. The scenario is unpredictable. But who knows? 
Maybe we're really determined to reach something. All of us having hopes. That's why we can live. 

Life. 
Teaching us about deep ocean
High mountain
Step up the rocky stairs. 

Wait. 
Wait a minute.
Let me think for a moment. 

Every steps are counted. 
With a beautiful spark, you let it there. 

Every moment could teach us. 
Containing senseless until creating a best part of life.

Life.
Life is unpredictable, isn'it?? 

Every each of us can't tell all secret. 
In every case
Will have deep secret. 



Reading Time:

Sabtu, Juli 11, 2020

Dengan tidak Melakukan Apa-Apa?
Juli 11, 20200 Comments

Hidup sepertinya sederhana, apabila kita tidak banyak berharap, berkhayal, atau berseteru. 
Sepertinya hal tersebut mungkin sulit dilakukan. Tapi menengok pelajaran yang dapat diambil dari sebuah desa, hal tersebut mungkin dilakukan. Sederhana saja. 

Mari tengok!
Sedikit kita putar navigasi kita ke arah pedesaan, suatu daerah yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. 
Mari bayangkan bersama. 

Saat kita terbangun, suara kokok ayam penuh memasuki heningnya ruangan. Riung kendaraan tidak terdengar. Jiwa terasa tenang. Hati terasa damai. 
Saat membuka jendela, sayup-sayup terdengar tetangga sedang sibuk menyalakan tungku perapian, untuk memasak. 
Saat hidung menghirup, terasa aliran udara yang begitu segar masuk ke paru-paru. 
Saat sedang berjalan, jutaan senyum siap menyapa. Sekedar menunduk atau menanyakan, 'hendak pergi kemana?'



Hati terasa damai. 
Pulang dari sawah, dipikulnya berbagai bahan pangan yang dapat dijadikan lauk untuk malam ini. Sedikit sisa dapat dijadikan bekal untuk pagi. Tidak perlu risau membayangkan persediaan untuk beberapa bulan ke depan. 
Semua tersedia di alam. Sedikit demi sedikit, kita meminta untuk mengisi perut. Kita bersahabat dengan alam. Alam pun menjadi bagian dari kehidupan. 

Tak lupa. Para pamong desa menyerukan untuk bergotong-royong. Para tetua memberi komando, agar semua dapat bersyukur. Agar semua mengetahui darimana kita mendapat makanan sehari-hari. 

Upacara panen raya pun digelar. Kita menjadi terdidik, bahwa kita tidak selayaknya semena-mena dengan mereka.

Dihanyutkannya berbagai hasil panen, ke aliran sungai yang masih jernih itu. Sebagai pertanda bahwa semua yang berasal dari alam akan kembali ke alam. 

Beberapa tempat menyebutnya sedekah bumi. Sebagai isyarat bahwa ada bagian yang seharusnya menjadi milik yang lain. 

Dan..
Terpaan angin kembali menyelinap di malam yang sunyi. Kita tidak peduli eksistensi. Hanya aku dan mereka, yang ingin menjadi nafas di kehidupan. Menjadi bermafaat, saat hidup.



Reading Time:

Senin, Juli 06, 2020

Berada di Balik Layar
Juli 06, 20200 Comments



I
Ratu iklan sedang berdandan
Mencoba beradu peran untuk sebuah harapan
Beradu nasib di tiang gelora
Menjadi candu jutaan pemirsa

Sebuah api sedang ditanam
Segepok sukma sedang ditabur
Secuil asa sedang dirajut
Selasar layar telah berkibar

Deru deram alunan musik
Bercampur tepuk riang tangan penonton
Melukis warna nan apik
Tampil dalam balutan sinetron

II
Nini... Nini sedang gundah
Dipanggulnya rindu yang sedang membuncah

Nini sudah tidak kuat.. 
Ingin rasanya segera kiamat.. 

III
Beradu padu musik pengharum sendu
Diangkatnya ruang bersandar imajinasi
Dibawanya semua emosi
Agar membekas di lubuk hati

Nini..Nini.. 
Nini pun lebih jauh perginya
Saat kutunggu 
Tidak satu kalipun dirinya menengok


IV
Sedikit lagi jeda
Tidak ada kata yg menahan iba
Ingin Nini sebentar lagi purnama
Agar sirna semua lelahnya


Saat taburan perhiasan menyeliputi Nini
Yang sedang memainkan perannya

Namun kebalikannya

Di atap rumah susun yang modern itu
Nini lebih lihai memainkan perannya
Tidak lagi ada tepuk tangan
Tidak ada lagi olokan

Gadis kecil yang setia menemaninya
Serang merengek
Raganya rapuh 
Di balik raganya yang kuat

V
Nini..nini..
Tidak ada lagi Nini yang selalu bahagia
Tidak ada lagi Nini yang selalu bersedih
Aku Nini..dan aku hidup bersama gadis kecil mungil 
Yang luput dari dosa


Tunggu ya nak,
Mungkin bapakmu sedang bekerja
Namun jangan kau bersedih
Karena ada Nini yang selalu di sampingmu
Sampai kapanpun


Nini..ni..
Aku lebih bebas berada di balik layar
Tidak perlu lagi menyewa selimut tebal
Topeng mahal
Yang hanya untuk dibayar

Nini..ni..
Sedanh kutatap pilu rindumu
Yanh beralih penuh tersipu
Saat senyum mungil
Datang dari anakmu


Nini..ni..
Teruslah bahagia, tetaplah mencoba bahagia, dan berjuanglah untuk bahagia
Hidupmu lebih indah dari yang kau duga
Kasih sayangMu lebih besar dari yang kau kira
Reading Time:

Jumat, Juni 26, 2020

Could you, Just Remember Once Again?
Juni 26, 20200 Comments
Image by <a href="https://pixabay.com/users/Victoria_Borodinova-6314823/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=5373440">Виктория Бородинова</a> from <a href="https://pixabay.com/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=5373440">Pixabay</a>
Could you,
Just remember once again?

Hey, dude
Come with me in my memories
I'll bring it back 
To enable me 
Tell you what I feel at that time


The chair was so quiet
Only two of us who sat there 
For reading a book 
Just in case there would be a quiz

It seemed that we listened to a song 
I listened in my left 
You listened in your right 
In one headset 

Dear time,
Could you repeat this time?

I felt so nervous
I didn't really remember what I heard   at that time
Because I didn't pay attention to what song we heard 
But your comment to that song 

Dear me, 
Why did I want to bring back memories?

At that time
I didn't brave enough 
Looking at your face 
To make sure you smiled

Could you,
Just remember once again?


Now I know
I never meant to decide to whom 
I paid attention
Cause it came naturally


Dear future,
Do you kind to me? 
 
Reading Time:

Kamis, Juni 25, 2020

Curhatan Seorang Laporan
Juni 25, 20200 Comments
Laporan sedang bersedih. Tubuhnya meringkuk. Mukanya kusut. Mulutnya pun cemberut. 

Pikirannya  berkelabut seperti suasana hatinya yang sedang remuk. Saat ini ia selalu mudah marah. Beda dengan biasanya. Ia selalu ceria, penuh dengan tawa. 

Kali ini, Laporan pun enggan menyentuh buku. Biasanya setiap pagi diseduhnya kopi untuk menemaninya membaca buku. 
Pisang goreng yang disediakan di meja juga tidak berhasil merayunya. 

Laporan tidak mau membuka gawai. Ia takut, jika bisa-bisa suasana hatinya semakin kacau. 

" Wahai Laporan. Apakah kamu mau terus-menerus seperti ini?", Tanya Pena Ajaib. 

Didiamkannya Pena Ajaib selama berjam-jam. Tak satu katapun ia jawab pertanyaan Pena Ajaib, sahabat sejatinya itu. 

Berkali-kali Laporan mencoba berteriak. Namun tak ada suara yang terdengar. Hanya urat-urat di lehernya yang terlihat membesar mengikuti mulutnya yang menganga. 

Lantai di sekitar Laporan pun kering. Tidak ada satupun peluh yang menetes. Tidak ada keringat yang bercucuran. Meski seharian ini sangat panas. 

"Laporan, sekarang jawab aku. Sebenarnya ada apa gerangan yang membuatmu murung seperti ini? Jika kamu tetap seperti ini, apa gunanya jutaan buku yang sudah kau kuasai? Apa gunanya semua senyum yang kau pancarkan? Apa gunanya air mata yang kau tumpahkan hanya untuk mengasihani seseorang yang kamu sayang?", Teriak Pena Ajaib. 

"Betul, semua yang kamu lakukakan tidak akan sia-sia. Tapi apa gunanya jika semua hal yang telah kamu perjuangkan tidak memiliki pengaruh yang baik terhadap dirimu sendiri?"

"Contohlah bulan..."

Omongan Pena ajaib dihentikan Laporan. Pena Ajaib senang karena setidaknya ia sudah mau mulai bicara.

"Tunggu, dari berjuta-juta buku yang aku baca. Aku tidak pernah dilarang untuk bersedih. Lantas kenapa kamu melarangku?", Sela Laporan. 

"Bagaimana tidak kularang, sedihmu itu sudah sangat keterlaluan. Kamu memang wajar untuk bersedih. Tapi bukan seperti ini caranya. Lihatlah di luar sana, teman-temanmu semakin tinggi. Meraih banyak mimpi. Walau sebelumnya ia dirobek-robek, dicampakkan, bahkan dibuang percuma"

Laporan menjawab dengan nada tinggi, "Aku sangat marah dengan semua orang. Kenapa mereka suka sambat. Suka ngatain kalau aku ini biang masalah. Aku mencoba membantu mereka semampuku. Mereka selalu saja memaki-maki tanpa mengetahui perasaanku. Bahkan mereka pun mencoba mengancamku. Jika seandainya saja aku ini tidak ada. Lalu sekarang apa gunanya aku ada? Toh mereka pun tetap dan akan seperti itu. Susah untuk mengubah tabiat mereka."

Laporan mulai meneteskan air mata, kali ini lantai yang semula kering mulai basah. Dan semakin basah dibanjiri air mata. 

"Baiklah, aku mengerti perasaanmu. Sekarang kamu sudah lega, bukan?"

Pena Ajaib menambahkan, "Bukannya aku ingin mencoba mengguri, tapi kamu tidak perlu risau dengan semua hal yang mereka ucapkan. Cukup cerna, dan ambil yang bisa kamu jadikan hikmah. Karena pada dasarnya, kamu punya andil besar untuk itu. Kamu yang yang  mengatur perasaanmu. Kamu yang dapat menentukan mau bahagia, atau terus-menerus sedih. Dan kamu telah banyak berguna."

Laporan kebingungan, "Berguna seperti apa?


Pena Ajaib tertawa, "Hahahaha. Bagaimana bisa kamu tidak mengetahui bahwa dirimu berharga. Memang terkadang kita seperti itu. Merasa kalau diri kita kurang berharga, tidak berguna. Padahal tidak melulu hal tersebut selalu berkaitan dengan hal yang besar. Bahkan Tuhan pun menjanjikan membalas kebaikan kita walau sebesar biji sawi. Coba bayangkan, biji sawi!! Jadi kamu tidak perlu bersedih, karena kamu tahu kalau kamu itu berguna. Meski tidak semua orang memberi penghargaan kepadamu. Atau sekedar berterima kasih kepadamu. "

Terlihat wajah Laporan yang kembali ceria. Dilahapnya pisang goreng yang sudah dingin itu. Segelas kopi dingin dihabiskan dalam seteguk. 

"Pena Ajaib, kamu memang sahabat terbaikku. Kamu mau menunjukkanku jalan yang benar, tidak langsung memarahiku tanpa sebab. Dan yang terpenting tidak begitu saja meninggalkanku."

Pena Ajaib tersipu, "Hahaha bagaimana bisa aku berpikir seperti itu. Kamu adalah seseorang yang mau berada di dekatku, dari sekian banyak orang yang ada. Dan aku melihat kegigihanmu. Aku mengagumi semua itu. Walau begitu, aku tahu kamu pun sama seperti yang lain, punya kekurangan. Buat apa aku mencari seseorang yang sempurna?" 


Reading Time:

Senin, Juni 22, 2020

Selamat hari ayah, Pak'e
Juni 22, 2020 2 Comments
Untuk ayahku, bapakku, Pak'e

Setiap hari engkau selalu sibuk 
Kuamati punggung mu yang semakin membungkuk
Siangpun engkau rela tidur di gubuk
Melawan beban hidup yang makin terpuruk


Awal masuk IPB (2015)

Sewaktu di rumah. Tidak seperti biasanya saat di kosan. Saat dulu masih SMA atau saat sedang berada di kosan. Beban berada di rumah terasa lebih berat. Dari rumah yang sederhana ini ternyata keluargaku seperti ini. 

Meski sederhana, tapi aku seakan merasakan kehangatan yang tidak terucap. Bapakku, tidak termasuk orang yang banyak bicara. Setiap pagi, beliau bangun lalu pagi bergegas ke sawah, subuh segera ke pasar jika ada sayur yang harus disetor ke pedagang. Siang hari istirahat pulang. Lalu sore pulang lagi ke rumah. Dan habis isya sudah tidur. Terkadang tidur larut malam jika ada wayang atau tontonan yang ia suka. Saat di rumah tidak ada, ya carilah di sawah. 

Terkadang dibuatnya sendiri ramuan dari tumbuh-tumbuhan herbal. Katanya sebagai obat yang manjur. Bisa untuk penghilang pegal, penghilang sakit. 

Terkadang beliau hanya butuh waktu untuk sekedar melepas penat. Mengeluarkan semua beban pikiran, yang lebih ia tonjolkan pada beban fisik yang yang diangkutnya. Berkeluh bahwa terasa sakit di punggungnya. 

Terkadang lucu. Aku pun geli mengingatnya. Saat-saat beliau harus menghadiri rapat atau menghadiri wisudaku. Bahkan di saat aku sakit. Pergi dari desa yang terletak di Ungaran ke Jogja (waktu rapat saat SMA) dan ke Bogor tentu sesuatu yang luar biasa baginya. Sehari-hari hanya sawah yang yang dijamahnya. Saat diberi bekal dan sebuah hape, bermodalkan keyakinan untuk ketemu anaknya. Sampailah beliau ke tempat yang ditujunya. 

Terkadang, aku khawatir karena beliau tak bisa mengoperasikan hape. Ditelpon pun ga diangkat. Apalagi di sms? Jika sedang di bus, bahkan aku tidak tahu sampai mana. Sudah turunkah ? Tahu angkot apakah? Tahu lokasi SMA ku kah? Tahu Dramaga manakah? 

Namun pada akhirnya, keyakinan dan tekadlah yang membantu menuntunnya. Hingga beliau dua kali datang di wisudaku. Pertama saat SMA di Bogor. Kedua saat wisuda sarjana di Dramaga. Dan aku berharap untuk ketiganya nanti saat sumpah. 

Tekadnya sama seperti saat beliau harus terus bertaruh di lapang, dan terus memikirkan "Apakah lebih baik menanam padi? Apakah lebih baik cabai? Atau mungkin mentimun saja? Sepertinya banyak yang mencari terong dan bayam?" Dan akhirnya pun beliau memilih untuk menanam semuanya, walau sedikit. Tentu bukan perkara mudah, untuk seorang pria lulusan SD tersebut. Ditambahlagi harus menyetor uang hasil panen ke pemilik sawah. Berbekal pengalaman dan kegigihannya serta kebutuhan yang yang  mendesak membuatnya mau tidak mau harus melakukannya dengan baik. 

Namun di kondisi itu, beliau masih tetap mengajarkanku kebaikan tanpa sekat. Saat panen, beliau menjual sayur-sayuran atau hasil a panen apapun. Tapi tak pernah absen untuk sekedar memberi tetangga sedikit hasil buminya. Kadang depan rumahku sangat ramai tetangga, entah ngobrol dengan kakak ipar, kakakku, atau nenek-nenekku, atau sekedar duduk di kursi depan rumah. Di situlah biasanya 'godokan telo' disuguhkan. Kadang kalau ada kimpol (mirip talas) tapi kecil, irisan you pepaya, goreng pisang, goreng ubi tak lupa diberikan. Saat memetik cabai, terong, timun tak lupa juga disisihkan untuk saudara dekat. Begitulah, tanpa ucap kata, perbuatan kecilnya itu ia ajarkan kepada anak-anak, anak mantu dan cucunya.  

Aku yang di sana, aku yang di sini. Tetap meminta dan mengharap uang saku dari kantong yang kering itu. "Pak, sangune".

Meski tidak cukup, ternyata bala bantuan dari saudara kandungku dan bantuan pemerintah membantuku sampai aku bisa saja tetap hidup berkecukupan selama ini di tanah rantau. Seperti tadi, keyakinan dan tekad cukup menjadi bekal utamaku. 

Selamat hari ayah, Pae. 


*Pas nulis ini lagu di radio pas banget, lagu dari Ebiet G Ade: Titip Rindu Buat Ayah
Reading Time:
Kaku
Juni 22, 20200 Comments
Pada mulanya
Seperti sebuah senja
Teduh oranye menyilaukan

Lambat laun 
Seberkas senyumu 
Tertimbun malam

Langit sepi
Tak ada bintang 
Bulanpun alfa

Hanya ada aku
Yang sedang 
Bermuram durja

Aku pikir inilah saatnya
Mulai berbicara
Tentang semua

Namun 
Jari ini kaku
Tuk sekedar menguncap rindu


Reading Time:

Senin, Juni 15, 2020

Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Ala Nike dan Giam
Juni 15, 2020 2 Comments
Bagaimana kabar teman- teman sekalian? Sudah lama ya kita menjalani koas maupun kuliah secara daring di rumah. Tentunya sebagian ada yang masih di Dramaga, seperti teman kita Giam dan Nike. 

Giam dan Nike merupakan mahasiswa FKH IPB yang sedang menjalani koas. Mereka berdua mahasiswa internasional yang berasal dari Malaysia tapi sangat lancar berbahasa Indonesia lho dan tentunya mereka terkenal aktif di dunia olahraga IPB, baik di OMI (Olimpiade Mahasiswa IPB) atau di OLIVE (Olimpiade Veteriner).
 
Giam dan Nike saat di OMI 2019

   Sebelum ngobrol lebih lanjut Feni mau cerita sedikit nih tentang kehidupan mahasiswa kedokteran hewan. Jadwal kami yang padat dari Senin hingga Jumat, terkadang hingga Sabtu mengakibatkan badan terasa lebih mudah lelah. Banyak waktu dihabiskan di kampus untuk praktikum, kuliah, dan melakukan kegiatan lainnya seperti organisasi dan mengerjakan laporan. Dan kondisi pandemi yang mengharuskan kami di rumah terkadang menjadikan kami terlalu nyaman alias lebih banyak menghabiskan waktu untuk rebahan hehe... 

    Sebenarnya kita ga perlu khawatir lho, karena pada kesempatan ini kita mendapatkan kesempatan mengetahui rahasia Giam dan Nike tentang bagaimana cara mereka menjaga kesehatan badan. Yang sedang scrolling timeline twitter atau nongki di story ig boleh mampir dulu di sini, barangkali bisa semangat seperti mereka. hehe

    Setelah berbincang via Google Meet dengan mereka, Feni jadi tahu banyak nih tentang mereka dan  harus kita ketahui bahwa mereka ini selalu melakukan olahraga dengan rutin.  Jadi, rumus pertama untuk menjaga kesehatan dari mereka adalah Memiliki Jadwal Rutin Berolahraga. Kali pertama memang sulit dilakukan, sama halnya membangun sebuah kebiasaan. Kalau sudah dijadikan sebuah rutinitas, lama-kelamaan kita akan terbiasa dengan aktivitas yang telah kita jadwalkan tersebut. Kalau pepatah Jawa bilan Alon alon asal klakon (pelan-pelan asal terjadi). Kalau bahasa inggrisnya apa nih? Slow slow let it happen wkwk (Just kidding  :p)

    Nike dan Giam menambahkan bahwa kita tidak perlu seperti para ahli yang sudah sering melakukan olahraga berat, kita dapat memulai dari olahraga yang ringan, bahkan olahraga yang bisa dilakukan di rumah sekalipun tidak apa-apa. Lagipula saat ini merupakan kesempatan yang baik bagi kalian untuk lebih intens melakukannya bukan? Sooo... ayo kita Memulai olahraga ringan yang kita sukai atau yang bisa dilakukan dari rumah. Kita bisa melakukannya dengan minimal 30 menit setiap harinya. Kalau pas di kampus Feni suka ikut Giam lari di Gym lho hehe.. FYI, Nike punya channel Youtube nya sendiri juga lho. 

Bersepeda ke Curug Nanka 👏

    Sama halnya dengan kita, terkadang rasa malas pun juga bisa menghampiri mereka. Akan tetapi Giam selalu menekankan bahwa kita harus bisa Set Goals masing-masing. Kalau sudah punya tujuan maka kita akan lebih termotivasi untuk tetap melakukannya dengan rutin. Tentunya ga selalu tentang keinginan untuk kurus. Olahraga yang kita lakukan tidak lain berguna untuk menjaga kesehatan badan kita sendiri. 

Giam memasak 😍
Salah satu hasil masakannya

    Hal lain yang perlu dilakukan adalah Menjaga pola makan. Saat koas intramural, Giam bahkan sering membawa bekal lho. Karena kos Giam dan Nike berdekatan, mereka masak untuk berdua dan sesekali membawa masakan tersebut sebagai bekal. Memasak sendiri berarti kita telah menentukan mana yang lebih sehat untuk kita makan. Jadi kita dapat menjamin makanan tersebut bersih dan bergizi bagi kita. Ditambah lagi seringkali saat membeli makanan di luar porsi sayurannya sedikit. Tahu ga kalian mengenai update kekinian soal porsi makan ideal? 

50 persen porsi di piring kita adalah buah-buahan dan sayuran, untuk 50 persen selanjutnya adalah 1/3 lauk dan 2/3 nya makanan pokok yakni sumber karbohidrat.

      Mungkin masih susah ya buat kita lakukan. Apalagi jika bertemu makanan yang ramah bagi kantong mahasiswa, yakni gorengan. Saat aku tidak sempat sarapan, terkadang aku suka membeli gorengan. Kalau kalian gimana? Suka beli gorengan juga kan buat mengganjal perut? Haha..  Kata Nike dan Giam sama halnya di Indonesia, banyak juga dijajakan berbagai jenis gorengan di Malaysia. Perbedaannya terletak pada gaya hidup atau life style nya. Kalau di kita kan cenderung sangat bersahabat dengan gorengan. Saat di rumah pun hampir setiap hari Ibuk buat tempe goreng. hehe.. Tapi katanya kebiasaan makan gorengan kita bisa kurangin sedikit demi sedikit. Kurangin gorengan ya, fighting!

    Selain menjaga pola makan kita juga dapat mengonsumsi vitamin tambahan untuk mencapai daily fruits and vegetable intake. Ada tambahan nih dari Giam, dia memakai produk dari Nutrilite  untuk vitaminnya (bukan iklan yak wkwk) jika temen-teman ada yang mau beli produk yang sama, Giam juga mau ikut beli. Lebih lanjut bisa hubungin Giam yaa,,

    Bagi pejuang deadliners maupun SKS pasti ga asing sama begadang. Nyadar ga sih kalau tidur terlalu larut membuat tubuh kita engga bugar keesokan harinya? Untuk Nike, dia harus tidur minimal 5 jam agar keesokan harinya ia segar kembali. Tapi teman-teman semua harus tau kalau yang paling penting adalah bagaimana kita dapat membuat tidur kita menjadi lebih berkualitas

Banyak dari kita memiliki jadwal yang padat. Aktivitas yang dilakukan pun banyak menguras energi. Namun, sering lupa bahwa kita harus dapat menyeimbangkannya. Heatlhy lifestyle is based on EARN. Excercise, attitude, rest, and nutrition. 

Sekian jumpa kita kali ini, stay safe at home yaa. 







Reading Time:
Bincang dengan Bang Gembul: Ngasih Makan Kucing-Kucing Liar dengan Tim IPB Peduli Kucing
Juni 15, 20201 Comments
Bagaimana ya keaadaan kucing-kucing liar di IPB?
Apakah teman-teman juga memiliki pertanyaan yang sama?

    Terhitung sudah 4 bulan lamanya kampus IPB terkunci karena seluruh mahasiswa diharuskan menjalankan kuliah secara daring. Kondisi tersebut tidak hanya berdampak buruk bagi mahasiswa dan juga warga sekitar. Selama kampus kosong, kucing-kucing liar tidak mendapatkan sumber pakan. Artinya mereka bisa saja sangat kelaparan bila terus-menerus tidak makan. 

Tim IPB Peduli Kucing

    Kekhawatiran tersebut dijawab oleh  Prakoso Muslim Sembodo atau yang kerap disapa Bang Gembul. Bang Gembul saat ini aktif sebagai mahasiswa koas FKH, namun sama halnya dengan yang lain harus menjalankan aktivitas perkuliahan secara daring. Bang Gembul memutuskan untuk tidak pulang ke kampung halamannya, sehingga saat ini masih berada di kosannya yang berada di perumahan dosen, di dalam kampus IPB.  Bang Gembul sangat aktif mengikuti organisasi dan komunitas, dan saat ini menjadi Koordinator IPB Peduli Kucing. 

Bang Gembul

Sebetulnya apa sih IPB Peduli kucing itu? Dan kenapa bisa terbentuk? 
    Pada mulanya Bang Gembul merasakan sedikit kegabutan dan berusaha keliling-keliling kampus dan  melihat kondisi hewan liar di lingkungan kampus. Bang Gembul khawatir karena kampus kosong sehingga tidak ada sumber makanan bagi kucing-kucing liar. 
"Walaupun aku bukan cat person atau cat lovers tapi melihat kondisi tersebut hati nurani ku jadi tersentuh", imbuhnya. 
  Bang Gembul tergerak untuk membagikan pakan kucing yang ia dapat dari seseorang. Mulai dari membagikannya untuk kucing-kucing di kampus, akhirnya ia pun bertemu dengan seorang dosen  bernama Pak Iyep yang melakukan hal yang sama. Pak Iyep merupakan seorang cat lover, di rumahnya beliau memiliki sekitar 20 kucing. Pak Iyep ini memprakarsai adanya open donation, sehingga banyak yang memberikan donasi dan dapat digunakan untuk memberikan pakan bagi kucing-kucing di lingkungan kampus.  
    Bang Gembul membagikan makanan kucing yang berasal dari donasi orang-orang yang dikumpulkan Pak Iyep. Saat bertugas Bang Gembul kerap membagikan kegiatan yang ia lakukan di akun sosial media pribadinya. Lama-kelamaan antusiasme teman-teman begitu tinggi, sehingga banyak juga yang ingin bergabung melakukan kegiatan tersebut. Maka dari itu, Bang Gembul pun mengambil jatah pakan lebih banyak dari Pak Iyep. 


 Apakah sejauh ini efektif pemberiannya?  
     Sistem pemberian pakan kucingnya adalah dengan menempatkan toples pakan yang tersebar di 25 titik. Toples ditaruh di post satpam dengan note sehingga saat pengisian tahu berapa jumlah yang perlu dimasukkan dalam toples. Hal tersebut mengingat pandemi dapat berlangsung lama sehingga kucing-kucing pun akan tetap butuh pakan tambahan selama ini dan harapannya pemberiannya dapat berjalan secara efektif. 


                                   

Stok pakan kucingnya apakah aman?
       Menurut sensus sejauh ini ada sekitar 200 ekor kucing di IPB dan butuh total dua karung untuk setiap minggunya.  Jika keadaannya terus seperti ini ditakutkan dua karung tidaklah cukup. Muncul lah ide baru yang digagas oleh Bang Gembul bersama tim, yakni pembentukan akun sosmed khusus bernama IPB Peduli Kucing. Saat ini IPB Peduli Kucing memiliki akun instagram, twitter, dan channel Youtube. Tujuan dibuatnya akun ini adalah agar orang-orang yang sedang berada di rumah tidak khawatir akan keadaan kucing-kucing liar di lingkungan kampus. Ternyata efek dari sosmed begitu besar. Saat dibuka donasi banyak yang tergugah untuk memberikan donasi. Bahkan setiap minggunya makin banyak yang tertarik untuk berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dengan cara ikut berdonasi. 

Pengendalian populasi kucing liar di IPB?
    Karena kebetulan juga bergerak juga di ranah medis, Bang Gembul dan tim menggagas sterilisasi kucing IPB Bertahap 2020. Gagasan tersebut mendapatkan banyak dukungan dari para dosen, dokter, dan alumni. Jika lancar kegiatan tersebut akan dimulai pada akhir bulan ini atau awal Juli nanti. Mohon doanya ya teman-teman! 
    Sterilisasi yang fokus pada betina ini bertujuan agar tidak menarik jantan yang berada di luar kampus sehingga diharapkan dapat menekan jumlah populasi kucing liar di dalam kampus. Nantinya, Bang Gembul dan tim juga akan memberi tanda berupa kalung handmade bagi kucing yang sudah disterilisasi. 


                                   

Perubahan sebelum dan setelah ada kegiatan ini?
    Saat kondisi normal biasanya kucing liar di IPB cari tulang atau sisa makanan di tempat sampah. Insting kucing liar kuat buat nyari makanan seperti itu. Sering pula mahasiswa membawa pakan kucing yang ditaruh di dalam botol kecil sehingga muat untuk dibawa dalam tas. Pakan tersebut lalu diberi ke kucing yang mereka lihat di jalanan. Kucing-kucing liar yang berada dalam kampus di sekitar kantin terlihat cukup sehat. Saat pandemi dengan adanya kegiatan seperti ini terlihat kucingnya jadi lebih gemuk-gemuk. 

Apakah hanya diperuntukkan untuk kucing saja?
    Ternyata tidak lho. Kegiatan IPB Peduli Kucing ini tidak terbatas hanya untuk kucing saja. Di lingkungan kampus menurut sensus yang dilakukan tim ada sekitar belasan hingga duapuluhan anjing. Maka dari itu disediakan pula pakan khusus anjing, terkadang disediakan nasi dan kepala ayam. 

Kalau ada yang ingin ikut?
    Anggota IPB Peduli Kucing dengan Pak Iyep sebagai pembina ini merekrut anggotanya dari kegiatan yang dilakukan setiap hari Minggu yang dimulai dari jam 08.00 di FKH. Peserta yang datang akan didata untuk kemudian dimasukkan ke WA grup agar mendapatkan update info seputar kegiatan ini. Jika kita hanya ikut sesekali pun tidak masalah. Kegiatan ini sangat terbuka bagi siapapun. 

Kalau ada yang takut anjing atau kucing bisa tetap ikut?
      Saaaangat bisa. Teman-teman yang ingin membantu tapi masih tidak terlalu berani untuk dekat-dekat dengan kucing atau anjing tetap bisa datang lho. Bisa datang untuk foto-foto atau sekedar membantu membawa pakan. Kalau tidak bisa juga teman-teman tetap bisa berkontribusi dengan ikut berdonasi, atau dengan ikut menyebarluaskan kegiatan ini. 
    Bang Gembul juga berpesan seperti ini, "Jika temen-teman hanya ikut sesekali tidak apa-apa. Aku ingin orang orang merasakan feelnya, ketika orang-orang nge-share akan banyak yang tahu kegiatan ini. Sebenarnya aku sendiri saja bisa untuk ngisi toples di 25 titik di IPB. Tapi kalau aku sudah ga bisa nanti siapa yang gantiin? Maka dari itu aku ngajak teman-teman buat ikutan peduli."

Cara berdonasi?
    Untuk info lengkap cara berdonasi ada di bawah ini gengs... so cekidot!


Tanggapan  tentang kondisi kampus lain?
    Sebenarnya Feni sangat penasaran dengan kondisi kampus lain nih gengs. Gimana ya keadaan kucing-kucing di tempat tersebut kalau lagi kondisi pandemi ini? Nah kalau menurutku sih bakal sama ya kondisinya. Semoga saja ada yang memiliki niatan seperti temen-temen IPB Peduli Kucing. Bang Gembul pun berpesan seperti ini, "Jika kondisi sama di-lockdown, kampus dikunci, pasti bakal banyak kucing yang seperti itu. Kalau ada niatan bisa dilakukan. Walaupun bukan cat lovers tapi bisa bermodalkan untuk melakukan kegiatan dan itu tidak merugikan ya bisa saja dilakukan. Selagi ada niat baik yang mau dilakukan akan ada jalan." 
    Nah walaupun Feni mahasiswa kedokteran hewan, tapi Feni bukan seorang cat person lho. Tapi kalau lihat ada kucing mendekat dan mencari makan setidaknya mengusirnya secara halus apabila dirasa mengganggu. Jika sedang makan ikan atau ayam ya bisa disisakan untuk mereka. Kalau ada yang masih suka pukul kucing atau ngasih racun anjing tidak sepatutnya hal tersebut terjadi. Kita bisa lho mengajak orang-orang tersebut secara personal agar tidak mengulangi perbuatannya. 
    Pesan Bang Gembul pada akhir wawancara nih, "Pada hakikatnya manusia dan hewan itu dapat hidup berdampingan, tinggal bagaimana manusianya menyikapi hal tersebut. Karena manusia yang dikaruniai akal, maka manusialah yang harusnya berfikir bagaimana agar terciptanya keharmonisan antar kedua makhluk ini, bukan malah menyalahkan hewan liar yang menggangu." 



Gimana teman-teman? Sangat menginspirasi bukan? Ayo kunjungi lama sosial media IPB Peduli Kucing ya untuk tahu info terbaru!





Reading Time:

@way2themes